Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pembinaan Dan Pengembangan Minat Baca

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Manajemen Perpustakaan Sekolah

Dosen Pengampu : Arim Irsyadullah Albin Jaya, M. Pd

Disusun Oleh:

1. Muhammad Riziq Iksan A (2103036059)


2. Dwi Nur Arini (2103036060)
3. Zulfa Ainurrahma (2103036061)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pembinaan dan Minat Baca” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam kami haturkan
kepada Baginda kita Nabi Muhammad SAW yang membawa kita semua dari zaman
jahilliyah yang penuh kegelapan hingga zaman yang terang berderang ini.

Kami selaku penyusun makalah ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen mata kuliah yang sudah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini, serta
tak lupa kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini. Tersususnnya makalah ini salah satunya
adalah untuk dapat bisa menambah wawasan dan pengetahuan teman-teman semua
tentang materi yang akan kita bahas kali ini.

Pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan masukkan berupa kritikan ataupun saran kepada pembaca makalah ini,
sehingga demi kebaikan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi semua pembaca serta kelompok ini.

Penyusun

Semarang, 9 November 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
A. Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca ............................................................. 3
B. Prinsip-Prinsip Membaca Dalam Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca .......................... 4
C. Faktor-Faktor Kesiapan Membaca .............................................................................................. 6
D. Menumbuhkan Minat Baca ......................................................................................................... 7
BAB III................................................................................................................................................. 10
PENUTUP............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Minat baca merupakan suatu fitrah atau bawaan setiap manusia sejak lahir. Akan
tetapi, fitrah tersebut dapat berkembang apabila dibina dan dikembangkan mulai dari
lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan sosialnya. Perpustakaan sekolah
merupakan tempat yang sangat baik dalam mendukun pengembangan minat baca. Untuk
itu, perpustakaan sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam membuna dan
mengembangkan minat baca para sivitas sekolah. Untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia adalah mengembangkan minat baca dan kebiasaan membaca. Perpustakaan
diharapkan sebagia pusat kegiatan pengembangan minat baca dan kebiasaan membaca.
Semakin disadari bahwa masyarakat gemar mebaca (reading society) merupakan
persyaratan dalam mewujudkan masayarakat yang gemar belajar (learning society) yang
merupakan salah satu ciri masyarakat maju dan beradab.
Kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa. Dengan
membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah
didapatkan. Semakin banyak membaca semakin banyak pula informasi yang diperoleh.
Oleh karena itu, membaca merupakan jendela dunia, siapapun yang membuka jendela
tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang
terjadi pada masa lampau, ekarang, bahkan yang akan datang. Banyak manfaat yang
diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus
melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas
dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun
sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak
akan maksimal. Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang studi
yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam mengetahui berbagai
macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ters berkembang. Melalui
membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan dipahami
sebalum dapat diaplikasikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalahnya adalah:

1
1. Apa Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca?
2. Apa saja Prinsip-Prinsip Membaca Dalam Pembinaan dan Pengembangan Minat
Baca?
3. Apa saja faktor-faktor kesiapan membaca?
4. Apa saja cara menumbuhkan rasa senang membaca?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
penulisan ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pembinaan dan pengembangan minat baca
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip membaca dalam pembinaan dan
pengembangan minat baca
3. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor kesiapan membaca
4. Untuk mengetahui cara menumbuhkan rasa senang membaca

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca


Pembinaan dan pengembangan merupakan usaha atau tindakan yang berhubungan
dengan pemeliharaan, penyempurnaan, dan peningkatan terhadap sesuatu yang hendak
dituju.
Minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan
mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu (orang, benda, kegiatan) yang disertai
dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut.
minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala
sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Dengan demikian, minat merupakan sumber motivasi intrinsik bagi seseorang untuk
memperoleh sesuatu yang diminatinya.
Menurut pengamatan, untuk mengembangkan minat baca seseorang, sebaiknya
dimulai sejak usia dini (anak-anak). Salah satu caranya adalah memperkenalkan huruf-
huruf, gambar, dan benda-benda yang mengandung arti, hal itu akan membangkitkan
minat baca si anak karena alas an tertarik dan menyenangkan.
Menurut Bond dan Wagner, membaca adalah proses menangkap atau memperoleh
konsep-konsep yang dimaksud oleh pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi
konsep-konsep pengarang dan merefleksikan atau bertindak sebagaimana yang dimaksud
dari konsep-konsep tersebut. Dalam arti lain, Membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan dan
pengembangan minat baca adalah salah satu usaha atau tindakan yang berguna untuk
memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan minat baca. Jika minat baca masyarakat
sulit untuk ditingkatkan, maka usaha minimal yang dapat dilakukan ialah dengan
memberikan perhatian yang lebih besar.1
Mengenai pengertian membaca, banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk
mendefinisikan membaca, hal ini tergantung pada darimana meninjaunya. Membaca
merupakan suatu proses menangkap atau memperoleh konsep-konsep yang dimaksud oleh

1
Hadi Susanto, “Pembinaan dan Pengembangan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar”

3
pengarangnya, menginterpretasi, mengevaluasi konsep-konsep pengarang dan
merefleksikan atau bertindak seperti yang dimaksud dalam konsep itu. Kemampuan
membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai ketrampilan untuk memahami kata-kata
dan kalimat tetapi juga kemampuan untuk menginterpretasi, mengevaluasi sehingga
diperoleh pemahaman yang komprehensif.
Dalam rangka mengemban misi perpustakaan sekolah, guru pustakawan selaku
pengelola perpustakaan sekolah harus berusaha semaksimal mungkin untuk membina
minat baca para siswa. Guru pustakawan harus benar-benar memahami prinsip-prinsip
membaca, karakteristik membaca yang baik, kesiapan membaca, cara-cara memotivasi
para siswa agar senang membaca.
B. Prinsip-Prinsip Membaca Dalam Pembinaan dan Pengembangan Minat Baca
Ada beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan oleh pustakawan dalam
membina dan mengembangkan minat baca. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:2
1. Membaca merupakan proses berpikir yang kompleks
Membaca terdiri atas sejumlah kegiatan, seperti memahami kata atau kalimat
yang ditulis oleh pengarang, kemudian menginterpretasikan konsep-konsep
pengarang serta menyimpulkannya. Membaca adalah kegiatan memahami makna
atau pesan yang disampaikan oleh penulis melalui teks bacaan. Makna atau pesan
yang dimaksud meliputi makna konseptual, makna proporsional, dan makna
kontekstual.3 Makna konseptual (atau sering disebut makna denotatif, makna
kognitif, atau makna referensial) adalah makna kata, atau kelompok kata yang
didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang
didasarkan atas konvensi tertentu.
Adapun makna proporsional yaitu makna yang dimiliki oleh suatu klausa
(kalimat) seperti apa adanya (plain sense), meskipun klausa (kalimat) tersebut tidak
berada dalam suatu konteks tertentu. Kemudian, apabila suatu kalimat digunakan
dalam konteks tertentu, kalimat tersebut akan melahirkan makna yang boleh jadi

2
Fenny Thresia, “Evaluasi Minat Baca Pelajar di Kota Metro”, Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan 11, no. 2 (Januari-Juli 2014): 282-283,
https://ejournal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/375/191.
3
Kinayati Djojosuroto, “Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman”, Kajian Linguistik dan Sastra 18, no.
34 (2006): 67-78, https://doi.org/10.23917/kls.v18i1.5138.

4
berbeda dengan makna harfiahnya. Makna yang demikian disebut sebagai makna
kontekstual, yaitu makna kalimat dalam suatu konteks.
2. Kemampuan membaca setiap orang berbeda-beda
Setiap orang memiliki kemampuan membaca sendiri-sendiri tergantung pada
beberapa faktor, misalnya tingkatan kelas, kecerdasan, keadaan emosi, hubungan
sosial, latar belakang pengalaman yang dimiliki, sikap, aspirasi, kebutuhan-
kebutuhan hidup seseorang, dan sebagainya. Membaca yang dimaksudkan untuk
memahami makna atau pesan penulis dalam teks yang ditulisanya dinamakan
membaca pemahaman (reading comprehension). Pemahaman pembaca terhadap
suatu teks berbeda-beda dan bertingkat. Banyak ahli menggambarkan tingkat
pemahaman tersebut. Salah satu diantaranya adalah Madsen (1983:11) ketika
dirinya berbicara tentang tipe-tipe pertanyaan dalam tes membaca.4

Menurut Madsen, terdapat tiga tipe pertanyaan yang menggambarkan tingkatan


pemahaman dalam membaca. Tipe pertanyaan yang pertama adalah parafrase, yaitu
pertanyaan yang jawabannya diperoleh dengan cara melakukan parafrase terhadap
kata atau kelompok kata dalam teks. Tipe pertanyaan yang kedua adalah sintesis,
yaitu suatu pertanyaan yang jawabannya dapat diperoleh setelah pembaca
mengintegrasikan dan/atau mengorganisasikan informasi dari dua kalimat atau
lebih dalam teks. Tipe pertanyaan yang ketiga adalah inferensi, yaitu pertanyaan
yang menghendaki pembaca untuk melihat implikasi dari apa yang dibaca.
3. Pembinaan kemampuan membaca atas dasar evaluasi.
Pembinaan tersebut harus dimulai atas dasar hasil evaluasi terhadap
kemampuan membaca orang yang bersangkutan.
4. Membaca harus menjadi pengalaman yang memuaskan.
Seseorang akan senang jika telah berhasil mempelajari sesuatu dengan baik dan
merasa puas atas hasil bacaannya.
5. Kemahiran membaca perlu keahlian yang kontinu.
Agar memiliki kemahiran membaca, keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan dalam membaca perlu diperhatikan sedini mungkin sejak seseorang
pertama kali masuk sekolah.
6. Evaluasi yang kontinu dan komprehensif

4
Kinayati Djojosuroto…

5
Evaluasi yang kontinu dan komprehensi merupakan batu loncatan dalam
pembinaan minat baca. Kegiatan pembinaan dan pengembangan minat baca harus
selalu disertai dengan kegiatan evaluasi. Alasannya karena untuk mengetahui
keberhasilan pembinaan dan pengembangan minat baca.
7. Membaca yang baik merupakan syarat mutlak keberhasilan belajar.
Agar dapat memperoleh keberhasilan belajar, seseorang harus dapat membaca
secara baik.5
C. Faktor-Faktor Kesiapan Membaca
Kesiapan adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat meningkatkan keberhasilan
membaca dan belajar Dalam membina dan mengembangkan minat baca siswa, Seorang
pustakawan sangat perlu memperhatikan hal ini.
Konsep dasar tentang kesiapan membaca sebagai berikut :6
1. Kesiapan membaca merupakan syarat mutlak untuk mencapai efisiensi membaca;
2. Kesiapan membaca tidak hanya ditentukan oleh satu faktor, tetapi beberapa faktor;
3. Kesiapan membaca tidak sepenuhnya bergantung pada kematangan peserta didik;
4. Kesiapan membaca peserta didik dapat di evaluasi oleh guru;
5. Kesiapan membaca bukan terbatas pada kesiapan membaca permulaan saja, tetapi
untuk keseluruhan tingkatan
Ada sejumlah faktor yang turut menentukan terhadap kesiapan siswa dalam
membaca dan belajar. Kesemuanya dikelompokkan menjadi empat hal, di antara kesiapan
mental (mental readiness for reading), kesiapan fisik ( physical readiness for readng),
kesiapan emosi (emotional readiness for reading), dan kesiapan pengalaman (experiential
readiness for reading)
1. Kesiapan mental (Mental readiness for reading)
Seseorang yang mentalnya cukup matang atau sehat akan terhindar dari
gangguan jiwa, sehingga hati menjadi tenang, tentram dan bahagia. Selain itu,
seseorang juga dapat memanfaatkan segala potensi dan bakatnya secara maksimal.
Sebaliknya jika seseorang memiliki mental yang kurang sehat, akan timbul
beberapa gejala, misalnya sering lupa, kemampuan berpikir menurun, sulit
berkonsentrasi, atau juga akan lekas marah , merasa pesimis, sempat putus asa,
terutama apabila sedang menghadapi kegagalan hidup.

5
Vita Nurul Aviati, “Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca pada Anak SD Melalui Perpustakaan Sekolah”
6
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001).

6
2. Kesiapan fisik (Pysical readiness for reading)
Kesiapan fisik untuk membaca tergantung kepada pertumbuhan fisik dan
kesehatan. Secara spesifik, ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
membaca yang berhubungan dengan kesiapan fisik. Faktor tersebut adalah
hubungan dengan kapasitas atau kemampuan penglihatan dan pendengaran.
Seseorang yang lemah penglihatannya tidak akan bisa melihat dengan jelas apa
yang dibacanya. Sehingga, sebagai akibatnya, orang tersebut akan mengalami
kesulitan membaca.
3. Kesiapan emosi (Emotional readiness for reading)
Gangguan emosi dapat mempengaruhi keberhasilan membaca dan belajar. Sifat
yang malu, terlalu penakut menunjukkan gejala kesulitan emosi. Pada akhirnya,
kondisi itu menjadikannya kesulitan membaca dengan baik. Dan kematangan emosi
ialah tidak terlepas dari keadaan lingkungan sekitar.
4. Kesiapan pengalaman (Experiential readiness for reading)
Kesiapan pengalaman berarti pernah atau tidak melakukan aktivitas membaca.
Sering atau tidaknya membaca akan mempengaruhi pengetahuan yang dimiliknya.
semua itu sangat mempengaruhi kesiapan membaca dan belajar siswa. Sebagai
contoh, iswa yang memiliki latar belakang pengetahuan yang luas akan lebih cepat
memahami bacaan daripada siswa yang kurang memiliki latar belakang
pengetahuan.
D. Menumbuhkan Minat Baca
Ada sebelas ciri khas atau karakteristik membaca yang menyenangkan sehingga
menghasilkan sebuah aktivitas yang bermakna dan bermanfaat bagi siswa. Sebelas
karakteristik membaca yang menyenangkan tersebut adalah sebagai berikut:7
1. Adanya tujuan yang ditetapkan sebelum membaca
2. Selama kegiatan membaca berlangsung, selalu menerapkan berbagai teknik dan
keterampilan membaca dengan harapan semakin lama semakin mahir
3. Mampu menafsirkan berbagai peta, gambar, daftar, dan grafik, serta dapat
menggunakan alat-alat penunjuk penelusuran buku-buku
4. Seseorang yang membaca harus mempunyai latar belakang pemahaman sehingga
dapat lebih mudah mengerti materi yang sedang dibacanya

7
Vita Nurul Aviati, “Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca pada Anak SD MelaluPerpustakaan Sekolah”,
https//eprints.uad.ac.id, (Diakses pada 14 Desember 2020).

7
5. Seorang membaca yang baik membentuk sikap-sikap tertentu sebagai hasil
pemahaman terhadap bahan yang sedang dibacanya
6. Seorang membaca yang baik selalu mengembangkan minat bacaannya
sebagaimana membina dan mengembangkan kemampuan bacanya
7. Seorang pembaca yang baik tanpa tergantung pada orang lain. selalu berusaha
sepenuhnya menggunakan kemampuan sendiri
8. Seorang pembaca yang baik harus bisa membaca dengan kritis, baik kritis dalam
membaca dan memahami materi yang imajinatif, faktual, terutama materi yang
disusun untuk mempengaruhi pembaca, maupun materi yang bersifat opini
9. Seorang pembaca yang baik selalu melihat atau mengamati hubungan antara
bahan yang sedang dibaca dengan masalah yang sedang dihadapi
10. Seorang pembaca yang baik selalu mengorganisasi konsep dari berbagai sumber
dan membuat aplikasi praktis dari yang sedang dibacanya
11. Seorang pembaca yang baik harus bisa membaca dengan penuh kenikmatan. Ia
bisa duduk dengan santai dan memperoleh kesenangan dalam membacanya.
Pemaparan di atas merupakan karakteristik membaca yang Menyenangkan. Sebelas
hal itu dapat diterapkan agar dapat menarik atau Membuat gemar membaca pada peserta
didik melalui perpustakaan. Salah satu tugas pustakawan sekolah dalam rangka
memfungsian perpustakaan sebagai pusat sumber belajar adalah membangkitkan rasa
senang dan tertarik untuk membaca pada para siswa. Sebab, apabila di dalam diri siswa
sudah muncul rasa senang membaca, ia akan senang membaca dan memanfaatkan
perpustakaan sekolah dengan maksimal.
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh pustakawan sekolah untuk
membangkitkan rasa senang dan gairah membaca para siswa:28
1. Memperkenalkan buku buku cara ini bisa dilakukan oleh guru pustakawan
dengan jalan bekerja sama dengan para guru bidang studi. jadi, biarkan para guru
bidang studi tersebut menanfaatkan koleksi pustaka yang dimiliki oleh
perpustakaan sekolah sebagai bahan ajar. dengan demikian, jika siswa tertarik,
ia akan berkunjung ke perpustakaan sekolah.
2. Menperkenalkan riwayat hidup para tokoh. Pada cara ini, yang perlu ditekankan
adalah sewaktu memperkenalkan, yaitu kegigihan tokoh-tokoh tersebut dalam

8
Ayuningsih, Diah.2010. psikologi perkembangan anak; pola pendidikan sesuai karakter dan kepribadian anak.
Yogyakarta : pustaka larasati

8
hal membaca, belajar mandiri untuk menambah pengetahuan sehingga menjadi
tokoh yang besar dan mansyur.
3. Menperkenalkan hasil-hasil karya para sastrawan. Sementara itu, untuk cara ini,
dapat dilakukan dengan memperkenalkan sastrawan-sastrawan indonesia dengan
berbagai macam mahakarya yang dihasilkannya. Dengan demikian, siswa bisa
mengenali berbagai macam karya mereka.
4. Melengkapi koleksi perpustakaan sekolah dengan bahan bahan bacaan yang
menarik dan bermanfaat yang sesuai dengan kurikulum. Pengadaan bahan
bacaan yang sesuai dengan selera, kebutuhan, dan tuntutan bisa menambah
intensitas anak didik untuk berkunjung ke perpustakaan.
5. Seorang guru bisa bekerja sama dengan pustakawan sekolah dalam
mempromosikan cara mendayagunakan perpustakaan sekolah dengan benar,
bahan bahan apa saja yang ada di perpustakaan, koleksi apa saja yang dianggap
menarik dan baru, dan lain sebagainya.
6. Guru bisa menanamkan kebiasaan membaca kepada siswa melalui pemberian
tugas-tugas membuat kliping, membuat karya ilmiah, ringkasan bab atau
ringkasan buku-buku sastra, dan sebagainya.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Minat membaca adalah sumber motivasi yang kuat bagi seseorang untuk menganalisa
dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang dibacanya, yang merupakan pengalaman
belajar yang menggermbirakan dan akan mempengaruhi bentuk serta intensitas seseorang
dalam menentukan cita-citanya di masa yang akan datang. Minat membaca merupakan
bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat tidak
diperoleh sejak lahir.

Membaca merupakan proses penyerapan informasi yang akan berpengaruh positif


terhadap kreativitas seseorang. Siklus membaca sebenarnya merupakan siklus mengalirnya
ide pengarang ke dalam diri pembaca yang pada gilirannya akan mengalir ke penjuru dunia
melalui buku atau rekaman informasi lain.

B. Saran
Saran kita sebagai calon guru harus lebih mengaktifkan kembali fungsi perpustakaan,
sebab solusi terbaik dalam membuka jalan pikiran seseorang agar mereka mempunyai
wawasan yang luas adalah dengan cara membaca. Oleh karena itu perpustakaan merupakan
wacana baca yang mampu menyediakan beragam buku baik fiksi maupun nonfiksi,
referensi atau nonbuku seperti majalah, koran, kaset serta alat peraga wajib dimiliki setiap
sekolah

10
DAFTAR PUSTAKA

Ayuningsih, Diah. psikologi perkembangan anak; pola pendidikan sesuai karakter dan
kepribadian anak. Yogyakarta : pustaka larasati. 2010

Fenny Thresia, “Evaluasi Minat Baca Pelajar di Kota Metro”, Tarbawiyah: Jurnal Ilmiah
Pendidikan 11, no. 2 (Januari-Juli 2014): 282-283,
https://ejournal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/view/375/191.

Hadi Susanto, “Pembinaan dan Pengembangan Minat Membaca Siswa Sekolah Dasar”

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.

Kinayati Djojosuroto…

Vita Nurul Aviati, “Kiat Menumbuhkan Gemar Membaca pada Anak SD MelaluPerpustakaan
Sekolah”, https//eprints.uad.ac.id, Diakses pada 14 Desember 2020.

11

Anda mungkin juga menyukai