Anda di halaman 1dari 46

Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Pada Materi Pengurangan

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa/I Kelas II SD Negeri 1


Kota Bengkulu

Diajukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian R & D

Disusun Oleh :
Dea Fatmawati (2111280032)

Dosen Pengampuh :

Resti Komala Sari, M.Pd

PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Alhamdulillah saya ucapkan atas kesehatan yang diberikan Allah SWT.


Karna atas rahmatnya saya selaku penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
Oleh dosen kami Resti Komala Sari, M.Pd .Yang merupakan dosen Pengampuh
di Mata Kuliah Metodologi Penelitian R & D.

Tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih pada teman-teman yang


terlibat dalam pembuatan proposal penelitian saya yang menjelaskan
“Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Pada Materi
Pengurangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa/I
Kelas II SD Negeri 1 Kota Bengkulu”

Disini saya sebagai penulis dari proposal penelitian ini menyadari bawah
proposal penelitian ini masih jauh dari kata baik, oleh sebab itu saya selaku penulis
mengharapkan kritikan dan saran agar saya dapat menyempurnakan kekurangan dari
proposal penelitian ini .

Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bengkulu,3 November 2023

Dea Fatmawati
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................4
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................11
C. Batasan Masalah...........................................................................................11
D. Rumusan Masalah.........................................................................................12
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................12
F. Manfaat Penelitian........................................................................................12

BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................14


A. Kajian Teori..................................................................................................14
B. Penelitian Relevan........................................................................................28

BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................32


A. Jenis Penelitian.............................................................................................32
B. Model Pengembangan..................................................................................33
C. Prosedur Pengembangan Media Ajar...........................................................34
D. Uji Coba Produk Pengembangan.................................................................36
E. Subyek Uji Coba..........................................................................................38
F. Jenis Data.....................................................................................................39
G. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................40
H. Teknik Analisis Data....................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................115
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan artinya sebuah pemberian , bantuan atau bimbingan yang

diberikan oleh orang-orang yang bersedia mencurahkan segenap kemampuannya

untuk menghasilkan karakter siswa agar di setiap generasi selalu ada penemuan,

perubahan, serta kemajuan.

Sekolah adalah organisasi pendidikan formal yang secara sistematis

melaksanakan program studi, pengajaran, atau latihan dengan tujuan untuk membantu

siswa dalam mewujudkan potensi mereka secara penuh, termasuk aspek moral dan

spiritual, intelektual, emosional, sosial, dan fisik. Faktor penting dalam

perkembangan seorang anak adalah sekolah mereka, baik dalam hal belajar membaca,

menulis, atau bahkan mengemudi. Sekolah berfungsi sebagai pengganti anggota

keluarga dan guru sebagai orang tua.1

Menjadi fasilitator utama dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah,

pengajar mempunyai kiprah yg sangat strategis untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diharapkan. dalam hal ini, pengajar dilihat menjadi faktor penentu terhadap

kemampuan peserta didik dalam belajar. Faktor primer pada keseluruhan proses

pendidikan pengajar

1
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), h. 30
Dengan kata lain, agar siswa dapat mencapai tujuan mereka, guru harus menyediakan

lingkungan belajar yang sebaik mungkin dalam pembelajaran.2

Guru adalah elemen yang tidak mudah terputus, tanpa guru, kegiatan sekolah

menjadi sebuah proses yang sulit dan akan merugikan anak. Peran guru sangat penting

dalam proses pembelajaran.3

Menjadi subsistem pendidikan, pengajaran juga akan memiliki dampak yang

signifikan terhadap bidang pendidikan lainnya seperti pembelajaran, lingkungan

pengajaran, penggunaan media, metode pengajaran, kurikulum, dan bidang lain

dalam sistem sekolah.

Pendidikan matematika adalah bahasa simbolis yang tidak menerima jawaban

secara eksplisit dan memiliki tujuan yang jelas yang harus dipahami oleh siswa. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan daya ingat mereka, mereka harus diberikan latihan

menggambar dan menulis. Siswa di Sekolah Dasar (SD) biasanya dibagi menjadi

beberapa kelompok yang terdiri dari usia enam atau tujuh tahun, hingga dua belas

atau tiga belas tahun, tergantung kapan mereka berencana untuk mendaftar pada fase

oprasional konkret.4

2
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan (Bandung:PT Repika Aditama
2012), h. 19
3
Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru Dan Murid (Yogyakarta: BukuBiru,
2013), h. 55
4
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: PT Remaja
Rosda Karya, 2007), h.1
Anak-anak di usia Sekolah Dasar telah bisa menanggapi stimulus intelektual

atau melaksanakan tugas belajar yang membutuhkan kemampuan kognitif atau

kecerdasan seperti menulis, membaca, menghitung, atau calistung.Daya pikirnya

sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional pada usia SD/MI..5

Penelitian di Almeria, Spanyol, terhadap siswa Sekolah Dasar (SD)

menemukan informasi yang menarik. Matematikan dan bahasa adalah dua bidang

studi yang secara signifikan memengaruhi hasil akademik. Seseorang akan memiliki

konsep diri yang lebih baik dan prestasi akademik yang lebih baik jika mereka mahir

dalam matematika dan bahasa.6

Setiap jenjang pendidikan mengajarkan matematika. Matematika yang

abstrak membutuhkan banyak perhatian dan konsentrasi, dan terkadang sulit

dipahami jika terlalu banyak simbol digunakan. Peserta didik harus memahami materi

pembelajaran, yang merupakan tujuan primer proses pembelajaran. oleh karena itu,

pemanfaatan media interaktif sebagai inovasi media pembelajaran wajib dilakukan.

5
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:Rajawali
Pers, 2011), h. 61
6
Adi W. Gunawan, Cara Genius Menguasai Tabel Perkalian (Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 2007), h. 7
Media sangat krusial dalam proses pendidikan karena membantu guru

menyampaikan pelajaran dengan cepat dan membuatnya mudah diterima

siswa.Media pengajaran dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (pesan),

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan keinginan siswa untuk mendorong

proses belajar. Agar pengalaman belajar lebih konkret, bentuk media digunakan

untuk meningatkannya. Oleh karena itu, kita dapat mengantisipasi bahwa pengalaman

belajar akan menjadi lebih signifikan bagi siswa.8

Media pembelajaran adalah bagian penting dari pendidikan karena membantu

kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan efektif, terutama dalam

pembelajaran matematika.9

Setiap materi pembelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.

Beberapa materi pembelajaran tidak membutuhkan media pembelajaran, sementara

yang lain membutuhkannya. pada masalah mirip ini, pengajar bisa memakai media

untuk membantu peserta didik belajar matematika.10

7
Rubhan Masyur, Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Macromedia Flash, Vol.
8, No. 2 (2017), h. 178
8
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya:Insan Cendekia,
2010), h. 58
9
Masykur Arif Rhman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar (Jakarta:Laksana,
2013), h. 179
10
Sitiatava Rizema Putra, Berbagai Alat Bantu Memudahkan Untuk Belajar Matematika
(Yogyakarta: Diva Press, 2012), h. 20
Guru menggunakan berbagai media untuk mengajar, terutama matematika.

Tangga Pintar adalah salah satu media yang dirancang khusus untuk mendorong

siswa kelas II untuk belajar berhitung.11

Dengan menggunakan tangga pintar matematika, pembelajaran matematika

tidak hanya membuat pelajaran menyenangkan, tetapi juga mendorong peserta didik

untuk belajar serta bekerja sama pada grup buat meningkatkan kreativitas, kecepatan

berpikir, dan semangat.

Selain itu, tangga pintar menciptakan keasyikkan tersendiri dalam belajar

matematika, yang membuat siswa tertarik dan membuat pelajaran mudah diterima,

dipahami, dan dipahami.

Tangga pintar matematika adalah media pembelajaran yang dirancang seperti

tangga untuk menarik minat siswa dalam matematika. Bukan tangga yang digunakan

untuk mendaki.12

11
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika (Bandung:Alfabeta, 2013), h.151
12
Eti Herawati, Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Media Pembelajaran Kartu Domino Matematika Pada Materi Pangkat Tak Sebenarnya dan
Bentuk Akar Kelas IX SMP Negeri Unggulan Sindang Kbupaten Indramayu, Vol. 1, No. 1 (Maret,
2017), h. 72
Dengan memakai media pembelajaran ini, peserta didik dapat lebih

memahami apa yang diajarkan guru dan pembelajaran tidak hanya berpusat pada

guru.

Berdasarkan temuan penelitian di SD Negeri 1 Kota Bengkulu. Terdapat 25

siswa laki-laki dan perempuan di Kelas II A, dan 15 siswa perempuan di Kelas II B. 13

Saat guru menggunakan metode ceramah yang tidak berbeda berasal metode

lain, mereka tidak memanfaatkan media sebagai daya tarik siswa untuk mengikuti

pelajaran. sebaliknya, memakai media menjadi pendukung dalam proses

pembelajaran akan membantu pengajar menyampaikan materi tanpa panjang lebar.

Selain itu, Suasana kelas menjadi ribut diakibatkan proses pembelajarannya

berlangsung tidak aman sebab terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti proses

pembelajaran dengan baik. sementara itu, berdasarkan obervasi awal yang dilakukan

oleh peneliti siswa masih banyak belum siap pada saat melaksanakan proses belajar.

Banyak siswa takut saat diminta oleh wali kelas buat mengerjakan soal

latihan matematika. Ini karena mereka merasa bosan dengan pelajaran matematika,

merasa sulit untuk memahami konsep, dan merasa banyak yang tidak paham.

13
Obsevasi Awal tanggal 23 Juli 2023
Selain itu, beberapa siswa mengatakan bahwa matematika merupakan

pelajaran yang buruk. Ini terlihat dari fakta bahwa meskipun beberapa siswa diminta

untuk maju, mereka menolak..14

Selain itu, siswa mengatakan bahwa orang tua mereka tidak memberikan

dorongan atau insentif kepada mereka karena kebanyakan dari mereka tidak

diberikan perhatian atau ditanya tentang apa yang telah mereka pelajari setelah

pulang sekolah. Akibatnya, peserta didik mudah lupa pelajaran yang diajarkan ketika

itu karena tidak diulang di rumah.

Seluruh persoalan ini menyebabkan hasil belajar matematika yang jelek.

sebab nilai ulangan mereka di bawah KKM, SD Negeri 1 Kota Bengkulu memiliki

KKM 65.Berdasarkan beberapa komponen yang disebutkan oleh peneliti, komponen

yang paling menonjol dari masalah tersebut adalah kurangnya penggunaan media

selama proses pembelajaran.

Berdasarkan uraian dan penerangan latar belakang di atas, tindakan guru

wajib diambil untuk menemukan serta menerapkan media pembelajaran yang bisa

meningkatkan akibat belajar peserta didik di mata pelajaran Matematika, dalam

rangka itu peniliti melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media

Pembelajaran Matematika di Materi Pengurangan untuk menaikkan hasil Belajar

Matematika peserta didik/I Kelas 2 SD Negeri 1 Kota Bengkulu”

14
Obervasi Awal di Sekolah
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang persoalan penelitian di atas, peneliti dapat


mengidentifikasi persoalan berikut:

1. Guru tidak memvariasikan metode dan media pembelaran dalam proses belajar
matematika.

2. Siswa masih tidak tertarik untuk belajar

3. Nilai ulangan harian menunjukkan bahwa siswa memiliki hasil belajar matematika yang
buruk.

4. Ketiadaan penggunaan media yg inovatif dan kreatif.

5. Kurangnya harapan orang tua buat membantu anak mereka belajar di rumah

6. Tidak ada penggunaan alat tangga pintar matematika dalam proses pembelajaran

C. Batasan Masalah

Sesuai identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan yang

akan di teliti yaitu ::

1. Tangga pintar matematika akan digunakan untuk mengajar peserta didik kelas II
Sekolah Dasar Negeri 1 Kota Bengkulu.

2. Materi matematika akan difokuskan pada pengurangan.

3. Guru mengevaluasi siswa dengan soal pilihan ganda.


D. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara hasil belajar

matematika siswa kelas II SD Negeri 1 Kota Bengkulu dan media Tangga pintar

Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tangga pintar matematika

mensugesti hasil belajar matematika peserta didik kelas II Sekolah Dasar Negeri 1

Kota Bengkulu.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ialah :

1) Manfaat Teoritis

a. Guna digunakan sebagai referensi ataupun bahan pertimbangan bagi peneliti

berikutnya.

b. Ada kemungkinan untuk meningkatkan pengetahuan .tentang media dan hasil

belajar siswa, terutama dalam hal matematika.

2) Manfaat praktis

a. Bagi guru

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman matematika pada

pengajaran operasi pengurangan.


b. Bagi sekolah

Dijadikan model peningkatan yang berbasis sekolah dalam menaikkan

hasil belajar peserta didik serta penerapan media dalam mata pelajaran

matematika, yang berarti peningkatan kualitas sekolah.

c. Bagi siswa

1) Menumbuhkan minat peserta didik pada pembelajaran matematika.

2) Menaikkan kemampuan matematika peserta didik dalam materi

pengurangan.

d. Bagi Peneliti
Memberi inspirasi kepada peneliti untuk menggunakan media

lainnya, serta untuk menerapkan dan menggunakan Tangga pintar

Matematika dengan cara yang optimal.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

"Medium" atau "Penyalur" adalah bentuk jamak dari kata Latin "media".

Media oleh karena itu berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan

atau informasi belajar. Media dapat didefinisikan secara luas sebagai orang,

materi, atau kejadian yang membentuk lingkungan yang memungkinkan siswa

memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. buku teks dan lingkungan

pendidikan adalah sarana.15

Media disebut media pengajaran jika ia mengandung informasi atau

pesan yang dimaksudkan untuk mengajar atau memiliki tujuan instruksional.

Dengan istilah lain, istilah "media pembelajaran" mengacu di alat yang secara

fisik dipergunakan buat memberikan bahan ajar, seperti buku, tape recorder,

kaset, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, serta personal

komputer instruksional dilingkungan peserta didik yg dapat merangsang

peserta didik untuk belajar.16

15
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 4.
16
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 5
b. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam Berbagai manfaat media pembalajaran dalam kegiatan belajar-


mengajar adalah sebagai berikut:

1) Mempermudah penyampaian materi;

2) Aktivitas belajar menjadi lebih menarik dan jelas;

3) Komunikasi menjadi lebih interaktif;

4) Berhemat waktu dan energi;

5) Menaikkan kualitas dan prestasi belajar; serta

6) Merangsang siswa untuk belajar kapan saja dan pada mana saja.

7) keinginan buat belajar semakin tinggi.

8) Guru menghasilkan lebih banakpekerjaan.17

c. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Adapun ciri media pendidikan ialah:

1) Ciri Fiksatif
Ciri ini mengacu di kemampuan media untuk merekam, menyimpan,

menyimpan, dan merekontruksi peristiwa atau objek yg disusun dengan

media seperti fotografi, tape video, disket personal komputer , dan film.

17
Masykur Arif Rhman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar (Jakarta:Laksana,
2013), h. 180-183
2) Ciri Manipulatif
Karakteristik manipulatif merupakan saat suatu insiden yg

membutuhkan saat berhari-hari bisa tersaji di peserta didik pada 2 atau tiga

menit dengan menggunakan teknik rekaman video time lapse.

3) Ciri Distributif
Ciri distributif artinya saat suatu objek bisa bergerak melalui ruang

secara bersamaan dan sejumlah besar peserta didik diberi stimulus

pengalaman yang relatif usang tentang insiden tadi 18

d. Pengelompokkan Media Pembelajaran

Berikut beberapa pengelompokkan media pembelajaran yaitu:

1) Media Visual

Media visual terdiri dari semua jenis media yang dapat ditangkap

oleh indra pengelihatan.Jenis media ini terdiri dari:

a) Media gambar diam (still picture) dan grafis

Media ini terdiri dari potret dari berbagai peristiwa objek yang

dituangkan dalam bentuk gambar, garis, kata-kata, simbol, dan gambaran.

Beberapa contoh media ini adalah grafik, peta, diagram, poster, dan

bagan.

18
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), h.
17-18
b) Media Papan
Media papan, yang meliputi papan tulis, papan flanel, papan

tempel, serta papan pameran, adalah media pelajaran yang memakai papan

menjadi bahan standar utamanya. Papan ini dapat didesain sepanjang atau

melebar.

c) Media dengan proyeksi

Media ini merupakan penggunaan media dengan proyektor

sehingga gambar timbul di layar. yang termasuk pada media ini artinya

slide, film strip, overhead projector, transparansi, dan mikro film serta

mikrofische.

2) Media Audio

Media audio adalah jenis media yang didengar yang memanipulasi

pesan melalui bunyi atau suara. Radio, kaset, dan rekaman tape termasuk

dalam kategori ini.

3) Media Audio Visual

Media ini merupaka benda yang sebenarnya, media yang membantu

pengalaman konkret siswa. yang termasuk ke dalam media ini ialah televisi

serta video.19

19
Nunuk Suyani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak, 2012), h. 141-142
e. Syarat dan Kriteria Media

1) Tahan lama .

2) Bentuk serta warnanya menarik.

3) Sederhana dan mudah dikelola.

4) Ukurannya sinkron.

5) Bisa menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk gambar, diagram, atau
gambar.

6) Sinkron dengan konsep matematika.

7) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan kebalikannya.

8) Peragaan dimaksudkan untuk sebagai dasar bagi pertumbuhan konsep berpikir


abstrak bagi siswa.

9) Menjadikan peserta didik aktif serta mandiri pada belajar.20

2. Media Tangga Pintar Matematika

a. Pengertian Media. Tangga pintar Matematika

Media tangga pintar adalah jenis media yang dirancang seperti tangga

tiga dimensi. Media tiga dimensi adalah. sekelompok media yang tidak

memiliki proyeksi dan .disajikan secara cisual tiga dimensi.Kelompok media

ini dapat berupa benda asli, baik .itu hidup atau mati, atau mereka dapat

berupa replika aslinya.21Sebagai media .menghitung media tangga pintar

dilengkapi oleh stik .bergambar sebagai media menghitungnya.Hal tersebut

untuk. membuat peserta didik ikut

20
Karo-karo, Isran Rasyid, and Rohani Rohani.” Manfaat media dalam pembelajaran” AXIOM:
Jurnal pendidikan dan matematika 7.1
(2018)
21
Daryanto, Media Pembelajaran, 29.
berperan aktif dalam . pembelajaran melalaui adanya media pembelajaran

yang menarik.

1. Langkah-Langkah Penggunaan Tangga Pintar

a. Langkah-Langkah Secara Umum

Tangga pintar beroperasi dengan .cara yang sama seperti tangga

konvensional,menaiki setiap anak. tangga menambah jumlah dan menuruni

setiap anak .tangga mengurangi jumlah. dilengkapi dengan .foto-foto

menarik yang disesuaikan dengan .materi dan digunakan warna-warna

menarik yang sesuai. dengan sifat siswa kelas rendah22.

a. Langkah-Langkah .Secara pengoprasionalan

a. Menyiapkan peralatan yang .diperlukan untuk anatra tambahan, seperti

papan tangga .pintar tiga dimensi, beberapa pertanyaan tentang

penjumlahan .dan pengurangan, dan seorang operator

b. Pertama, tunjukkan contoh .penggunaan media tangga pintar.

c. Secara bertahap .maju ke kelas satu per satu.

d. Soal penjumlahan dan. pengurangan diberikan kepada permainan.

22
Vera Yuli, Muslimah, Pengembangan Media Pembelajaran Tangga Pintar Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Kelas 1 Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan , Vol. 11 No, 1, 2018,hal 60.
b. Langkah-Langkah Secara pengoprasionalan

a. Menyediakan peralatan yang .diperlukan untuk anatra tambahan, seperti

papan tangga pintar .tiga dimensi, pertanyaan penjumlahan dan

pengurangan, dan operator

b. Menunjukkan contoh penggunaan. awal media tangga pintar.

c. Beralih ke kelas. satu per satu secara bergantian.

d. Satu tugas penjumlahan dan. pengurangan diberikan kepada permainan.

e. Cara menghitung soal .pengurangan dari atas ke bawah dengan

memasukkan stik lalu menguranginya

f. Setiap pemain memiliki dua. kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan

setiap pemain memiliki waktu tiga .menit untuk berpikir tentang jawaban

mereka.

g. Jika permainan tidak .memiliki jawaban, maka permainan dapat diganti

dengan soal lain.

h. Jika waktu habis, pemain dapat kembali .ke kursinya masing-masing.

2. Kelebihan dan .Kekurangan Media Tangga Pintar

. Jika pelajaran berhitung .guru hanya bergantung pada metode

konversional, seperti ceramah, pelajaran akan terlihat membosankan. Karena

itu, media belajar tangga pintar dirancang khusus untuk menarik perhatian

siswa.
1) Kelebihan Media Pembelajaran .Tangga Pintar

Beberapa hal yang merupakan .kelebihan media tangga pintar yaitu:

a. Dapat membuat pelajaran lebih menarik sehingga peserta didik

tertarik atau termotivasi untuk belajar matematika sehingga mereka

tertarik. .

b. Dapat membuat pelajaran .lebih bervariasi sehingga tidak monoton

dan tidak membuat peserta didik bosan.

c. Dapat membuat proses pembelajaran. lebih mudah bagi peserta

didik.

d. Dapat meningkatkan rasa .ingin tahu peserta didik dan

meningkatkan motivasi mereka untuk belajar

e. Merupakan media. yang inovatif dan menyenangkan

2) Kekurangan Media .Pembelajaran Tangga Pintar

Beberapa hal yang merupakan .kekurangan media tangga pintar

yaitu:

a. Terbuat dari bahan atau .alat yang mudah diperoleh dan

murah

b. Mudah digunakan .dan mudah dibawa

c. Karena terbuat .dari sterofom, mudah rusak

d. Jumlah materi pelajaran .yang dapat menggunakan media ini

terbatas

e. Biaya pembuatan. media 23

23
Vera Yuli, Muslimah, Pengembangan Media Pembelajaran Tangga Pintar
Materi Penjumlahan dan penguragan kelas 1 Sekolah Dasar, 61
b. Pengertian Hasil Belajar

Penilaian Salah satu komponen yang sangat penting .dan strategis dalam

proses pendidikan adalah .penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian ini

bisa digunakan untuk memilih seberapa besar keberhasilan peserta didik

dalam menguasai kompetensi atau materi yg diajarkan sang pendidik. Selain

itu, evaluasi ini juga dapat dipergunakan menjadi surat keterangan untuk

memilih tingkat keberhasilan atau efektivitas guru dalam mengajar.

Oleh sebab itu, penilaian hasil belajar harus dilakukan secara

menyeluruh sejak penentuan instrumen, penyusunan instrumen, telaah

instrumen, pelaksanaan instrumen, analisis instrumen, serta pengembangan

program tindak lanjut.24

Variabel yang akan terjadi sama dengan variabel metode serta kondisi

pembelajaran. Pembelajaran pula dapat dikategorikan menggunakan cara yang

sama. Secara umum , hasil pembelajaran bisa dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1) Keefektifan

2) Efesiensi

3) Daya tarik

24
Nunuk Suyani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit Ombak,
2012), h. 34-35
Salah satu cara untuk mengukur .efektivitas pembelajaran adalah dengan

menilai tingkat pencapaian siswa. Ada empat komponen.penting yang dapat

digunakan untuk .mengukur efektivitas pembelajaran, yaitu:

1) Kecermatan penugasan perilaku .yang dipelajari, atau tingkat kesalahan,

2) Kecepatan. unjuk kerja

3) Tingkat pengambilan. pelajaran

4) Tingkat retensi .dari materi pelajaran

EKeefektifan pembelajaran dapat dihitung dengan membandingkan rasio

antara waktu yang dihabiskan .untuk belajar atau biaya yang digunakan.

Dengan melihat kecenderungan siswa .untuk tetap belajar, daya tarik

pembelajaran dapat diukur. Daya tarik pembelajaran .erat sekali kaitannya

dengan daya tarik bidang studi, dan keduanya biasanya .akan dipengaruhi oleh

kualitas pembelajaran.:25

25
Amiruddin, Perencanaan . Pembelajaran (Konsep dan Implementasi), (Yogyakarta:
Parama Ilmu, 2016), h. 31-32
c. Fungsi Penilaian .Hasil Belajar

Fungsi penilaian hasil belajar .peserta didik yang dilakukan .oleh guru adalah

1) Menunjukkan seberapa dalam .seorang peserta didik menguasai kompetensi

tertentu; dan

2) Mengevaluasi hasil belajar peserta didik untuk membantu peserta didik memahami

diri mereka dan membuat keputusan ihwal langkah berikutnya.

3) Menemukan kesulitan belajar dan peluang prestasi siswa, serta sebagai alat

diagnosis untuk membantu guru menentukan apakah siswa membutuhkan remedial

atau pengayaan.

4) Menemukan kelemahan dan kekurangan siswa.

5) Kontrol atas kemajuan siswa oleh pendidik dan sekolah26

d. Faktor-Faktor Yang .Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang .mempengaruhi hasil belajar terbagi menjadi dua

kelompok: Faktor intern (di dalam siswa) dan faktor ekstren (di luar siswa).

1. Faktor intern terbagi .menjadi dua yaitu.

26
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar . Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). ( Jakarta:PT RajaGrafindo, 2013), h.62-69.
a. Faktor fisikologis terdiri dari syarat fisikologis serta syarat pancaindra.

Faktor psikologis jua berpengaruh di proses serta akibat belajar.

b. Faktor psikologis pula berpengaruh pada proses serta yang akan terjadi

belajar. seorang yang belajar tidak hanya wajib sehat secara fisik,

namun juga harus mempunyai kesehatan mental yang ideal. Faktor-

faktor psikologis ini memengaruhi proses serta yang akan terjadi belajar,

mirip minat, bakat, inteligensi, motivasi, kemampuan kognitif, kesiapan,

serta kematangan, dan perhatian.

2. Faktor ekstern terdapat beberapa faktor ekstern yg pula mempengaruhi hasil

belajar, faktor tadi dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Faktor lingkungan: Ada 2 faktor lingkungan yang mensugesti proses dan

hasil belajar: lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.

b. Faktor instrumental: Faktor ini mempengaruhi hasil belajar siswa

melalui berbagai instrumen, seperti kurikulum, program, sarana dan

fasilitas, dan sebagainya.

Kata matematika tidak hanya sekedar kata aritmatika karena

sesungguhnya matematika merupakan kajian ilmu berasal seluruh susunan angka

serta hubungannya, sedangkan aritmatika merupakan pengoperasian perhitungan

yang diajarkan di sekolah.

Guru biasanya mengajar matematika menggunakan mengungkapkan

konsep serta operasi matematika, memberi model soal, serta meminta siswa

mengerjakan soal yang serupa menggunakan yang sudah diajarkan pengajar.

contoh ini menekankan pada pemahaman siswa perihal konsep serta operasi

matematika daripada menyampaikan


informasi dan latihan penerapan algoritma. Menurut pendapat ini, jika

anak-anak belajar matematika secara terpisah dari aktivitas sehari-hari mereka,

mereka akan cepat .lupa dan tidak dapat mengaplikasikan pelajaran. Oleh karena

itu, penting bagi pembelajaran matematika di kelas untuk menekankan hubungan

antara konsep-konsep matematika dan aktivitas sehari-hari anak.

Sangat penting untuk menerapkan kembali pengetahuan .matematika yang

telah dimiliki anak ke bidang lain, seperti kehidupan sehari-hari. Hal ini diperluan

untuk mempelajari konsep matematika.

Media pembelajaran untuk membuat hubungan .antara konsep matematika

dan kehidupan sehari-hari lebih kuat.

Sementara siswa biasanya berpikir .dari hal-hal konkret ke hal-hal abstrak,

menggunakan media pendidikan membantu mereka berpikir abstrak tentang

matematika. Siswa SD bisa menerima konsep matematika yang tak berbentuk

melalui benda-benda konkret sebab taraf perkembangan intelektual mereka masih

pada termin operasi nyata. untuk membantu hal ini, media, yang dipergunakan

buat belajar matematika, dimanipulasi.

Media sangat penting untuk meningkatkan .pendidikan, termasuk

meningkatkan pendidikan matematika. Media pendidikan dapat membantu siswa

memahami dan menguasai .materi pelajaran. Konsep dan simbol matematika

yang sebelumnya abstrak menjadi konkret dengan penggunaan media. untuk

membantu anak-anak belajar konsep dan. simbol matematika sejak dini, sesuai

dengan tingkat pemikiran mereka.27

27
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika (Bandung;Alfabeta, 2013), h.23-29
B. Penelitian Relevan

Untuk mencapai hasil penelitian .ilmiah data yang digunakan

komprehensip. Hal ini dilakukan agar .tidak terjadi duplikasi karya ilmiah atau

pengulangan penelitian .yang sudah pernah diteliti oleh pihak lain dengan

permasalahan yang sama. Namun ada karya-karya yang masih .ada hubungan

dengan penelitian ini antara lain:

Pengaruh Media Pembelajaran. peneliti yang dilakukan oleh Mukasir

Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar .Matematika Siswa Kelas IV Sekolah


28
Dasar Kabupaten Tanah Tidung Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

media pembelajaran dan .motivasi belajar terhadap hasil belajar

matematika.Penelitian ini dilaksanakan di SDN 001 Sesayap Kabupaten Tana

Tidung Provinsi Kalimantan Utara .dengan sampel penelitian sebanyak 28 siswa

kelas IV yang diperoleh menggunakan .teknik multi stage random sampling.

Metode penelitian yang digunakan .yaitu eksperimen desain treatment by level 2 x

2 dengan variabel terikat terdiri .dari media berbasis kearifan lokal dan media

berbasis presentasi, variabel moderator terdiri dari .motivasi tinggi dan motivasi

rendah serta variabel bebas .yaitu hasil belajar matematika. Dari perhitungan

ANAVA dua jalur pada baris antar .Media Pembelajaran (A) diketahui fhitung >

ftabel (4,789 > 4,260) dengan demikian Ho ditolak .dan dinyatakan terdapat

perbedaan signifikan hasil belajar siswa yang . belajar menggunakan media

berbasis kearifan lokal dengan . yang menggunakan media berbasis

presentasi.Pada baris . interaksi AxB diketahui

28
Desi Sasmita Nugraha, Penggunaan Media Edukatif .Permainan Domino Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil .Belajar Biologi Siswa Kelas XE SMA Taruna Nusa Harapan
Mojokerto Pada Materi Plantae Tahun 2019 (Skripsi S1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016).
fhitung < ftabel (2,628 < 4,260) dengan .demikian Ho diterima dan

dinyatakan tidak terdapat pengaruh. interaksi media pembelajaran dan motivasi

belajar terhadap hasil belajar siswa.Hasil penelitan membuktikan .penggunaan

media berbasis kearifan lokal .memberikan hasil lebih baik daripada penggunaan

media berbasis presentasi terhadap hasil .belajar matematika siswa kelas

IV.Terdapat kesamaan dalam penelitian. yang dilakukan oleh Musakkir dengan

penulis dalam hal motivasi belajar siswa .dan penggunaan media dalam penelitian.

Perbedaans paling mendasar .dengan penelitian yang dilakukan Musakkir adalah

penulis menggunakan media tangga pintar dan .penelitian yang penulis lakukan

terhadap siswa kelas II SD. Maka dari itu penelitian .yang penulis lakukan

bukanlah duplikasi dari apa yang .Musakkir lakukan. Hasil penelitian relavan

sebelumnya yang sesuai dengan .penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

oleh Kandit Birowati (2013) “Penerapan Media Visual untuk Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran .Siswa Kelas VI di SDN 03

Yogyakarta”. Adapun hasil. penelitiannya :1). Terdapat kesamaan yaitu tujuan

dilakukan penelitian ini adalah agar .dapat meningkatkan hasil belajar anak

sehingga nantinya anak bisa .menggunakan media yang telah di sesuaikan dengan

kemampuan anak seperti media gambar. 2).Pemanfaatan media pembelajaran

memiliki manfaat yang besar .terhadap perkembangan siswa dan terhadap

kreatifitas guru. Media pembelajaran dapat memberikan .pengalaman belajar yang

langsung kepada siswa, dengan demikian siswa akan .merasakan dan melihat

secara langsung keterkaitan antara .teori dan praktik atau memahami aplikasi

ilmunya di lapangan.29

29
Kandit Birowati, Penerapan Media Visual .untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Siswa Kelas VI di SDN 03 .Yogyakarta, http://www.m-
edukasi.web.id/2013/08/pedoman-penilaian-.projek-project-work.html,diakses pada
tanggal 28 juli 2016
Penelitian Musyarofah, “Upaya Meningkatkan. hasil belajar Melalui

Media Variasi Gambar Pada Kelas .1V / B Cilacap Tahun Ajaran 2008 / 2009”.

Hasil dari penelitian ini adalah.Penerapan media variasi gambar dapat

meningkatkan .hasil belajar siswa kelas I/B SD Negeri Cilacap Tahun Pelajaran

2008 / 2009. telah terbukti kebenarannya. Hal tersebut dapat dilihat dari studi

awal angka. ketuntasannya hanya 16,67%. Setelah diadakan menunjukkan

adanya peningkatan. yang signifikan hingga mencapai 100%. Kemudian terjadi

peningkatan keaktifan. siswa dalam proses pembelajaran.30

Dari Ketiga penelitian ini dapat dilihat .bahwa dengan menggunakan

media pembelajaran membawa .dampak yang bagus, karena pembelajaran tidak

membosankan sehingga nilai .anak meningkat. Perbedaannya dalam penelitian

ini dengan penelitian yang akan .penelitian lakukan terletak pada lokasi. Dalam

penelitian ini .adalah di kabupaten Tanah .Tidung ,Daerah Yogyakarta,Cilacap

sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti berada di Kabupaten

Lebong Utara.

30
Musyarofah, Upaya Meningkatkan hasil belajar .Melalui Media Variasi Gambar Pada
Kelas1V/BCilacap,http://eprints.uny.ac.id/20615/1/Umi%20Nur%20Achidatun
%2009206241016.pdf,diaksespadatanggal8juli2016
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dan pengembangan .(Research and Development)

adalah jenis penelitian yang .digunakan untuk membuat produk tertentu

dan menguji seberapa .efektif produk tersebut31. Tujuan utama dari

penelitian dan pengembangan (Research and Development) bukanlah

untuk mengembangkan teori atau menguji seberapa efektif produk

tersebut. Sebaliknya, tujuan utama dari penelitian dan pengembangan

(Research and Development) adalah untuk menghasilkan hasil yang

dapat diterapkan di institusi pendidikan atau lembaga lain.. 32 Kualitas

pembelajaran yang efektif dapat .ditempuh dengan cara pemilihan

metode, model rancangan .pembelajaran dan media pembelajaran yang

tepat. Oleh karena itu dalam menentukan .pilihan metode yang tepat

bergantung dari pemilihan . seorang guru dalam pengembangan metode

yang digunakan.

Produk yang dihasilkan dalam .penelitian dan pengembangan

(Reseach and Development) adalah .berupa benda (hardware) atau

berupa software. Pada penelitian ini produk yang dihasilkan yaitu dalam

bentuk benda (hardware), adapun produk .yang dimaksud adalah

berbentuk Tangga Pintar .Matematika yang diperuntukkan bagi siswa

Kelas II SD Negeri 1 Kota Bengkulu pada .mata pelajaran Matematika

operasi pengurangan hal ini dilakukan .untuk membantu guru untuk

lebih mudah menyampaikan materi .pelajaran kepada siswa dan peneliti

berharap dengan media keping warna ini

31
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, hlm: 297
32
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, hlm: 6
dapat mempermudah siswa .dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Oleh karena itu, penelitian pengembangan .adalah salah satu jenis

penelitian yang berkaitan .dengan meningkatkan kualitas pendidikan,

baik dari segi proses maupun hasil .pendidikan. Ini sejalan dengan

penelitian yang bertujuan .untuk mengembangkan produk yang dikaji.

“Pengembangan Media Pembelajaran .Matematika Berdasarkan

Materi Pengurangan untuk .Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa/I Kelas II SD Negeri 1 Kota Bengkulu.”

B. Model Pengembangan

Model pengembangan Borg .and Gall digunakan untuk

mengembangkan dan menvalidasi. produk pendidikan. Dalam model

pengembangan, ada tiga tahap yang harus dilalui.33

1. Penelitian dan .pengumpulan informasi awal

2. Perencanaan

3. Pengembangan .format produk awal

4. Uji coba. awal

5. Validasi

6. Revisi .produk

7. Uji coba .lapangan

8. Revisi .produk akhir

33
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,hlm: 228
C. Prosedur Pengembangan Media Ajar

Berdasarkan model penelitian .Borg and Gall, para peneliti

melewati empat tahap: pra-pengembangan, pengembangan, uji coba,

dan pasca-pengembangan.

1. Tahap Pra Pengembangan Produk

Pada tahap pra pengembangan produk, yaitu mengkaji serta

mengikuti karakteristik materi yang dibuat untuk materi ajar yang

direncanakan, serta mengumpulkan bahan-bahan materi yg

digabungkan untuk merancang bahan ajar. saat ini, hal-hal berikut

harus dilakukan:

a. Mengkaji .Kurikulum

Tujuan asal analisis kurikulum artinya untuk

menentukan kompetensi dasar. pada tahap ini, jumlah

kompetensi dasar yang akan dikembangkan pada bahan ajar

ditetapkan. Kompetensi dasar yg dipilih merupakan

pemahaman perihal konsep pengurangan.

b. Melakukan .Studi Lapangan

Tujuan dari studi lapangan ini ialah untuk

mengidentifikasi perilaku serta karakteristik siswa di kelas II,

mengevaluasi kesulitan belajar peserta didik, dan

mengevaluasi kemampuan peserta didik buat memahami

materi pengurangan. aktivitas ini dilakukan menggunakan

melakukan wawancara menggunakan pengajar.


c. Pengumpulan dan Pemilihan Bahan

Di langkah ini, bahan yang dikumpulkan serta dipilih

untuk dipergunakan pada pembuatan bahan ajar. Bahan yang

dipilih disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi peserta

didik di taraf SD, serta hasilnya artinya materi yang

berkaitan menggunakan materi pengurangan.

d. Menyusun Kerangka .Bahan Ajar

Menghasilkan kerangka materi ajar yg

mengelompokkan indikator, materi, evaluasi, dan proses

pembelajaran keterampilan pengurangan.

2. Tahap Pengembangan .Produk

Pada titik ini, media pembelajaran untuk Tangga Pintar

Matematika materi pengurangan dibuat. Peneliti berkonsultasi

dengan guru kelas II di SD N 1 Kota Bengkulu, serta pakar

pembelajaran tematik.

3. Tahap Uji Coba Produk


Di tahap ini, tugas dimaksudkan untuk memilih taraf

kelayakan media awal yang diberikan dari tahap pengembangan

sebagai akibatnya bisa dilakukan perbaikan untuk produk media

pembelajaran yg lebih baik. di titik ini, ada tiga kelompok: ahli,

pengajar, dan peserta didik.Produk divalidasi pertama

menggunakan berkonsultasi dengan kelompok pakar—pakar

materi, ahli desain media pembelajaran, dan praktisi serta

pengajar.
Hasil penelitian dan validasi ahli dan praktisi kemudian

digunakan untuk merevisi produk. Selanjutnya, uji lapangan

dilakukan untuk mengetahui apakah media pembelajaran

berbentuk Tangga angka Matematika berguna atau tidak.

4. Tahap Pasca Pengembangan

Di tahap pasca pengembangan, produk yang telah

dikembangkan dinilai berdasarkan data uji coba pakar. pada tahap

ini, diketahui apakah produk akan diubah atau dilaksanakan.

sementara produk yg tidak memenuhi syarat akan diperbaiki.

D. Uji Coba Produk Pengembangan

Uji coba produk dilakukan untuk .mengumpulkan data yang dapat

digunakan untuk menentukan validitas, efektivitas, dan.kemenarikan

produk. Jenis data, alat pengumpulan. data, dan metode analisis data

akan dibahas secara. bertahap dalam bagian ini.

9. Desain Uji coba Produk

Desain uji coba yang dilaksanakan dalam . pengembangan media

uji coba lapangan. Penjelasan dari tahap-tahap . di atas adalah


sebagai berikut:
a. Tahap .Konsultasi

Pada tahap ini, peneliti .melakukan beberapa kegiatan,

yakni. sebagai berikut:

1) Dosen pembimbing melakukan pengecekan terhadap


media pembelajaran yg dikembangkan. Mereka pula

memberikan arahan serta saran buat perbaikan yang

kurang.

2) Pengembang menggunakan temuan konsultasi untuk

memperbaiki media pembelajaran.

b. Tahap Validasi .Ahli

Pada tahap validasi ahli . terdapat beberapa kegiatan

yang terdiri dari:

1) Ahli materi, pakar desain, serta guru kelas II

memberikan kritik serta rekomendasi perihal bahan

yang dirancang.

2) Validator menganalisis data penilaian dan

memberikan kritik serta rekomendasi untuk

perbaikan.

3) Pengembang memperbaiki media pembelajaran

berdasarkan angket evaluasi.

Dari hasil validasi yang diperoleh dari penilaian

oleh guru dan ahli di kelas II melalui pengisian angket

penilaian, serta memberikan kritik atau rekomendasi

tentang media pembelajaran. tersebut, dan digunakan untuk

mengetahui kelayakan media pembelajaran untuk

digunakan dalam kegiatan pembelajaran. dari hasil validasi

yang diperoleh dari evaluasi oleh guru serta ahli di kelas II

melalui pengisian angket penilaian, serta menyampaikan

kritik atau rekomendasi perihal media pembelajaran.


tersebut, dan digunakan untuk mengetahui kelayakan

media pembelajaran untuk dipergunakan pada kegiatan

pembelajaran.

c. Tahap Uji Coba Lapangan

Pada tahap ini, uji coba lapangan .dilakukan terhadap siswa

kelas yang terdiri dari:

1) Peneliti melihat siswa menggunakan media

pembelajaran Tangga pintar matematika akibat

pengembangan yang dibuat peneliti;

2) Siswa menilai media pembelajan Tangga Angka

Matemaika akibat pengembangan; serta

3) Peneliti menganalisis data yang akan terjadi

penelitian.

4) Sesuai hasil analisis penilaian, peneliti memperbaiki

media ajar.

Uji coba lapangan dilakukan pada siswa kelas II SD N 1

Kota Bengkulu tentang penggunaan media pembelajaran.

E. Subyek Uji Coba

Sebelum dilakukan uji coba lapangan pada penelitian dan

pengembangan ini perlu dilakukan uji coba awal untuk mengetahui

kevalidan produk yang telah dikembangkan. untuk mengetahui

kevalidan media pembelajaran Tangga pintar Matematika ini perlu

diuji coba kepada para ahli yg mencakup:

a. Dosen validasi isi .media pembelajaran


b. Dosen validasi .desain media pembalajaran
c. Guru
Sedangkan sasaran dari . penelitian dan pengembangan ini

adalah ...siswa. kelas II di SD N 1 Kota Bengkulu.

F. Jenis Data

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti pada

penelitian serta pengembangan ini. yang pertama ialah data kuantitatif

yang dikumpulkan dari hasil tes serta angket. yang ke 2 ialah data

kualitatif yang dikumpulkan dari tanggapan atau rekomendasi berasal

validator, yang terdiri dari:

1. Validator ahli .materi

a. Menguasai mengetahui karakteriktik matematika, terutama

pengurangan.

b. Mempunyai wawasan keilmuan yang relevan menggunakan

produk yang didesain.

c. Bersedia untuk bekerja sebagai penguji produk Tangga Pintar

Matematika.

2. Ahli Desain

Ahli desain wajib memverifikasi atau mengevaluasi desain

atau visualisasi prosedur praktikum yang dikembangkan oleh

peneliti. Kualifikasi ahli materi sama, namun pakar desain harus

mahir pada desain pembelajaran.

3. Ahli Pembelajaran

Ahli pembelajaran adalah salah satu validator dengan

kualifikasi sebagai berikut:


d. Guru yang mengajar. di sekolah dasar/sekolah menengah

e. Memiliki pengalaman. mengajar mata pelajaran matematika.

f. Bersedia untuk berfungsi sebagai .penguji dan pengguna produk Tangga angka

Matematika.

Peneliti juga menggunakan data .kuantitatif, termasuk angket

dan nilai pre- dan post-test, untuk mengetahui .seberapa efektif

media .pembelajaran itu.

G. Instrumen Pengumpulan Data

Angket yang ditunjukkan untuk subjek uji coba adalah alat

pengumpulan data yang digunakan .dalam pengembangan ini. Tujuan

penggunaan angket ini adalah untuk mendapatkan data kuantitatif dan

kualitatif mengenai kelayakan dan kesempurnaan produk yang

dihasilkan dari pengembangan ini.

Untuk menghasilkan data kuantitatif peneliti menggunakan

angket. berikut adalah akan dipaparkan skala penilaian berdasarkan

beberapa aspek validasi yang digunakan dalam penelitian

pengembangan ini:

a. Skor 1, jika sangat .tidak sesui, sangat tidak menarik, sangat. tidak

mudah.

b. Skor 2, kurang .sesuai, kurang menarik, kurang .mudah.

c. Skor 3, jika sesuai, menarik, dan mudah.


d. Skor 4, jika sangat .sesuai, sangat menarik, dan sanga. mudah.

Sedangkan bagian ke 2 ialah instrumen pengumpulan data

kualitatif berupa lembaran pengisian saran dan komentar asal

validator.
H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian dan

pengembangan ini memakai beberapa teknik yaitu:

1. Analisis data tingkat .kevalidan produk

Untuk menentukan taraf kevalidan media pembelajaran

yang akan terjadi pengembangan, dipergunakan teknik analisis

dengan memakai rumusan sebagai berikut:

P= ∑x × 100%
∑ x1

Keterangan:

P : persentase kelayakan

∑x : jumlah total skor jawaban validator (nilai nyata)

∑ x1 : jumlah total skor jawaban tertinggi (nilai harapan)

100 : bilangan konstanta

Selain itu, kriteria kualifikasi evaluasi berikut

dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk

merevisi media pembelajaran dan menentukan tingkat

kevaliditasan.34

34
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. hlm. 313
Tabel Penskoran Kevalidan Produk

NO Tingkat Pencapaian(%) Kualifikasi Keterangan


1 84% < skor ≤ 100% Sangat Valid Tidak revisi
2 68% < skor ≤ 83% Valid Tidak revisi
3 52% < skor ≤ 67% Cukup Valid Perlu revisi
4 36% < skor ≤ 51% Kurang Valid Revisi
5 20% < skor ≤ 36% Sangat kurang valid Revisi

Sesuai kriteria di atas, penilaian disebut valid bila

memenuhi syarat pencapaian mulai asal skor 76 sampai 100

untuk setiap elemen dalam angket evaluasi ahli materi, ahli

media, ahli pembelajaran, dan peserta didik. Jika tidak

memenuhi syarat, evaluasi akan diulang hingga memenuhi

syarat.

2. Analisis .data uji coba

Analisis data hasil tes digunakan untuk mengukur taraf

perbedaan yang akan terjadi belajar siswa. Ini dilakukan

menggunakan mengumpulkan data uji coba lapangan melalui tes

awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) untuk mengetahui

perbedaan akibat belajar peserta didik sebelum serta sehabis

memakai contoh pre-test post-test. pada perkara ini, pengukuran

dilakukan dua kali, sebelum serta sesudah perawatan.

Rumus berikut digunakan, yaitu:35

35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. hlm. 415
R = O1 X O2

R = O3 X O3
Keterangan:

O1 : Nilai sebelum siswa diberi . perlakuan dengan

menggunakan produk .berupa media pembelajaran

(kelas eksperimen).

O2 : Nilai sesudah siswa diberi . perlakuan

menggunakan. media . pembelajaran (kelas

eksperimen).

O3 : Nilai sebelum siswa diberi . perlakuan tanpa

menggunakan produk. berupa media pembelajaran

(kelas kontrol).

O4 : Nilai sesudah siswa . diberi perlakuan tanpa

menggunakan media. pembelajaran (kelas kontrol).

X : Perlakuan

Nilai tes pertama dan .kedua adalah sumber data yang

dikumpulkan. Peneliti .kemudian memeriksa data dan

membandingkan kedua nilai tersebut. Untuk membandingkan

hasil belajar siswa dari kelompok .uji coba lapangan, yaitu siswa

kelas II, hanya pengajuan perbedaan nilai terhadap rerata kedua

nilai. Hasil ini dihitung melalui metode yang dikenal sebagai uji-t

(t-test). Oleh karena itu, prosedur yang digunakan untuk

menganalisis data eksperimen menggunakan model pre-test dan

post-test design adalah sebagai berikut: 36

36
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. hlm. 508-509
3. Mencari rerata nilai tes awal (01)

4. Mencari rerata nilai tes akhir (02)

5. Menghitung perbedaan rerata dengan uji-t yang

rumusnya adalah sebagai berikut:

D
𝑡=
𝑑²
√ − 1)
𝑁 (𝑁

Keterangan:

t = harga t untuk sampel

berkorelasi D = difference

(X2 – X1)

d2 = variansi

N = jumlah sampel
DAFTAR PUSTAKA

Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:


Rajawali Pers, 2011), h. 30
Ondi Saondi dan Aris Suherman, Etika Profesi Keguruan (Bandung:PT Repika
Aditama 2012), h. 19
Nuni Yusvavera Syatra, Desain Relasi Efektif Guru Dan Murid (Yogyakarta:
BukuBiru, 2013), h. 55
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2007), h.1
Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik
(Jakarta:Rajawali Pers, 2011), h. 61
Adi W. Gunawan, Cara Genius Menguasai Tabel Perkalian (Jakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 7
Rubhan Masyur, Pengembangan Media Pembelajaran Dengan Macromedia Flash,
Vol.
8, No. 2 (2017), h. 178
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya:Insan
Cendekia, 2010), h. 58
Masykur Arif Rhman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar
(Jakarta:Laksana, 2013), h. 179
Sitiatava Rizema Putra, Berbagai Alat Bantu Memudahkan Untuk Belajar Matematika
(Yogyakarta: Diva Press, 2012), h. 20
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika (Bandung:Alfabeta, 2013), h.151
Eti Herawati, Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Pembelajaran Kartu Domino Matematika Pada Materi Pangkat
Tak Sebenarnya dan Bentuk Akar Kelas IX SMP Negeri Unggulan Sindang Kbupaten
Indramayu, Vol. 1, No. 1 (Maret, 2017), h. 72
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika (Bandung:Alfabeta, 2013), h.151
Eti Herawati, Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Pembelajaran Kartu Domino Matematika Pada Materi Pangkat
Tak Sebenarnya dan Bentuk Akar Kelas IX SMP Negeri Unggulan Sindang Kbupaten
Indramayu, Vol. 1, No. 1 (Maret, 2017), h. 72
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 5
Masykur Arif Rhman, Kesalahan-Kesalahan Guru Saat Mengajar
(Jakarta:Laksana, 2013), h. 180-183
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika, (Bandung:Alfabeta, 2013), h.
17-18
Nunuk Suyani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar
(Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2012), h. 141-142
Karo-karo, Isran Rasyid, and Rohani Rohani.” Manfaat media dalam
pembelajaran” AXIOM:
Jurnal pendidikan dan
matematika 7.1 (2018)
Daryanto, Media
Pembelajaran, 29.
Vera Yuli, Muslimah, Pengembangan Media Pembelajaran Tangga Pintar Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Kelas 1 Sekolah Dasar, Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan ,
Vol. 11 No, 1, 2018,hal 60.
Vera Yuli, Muslimah, Pengembangan Media Pembelajaran Tangga Pintar
Materi Penjumlahan dan penguragan kelas 1 Sekolah Dasar, 61
Nunuk Suyani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar
(Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2012), h. 34-35
Amiruddin, Perencanaan Pembelajaran (Konsep dan Implementasi),
(Yogyakarta: Parama Ilmu, 2016), h. 31-32
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). ( Jakarta:PT RajaGrafindo, 2013), h.62-69.
Kunandar. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013). ( Jakarta:PT RajaGrafindo, 2013), h.62-69.
Rostina Sundayana, Media Pembelajaran Matematika (Bandung;Alfabeta, 2013), h.23-
29
Desi Sasmita Nugraha, Penggunaan Media Edukatif Permainan Domino Sebagai
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XE SMA Taruna Nusa Harapan
Mojokerto Pada Materi Plantae Tahun 2019 (Skripsi S1Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016).
Roni Ruseno, Penggunaan Media Kartu Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berhitung Pecahan Siswa Kelas III SDN 2 Kalang Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011
(Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas-Maret Surakarta 2011).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, hlm: 297

Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, hlm: 6

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan,hlm: 228

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. hlm. 313

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. hlm. 415

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. hlm. 508-509

Anda mungkin juga menyukai