Anda di halaman 1dari 46

1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PAPAN BERPAKU TERHADAP


MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELAS IV SD

PROPOSAL PENELITIAN

Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Suradi, M.Ag

Oleh :
Geni Susilawati
NIM: 1811240063

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
TAHUN 2020
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Papan Berpaku
Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Matematika Kelas IV SD.” Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya kepada
kehidupan yang penuh ramhat dan maghfirah serta ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam


penulisan proposal ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata.
Karena itulah penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan proposal ini.

Dengan kerendahan hati dan rasa sadar proposal ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis berharap semoga proposal ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan maupun kepentingan
lainnya.

Bengkulu, 12 November 2020

Penulis

ii
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Identifikasi Masalah............................................................................4
C. Batasan Masalah.................................................................................4
D. Rumusan Masalah...............................................................................4
E. Tujuan Penulisan.................................................................................4
F. Manfaat penulisan...............................................................................5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Hasil Belajar .........................................................................6
1. Pengertian Hasil Belajar ...............................................................6
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar........................7
3. Ciri-Ciri Hasil Belajar ...................................................................9
4. Definisi Operasional Variabel.......................................................11
5. Indikator Hasil Belajar ..................................................................12
B. Media Papan Berpaku .......................................................................13
1. Pengertian Media............................................................................13
2. Kriteria Pemilihan Media ..............................................................14
3. Media Papan Berpaku ....................................................................15
4. Kegunaan Media Papan Berpaku ...................................................16
C. Pembelajaran Matematika ................................................................17
1. Pengertian Matematika .................................................................17
2. Bangun Datar.................................................................................18
3. Keliling Bangun Datar...................................................................19
D. Penelitian Yang Relevan ...................................................................20
E. Kerangka Berfikir .............................................................................21

iii
4

F. Hipotesis ..............................................................................................22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.....................................................................................24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................25
C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................27
E. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data.................................................29
F. Teknik Analisis Data ...........................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
5

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Peranan matematika
yaitu dapat digunakan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari,
matematika juga mengajarkan seseorang yang mempelajarinya untuk bisa
berpikir logis, kritis, analisis, sistematis, dan kreatif. Kemudian matematika
adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan
hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya
adalah untuk memudahkan pemikiran.
Matematika memiliki objek kajian yang bersifat abstrak yaitu tidak
berwujud dalam bentuk konkret atau nyata dan hanya ada dalam pikiran saja.
Sesuai dengan pendapat Sundayana matematika memiliki tingkat kesulitan
yang tinggi karena obyeknya yang bersifat abstrak tetapi matematika perlu
dipelajari walaupun sulit.
Konsep-konsep matematika dapat dipahami dengan mudah bila
disajikan dalam bentuk kongkret, lalu diarahkan pada tahapan semi kongkret,
dan pada akhirnya siswa dapat berfikir dan memahami matematika secara
abstrak. karakteristik siswa Sekolah Dasar berusia 7 sampai 11 tahun yang
berada dalam tahap berpikir operasional konkret, pada tahap ini siswa baru
mampu berfikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa
yang kongkrit. Maka salah satu jembatan agar siswa mampu berfikir abstrak
tentang matematika adalah menggunakan media pendidikan dan alat peraga
(media).
Media yang baik adalah media yang dirancang sesuai dengan
karakteristik siswa. Guru harus mampu memgidentifikasi karakteristik siswa,
media sebagai semua bentuk peralatan yang digunakan oleh manusia untuk
6

menyampaikan atau menyebar ide gagasan atau pendapat yang ingin


disampaikan kepada penerima pesan. Penggunaan media pembelajaran dalam
membantu pengajar menyampaikan materi sehingga lebih menarik untuk bisa
memahami materi yang disampaikan dengan baik serta dapat meningkatkan
hasil belajar. 1
Media papan berpaku adalah media pembelajaran matematika yang
terbuat dari tripleks, paku dan dilengkapi dengan karet gelang. fungsinya
sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep atau pengertian geometri
dalam pembelajaran matematika kelas IV SD/MI. Memperkenalkan berbagai
bentuk bangun datar melalui papan berpaku, sekaligus mempelajari mencari
luas dan keliling bangun datar dengan cara mengukur panjang dan lebar
bangun datar tersebut.
Papan berpaku dikenal dengan geoboard dibuat dari papan, berbentuk
persegi atau persegi panjang pada papan itu dibuat persegi kecil-kecil pada
setiap sudutnya ditancapkan paku setengah masuk dan setengah lagi masih
nampak/timbul.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di SD 28
Bengkulu selatan peneliti melihat kelangsungan belajar mengajar di dalam
kelas dan ternyata dalam belajar matematika dimana siswa masih terlihat
pasif, masih ada siswa yang mengobrol dengan temannya, sehingga siswa
merasa bosan, masih banyak siswa yang susah memahami materi
pembelajaran matematika, kemudian dalam pembelajaran matematika, guru
dituntut untuk menggunakan media pembelajaran, karena materi yang dibahas
dalam pembelajaran matematika merupakan materi yang bersifat abstrak,
sedangkan tingkat berfikir siswa di sekolah dasar taraf berfikir kongkret.
Guru harus mampu berfikir kreatif dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada di sekitar untuk dijadikan media pembelajaran. Dari hasil observasi, guru
jarang menggunakan media secara maksimal khususnya media pembelajaran
yang nyata maka dari itu siswa merasa bosan dalam belajar.2
1
Rostina Sundaya, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung: Alfabeta,2013), h.23.
2
Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Kelas IV Di SDN 28 Bengkulu Selatan Pada
Tanggal 4-5 November 2020.
7

Dengan melihat proses belajar siswa, peneliti melakukan wawancara


kepada wali kelas IV di SDN 28 Bengkulu Selatan dimana dari hasil
wawancara tersebut guru menjelaskan bahwa nilai siswa yang belum
mencapai hasil belajar, dan siswa banyak yang kurang bersemangat dalam
belajar dilihat dari nilai harian yang ada pada wali kelas. 3
Dari kurangnya hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika
khususnya pada materi bangun datar belum mencapai standar KKM yang
ditetapkan pada mata pelajaran matematika yaitu 70. Hal ini terlihat dari buku
catatan penilaian siswa terdapat 15 siswa masih ada 10 siswa yang nilainya
4
belum mencapai KKM. Mereka merasa bosan belajar matematika hanya
dengan menggunakan metode ceramah saja dan kesulitan menerima konsep
bangun datar pada matematika, karena dalam pembelajarannnya guru belum
menggunakan media yang menunjang semangat siswa dalam belajar sehingga
siswa merasa bosan dan susah memahami materi pembelajaran yang
dijelaskan oleh guru, karena kurangnya alat alternatif pendukung proses
pembelajaran
Dalam memahami materi matematika khususnya pada materi bangun
datar perhatian siswa harus tertuju pada penyampaian materi yang dilakukan
guru baik menggunakan metode ceramah ataupun menggunakan media agar
siswa lebih memahami materi yang diajarkan guru. Untuk mendapatkan
perhatian yang menuju materi guru harus menguasai kelas. Menurut
pemahaman peneliti untuk dapat menguasai kelas banyak cara-cara yang
harus dilakukan seorang guru, salah satunya yaitu saat penyampaian materi
yang biasanya dilakukan di SDN 28 Bengkulu Selatan hanya menggunakan
metode ceramah saja, itu membuat siswa merasa bosan dan jenuh terhadap

3
Suryani, Guru Kelas IV, Wawancara Di SDN 28Bengkulu Selatan, Pada Tanggal 4-
5November 2020.
4
Dokumen Sekolah Nilai KKM Mata Pelajaran Matematika, Di SDN 28 Bengkulu
Selatan, Pada Tanggal 4-5 November 2020.
8

materi pelajaran. Maka dari itu guru harus menggunakan media untuk
melengkapi metode saat mengajar, agar siswa tidak merasa bosan dan siswa
menjadi lebih bersemangat dalam belajar. 5
Dari permasalahan di atas maka peneliti memberikan salah satu
alternatif terhadap masalah tersebut dengan mengangkat judul “Pengaruh
Penggunaan Media Papan Berpaku Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV SD”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka terdapat identifikasi masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika, karena
masih banyak siswa yang belum memahami materi pembelajaran.
2. Kurangnya minat belajar siswa pada pembelajaran matematika, karena
masih jarangnya guru dalam menggunakan media saat menjelaskan
materi pelajaran.
3. Kurangnya dalam penggunaan media pembelajaran di saat guru
mengajar maka siswa menjadi susah dalam memahami materi
pelajaran terutama pada bangun datar
4. Kurangnya pariasi media pembelajaran di saat guru mengajar, terutama
menggunakan media papan berpaku.
5. Masih banyak nilai matematika siswa di bawah KKM, karena siswa
masih banyak yang belum memahami materi tentang bangun datar.
C. Batasan Masalah
Agar peneliti terarah dan tidak menyimpang dari pembahasan maka
peneliti membatasi masalah pada penggunaan media papan berpaku dengan

Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Di SDN 28 Bengkulu SelatanPada Tanggal 4-5


5

November 2020.
9

materi geomerti bangun datar pada pembelajaran matematika di SDN 28


Bengkulu Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh penggunaan media papan
berpaku. terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di
SDN 28 Bengkulu Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah
Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan media papan
berpaku terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika di SDN
28 Bengkulu selatan.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Bagi guru, media papan berpaku bisa sebagai alterternativ untuk
lebih mudah menyampaikan materi pembelajaran matematika pada
materi bangun datar.
b. Bagi siswa, untuk meningkatkan mutu dan kemampuan belajar anak
c. Bagi peneliti, untuk mengembangkan penelitian lain yang
menggunakan media papan berpaku
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk guru agar dapat
menerapkan media papan berpaku untuk mengajar matematika
b. Bagi sekolah, untuk menambah pengalaman dan meningkatkan
kecerdasan anak dalm pembelajaran matematika dengan media
papan berpaku
10

c. Bagi siswa, sebagai motivasi dan agar siswa mudah memahami


materi bangun datar pada mata pelajaran matematika
d. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan, kemamapuan, dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Hasil Belajar


1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar harus diperhatikan guru untuk melihat tercapai
atau tidaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku yang telah terjadi
melalui proses pembelajaran. Perubahan tingkah laku tersebut berupa
kemampuan-kemampuan siswa setelah aktifitas belajar yang menjadi
hasil perolehan belajar. Dengan demikian hasil belajar adalah perubahan
yang terjadi pada individu setelah mengalami pembelajaran. 6
Hasil belajar merupakan pencapaian yang diperoleh siswa
setelah proses pembelajaran. Bahwa hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil kegiatan belajar. Dalam

6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PTRemaja
Rosdakarya, 2009), h. 34
11

kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran,


anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang ditentukan. 7
Hasil belajar digunakan sebagai tolak ukur sejauh mana tingkat
keberhasilan materi yang sudah diajarkan. Hasil belajar terbagi menjadi
tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Tiga ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik merupakan
ranah yang dapat dilakukan oleh siswa, Ketiga ranah tersebut dapat
diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar. 8
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh siswa secara keseluruhan yang menjadi alat
ukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri siswa setelah
melakukan proses pembelajaran. Hasil belajar yang akan diukur pada

penelitian ini adalah hasil belajar kognitif mata pelajaran matematika


yang meliputi mengaplikasikan, menganalisis, dan mengevaluasi,
Instrumen digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek
kognitif. 6

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar dan dari dalam diri
siswa, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang
meliputi faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mencakup faktor fisiologis yaitu kondisi fisik
dan panca indera, minat, bakat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan

7
Ahmad Susanto,Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenata Media
Grup, 2013), h. 22.
8
NanaSudjana, Penilaian Hasil Proses …”, h. 35.
12

kognitif. Dimana faktor ini merupakan sumber dari diri sendiri sehingga
harus melawan dari sifat atau tingkah laku pribadi sendiri. Karena ini
timbul dengan keinginan dirinya sendiri jadi hanya dialah yang mampu
mencegahnya.
b. Faktor eksternal
Faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik. misalnya faktor lingkungan, sarana, prasarana, dan fasilitas
administrasi. 9

Untuk mencapa hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,


maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa antara lain:
a. Faktor dari dalam diri siswa (internal)
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa, adapun
yang dapat digolongkan kedalam faktor internal yaitu :

1) Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui penggunaan
konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan
mempelajari dengan cepat.
2) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Bakat dalam hal ini lebih dekat

9
M Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 35
13

pengertiannya dengan kata kecakapan, yaitu mengenai


kesanggupan-kesanggupan.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.
4) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting, karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar yang sifatnya diluar diri siswa yaitu antara lain:
1) Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Keluarga adalah
lembaga pendidikan pertama dan utama. Maka dari itu kerja sama
orang tua harus ditingkatkan, untuk menaruh perhatian yang serius
tentang cara belajar anak dirumah.
2) Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,
karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
belajar agar menjadi lebih giat. Keadaan sekolah meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran, dan kurikulum.
3) Lingkungan masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa
14

dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam


sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. 10

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu:


faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa, faktor
eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan faktor
pendekatan 15 belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran11
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor dari dalam diri siswa
itu sendiri ataupun faktor dari luar seperti faktor lingkungan misalnya
faktor lingkungan, sarana, prasarana, dan fasilitas administrasi.
3. Ciri-Ciri Hasil Belajar
Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung
secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang dipahami bersama.
Sebagai suatu aktivitas yang terencana, belajar memiliki sifat permanen,
yakni terjadinya perubahan pada anak didik. Ciri-ciri perubahan dalam
pengertian belajar meliputi:
a. Perubahan yang terjadi langsung secara sadar, sekurang-kurangnya
sadar bahwa pengetahuan bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya
berkembang, dan lain-lain.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional, belajar
bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan
setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.

10
Rosma, Hartini, Model Penelitian Tindaakn Kelas, (Yogyakarta: Teras, 2010), h.33.
11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil…”, h.48.
15

c. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju


perubahan yang lebih baik.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar
jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-
lain.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku bukan bagian-bagian
tertentu secara parsial. 12
Memperhatikan uraian tentang belajar dan mengajar sebagaimana
dibahas di atas, akhirnya dapat diketahui bahwa kegiatan belajar dan
mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu
perkembangan tertentu.
b. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan tehnik
yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
d. Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
e. Aktor guru yang cermat dan tepat
f. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi
masing-masing.
g. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
h. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.13

12
NanaSudjana, Penilaian Hasil Proses…”, h.55.
13
Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika, (Jakarta
Utara: Rajawali Pers, 2014), h.77.
16

Berikut juga termasuk ciri-ciri dalam proses belajar mengajar agar


mendapatkan hasil belajaryaitu antara lain:
a. Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan
menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya individu
merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi
dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Berarti
tingkah laku yang terjadi setelah belajar bersifat menetap.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Berarti perubahan
tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan
tingkah laku ini benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku jika seseorang belajar
sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan,
dan sebagainya.14
Dari penjelasan ciri-ciri di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
ciri-ciri hasil belajar sangat mempengaruhi dalam kegiatan belajar, karena
dalam proses belajar merupakan usaha guru dalam meningkatkan hasil
belajar, karena mengajar merupakan suatu aktivitas guru untuk menolong
dan membimbing anak agar memperoleh perubahan.
4. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang diartikan sebagai suatu konsep yang dimiliki nilai
ganda, atau dengan perkataan lain suatu faktor yang jika diukur akan

14
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 35-36.
17

menghasilkan skor yang bervariasi, variabel penelitian merupakan gejala


yang menjadi objek penelitian.15 Dalam penjelasan di atas merupakan
variabel terikat atau dependent (Y).
Variabel terikat atau variabel dependent (Y) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya atau variabel
dependent (Y) yaitu hasil belajar matematika siswa. 16
5. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai tujuan
pendidikan. Dimana tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta
didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga yakni: aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
a. Aspek Kognitif
Ranah kognitif digolongkan menjadi 6 kelas/tingkat yaitu
pengetahuan, pemahaman, penggunaan/penerapan, analisis, sintesi,
evaluasi.
1) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk mengingat kembali
satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana
2) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk membuktikan
bahwa memahami hubungan yang sederhana
3) Penggunaan/penerapan, disini siswa dituntut untuk menyeleksi atau
memilih abstraksi secara tepat
4) Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk menganalisis
hubungan atau situasi yang kompleks atau konsep dasar.
5) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk menggabungkan
unsur pokok kedalam struktur yang baru

15
Winami, Penelitian Pendidikan,(Bengkulu: Unit Penerbitan FKIP2011) , h.23.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuntitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.43.
18

6) Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk menerapkan


pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk menilai
suatu kasus.
Dalam proses belajar mengajar aspek kognitif inilah yang paling
menonjol dan bisa dilihat langsung dari tes. Dimana disini pendidik
dituntut untuk melaksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa
dilakukan oleh pendidik dengan cara memasukkan unsur tersebut
kedalam pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan kepada
siswa harus memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif, sehingga peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Aspek Afektif
Tujuan ranah afektif berhubungan dengan perhatian, sikap,
penghargaan, nilai, perasaan, dan emosi.
c. Aspek Psikomotorik
Tujuan ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan
motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi
saraf dan badan. Ranah psikomotorik meliputi gerakan tubuh yang
mencolok, ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, perangkat
komunikasi nonverbal, dan kemampuan berbicara. 17
Dalam proses belajar mengajar, tidak hanya aspek kognitifsajayang
harus diperhatikan, melaikan aspek afektif dan psikomotoriknya juga.
Untuk melihat keberhasilan kedua aspek ini, pendidik dapat melihatnya
dari segi sikap dan keterampilan yang dilakukan oleh peserta didik setelah
melakukan proses belajar mengajar.
B. Media Papan Berpaku
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

17
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2013), h.202-204.
19

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan


dan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi.18
Media sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan
sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang
dimaksud adalah materi pelajaran, dimana keberadaan media tersebut
dimaksudkan agar pesan dapat lebih muda dipahami dan dimengerti oleh
siswa. 19
Selanjutnya media adalah apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi dan kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam
pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, dan elektronis
untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali visual dan verbal.20
Dari pengertian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala bentuk dan saluran penyampai pesan atau informasi
dari sumber pesan ke penerima yang dapat membangkitkan semangat,
merangsang fikiran, perhatian dan kemampuansiswa, sehingga siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang sesuai
dengan tujuan informasi yang disampaikan kemudian media pembelajaran

18
Arif S. Sadiman. Dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Manfaatnya,(Jakarta utara: rajawali Pers 2014), h.6.
19
Rostina Sundayana., Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung:ALFABETA, 2013), h.12.
20
Azhar arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers. 2015), h.3.
20

juga sering disebut sebagai alat pembelajaran dalam menyampaikan materi


ajar, supaya mudah dipahami oleh siswa.
2. Kriteria Pemilihan Media
Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan
tujuan pembelajaran, artinya dalam menentukan media yang akan
digunakan pertimbangannya bahwa media tersebut harus dapat memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemilihan media ini, diantaranya:
a. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang
sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi, sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami peserta didik.
b. Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan; artinya
media yang diperlukan mudah diperoleh. Media grafis umunya mudah
diperoleh bahkan dibuat sendiri oleh guru.
c. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang
diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam
proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat
terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungan.
d. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
e. Sesuai dengan taraf berfikir siswa; memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa sehingga makna
yang terkandung di dalamnya mudah dipahami oleh siswa.21
Secara sederhana kriteria dalam pemilihan media pembelajaran antara
lain sebagai berikut:

21
Rostina, Sundayana, Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung: ALFABETA, 2013), h.30.
21

a. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran


b. Kesesuaian media dengan karakteristik siswa
c. Kesesuaian media dengan lingkungan belajar
d. Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media
e. Dapat menjadi sumber belajar
f. Kualitas media 22

3. Media Papan Berpaku


Papan berpaku merupakan salah satu jenis media yang dapat
digunakan sebagai alat peraga untuk mengajarkan materi bangun datar.
Media ini berupa papan yang ditancapkan paku pada permukaannya. Paku-
paku ini ditancapkan hanya setengah, setengah dari paku tersebut
dibiarkan timbul ke permukaan papan dengan bentuk persegi-persegi kecil.
Papan berpaku terbuat dari papan dengan paku-paku yang ditancapkan
sedemikian rupa sehingga dapat dipakai untuk memperagakan bangun-
bangun geometri datar beserta ukurannya.23

Gambar 1.1
Media Papan Berpaku
Geoboard (papan berpaku) merupakan pengembangan dari media
display atau sering dikenal dengan papan peragaan dan termasuk kedalam

22
Nunuk Suryani, dkk, Media Pembelajaran Inovatif dan Pengembangan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2018), h.62-63.
23
. Yohanes Lagadono, Penggunaan Media Papan Berpaku Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika, (Yogyakarta: 824 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2017), h.32.
22

jenis media visual diam yang mengandalkan indera penglihatan. Media


visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Terdapat dua
jenis pesan yang dimuat dalam visual yakni pesan verbal dan non-verbal.
Pesan verbal terdiri atas kata-kata dalam bentuk tulisan, dan pesan non-
verbal visual adalah pesan yang dituangkan dalam bentuk simbol-simbol.24
Alat peraga papan berpaku adalah suatu alat bantu pembelajaran yang
dibuat dari kayu yang diberi titik-titik, jarak dari titik ke titik lain sama
ukurannya, kemudian diatas titik itu diberi paku yang nantinya dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam menanamkan konsep geometri seperti
luas bidang datar, bentuk-bentuk bangun datar dan lainnya. 25
Dari penjelasan tentang media papan berpaku di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa media papan berpaku adalah media yang terbuat
dari papan berbentuk datar sehingga didatarannya tersebut diletakkan
paku-paku yang berbentuk persegi yang sama besar ukurannya. Dari
media papan berpaku tersebut kita bisa menggunakannya dengan
membentuk berbagai bangun datar dengan menggunakan karet gelang.
Selain membentuk berbagai bangun datar, media papan berpaku juga bisa
mencari jumlah keliling dan luas dari berbagai bangun datar. Jadi media
papan berpaku sangat cocok untuk pembelajaran matematika pada materi
bangun datar.
4. Kegunaan Media Papan Berpaku
Ada beberapa yang harus kita ketahui dari kegunaan media papan
berpaku antara lain :
a. Guru dapat dengan mudah menunjukan berbagai bentuk geometri
bidang seperti, segitiga, bujursangkar, trapesium dan sebagainya.
b. Siswa dapat dengan mudah mengikuti pola kita dalam membentuk atau
membuat bangun-bangun geometri, serta tidak banyak memakan waktu

24
Rostina, Sundayana, Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika,
(Bandung:ALFABETA, 2013), h.35.
25
Gusti Ayu, Alat Peraga Papan Berpaku, (Mataram, jurnal, 2016), h.6.
23

untuk menggambar dan tidak memerlukan penggaris, penghapus, pinsil


atau kertas.
c. Bentuk-bentuk geometri yang dibuat lebih sesuai dengan yang
sebenarnya, dari pada bentuk-bentuk geometri itu disajikan dengan
menggunakan kertas karton, tripleks atau kertas lainnya, sehingga tidak
menurunkan persepsi anak.
d. Dengan papan berpaku kita pula menghitung luas atau keliling berbagai
daerah yang ukurannya tidak beraturan. 26

Kemudian kegunaan dari media papan berpaku adalah sebagai alat


bantu pengajaran matematika di Sekolah Dasar untuk menanamkan
konsep/pengertian geometri, seperti pengenalan bangun datar, pengenalan
keliling bangun datar, dan menghitung/menentukan luas bangun datar.
Sehingga dapat memudahkan anak didik dalam belajar matematika pada
materi bangun datar. Karena penggunaan media papan berpaku sangat
simpel.
C. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “mathenein”
yang artinya mempelajari. Matematika diduga erat hubungannya dengan
kata sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau
intelegensial. 27
Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktiknya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.

26
Ruseffendi. Pendidikan Matematika 3. (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 2005), h.77.
27
Subarinah, Inovasi Pembelajaran Matematika SD, (Jakarta: Depdiknas, 2006), h.1.
24

Selanjutnya paling menyatakan bahwa ide manusia tentang matematika


berbeda-beda, tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-
masing. Ada yang menyatakan bahwa matematika hanya penghitungan
yang mencakup tambah, kurang, kali dan bagi. 28
Dari segi bahasa matematika ialah bahasa yanng melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Uraian ini
menujukkan bahwa matematika berkenaan dengan struktur dan hubungan
yang berdasarkan konsep-konsep yang abstrak sehingga diperlukan
simbol-simbol untuk menyampaikannya. Simbol-simbol ini dapat
mengoperasikan aturan-aturan dari struktur dan hubungannya dengan
operasi yang telah diterapkan sebelumnya. 29
Dari pengertian menurut para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika adalah ilmu pngetahuan yang termasuk
penting dalam kehidupan sehari-hari dan dengan tujuan agar peserta didik
dapat berkonsultasi dengan menggunakan angka-angka dan bahasa dalam
matematika.
2. Bangun Datar
Bangun datar yaitu bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garis-
garis lurus atau lengkung. Dan bangun datar yaitu sebuah bangun yang rata
yang memiliki dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak memiliki
30
tinggi dan tebal. Dengan demikian bangun datar ialah abstrak.
Dalam kehidupan sehari-hari mengambil contoh bangun datar tidaklah
mudah. Misalkan saja kita ambil selembar kertas Houtvrij Schrijfpapier
(HVS) atau kertan Koran sebagai bangun datar. Kalau benar- benar
diperiksa, kertas itu selain mempunyai panjang dan lebar juga kertas itu

28
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h.252.
29
Rosma Hartini, Model Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Teras, 2010),h. 12
30
Gunanto dan Dhesy Adhalia, Matematika untuk …”, h.81.
25

mempunyai tebal ataupun tinggi. Dengan alat ukur yang mempunyai


ketelitian yang tinggi tebal kertas dapat diukur. Benda-benda dilihat
dengan mata telanjang terlihat rata atau datar belum tentu memenuhi syarat
untuk digolongkan sebagai bangun datar. Dengan demikian pengertian
bangun datar adalah abstrak.31
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bangun datar adalah
sebuah sebuah bidang dataran yang berbentuk dua dimensi yang memiliki
panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi dan tebal.

3. Keliling Bangun Datar


a. Keliling persegi
Keliling bangun datar adalah jumlah panjang seluruh sisi yang
mengelilingi bangun tersebut. Kemudian keliling dari persegi dapat
ditentukan dengan menghitung jumlah panjang keempat sisinya.

Perhatikan persegi ABCD berikut!

A B

D C

Gambar 1.2
Persegi
Keliling persegi ABCD sama dengan jumlah panjang keempat
sisinya. Ingat, persegi mempunyai keempat sisi yang sama panjang.

31
Gunanto dan Dhesy Adhalia, Matematika untuk …”, h.80.
26

Misalnya, panjang sisi persegi ABCD adalah s maka kelilingnya dapat


ditentukan dengan cara berikut.32
Keliling persegi ABCD = AB + BC + CD + DA
=s+s+s+s
=4xs
b. Keliling Persegi Panjang
Keliling persegi panjang dapat ditentukan dengan menjumlahkan
panjang keempat sisinya. Perhatikan persegi panjang PQRS di bawah.
Ingat pada persegi panjang, sisi yang berhadapan sama panjang.
S R

P Q
Gambar 1.3
Persegi panjang

Misalnya pada sisi PQ dan RS adalah p dan panjang sisi QR dan PS


adalah l. Keliling persegi panjang ditentukan dengan cara berikut.
Keliling persegi panjang = PQ + QR + RS + PS
=p+l+p+l
= (2 x p) + (2 x l)
= 2 x (p + l) 33
c. Keliling Segitiga
Keliling segitiga dapat ditentukan dengan menjumlahkan panjang
ketiga sisi segitiga tersebut. Perhatikan gambar segitiga tersebut!
C

32
Gunanto dan Dhesy Adhalia, Matematika untuk SD/MI Kelas IV, (Jakarta: PT. Gelora
Aksara Pratama, 2016),h.80-81.
33
Gunanto dan Dhesy Adhalia, Matematika untuk ...",h.83.
27

b a
A B
C
Gambar 1.4
Segitiga

Keliling Segitiga ABC = AB + BC + AC


=c+a+b
= sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 34
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini didasarkan pada beberapa hasil penelitian yang dilakukan
dalam meningkatkan hasil belajar matematika, dimana hasil penelitian yang
relevan diantaranya sebagai berikut:
1. Indun Riyani (2019) “pengaruh penggunaan alat peraga roda putar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 56 Kota
Bengkulu”dimana penelitian ini menggunkan metode kuantitatif
eksperimen dan terdapat pengaruh penggunaan alat peraga roda putar
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 56 Kota
Bengkulu. 35
Persamaan penelitian di atas dengan yang sedang dilakukan peneliti
yaitu sama menggunakan media/alat peraga dalam menentukan hasil
belajarnya dan perbedaannya yaitu peneliti di atas menggunakan alat
peraga roda putar.
2. Yohanes Lagadoni Keraf (2017) “penggunaan media papan berpaku untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi

Gunanto dan Dhesy Adhalia, Matematika untuk …”, h.86.


34

Indun Riyani, “Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Roda Putar Terhadap Hasil Belajar
35

Matematika Siswa Kelas IV SDN 56 Kota Bengkulu”, (Skripsi S1 Fakultas Tarbiyah Dan Tadris
IAIN Bengkulu, 2019), h.105.
28

bangun datar pada siswa kelas 3 SDN Sawit Sewon, Bantul, Yogyakarta”
penelitian tersebut menjelaskan bahwa penggunaan media papan berpaku
dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan ini terlihat dari hasil
yang diperoleh pada setiap siklus pembelajaran. 36
Persamaan penelitian di atas dengan yang sedang diteliti oleh peneliti
yaitu sama menggunakan media papan berpaku daalm meningkatkan hasil
belajar dan perbedaannya yaitu penelitian di atas menggunakan metode
penelitian tindakan kelas sedangkan peneliti menggunakan metode
kuantitatif.
E. Kerangka Berfikir
Kerangka pikir adalah penjelasan rasional dan logis yang diberikan oleh
seorang peneliti terhadap pokok/objek penelitianya. Penelitian yang
dilakukan adalah tentang pengaruh penggunaan media papan berpaku
terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika kelas IV SDN.
Dalam pembelajaran Matematika Sekolah Dasar obyek Matematika masih
bersifat abstrak sehingga memerlukan strategi penanaman konsep yang
mudah dipahami oleh siswa pada usia Sekolah Dasar. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan peneliti ketika melakukan pra penelitian di SDN
28 Bengkulu Selatan dalam pembelajaran matematika kelas IV SD siswa
hanya dibekali rumus dan contoh abstraknya saja sehingga penguasaan
konsep Matematika siswa masih tergolong lemah.
Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 28 Bengkulu Selatan pada
materi bangun datar masih rendah salah satu penyebabnya adalah guru belum
menggunakan media yang dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan media
papan berpaku pada pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dan

36
Yohanes Lagadoni Keraf, “Penggunaan Media Papan Berpaku Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas 3
SDN Sawit Sewon, Bantul Bengkulu Tengah, (Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017), h.72.
29

dapat melibatkan keaktifan siswa akan menjadi pembelajaran yang bermakna


bagi siswa karena dalam prosesnya melibatkan siswa secara langsung.
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 2.5 sebagai berikut

Hasil belajar
Kondis
i awal siswa masih rendah

Penggunaan media
Tindaka papan berpaku pada
n pembelajaran bangun
datar

hasil belajar siswa


Kondisi pada materi geometri
akhir bangun datar
meningkat

Gambar: 1.5
Kerangka Berfikir
F. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan tesis
(kesimpulan). Maka hipotesis dapat didefinisikan hipotesis sebagai hubungan
yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkap
dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban
sementara atas pernyataan penelitian.37
Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya
baru sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan
dilakukan. Dengan hipotesis, peneliti menjadi jelas arah pengujiannya dengan

37
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2016),h.79-80.
30

kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam pelaksanaan penelitian


dilapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam pengumpulan data. 38
Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan
antarvariabel. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan antara
dua kelompok (atau antara beberapa kelompok) yang terkait dengan variabel.
Untuk menguji apakah hubungan atau perbedaan diperkirakan tersebut ada
atau tidak, hipotesis dapat disusun sebagai proposisi atau dalam bentuk
pernyataan jika-maka (if-then statement). 39
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah
suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum
sempurna. Dan suatu penelitian yang belum sempurna sehingga perlu
disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui
penelitian.
Adapun hipotesis penelitian ini adalah bahwasannya peneliti mengamati
adanya pengaruh penggunaan media papan berpaku terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran matematika kelas IV di SDN 28 Bengkulu Selatan
Adapun hipotesis yang peneliti gunakan adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh media papan berpaku terhadap hasil belajar
matematika kelas IV di SDN 28 Bengkulu Selatan
Ha : Terdapat pengaruh media papan berpaku terhadap hasil belajar
matematika kelas IV di SDN 28 Bengkulu Selatan

BAB III

METODE PENELITIAN

38
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: prenata Media Grup, 005),
h.85.
39
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2016),h.81.
31

A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif
dengan pendekatan Quasi-eksperimen. Karena penelitian kualitatif adalah
suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi
yang menyelidiki suatu penomena sosial dan masalah manusia. Pada
pendekatan ini peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara
sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti. 40
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana guru
dan anak didik bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis
dari apa yang telah dipelajari. Dan arti lainnya yaitu siswa harus mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari sesuatu hukum dan proses
sesuatu. 41
Eksperimen sebagai suatu penelitian yang sekurang-kurangnya satu
variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental. Kemudian
metode eksperimen juga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali42
Penelitian eksperimen dengan menggunakan desain pretest-postest
menggunakan kelompok kontrol dengan memilih sampel subjek secara
random. Selanjutnya terhadap sampel yang terpilih itu, dilakukan penugasan
random untuk memecahkan sampel itu menjadi dua kelompok. Tetapi pada
peneliti ini kelompok kontrol tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel luar yang akan mempengaruhi suatu pelaksanaan eksperimen. 43
Eksperimen dilakukan dengan mengadakan tes awal sebelum
diadakannya perlakuan dan tes akhir, sesudah perlakuan kepada kedua
kelompok subjek dengan rancangan sebagai berikut.

40
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h.33-
34.
Eksperimen = O1 X O2
41
Alfauzan Amin, Metode Pembelajaran Agama Islam, ( Bengkulu, IAIN Bengkulu
Press, 2015), h.5.
42
Emzir, MetodologiKontrol = O1 - Kuantitatif
Penelitian Pendekatan O2 dan Kualitatif, (Jakarta:
Rajagrafindo, 2015), h.63.
43
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h.77.
32

Gambar 1.6
Desain Penelitian Kelompok Pretest dan Postest

Tabel 1.6
Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Postest

Kelas IV A O1 X O2

Kelas IV B O1 - O2

Keterangan :

X = Media Papan Berpaku

O1 = Skor pretest untuk kelas IV A dan B

O2 = Skor postest untuk kelas IV A dan B

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat observasi ini dilakukan di SDN 28 Bengkulu Selatan yang
terletak di Desa Tanjung Raman Kecamatan Manna Kabupaten Bengkulu
Selatan Provinsi Bengkulu. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
4-5 November 2020.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai sejumlah kasus yang memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Kasus,
33

dalam hal ini dapat diartikan sebagai orang, barang, binatang, hal
ataupun peristiwa. 44
Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data disebut populasi. Dan bagian dari populasi disebut
sebagai sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya. 45
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di teliti dan kemudian di tarik kesimpulannya. 46Populasi
digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen atau anggota dari suatu
wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan
dari objek penelitian
Jadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 28
Bengkulu Selatan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian integral yang tak dapat dipisahkan
dengan populasi yang merupakan cermin dari populasi “potret” sampel
seharusnya itulah “wajah” populasi. Penelitian menggunakan sampel
memberikan beberapa keuntungan, seperti hemat waktu, biaya, maupun
tenaga dan mempertinggi kecermatan. 47
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Mengenai ukuran sampel apabila subjek
penelitian kurang dari seratus, maka lebih baik diambil seluruhnya.
Sedangkan apabila jumlah populasi lebih dari seratus maka sampel
diambil sebanyak 10% atau 20% sampai 25% atau lebih.48

44
Muhammad Farkhan, Proposal Penelitian Bahasa dan Sastra, (Jakarta: cella Jakarta,
2007), h.22.
45
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Prakek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006),h.22-23.
46
V. Wiratna Sujarweni, metodologi Penelitian, (Yogyakarta, Pustakabarupress, 2014),
h.65.
47
Winami,Penelitian Pendidikan, (Bengkulu: Unit penerbitan FKIP, 2011), h.34.
48
Ririn Alvioroza, Skripsi, Studi Komparasi Penggunaan Media Kantong Bilangan
Dengan Media Kartu Angka Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 1 Pada Mata Pelajaran
Matematika Di SDN 66 Kota Bdengkulu, (Bengkulu, IAIN Bengkulu, 2019), h.50.
34

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini


menggunakan teknik sampel random sederhana
(simplerandomsampling) dimana tehnik pengambilan sampel
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada
dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel. 49Pengambilan sampel
ini dilakukan dengan cara diundi. Maka dari itu cara ini memungkinkan
seluruh populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk terpilih
menjadi sampel dalam penelitian.
Setelah dilakukan pengundian, dari seluruh kelas 1-6 di SDN 28
Bengkulu Selatan yang terpilih menjadi sampel penelitian adalah kelas
IV. kemudian dilakukan penentuan kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Penentuan kelas tersebut juga dilakukan dengan cara
diundi. Berdasarkan hasil pengundian, terpilih kelas IV B sebagai kelas
kontrol dan kelas IV A sebagai kelas eksperimen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah terdapat tiga
tehnik yaitu diantaranya:
1. Observasi
Observasi yaitu sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan
secara spontan dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan. Pada
dasarnya tehnik observasi digunakan untuk melihat atau mengamati
perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian
dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.50
Pada saat pengumpulan data dengan melakukan observasi data
yang peneliti lakukan yaitu: melihat kondisi sekolah, sarana dan prasarana
sekolah, proses kegiatan belajar mengajar matematika, cara guru dalam
mengajar mata pelajaran matematika, melihat keaktifan siswa saat belajar,
melihat pemahaman siswa saat belajar, melihat media yang digunakan

49
Syofian Siregar,Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2013), h.31.
50
Joko Subagyo, Metode Penelitan Dalam Teoto Dan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka Cipta,
2006), h.62-63.
35

dalam proses belajar mengajar, dan mengambil data jumlah siswa SDN 28
Bengkulu Selatan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi menurut bahasa dan istilah adalah suatu kegiatan
untuk melakukan pencarian, penyelidikan, pengumpulan, penguasaan, dan
penyediaan terhadap suatu prihal tertentu. Dokumentasi adalah salah satu
metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian.51
Dan metode inilah yang peneliti gunakan untuk menyimpan
berbagai macam data berbentuk foto terkait proses kegiatan belajar
mengajar. Kemudian item-item yang ada pada dokumentasi pada
penelitian ini adalah siswa, guru, ruang kelas, lingkungan sekolah, fasilitas
sekolah lainnya seperti ruang guru, kamar mandi, ruang kepala sekolah,
dan visi misi.
3. Tes
Tes diartikan sebagai alat dan memiliki prosedur sistematis yang
digunakan untuk mengukur dan menilai suatu pengetahuan atau
penguasaan objek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu.
Penggolongan tes atas dasar efek dan pengaruh kegiatan pembelajaran
yaitu tes awal pretest dan tes akhir yaitu postest. Pretest dilaksanakan
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana materi pelajaran yang akan
diajarkan telah dipahami oleh peserta didik.
Tes awal dilaksanakan sebelum bahan pelajaran dan materi
dilakukan. Pretest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
semua materi pelajaran yang penting telah dikuasai dengan baik oleh
siswa.
Peneliti menggunakan tes ini termasuk kedalam golongan tes hasil
belajar, yaitu tes yang bertujuan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian
terhadap tujuan pembelajaran atau hasil belajar. 52

51
Burhan Bunguin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2005), h.154.
52
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2014), h.100-101.
36

E. Teknik Validitas dan Reliabilitas Data


1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas yang digunakan dalam validitas ini (content validity)
suatu tes yang mempermasalahkan seberapa jauh suatu tes mengukur
tingkat penugasan terhadap isi suatu materi dengan tujuan pengajaran.
Selain itu dapat dikatakan suatu tes akan mempunyai validitas isi yang
baik jika tes tersebut terdiri dari item-item yang mewakili semua materi
yang hendak diukur. 53
Uji validitas instrumen merupakan prosedur pengujian untuk
mengetahui apakah tiap butir soal dapat mengukur hasil belajar siswa
dengan cepat atau tidak. Teknik yang digunakan untuk mengukur
validitas pernyataan pada lembar tes adalah korelasi product moment
dengan angka kasar, rumusnya adalah:
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
rxy =
√¿ ¿¿

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi r product moment

∑ xy = Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

∑x = Jumlah seluruh skor X

∑y = Jumlah seluruh skor Y

Kriteria validitas

Jika rhitung ≥ rtabel maka data dikatakan valid

Jika rhitung ≤ rtabel maka data dikatakan tidak valid

53
Ali Hamzah, Evaluasi Pmbelajaran …”, h.214-215.
37

Dalam rangka untuk mengetahui baik tidaknya suatu soal perlu


adanya uji coba (try out) suatu soal validitas sistem. Untuk itu soal
terlebih dahulu diuji kepada 20 siswa di kelas IV tentang soal yang
berhubungan dengan penggunaan media papan berpaku. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.7
Penngujian Validitas Item Nomor 1
No. X Y X2 Y2 XY
1 1 8 1 64 8
2 0 6 0 36 6
3 0 5 0 25 5
4 1 19 1 361 19
5 0 4 0 16 4
6 0 13 0 169 13
7 1 19 1 361 19
8 0 2 0 4 2
9 0 14 0 196 14
10 1 20 1 400 20
11 0 7 0 49 7
12 1 6 1 36 6
13 1 13 1 169 13
14 1 18 1 324 18
15 1 12 1 144 12
16 0 13 0 169 13
17 1 17 1 289 17
18 1 9 1 81 9
19 0 15 0 225 15
20 1 18 1 324 18
∑ 11 238 11 3442 11

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dicari validitas nomor 1


dengan menggunakan rumus product moment sebagai berikut:
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r =
√¿ ¿¿

20 x 159−11 x 238
r1 = 2 2
√( 20 x 11−11 )( 20 x 3442−238 )
38

3180−2618
=
√ 3180 x 12196
562
=
1098,81937

= 0,51145804

Perhitungna validitas item soal dilakukan dengan penafsiran


koefisien korlasi, rxy hitung dibandingkan dengan rtabel taraf signifikan 5
%. Adapun nilai rtabel dengan taraf signifikan 5 % validitas item soal
adalah 0,47. Artinya apabila rxy hitung lebih besar atau sama dengan
0,5145804 (rxy ≥ 0,47) maka data tersebut dapat dikatakan valid.
Berdasarkan hasil hitung, diketahui rxy = (0,5145804 ≥ 0,47), maka item
soal nomor 1 dikatakan valid.

Pengujian item soal lainnya dapat dilakukan dengan cara yang


sama seperti pengujian item nomor 5. Hasil uji validitas item soal secara
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris rely, yang
berarti percaya, dan reliable yang berarti dapat dipercaya. Dengan
demikian reliabilitas dapat diartikan sebagai kepercayaan. Kepercayaan
hubungan dengan ketetapan dan konsisten. Reliabilitas dilakukan untuk
menguji apakah suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah
baik.54
Suatu Instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel apabila
instrumen tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Instrumen yang dapat dipercaya atau reliabel akan
menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Maka dari itu pengujian

54
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian: Suatu...”, h.221.
39

reliabilitas instrumen yang akan digunakan oleh peneliti yaitu tehnik


Alfa Cronbach, dengan rumus sebagai berikut:
∑ s2i
ri¿
k
(k −1) {
1− 2
st }
Keterangan :
r i = Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan
∑ s2i = Jumlah varians butir item
st 2 = Varians total
Rumus mencari varians total:
2
2 ∑ X 2t ( ∑ X t )
st = −
n n2
Rumus mencari varians butir item:
2
2 ∑ X 2i ( ∑ X i )
si = −
n n2

Tabel 1.8
Uji Reliabilitas Soal Tes
No. Skor item bernomor X2 Y2 XY
Ganjil (X) Genap (Y)
1 12 8 144 64 96
2 14 6 196 36 84
3 15 5 225 25 75
4 1 19 1 361 19
5 16 4 256 16 64
6 7 13 49 169 91
7 1 19 1 361 19
8 18 2 324 4 36
9 6 14 36 196 84
10 0 20 0 400 20
11 13 7 169 49 91
40

12 14 6 196 36 84
13 7 13 49 169 91
14 2 18 4 324 36
15 8 12 64 144 96
16 7 13 49 169 91
17 3 17 9 289 51
18 11 9 121 81 99
19 5 15 25 225 75
20 2 18 4 324 36
∑ 162 238 1922 3442 1338

Menghitung uji reliabilitas varian butir item ( soal nomor 3)


n n

S 2
=
n ∑ xi 2−
i=1
(∑ )
i=1
xi ❑2

n ( n−1 )
20 x 14−( 142 )
S2X3 =
20 ( 20−1 )
280−196
=
20 x 19
= 0,2211
Menghitung uji reliabilitas varian total
n n

Varian total δ =
n ∑ xi 2−
i=1
(∑ )
i=1
xi ❑2

n ( n−1 )
20 x 3442−( 238 2)
=
20 ( 20−1 )
68840−56644
=
380
12196
=
380
= 30,49
Nilai Reliabel
2
n ∑s
( KR−20 ) =
n−1
1−
δ ( )
41

20 4,93
= (
( 20−1 )
1−
30,49 )
= 1,05 x (1-0,16)
= 1,05 x 0,83
= 0,88

Tabel 1.9
Kategori nilai koefisien reabilitas
Interval koefisien Tingkat Realibilitas
>0,90 Reabilitas sangat tinggi
0,80 – 0,90 Reabilitas tinggi
0,70-0,80 Reabilitas
0,60-0,70 Reabilitas rendah
< 0,60 Reabilitas sangat rendah

Adapun nilai kriteria untuk reliabilitas soal adalah 0,70. Artinya


apabila koefisien realibilitas hitung lebih besar atau sama dengan 0,70,
maka soal tersebut dapat dikatakan reliabilitas.
Berdasarkan hasil hitung dapat diperoleh koefisien reliabilitas tes
sebesar 0,88, koefisien 0,88 ternyata lebih besar dari 0,70. Dengan
demikian maka tes mata pelajaran matematika tersebut dinyatakan
sebagai hasil tes yang reliabilitas.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian eksperimen selalu dilakukan dengan uji beda.
Jika hanya terdapat dua kelompok, maka teknik analisis data yang digunakan
adalah uji-t atau t-test. Uji-t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
perbedaan rata-rata hitung, apakah ada perbedaan hasil yang signifikan atau
tidak antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Syarat data bersifat
signifikan apabila nilai p lebih kecil dari pada taraf signifikan si 5%. Namun
sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis akan dilakukan uji
persyaratan analisis terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Prasyarat
42

Dimana sebagai uji prasyarat dalam penelitian ini terdiri dari 2 uji,
uji normalitas dan uji homogenitas diantaranya yaitu:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah bentuk pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah
data yang terampil merupakan data berdistribusi normal atau bukan.
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan yaitu uji
lilliefors.
Untuk menguji normalitas data digunakan rumus Lilliefors
dengan langkah-langkah berikut:
a. Buat Ho dan Ha
b. Hitung rata-rata dan simpangan baku data dengan rumus


X
x =
∑ X I dan S =
n
n ∑ X i− (∑ )
n

2

n−1
c. Setiap data ,X1, X2 …Xn ,dijadikan bilangan baku ,Z1, Z2,...Zn

x1− X
dengan menggunakan rumus = Zscore =
s
d. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)
e. Selanjutnya dihitung proporsi, Z1, Z2,...Zn yang lebih kecil atau
sama dengan, Z1. jika proporsi ini dinyatakan ileh S(zi). Maka S(zi)

banyaknya Z 1 , Z 2 , ... Z n yang ≤ Zi


= ,untuk memudahkan
n
menghitung proporsi maka diurutkan dari kecil hingga terbesar.
f. Hitung selisih F(zi) – S( zi) kemudian tentukan harga mutlaknya
g. Ambil harga yang paling besar diantara harga–harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga sebesar LO
43

h. Untuk menerima atau menolah hipotesis nol, kita bandingkan ini


dengan nilai kritis L untuk taraf nyata = 0,05. Kriterianya adalah
terima HO jika L0 lebih kecil dari L tabel.
b. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal,
maka selanjutnya diadakan pengujian homogenitas. Pengujian
homogenitas berfungsi apakah kelompok populasi itu bersifat
homogen atau heterogen. Dimana uji homogenitas ini menguji sama
tidaknya variasi-variasi dua buah distribusi atau lebih. Uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji fisher.
varian terbesar
Fhitung =
varianterkecil
Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan cara
membandingkan nilai fhitung dengan ftabel pada taraf signifikasi α = 0,05
dan dkpembimbing = na-1 dan dk penyebut nb-1. Apakah fhitung ≤ ftabel
maka kedua kelompok data tersebut memiliki varian yang sama atau
homogen. 55

2. Uji Hipotesis Penelitian


Setelah melakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas, maka selanjutnya ada uji hipotesis penelitian untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas IV di SDN 28 Bengkulu Selatan, digunakan
rumus t-tes parametris namun terlebih dahulu dikelompokkan sesuai
dengan variabel masing-masing yaitu:
Variabel X (variabel bebas), yaitu media papan berpaku
Variabel Y (variabel terikat), yaitu hasil belajar matematika

55
Sugiyono, Strategi Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2015), h.199.
44

Tehnik analisis yang digunakan yaitu uji komparasi dan rasio atau interval,
dari hasil tes yang sudah dilakukan peneliti dikelas eksperimen dan kelas
kontrol menggunakan rumus:
Rumus t-tes parametris varians:
x 1− x
2

s s 22
2
T hitung =
√ 1
+
n1 n 1
Keterangan:
n1 dan n2 = Jumlah Sampel
x1 = Rata-rata sampel ke-1
x2 = Rata-rata sampel ke-2
s21 = Variabel Sampel ke-1

s22 = Variabel Sampel ke-2

DAFTAR PUSTAKA

Ali Hamzah, 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Rajagrafindo


Persada.
45

Alfauzan Amin, 2015. Metode Pembelajaran Agama Islam, Bengkulu, IAIN


Bengkulu Press,
Arif S. Sadiman. Dkk, 2014. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Manfaatnya,Jakarta utara: rajawali Pers.
Burhan Bunguin, 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group
Dimyati, Mudjiono, 2013. Belajar dan Pembelajaran, Bandung:Alfabeta,
Emzir, 2015. Metodologi Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif,
Jakarta: Rajagrafindo
Juliansyah Noor, 2011. Metodologi Penelitian, Jakarta: Prenada Media Group
Joko Subagyo, 2006. Metode Penelitan Dalam Teoto Dan Praktek. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Muhammad Farkhan, 2007. Proposal Penelitian Bahasa dan Sastra, Jakarta: cella
Jakarta,
Nana Sudjana, 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung:
PTRemaja Rosdakarya,
Ririn Alvioroza, Skripsi. 2019. Studi Komparasi Penggunaan Media Kantong
Bilangan Dengan Media Kartu Angka Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
1 Pada Mata Pelajaran Matematika Di SDN 66 Kota Bdengkulu, Bengkulu,
IAIN Bengkulu,
Rosma Hartini Sam’s,. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Teras.
Rostina Sundayana., 2013. Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran
Matematika, Bandung: ALFABETA,.
Sugoyono, 2015. Strategi Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta,
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Susanto. A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenata
Media Grup,
Syofian Siregar. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
46

Sugiono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung:


Alfabeta
V. Wiratna Sujarweni, 2014. metodologi Penelitian, Yogyakarta, Pustaka
barupress,

Anda mungkin juga menyukai