Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REVIEW(CBR)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Luar Sekolah

Dosen Pengampuh : Elga Novira Rizkinta, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Uswatun Hasanah

Nim : 01180926

Prodi : PGMI

Semester : VII

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BATU BARA

SUMATERA UTARA

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah Swt. Yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Critical Book Review ini. Sholawat berangkaikan salam
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Yang telah membimbing
umatnya keperadaban dan berpendidikan serta jalan yang lurus.

Tugas Critical Book Review (CBR) ini Saya susun untuk


memenuhi syarat tugas pribadi pada mata kuliah Pendidikan Luar Sekolah
(PLS). Terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengampuh mata
kuliah Pendidikan Luar Sekolah yang telah membimbing dan memberikan
arahan demi terselesaikannya tugas Critical Book Review (CBR) ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, tentunya di dalam


penulisan CBR ini banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, selaku penulis
saya mengharapkan kritik dan saran yang membimbing dalam penulisan
CBR ini. Atas perhatiannya saya mengucapkan terima kasih. Akhir kata
semoga CBR ini dapat menambah wawasan kita semua.

Batu Bara, 26 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

D. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 2

E. Identitas Buku .............................................................................................. 2

BAB II ..................................................................................................................... 4

RINGKASAN BUKU ............................................................................................. 4

A. Ringkasan Buku Utama................................................................................ 4

B. Ringkasan Buku Pembanding .................................................................... 13

BAB III ................................................................................................................. 19

PEMBAHASAN ................................................................................................... 19

A. Pembahasan Isi Buku ................................................................................. 19

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku .............................................................. 20

BAB IV ................................................................................................................. 23

PENUTUP ............................................................................................................. 23

A. Kesimpulan ................................................................................................ 23

B. Rekomendasi .............................................................................................. 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkritik suatu buku bukan berarti untuk menjatuhkan atau
menaikkan nilai suatu buku melainkan untuk menjelaskan apa adanya
suatu buku yaitu kelebihan atau kekurannya yang akan menjadi bahan
pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca.
Critical book review merupakan kegiatan mengulas isi buku
dengan menitikberatkan pada evaluasi mengenai keunggulan dan
kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi buku
tersebut bisa mempengaruhi cara berpikir dan menambah pemahaman
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Melalui kegiatan critical book
review ini mahasiswa diajak untuk berpikir kritis mengenai suatu
permasalahan, menilai dan menganalisis suatu kajian secara objektif serta
mampu memandang suatu permasalahan dari sudut pandang yang berbeda.
Kemudian dengan kritik buku pula dapat meningkatkan minat baca
seseorang terhadap suatu pokok bahasan dalam buku.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah Critical Book Review ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana tujuan dan manfaat dari critical book review?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan critical book review?
3. Bagaimana kemutakhiran isi buku?
4. Bagaimana analisis mahasiswa terhadap buku yang dikritik?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Critical Book Review ini yaitu:
1. Penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Luar Sekolah.
2. Menambah pemahaman dan wawasan mahasiswa mengenai materi
atau isi buku yang dikritik.

1
3. Mendorong mahasiswa untuk dapat berpikir kritis dan meningkatkan
kemampuan untuk menyampaikan pendapat serta dapat menumbuhkan
ketertarikan minat baca bagi mahasiswa.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan Critical Book Review ini yaitu:
1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari
sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang dikritik.
3. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari
penulis yang sama atau penulis lainnya.

E. Identitas Buku
Buku Utama
Judul buku : Konsep Dasar, Sejarah dan Asas Pendidikan Luar
Sekolah
Nama Penulis : Prof. Dr Yusnadi, MS dan Silvia Mariah H, M.Pd
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Januari 2014 dan Cetakan
Kedua, Agustus 2019
Penerbit : UNIMED PRESS
ISBN : 978-602-7938-98-4
Ketebalan buku : 231 Halaman

(Buku Utama)

2
Buku Pembanding
Judul buku : Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah
Nama penulis : Prof. Drs. Soelaiman Joesoef
Tahun terbit : 2017
Penerbit :PT Bumi Aksara
ISBN : 979-526-120-7
Ketebalan buku :170 halaman

(Buku pembanding)

3
BAB II
RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku Utama


BAB I
Gerakan Pembangunan dan Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah di
Indonesia
I. Pendahuluan
Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan sebagai suatu
bagian dari pembangunan sosial selalu mendampingi pembangunan
ekonomi dan politik. Dalam pembangunan di negara-negara berkembang,
khususnya di bidang pendidikan.
II. Asal Usul pendidikan luar sekolah
Pendidikan luar sekolah telah ada jauh sebelum negara-negara
berkembang merdeka. Pendidikan luar sekolah lahir dari pendidikan
tradisional yang biasanya berakar dalam agama dan tradisi yang dianut
suatu komunitas masyarakat. Kaitannya antara pembangunan dan
pendidikan luar sekolah adalah prakarsa, aktifitas, partisipasi, swadaya
masyarakat tidak akan tumbuh subur, terarah dan meningkat untuk
pelaksanaan pembangunan jika masyarakat tidak memiliki pendidikan.
Oleh karena itu, pendidikan luar sekolah yang didasari oleh agama dan
tradisi ini yang akan membimbing masyarakat untuk mewujudkan
kesejahteraan pembangunan.
Pendidikan luar sekolah memiliki beberapa kegiatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu:
1) Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan penyuluhan
pertanian untuk para petani yang dibimbing oleh Penyuluh
Petani Lapangan (PPL)

4
2) Kementerian Dalam Negeri memberikan bimbingan dalam
rangka meningkatkan swadaya masyarakat desa melalui Unit
Daerah Kerja Pembangunan (UKDP) di tingkat desa.
3) Kementerian Koperasi mengadakan penyuluhan dan kursus-
kursus koperasi untuk warga masyarakat.
4) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mendirikan
sejumlah Pusat Latihan Kerja (PKL).
III. Faktor-Faktor Pendorong Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah
Seiring berjalannya waktu, berkembangnya pendidikan luar
sekolah di dukung oleh beberapa faktor:
1) Para praktisi di masyarakat yang pada umumnya terdiri atas
para pemuda terdidik, pemuka masyarakat, pimpinan organisasi,
guru-guru sekolah, dan tenaga sukarela lainnya berusaha untuk
memberikan pendidikan yang merata terhadap seluruh
masyarakat dalam upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat
dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan bangsa.
2) Berkembangnya kritik terhadap Pendidikan Formal. Hal ini
dapat dilihat dari gejala yang menunjukkan adanya krisis pada
pendidikan formal yaitu ketidakcocokan antara kurikulum
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dengan perkembangan
kebutuhan masyarakat.
3) Masalah Pendidikan di Negara Berkembang.
4) Perluasan Perencanaan Pendidikan untuk Pembangunan
5) Pendidikan Non formal dan Peningkatan Mobilitas
6) Strategi Kebijakan Pendidikan Non formal dalam
Pembangunan.
BAB II
Konsep Pendidikan dan Pendidikan Seumur Hidup
I. Konsep Pendidikan
Ilmu pendidikan atau pedagogie diartikan sebagai ilmu yang
dipelajari untuk kepentingan pendidikan. Pedagogie adalah sebagai ilmu

5
yang dipelajari untuk kepentingan pendidikan. Pedagogie adalah seni
mendidik atau segala kecakapan yang kita pergunakan untuk mendidik
anak.
II. Pendidikan dan Proses Belajar
Dengan berlandaskan pada konsep bahwa pendidikan adalah proses
belajar yang terus-menerus, sekolah tidak lagi memonopoli setiap usaha
pendidikan. Jika dulu sekolah dianggap sebagai satu-satunya lembaga
yang paling efektif dan efisien dalam menyajikan pendidikan, maka
sekarang sekolah hanya salah satu sarana yang dapat mencapai
keefektifan dan kefesienan dalam menyajikan pendidikan.
III. Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Konsep pendidikan seumur hidup mengundang pendidikan
sebagi satu sistem yang menyeluruh. Garis besar konsep pendidikan
seumur hidup yang akan menjembatani pemahaman kearah pemahaman
pendidikan luar sekolah.
Karakteristik konsep pendidikan seumur hidup, yaitu:
1) Pendidikan tidaklah berakhir pada saat berakhirnya pendidikan di
sekolah, akan tetapi merupakan proses sepanjang hayat.
2) Pendidikan seumur hidup tidak hanya terbatas pada pendidikan
orang dewasa, akan tetapi mencakup dan membentuk satu
kesatuan dari seluruh tahap pendidikan pra sekolah
3) Pendidikan seumur hidup mengikuti pola-pola pendidikan formal
dan nonformal kedua-duanya baik belajar berencana maupun
insidental.
4) Rumah tangga atau keluarga memainkan peranan pertama yang
penting namun tersulit dan paling kritis, di dalam pemrakarsaan
proses belajar sepanjang hayat.

6
BAB III
Konsep Pendidikan Luar Sekolah
I. Fokus Perhatian terhadap Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah menambah dan melengkapi pendidikan
yang tidak dapat diselenggarakan oleh jalur pendidikan sekolah.
Pendidikan luar sekolah memiliki keleluasaan jauh lebih besar daripada
pendidikan sekolah untuk secara cepat disesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat yang senantiasa berubah, apalagi sebagai perwujudan ihktiar
pembangunan nasional.
Penyelenggaraan kegiatan pendidikan luar sekolah pada umunya
tidak terpusat, lebih terbuka dalam penerimaan peerta didik dan tidak
terikat pada aturan-aturan yang ketat. Upaya pemerintah di jalur
pendidikan luar sekolah terwujud sebagai program-program pendidikan
masyarakat, seperti program pemberantasan buta aksara latin dan angka,
buta bahasa Indonesia dan buta pendidikan dasar.
II. Analisa Terhadap Pendidikan Luar Sekolah
Alasan terselenggaranya Pendidikan Luar Sekolah dari segi
kesejarahan, tidak bisa lepas dari 5 aspek, yaitu:
1) Aspek pelestarian budaya
2) Aspek teoritis
3) Dasar pijakan
4) Aspek kebutuhan terhadap pendidikan
5) Keterbatasan lembaga pendidikan sekolah
Jika dianalisis lebih jauh, maka program pendidikan nonformal
disusun dengan memperhatikan tujuan, partisipasi, metode materi belajar
evaluasi, dan struktur organisasi dari program tersebut.
III. Ciri-Ciri Pendidikan Luar Sekolah
1) Tidak seperti pendidikan formal, tingkat sistem PLS terbatas yang
diberikan kradensial.
2) Guru-guru dilatih secara khusus untuk tugas tertentu.

7
3) Sebagian besar program PLS dilaksanakan oleh remaja dan orang-
orang dewasa secara terbatas pada kehidupan dan pekerjaan.
4) Diselenggarakan dengan tidak berjenjang.
IV. Peserta Program PLS
Ada beberapa aspek yang berkaitan dengan peserta (warga belajar)
program pendidikan nonformal, yaitu:
1) Pendidikan bisa dibagi atas dua jenis, pertama, mereka yang aktif
dalam pengintegrasian sikap, dan pencapaian
pengetahuan/ketrampilan. Kedua, mereka yang aktif dalam
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan.
2) Keinginan dan kemampuan kelompok untuk menerima perubahan
cenderung berkaitan secara langsung dengan volume komunikasi yang
mereka lakukan dengan dunia luar.
3) Semakin meningkat keyakinan terhadap kemampuannya untuk
berubah, semakin berkurang penolakannya untuk berubah.
V. Patokan Pendidikan Luar Sekolah
1) Warga Belajar
2) Sumber Belajar
3) Pamong Belajar
4) Sarana Belajar
5) Tempat belajar
6) Dana Belajar
7) Ragi Belajar
8) Kelompok Belajar
9) Program Belajar.
BAB IV
Pengertian Dasar dan Penamaan Lain Pendidikan Nonformal
I. Defenisi yang Kompleks
Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan yang digeneralisasikan
diluar sistem persekolahan yang mapan apabila dilakukan secara terpisah
atau sebagai bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, dilakukan

8
secara sengaja untuk melayani anak didik tertentu untuk mencapai tujuan
belajarnya.
II. Penamaan Lain Tentang Pendidikan Luar Sekolah
1) Pendidikan Massa
2) Pendidikan Orang Dewasa
3) Pendidikan Lanjutan
4) Pendidikan Kader Organisasi
5) Pendidikan Populer
6) Pendidikan Dasar
BAB V
Landasan Hukum Pendidikan Luar Sekolah di Indonesia
1. Pendidikan Menurut Undang-Undang
Dalam UUD 1945 Pendidikan terdapat dalam Undang-Undang
Dasar 1945 pasal 31 dan pasal 32. Masing-masing menjelaskan tentang
pendidikan dan kebudayaan.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 Tahun 1991 tentang
Dalam peraturan pemerintah ini yang dimaksud dengan pendidika
luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik
dilembagakan maupun tidak.
3. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
Berdasarkan undang-undang ini, bahwa pendidikan nonformal
diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan atau
pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
BAB VI
Kesetaraan Pendidikan Formal, Pendidikan Nonformal dan
Pendidikan Informal
I. Perbedaan antara pendidikan formal dan nonformal
Pendidikan Formal Pendidikan Nonformal
Jangka panjang dan umum Jangka pendek dan khusus

9
Orientasi dalam memiliki ijazah Orientasi bukan menekankan
pemilikan ijazah
Waktu lama Waktu singkat
Penyiapan kehidupan masa depan Untuk kehidupan sekarang
Berpusat pada dan Berpusat pada lulusan dan
menyamaratakan peserta didik kepentingan perorangan
Bersifat akademis Menekankan pada praktek
II. Persamaan antara pendidikan luar dengan pendidikan persekolahan
1) Materi pendidikan diprogram secara tertentu
2) Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan program
3) Diselenggarakan oleh pemerintah dan pihak swasta
III. Perbedaan Pendidikan Formal dan Nonformal
Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Informal
Waktu belajar tertentu Tidak ada waktu belajar tertentu
Pendidikan diprogram secara tertentu Pendidikan tidak diprogram
secara tertentu
- Biasanya diselenggarakan - Tidak pernah
dalam gedung sekolah diselengarakan secara
- Medan pendidikan khusus di sekolah
yang bersangkutan Medan pendidikan
memang diadakan yang bersangkutan
bagikepentingan tidak diadakan pertama
penyelenggaraan pendidikan -tama dengan
- Metode belajar mengajar maksud menyelenggara
Formal -kan pendidikan
- Metode mengajar tidak
formal
Diselenggarakan oleh pihak Tidak diselenggarakan oleh
pemerintah dan pihak swasta pihak pemerintah maupun pihak
swasta

10
Pengawasan diatur sendiri. Dan Tidak dievaluasi
ada evaluasi yang sistematis.

BAB VII
Tugas-Tugas dan Sasaran Populasi Pendidikan Nonformal
I. Tugas-Tugas Pendidikan Nonformal
1) Menyiapkan anak-anak pra sekolah untuk memasuki pendidikan
sekolah melalui penitipan kanak-kanak, program, televise kanak-
kanak.
2) Memberikan pengalaman belajar di luar sekolah yang bersifat
melengkapi pengalaman belajar di sekolah.
3) Memberikan kesempatan belajar kepada pemuda-pemuda ataupun
orang dewasa yang menamatkan pendidikan sekolah untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan lebih lanjut.
II. Sasaran Populasi Pendidikan Nonformal
Sasaran populasi dapat ditinjau dari variabel usia, lingkungan sosial
budaya, jenis kelamin, mata pencaharian, taraf pendidikan, dan kelompok
khusus. Maka sasaran populasi dapat digolongkan menjadi sasaran
populasi yang berusia 0-6 tahun, 7-12 tahun, 13-18 tahun, 19-24 tahun,
dan 25 tahun sampai seterusnya.
BAB VIII
Kritik Terhadap Pendidikan Formal, Isu-Isu dan Permasalahan dalam
Pendidikan Nonformal
I. Kritik-Kritik
Ivan Illich dan Paulo Freire mengkritik pendidikan sekolah dari gaya
pendidikannya yang tradisional. Kritik bertitik tolak yang sama yaitu
membebaskan manusia. Harapan-harapan terhadap pendidikan luar
sekolah dilandaskan pada keyakinan bahwa pendidikan luar sekolah
merupakan pendekatan yang efektif, inovatif bersifat praktis.
Sedangkan menurut Freire, menganggap sekolah sebagai sistem
penjinakkan (domestiaction). Sistem paternalisme telah mengakibatkan

11
kebodohan, kemiskinan, dan kemelaratan pada masyarakat. Untuk
membebaskan masyarakat dari hal itu semua, maka disarankan
dipergunakan metode praxis. Konsep kepercayaan diri sendiri dan
lingkungan dengan metode praxis tersebut dapat membebaskan warga
masyarakat dari kebodohan.
II. Harapan-Harapan
Harapan-harapan terhadap pendidikan luar sekolah dilandasi pada
keyakinan bahwa PLS meupakan pendekatan yang efektif, fungsional dan
inovatif bersifat praktis.
III. Isu-isu dalam Pendidikan Formal
Isu-isu tersebut diakibatkan oleh:
a. Menyangkut kebutuhan yang luas dan masal
b. Kelompok masyarakat terabaikan
c. Kebutuhan belajar yang sering diabaikan.
d. Pengintegrasian pendidikan forma dan nonformal
e. Bentuk metode instruksional dan media yang efektif dalam
pendidikan formal
f. Pembangkitan motivasi belajar
g. Fasilitas
h. Biaya dan sumber
i. Evaluasi
j. Penciptaan harmonisasi usaha-usaha
BAB IX
Falsafah Pendidikan Luar Sekolah
I. Pancasila dan UUD 1945
Pendidikan nasional, baik formal maupun nonformal maupun kegiatan-
kegiatan lain yang berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan dan
kepribadian manusia harus secara sadar dan terencana diusahakan supaya
dapat mengisi tuntutan pembangunan bangsa berdasarkan nilai filosofis
Pancasila dan UUD 1945.

12
BAB X
Asas-Asas Pendidikan Nonformal
1. Asas Inovasi
2. Asas Penentuan dan perumusan tujuan
3. Asas perencanaan dan pengembangan program pendidikan formal
4. Asas kebutuhan
5. Asas Pendidikan Seumur hidup
6. Asas relevansi dengan pembangunan

B. Ringkasan Buku Pembanding


BAB I

PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

I. Alasan-alasan Adanya Asas Pendidikan Seumur Hidup


Asas pendidikan seumur hidup timbul karena berbagai alasan baik
yang dikemukakan oleh suatu institusi maupun oleh perorangan, yang
meninjau dari sudut yang mungkin sama atau berbeda. Alasan-alasan
tersebut yaitu:
1. Alasan dari UNO
2. Alasan dari Paul Lengrand
3. Alasan dari Roland G. Paulston
4. Live long education sebagai asas dalam dunia pendidikan
II. Definisi dan Ciri-ciri Pendidikan Seumur Hidup
Menurut Stephens “..... pokok dalam pendidikan seumur hidup
adalah seluruh individu harus memiliki kesempatan yang sistematik,
terorganisir untuk intruksi, studi dan learning di setiap kesempatan
sepanjang hidup mereka.
Ciri-ciri pendidikan seumur hidup tersebut adalah:
1. Pemilihan model-model pendidikan
2. Sistem teknokrasi
3. Kebebasan dalam inisiatif dan partisipasi

13
4. Pembahasan tanggungjawab pendidikan
5. Makin meluasnya pendidikan pra sekolah
III. Makna Pendidikan Seumur Hidup
Secara terperinci makna pendidikan seumur hidup adalah sebagai
berikut:
1. Keadilan
2. Pertimbangan ekonomi
3. Peranan keluarga yang sedang berubah
4. Peranan sosial yang sedang berubah
5. Perubahan teknologi
6. Faktor-faktor vokasional
7. Kebutuhan-kebutuhan orang dewasa
8. Kebutuhan anak-anak awal
IV. Tinjauan Tentang Asas Pendidikan Seumur Hidup
1. Tinjauan ideologik
2. Tinjauan ekonomi
3. Tujuan sosiologika
4. Tinjauan politik
5. Tinjauan teknologi dan kultural
6. Tinjauan psikologi dan paedagogik
V. Implikasi Asas Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan,
sebagaimana dikemukakan oleh Ananda W. P. Guruge, sebagai berikut:
1. Pendidikan baca tulis fungsional
2. Pendidikan vokasional
3. Pendidikan profesional
4. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan
5. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
6. Pendidikan kultural dan pengisian waktu luang
VI. Strategi Pendidikan Seumur Hidup

14
Strategi dalam rangka pendidikan seumur hidup meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Konsep-konsep kunci pendidikan seumur hidup
2. Arah pendidikan seumur hidup

BAB II

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

I. Alasan – alasan Timbulnya Sistem Pendidikan Luar Sekolah


Secara terperinci alasan-alasan timbulnya pendidikan luar sekolah yaitu:
1. Alasan dari segi faktual-historis
2. Alasan dari segi analisis-perspektif
3. Alasan dari segi formal-kebijakan
II. Definisi Pendidikan Luar Sekolah
Phillips Combs, mengungkapkan bahwa pendidikan luar sekolah
adalah “setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan
di luar sistem fomal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu
kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada
sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.”
III. Ciri-ciri Pendidikan Luar Sekolah
Dengan meninjau sejarah pertumbuhan dan banyaknya aktivitas yang
dilaksanakan, sub-sistem pendidikan luar sekolah mempunyai ciri-ciri,
diantaranya:
a. Beberapa bentuk pendidikan luar sekolah yang berbeda ditandai untuk
mencapai bermacam-macam tujuan.
b. Keterbatasan adalah suatu perlombaan antara beberapa PLS yang
dipandang sebagai pendidikan formal dari PLS sebagai pelengkap
bentuk-bentuk pendidikan formal.
c. Tanggungjawab penyelenggaraan lembaga PLS dibagi oleh
pengawasan umum/masyarakat, pengawasan pribadi atau kombinasi
keduanya.

15
IV. Sasaran Pendidikan Luar Sekolah
Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dibagi menjadi 2 sasaran pokok,
yaitu:
1. Pendidikan luar sekolah untuk pemuda
2. Pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa

BAB III

PENDIDIKAN INFORMAL, FORMAL, DAN NON FORMAL

I. Latar Belakang Pendidikan Luar Sekolah


Dalam sub bab ini menguraikan tentang latar belakang sejarah baik
sejarah pendidikan formal, informal maupun nonformal, kemudian
hubungan dan ciri-ciri masing-masing pendidikan tersebut agar diperoleh
gambaran mengenai masing-masing kegiatan pendidikan informal dan non
formal.
II. Pendidikan Non Formal
Yang dimaksud dengan pendidikan non formal adalah pendidikan
yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan-peraturan yang tetap dan ketat. Adapun dalam pendidikan non
formal ini berturut-turut dibicarakan:
1. Asas pendidikan non formal
2. Tugas-tugas pendidikan non formal
3. Sifat-sifat pendidikan non formal

BAB IV

PENDIDIKAN SOSIAL

I. Latar Belakang Kelahiran Pendidikan Sosial


Pembahasan sekitar latar belakang, kelahiran pendidikan sosial,
dikemukakan beberapa segi peninjauan yaitu pertama segi peristilahan
yang digunakan, kedua ditinjau dari segi kedudukan sebagai ilmu sosial,

16
ketiga ditinjau dari beberapa istilah yang menunjukkan ide pendidikan
sosial, keempat ditinjau dari sistem pendidikan sekarang.
II. Arti dan Skop Pendidikan Sosial
Ada beberapa enafsiran mngenai arti pendidikan sosial, satu
diantaranya dikemukakan oleh Drs. ST. Vembriarto bahwa pendidikan
sosial diartikan sebagai usaha mempengaruhi dan mengembangkan sikap
sosial, dan pengertian semacam ini merupakan analogi dengan pengertian
pendidikan jasmani, pendidikan relegius, pendidikan etik serta pendidikan
intelek.
Adapun scope pendidikan sosial dirumuskan sebagai berikut:
1. Pendidikan perorangan di luar sekolah
2. Community education: kegiatan pendidikan yang ditujukan
kepada masyarakat sebagai satu lingkungan budaya (budaya
dalam arti luas).
III. Pendekatan, Metode dan Teknik Pendidikan Sosial
1. Pendekatan dalam pendidikan sosial:
a. Pendekatan ditinjau dari segi sasarannya
b. Pendekatan ditinjau dari segi pelaksanaannya
2. Metode dalam pendidikan sosial
a. Ditinjau dari cara penyampaiannya, yaitu metode langsung dan
metode tak langsung
b. Metode ditinjau dari banyaknya anak didik, yaitu masa teaching
method, group teachig method dan individual teaching method.
c. Ditinjau dari media yang digunakan
d. Ditinjau dari fungsi metode yang digunakan
3. Teknik dalam pendidikan sosial
a. Penggunaan teknik yang ditangkap dengan inderamata, yang biasa
disebut dengan objective illustration, dalam teknik ini termasuk
teknik-teknik pameran, pemutaran film, sandiwara, gambar dan
demonstrasi.

17
b. Penggunaan teknik yang dapat ditangkap dengan indera
pendengaran, yang biasa disebut dengan oral transmision
c. Teknik-teknik yang menggunakan printed materials

IV. Kegiatan-kegiatan Yang Menunjuk Pendidikan Sosial Di Indonesia


1. Pendidikan masyarakat
2. Pembangunan masyarakat desa
3. Pekerjaan sosial dan lembaga sosial desa atau badan sosial desa

18
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


1. Keterkaitan Antar Bab
Pada buku utama maupun buku pembanding, keterkaitan antar bab
sangat baik, karena saling berkesinambungan dan berkelanjutan yaitu
menjelaskan mengenai yang berkaitan dengan pendidikan luar sekolah.
Baik buku utama maupun buku pembanding materi yang dijelaskan
sudah berurutan sesuai dengan judul pada masing –masing buku.
Bedanya pada buku utama pembahasan mengenai pendidikan luar
sekolah cukup luas dan terperinci ruang lingkupnya mulai dari konsep,
sejarah dan asas pendidikan luar sekolah sedangkan pada buku
pembanding hanya membahas mengenai konsep dasarnya saja dan
juga dibahas dengan rinci. Namun kedua buku tersebut tetap sama-
sama membahas mengenai pendidikan luar sekolah.
2. Kemutakhiran Isi Buku
Untuk buku utama yang berjudul Konsep Dasar, Sejarah dan Asas
Pendidikan Luar Sekolah memberikan wawasan kepada pembaca
khususnya saya sebagai mahasiswi untuk dapat mengetahui dan
memahami apa itu pendidikan luar sekolah. Begitupula untuk
keupdatean buku ini tidak terlalu lama, dikarenakan kedua buku
tersebut diterbitkan dalam waktu yang masih di bawah 5 tahun yang
lalu. Artinya kedua buku tersebut juga masih tergolong cetakan baru,
sebab masih dalam kisaran dibawah 5 tahun yang lalu, sehingga bisa
dipercaya, isi materi buku masih bagus sesuai perkembangan ilmu
sekarang.
3. Analisis Mahasiswa
Hasil analisis saya sebagai mahasiswa terhadap kedua buku terkait
Pendidikan Luar Sekolah ini, terutama pada rujukan buku utama,
dikarenakan buku utama memiliki isi materi yang lebih lengkap

19
daripada buku pembanding, dan disertai pula dengan gambar dan tabel
pendukung sebagai penjelas suatu materi. Namun tidak kalah juga
dengan buku pembanding yang mana menjelaskan konsep dasar
pendidikan luar sekolah tersebut cukup lengkap dan terperinci serta isi
pembahasan materinya sesuai dengan judul buku.

B. Kelebihan dan Kekurangan Buku


a. Kelebihan buku utama
Buku karangan Prof. Dr Yusnadi, MS dan Silvia Mariah H,
M.Pd, memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1. Identitas buku sudah lengkap.
2. Penjelasan buku saling terkait mulai dari bab pertama hingga bab
terakhir.
3. Terdapat gambar-gambar pendukung yang mempermudah bagi
pembaca untuk memahami materi yang dijelaskan.
4. Materi yang dijelaskan pada buku Pendidikan Luar Sekolah ini sudah
ringkas dan lengkap sehingga mempermudah pembaca dalam
memahami bagaimana konsep pendidikan luar sekolah sebenarnya.
5. Penulis telah menjabarkan persamaan dan perbedaan antara konsep
pendidikan luar sekolah dengan pendidikan formal dan informal.
6. Dari aspek layout dan tata letak, termasuk penggunaan font pada buku
utama ini sudah cukup baik.
7. Penulis juga menyertakan biografi penulis di sampul belakang buku,
sehingga pembaca dapat mengetahui tentang riwayat hidup dari si
penulis sekaligus menambah wawasan atau motivasi bagi penulis.
8. Terdapat rangkuman penjelasan setiap akhir bab, sehingga pembaca
dapat mengetahui inti dari pembahasan setiap bab.
b. Kelebihan buku pembanding
Buku karangan Prof. Drs. Soelaiman Joesoef memiliki beberapa
kelebihan, yaitu:
1. Identitas buku sudah lengkap.

20
2. Penjelasan buku saling terkait mulai dari bab pertama hingga bab
terakhir.
3. Materi yang dijelaskan pada buku sudah cukup ringkas dan terperinci
sehingga pembaca mudah menemukan poin-poin penting pada setiap
sub pembahasannya.
4. Pembahasan di dalam buku tersebut telah menjabarkan persamaan dan
perbedaan antara konsep pendidikan luar sekolah dengan pendidikan
formal dan informal.
5. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis termasuk penggunaan
font pada buku pembanding ini sudah cukup baik.
c. Kekurangan buku utama
Buku karangan Prof. Dr Yusnadi, MS dan Silvia Mariah H, M.Pd,
memiliki beberapa kekurangan yaitu:
1. Banyak terjadi kesalahan dalam penulisan yang sering dijumpai
hampir di seluruh bab, seperti pada bab 1 yaitu pada kata
“ddilakukan” seharusnya “dilakukan” . Kemudian terdapat kalimat
yang sulit dimengerti oleh orang awam, seperti pada kata “petatah-
petitih”. Kata ini adalah kata serapan dari bahasa tradisional,
sehingga kurang dipahami maksudnya.
2. Tidak diberikan glosarium sehingga jika ada kata-kata yang sulit
dimengerti bisa diketahui artinya.
3. Terdapat penggunaan kalimat tidak efektif, seperti pada kalimat
“sumberdaya manusia-sumberdaya manusia”, seharusnya tidak perlu
sampai dua kali pengulangan karena pada kata sumberdaya manusia
sudah mencakup keseluruhan.
d. Kekurangan buku pembanding
Buku karangan Prof. Drs. Soelaiman Joesoef memiliki beberapa
kekurangan, yaitu:
1. Tidak terdapat rangkuman penjelasan setiap akhir bab, sehingga
pembaca tidak dapat mengetahui inti dari pembahasan setiap bab.

21
2. Isi buku cukup ringkas dan lengkap namun terkesan membosankan
sebab tidak ada gambar-gambar atau tabel pendukung penjelasan
mengenai suatu materi.
3. Untuk tata tulisan, banyak penggunaan kalimat-kalimat asing dan
hampir semua bahasa asing tidak ditulis menggunakan cetak miring,
sehingga tidak memenuhi aturan penulisan karya ilmiah.
4. Tidak diberikan glosarium sehingga jika ada kata-kata yang sulit
dimengerti tidak bisa diketahui artinya.
5. Penulis juga tidak menyertakan biografi penulis di sampul belakang
buku, sehingga pembaca tidak dapat mengetahui tentang riwayat hidup
dari sipenulis.

22
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara keseluruhan menurut saya pembahasan pada kedua buku sudah
terstruktur sesuai judul masing-masing buku sehingga dapat membuat
pembaca mengetahui dengan mudah wawasan mengenai pendidikan luar
sekolah. Di mana pokok pembahasan di dalam kedua buku merupakan satu
kesatuan dalam mempelajari pendidikan luar sekolah dan pastinya di dalam
kedua buku materinya saling terkait dari bab ke bab lainnya. Penulis juga
sudah menggunakan referensi-referensi yang akurat untuk mendukung
menjelaskan materi dalam buku.

B. Rekomendasi
Dari beberapa uraian kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam
kedua buku yang dikritik ini, bukan berarti mengurangi substansi dari pesan
yang ingin disampaikan penulis dalam buku. Melainkan reviewer ingin agar
isi buku dapat lebih maksimal lagi, baik dalam tampilan maupun isinya. Di
samping itu, kedua buku ini sangat cocok digunakan untuk mahasiswa,
terutama mahasiswa jurusan tarbiyah sebagai bahan bacaan dalam memahami
pendidikan luar sekolah.

23

Anda mungkin juga menyukai