Anda di halaman 1dari 23

LANDASAN PISKOLOGIS DAN EKONOMIS

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu: Wildan Baihaqi, M.Ag.

Disusun Oleh:

Nabhan Fadlan M (1222020201)


Navisah Nur Najmah (1222020212)

Nazhira Septiana S (1222020213)


Nok Windi Nurjanah (1222020222)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang


senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah serta inayah-Nya sehingga
makalah ini mampu selesai pada waktunya. Tak lupa shalawat dan salam akan
selalu tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW yang mana petunjuk
dan risalahnya dapat membawa satu zaman dalam kegelapan menjadi zaman
benderang.

Makalah ini disusun dengan harapan mampu memberikan kontribusi dalam


khazanah ilmu pengetahuan dan membantu pembaca yang budiman dalam
memahami penjelasan mengenai topik terkait. Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada bapak Wildan Baihaqi, M.Ag. selaku dosen pengampu mata
kuliah Landasan Pendidikan yang telah memberikan arahan dalam pembuatan
makalan ini. Melalui penugasan ini, kami selaku mahasiswa mendapat ruang untuk
berkarya dan melatih kemampuan berpikir. Juga kepada seluruh pihak yang
membantu proses penyusunan makalah ini, penyusun ucapkan terimakasih.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari segala saran membangun yang disampaikan
pembaca untuk penyempurnaan karya lainnya di waktu mendatang.

Bandung, 19 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4

A. Landasan Psikologis Pendidikan .................................................................. 4

1. Pengertian landasan psikologis pendidikan .............................................. 4

2. Teori-teori psikologis pendidikan............................................................. 5

3. Bentuk-bentuk psikologis pendidikan ...................................................... 6

4. Metode pengumpulan data psikologis pendidikan ................................... 8

5. Upaya pendidikan ..................................................................................... 9

B. Landasan Ekonomi Pendidikan .................................................................. 11

1. Pengertian landasan ekonomi pendidikan .............................................. 11

2. Hubungan landasan ekonomi dan landasan pendidikan ......................... 11

3. Peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan ......................................... 12

4. Efisiensi dan efektivitas dana pendidikan .............................................. 14

5. Penerapan landasan ekonomi dalam pendidikan masyarakat ................. 15

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

A. Kesimpulan ................................................................................................ 17

B. Saran........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iv


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa adanya
pendidikan maka tidak akan ada kemajuan bagi manusia. Saking pentingnya
pendidikan, para ahli menyebutkan bahwa maju atau tidaknya satu peradaban dapat
dilihat dari seberapa maju pendidikan di dalamnya. Di negara manapun, pendidikan
selalu menjadi senjata dalam memajukan bangsa, tak terkecuali bagi Indonesia.

Secara sosiologis, pendidikan merupakan proses pembinaan individu. Proses


pembinaan itu melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia seperti agama,
lingkungan, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Pendidikan juga berkaitan dengan
aspek psikis, fisik, fitrah, dan segala potensi manusia yang dikembangkan secara
proporsional dan berkelanjutan sebagai makhluk yang utuh. Karena pendidikan
menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia, maka ilmu teori pendidikan pun
harus dikembangkan dari berbagai ilmu seperti psikologi, sosiologi, sejarah, politik,
ekonomi, filsafat, dan ilmu lainnya yang relavan. Dengan perkembangan tersebut,
pengembangan ilmu pendidikan menjadi utuh dan kokoh hingga mampu membina
manusia secara utuh dan kokoh pula.

Landasan pendidikan adalah akar-akar dari teori pendidikan yang menjadi


sumber dan rujukan ilmu pengetahuan. Akar-akar teori tersebut beragam, hal ini
karena—sebagaimana yang disebutkan sebelumnya—bahwa pendidikan
menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia sehingga akar-akar teorinya akan
dipengaruhi oleh kompleksitas aspek kehdidupan manusia. Di antara yang menjadi
aspek kehidupan manusia adalah psikologis dan ekonomi yang kemudian
memunculkan landasan psikologis dan ekonomi. Sehubungan dengan pentingnya
mengetahui tentang landasan psikologis dan ekonomi dalam pendidikan maka
pembahasan mengenai tema terkait memiliki urgensinya sendiri bagi mereka yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan.

1
Pendidikan selalu melibatkan kejiwaan dan kondisi ekonomi manusia, sehingga
landasan psikologis dan ekonomi merupakan salah satu landasan yang penting
dalam bidang pendidikan. Ditambah lagi keberhasilan pendidik dalam
melaksanakan berbagai perananya akan dipengaruhi oleh pemahamannya tentang
seluk beluk landasan pendidikan dan ekonomi. Perbedaan berbagai aspek kejiwaan
antar siswa, bukan hanya yang berkaitan dengan kecerdasan dan bakat, tetapi juga
perbedaan pengalaman dan tingkat perkembangan, perbedaan aspirasi dan cita cita
bahkan perbedaan kepribadian secara keseluruhan.

Oleh sebab itu, pendidik perlu memahami keterkaitan ekonomi dan psikologis
terhadap perkembangan peserta didiknya baik itu prinsip perkembangannya
maupun arah perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka rumusan masalah yang bisa
dipaparkan adalah:

1. Apa pengertian dari landasan psikologis pendidikan?


2. Apa saja teori-teori psikologis pendidikan?
3. Apa saja bentuk-bentuk psikologis pendidikan?
4. Apa saja metode pengumpulan data psikologis pendidikan?
5. Apa itu upaya pendidikan?
6. Apa pengertian dari landasan ekonomi pendidikan?
7. Bagaimana hubungan antara landasan ekonomi dan landasan pendidikan?
8. Bagaimanakah peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan?
9. Bagaimanakah efisiensi dan efektivitas dana pendidikan?
10. Bagaimana penerapan landasan ekonomi dalam pendidikan masyarakat?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari pembahasan
makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengertian landasan psikologis pendidikan


2. Mengetahui teori-teori psikologis pendidikan
3. Mengetahui bentuk-bentuk psikologis pendidikan
4. Mengetahu metode pengumpulan data psikologis pendidikan
5. Mengetahui upaya pendidikan
6. Mengetahui pengertian landasan ekonomi pendidikan
7. Mengetahui hubungan landasan ekonomi dan landasan pendidikan
8. Mengetahui peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan
9. Mengetahui efisiensi dan efektivitas dana pendidikan
10. Mengetahui penerapan landasan ekonomi dalam pendidikan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Psikologis Pendidikan


1. Pengertian landasan psikologis pendidikan

Secara etimologis, kata psikologis berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu
psyche yang berarti jiwa dan logia yang berarti ilmu, sehingga psikologi dapat
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Sedangkan definisi
pendidikan tercantum di dalam undang undang Republik Indonesia No. 2 tahun
2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudukan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Jadi dapat disimpulkan bahwa landasan psikologis pendidikan adalah suatu


landasan yang dijadikan sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang jiwa manusia yang selalu mengalami
perkembangan sehingga dapat memudahkan proses pendidikan.

Sedangkan menurut para ahli, psikologis pendidikan ialah:

a. Witherington. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang


proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan
manusia.
b. Crow & Crow. Psikologi pendidikan memberikan gambaran dan
penerapan tentang pengalaman-pengalaman belajar seorang individu
sejak dilahirkan sampai usia tua. Pokok persoalan dalam psikologi
pendidikan adalah mengenai keadaan-keadaan yang dapat mempelajari
belajar.
c. Sumadi Suryabrata. Psikologi pendidikan adalah pengetahuan
psikologi mengenai anak didik di dalam situasi pendidikan.
d. Siti Partini Suardiman. Psikologi pendidikan ialah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki gejala-gejala kejiwaan individu di dalam situasi
pendidikan.

2. Teori-teori psikologis pendidikan

Ada beberapa teori landasan psikologis pendidikan, diantaranya:

a. Teori belajar behavioristik

Teori behavioristik adalah teori yang menyatakan bahwa tingkah laku


manusia dikendalikan oleh reward atau penguatan dari lingkungan. Dari
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori ini menekankan bahwa
terkait belajar, ada hubungan era tantara reaksi behavioral dengan
stimulusnya.

Yang di maksud dengan teori Behavioristik adalah yang memiliki ciri


ciri berikut:

1) Mementingkan pengaruh lingkungan (environment)


2) Mementingkan bagian bagian (elementaristik)
3) Memiliki peranan reaksi
4) Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
5) Mementingkan sebab-sebab diwaktu yang lalu
6) Mementingkan pembentukan kebiasaan
7) Dalam pemecahan masalah, ciri khasnya adalah trial and error.
b. Teori belajar kognitif

Teori kognitif adalah teori di mana tingkah laku seseorang tidak hanya
didasarkan pada kognisi atau tindakan mengenal tau memikirkan situasi di
mana tingkah laku itu terjadi. Teori belajar kognitif ini memiliki perspektif
bahwa peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upaya
mengorganisir, menyimpan, dan menemukan pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang lama atau pengetahuan yang telah ada.

Ciri-ciri teori belajar kognitif adalah:


1) Mementingkan apa yang ada pada diri si belajar (nativistic)
2) Mementingkan keseluruhan (wholistic)
3) Mementingkan peranan fungsi kognitif
4) Mementingan keseimbangan dalam diri pelajar (dynamic
equilibrium)
5) Mementingkan kondisi yang ada pada waktu kini (sekarang)
6) Mementingkan pembentukan struktur kognitif
7) Dalam pemecahan masalah, ciri khasnya adalah insight.
c. Teori belajar humanistik

Belajar menurut teori humanistik, menekankan pada isi dan proses yang
berorientasi pada peserta didik sebagai subjek belajar. Teori ini bertujuan
memanusiakan manusia, sehingga ia mampu mengaktualisasikan diri dalam
hidup dan penghidupannya. Dengan sifatnya yang deskriptif, seolah-olah
teori ini memberi arah proses belajar. Kenyataannya, teori ini sulit
diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang lebih praktis dan konkret.

d. Teori belajar konstruktivistik

Teori belajar konstruktivistik adalah sebuah teori yang mengedapankan


peningkatan perkembangan logika dan konseptual pembelajaran. Peran
seorang pengajar sangat penting dalam teori pembelajaran konstruktivisme.
Ketimbang memberikan ceramah, seorang pengajar berfungsi sebagai
fasilitator dimana yang membantu pembelajar dengan pemahamannya.

3. Bentuk-bentuk psikologis pendidikan

a. Psikologis Perkembangan

Terkait psikologis perkembangan, ada tiga teori atau pendekatan tentang


perkembangan.

1) Pendekatan pentahapan. Pada pendekatan ini, dijelaskan bahwa


setiap individu akan berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu di
mana setiap tahap memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan
tahapan yang lain.
2) Pendekatan diferensial. Pendekatan ini memandang bahwa individu-
individu memiliki kesamaan dan perbedaan. Atas dasar ini lalu
orang-orang membuat kelompok-kelompok. Maka terdapatlah
kelompok berdasar jenis kelamin, kemampuan intelek, bakat, ras, dan
sebagainya.
3) Pendekatan ipsative. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik
individu, melihat perkembangan seseorang secara individual.
Pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan individual.

Dari ketiga tahapan tersebut, yang paling besar diaktualisasikan adalah


pendekatan pentahapan. Pendekatan pentahapan sendiri dibagi menjadi dua
yakni yang bersifat menyeluruh dan bersifat khusus. Pendekatan
menyeluruh adalah pendekatan yang mencakup seluruh aspek
perkembangan sebagai faktor yang diperhitungkan dalam menyusun tahap-
tahap perkembangan, sedangkan pendekatan khusus adalah pendekatan
yang hanya memperhitungkan faktor terntentu sebagai dasar penyusunan
tahap perkembangan anak, misalnya Piaget, Koglberg, dan Erikson.

Terkait psikologi perkembangan, para ahli berbeda pendapat dalam


membagi masa-masanya, salah satunya menurut Rouseau membagi masa
perkembangan anak atas empat tahap yaitu:

1) Masa bayi dari 0 – 2 tahun sebagian besar merupakan perkembangan


fisik.
2) Masa anak dari 2 – 12 tahun yang dinyatakan perkembangannya baru
seperti hidup manusia primitif.
3) Masa pubertas dari 12 – 15 tahun, ditandai dengan perkembangan
pikiran dan kemauan untuk berpetualang.
4) Masa adolesen dari 15 – 25 tahun, pertumbuhan seksual menonjol,
sosial, kata hati, dan moral. Remaja ini sudah mulai belajar
berbudaya.
b. Psikologi Belajar

Menurut Pidarta (2007: 206) belajar adalah perubahan perilaku yang


relatif permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan,
pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada
pengetahuan lain serta mampu mengomunikasikannya kepada orang lain.
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang
dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2).
Definisi tersebut memberikan dua hal yang menjadi kunci dalam memahami
makna belajar itu sendiri. Yang pertama, bahwasanya belajar adalah usaha
guna mencapai perubahan tingkah laku, dan yang kedua bahwasanya
perubahan tingkah laku tersebut harus terjadi secara sadar. Dari konsep
tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar akan selalu terkait dengan proses
belajar dan hasil belajar. Di mana proses belajar adalah usaha meraih
perubahan tingkah laku, sedangkan hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku itu sendiri.

c. Psikologi sosial

Menurut Hollander (1981) psikologi sosial adalah psikologi yang


mempelajari psikologi seseorang di masyarakat, yang mengkombinasikan
ciri-ciri psikologi dengan ilmu sosial untuk mempelajari pengaruh
masyarakat terhadap individu dan antar individu (dikutip Pidarta,
2007:219).

Pembentukan kesan pertama terhadap orang lain memilki tiga kunci


utama yaitu kepribadian, perilaku, dan latar belakang situasi. Terkait dengan
pendidikan, kesan pertama yang positif harus dibangun tenaga pendidik
agar memberikan kemauan dan semangat belajar anak-anak. Selain kesan
pertama, motivasi juga menjadi aspek psikologis sosial sebab tanpa
motivasi tertentu, seseorang sulit untuk bersosialisasi dalam masyarakat.

Menurut Klinger (dikutip Pidarta, 2007:222) faktor-faktor yang


menentukan motivasi belajar adalah minat dan kebutuhan individu, persepsi
kesulitan akan tugas-tugas, serta harapan untuk sukses.

4. Metode pengumpulan data psikologis pendidikan

Dalam psikologi pendidikan, metode-metode tertentu digunakan dengan


tujuan mengumpulkan data dan informasi yang sifatnya psikologis dan
berkaitan dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran.
a. Metode eksperimen

Adalah serangkaian percobaan yang dilakukan seseorang dalam sebuah


laboratorium atau ruang khusus tertentu. Metode ini digunakan dalam
penelitian psikologi pendidikan dengan tujuan menguji keabsahan dan
kecermata simpulan-simpulan yang ditarik menggunakan metode lain.

b. Metode kuisioner

Metode ini disebut juga mail servey karena pelaksanaannya dilakukan


dengan menyebarkan kuisioner melalui jasa pos.

c. Metode studi khusus

Adalah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran


yang rinci mengenai aspek-aspek psikologi seorang siswa atau sekelompok
siswa tertentu. Metode ini selain dipakai oleh para peneliti psikologi
pendidikan, juga dipakai oleh para peneliti ilmu sosial lainnya.

d. Metode penyelidikan klinis

Metode ini dilakukan untuk menyelidiki anak atau siswa yang


mengalami penyimpangan perilaku. Oleh karena itu, pelaksanaan metode
ini selalu memerhatikan batas-batas kesanggupan siswa. Tujuan metode ini
adalah untuk memastikan sebab-sebab terjadinya penyimpangan dan
berdasarkan faktor penyebabnya akan ditarik hal-hal yang mampu menjadi
solusi penyelesaian.

e. Metode observasi naturalistik

Adalah suatu metode ilmiah di mana peneliti tidak menampakkan diri di


depan objek yang diteliti.

5. Upaya pendidikan

Upaya pendidikan adalah suatu cara usaha pendidikan untuk membimbing


anak mencapai kedewasaannya. Cara usaha itu dapat berbentuk pendidikan atau
situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendidik anak. Upaya pendidikan
berbeda makna dengan faktor pendidikan. Jika faktor pendidikan adalah hal
yang tidak disengaja, maka upaya pendidikan adalah hal-hal yang disengaja.

Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan antara pendidik dan yang


anak didik, dan upaya pendidikan dilaksanakan dalam pergaulan pedagogis
tersebut. Upaya pendidikan dapat berbentuk perintah, larangan, ajakan, saran,
dorongan, dan sebagainya. Berhasil atau tidaknya upaya pendidikan bergantung
pada kepribadian pendidik yang terikat erat dengan kewibawaan. Pendidik yang
berwibawa adalah pendidik yang merealisasikan terlebih dahulu nilai-nilai yang
disampaikannya kepada anak didik.

Setiap upaya pendidikan yang dilaksanakan, berhubungan dengan empat


hal:

a. Membatasi tujuan-tujuan pendidikan

Untuk mencapai tujuan pendidikan, dapat dilakukan dengan membatasi


tujuan-tujuan pendidikan yang terbagi menjadi beberapa jenis yakni tujuan
umum, khusus, incidental, sementara, tidak lengkap, dan intermedier atau
antara. Setiap tujuan yang sifatnya tidak umum (mendewasakan anak)
dapat menjadi upaya untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang lebih
luas.

b. Dihubungkan dengan siapa yang berupaya

Walau suatu upaya pendidikan jelas tujuannya, belum tentu seseorang


dapat melakukannya secara efektif.

c. Dihubungkan dengan cara atau bentuk upaya yang digunakan

Upaya pendidikan terhubung dengan bentuk upaya yang digunakan


seperti larangan, perintah, dan sebagainya. Bentuk upaya yang digunakan
dapat memberikan kontribusi terhadap efektivitas pencapaian tujuan.

d. Bagaimana efeknya terhadap anak didik


Dalam menerapkan upaya pendidikan, pendidik harus memerhatikan
sifat khusus dari kondisi dan situasi khusus anak pada suatu saat secara
konkrit.

B. Landasan Ekonomi Pendidikan


1. Pengertian landasan ekonomi pendidikan

Ekonomi menurut (Daryono, dkk 2021:109) merupakan faktor yang sangat


penting dalam menunjang aspek pembangunan pendidikan. Ekonomi berasal dari
bahasa Yunani yaitu, eikos dan nomos yang memiliki arti eikos “rumah tangga”
dan nomos “aturan”. Jadi ekonomi serangkai aturan untuk mengatur urusan
rumah tangga. Ilmu ekonomi sendiri merupakan cabang ilmu sosial yang
mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan keputusan-
keputusan ekonomi yang di buat. Ilmu ekonomi merupakan ilmu untuk
pengambilan sebuah keputusan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.

Meninjau pentingnya pengaruh ekonomi dalam pendidikan, maka dapat


disimpulkan bahwa landasan ekonomi ialah suatu hal yang memuat peran pelaku
ekonomi, fungsi produksi, efesiensi dan efektifitas biaya dalam satuan
pendidikan. Ekonomi merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar
terhadap pengembangan pendidikan dari segi tujuan, situasi dan kebutuhan.

2. Hubungan landasan ekonomi dan landasan pendidikan

Konsep investasi SDM menganggap penting kaitannya antara pendidikan,


produktivitas kerja dan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori human capital tenaga
kerja merupakan pemegang kapital yang tercermin dalam pengetahuan,
keterampilan, dan produktivitas kerjanya.

Cohn, 1979 (dalam Fatah, 2002) menyatakan ekonomi pendidikan adalah


studi tentang bagaimana manusia baik secara individu maupun kelompok
masyarakat membuat keputusan dalam rangka mendaya gunakan sumber daya
yang langka atau terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan
dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, pendapat, sikap,
dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta mendiskusikannya
secara merata dan adil diantara berbagai kelompok masyarakat.

Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi sumber


daya manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan,
produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Pusat perhatian mendasar dari
konsep ekonomi adalah bagaimana mengalokasikan sumber-sumber yang
terbatas untuk mencapai tujuan yang beraneka ragam mungkin tak terhingga
jumlahnya. Pertimbangan ekonomis didasarkan pada kemampuan anggaran,
sedangkan pertimbangan politis didasarkan pada tujuan masyarakat secara
menyeluruh. Di negara sedang berkembang seperti Indonesia skala prioritas
tertinggi adalah pertumbuhan ekonomi dan keadilan.

3. Peran dan fungsi ekonomi dalam pendidikan

Peran ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai


pemegang peranan penting. Sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup
atau matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan
dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan ketrampilan pengelola guru-
gurunya. Inilah yang merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau
perguruan tinggi.

Artinya apabila pengelola dan guru-guru atau dosen-dosen memiliki dedikasi


yang memadai ahli dalam bidangnya dan memiliki keterampilan yang cukup
dalam melaksanakan tugasnya, memberi kemungkinan lembaga pendidikan
akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan ekonomi yang tidak
memadai.

Vizey (1996) menyatakan ukuran yang paling popular dalam melihat


peranan ekonomi dalam pendidikan adalah mempertautkan antara ekonomi dan
pendidikan itu sendiri. Pemikiran Vizey ini didasarkan pada asumsi bahwa
pendidikan merupakan human capital. Pemikiran ini muncul pada era
industrialisasi dalam masayarkat modern. Argumen ini memiliki dua aspek,
yaitu:
a. Pendidikan merupakan suatu bentuk investasi nasional untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan ekonomi modern.
b. Pendidikan diharapkan menghasilkan suatu peningkatan kesejahteraan
dan kesempatan yang lebih luas dalam kehidupan nyata.

Peran ekonomi dalam pendidikan adalah guna menunjang kelancaran proses


pendidikan, dan sebagai bahan pengajaran ekonomi yang membentuk manusia
ekonomi yaitu manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya memiliki
kemampuan dan kebiasaan memiliki etos kerja, tidak bekerja setengah-
setengah, produktif, dan hidup efesien. Sehingga landasan ekonomi dalam
bidang pendidikan adalah untuk mendukung proses belajar mengajar yang
harmonis, bukan modal untuk berkembang atau tidak menghasilkan keuntungan.

Faktor ekonomi adalah salah satu sisi yang tidak akan bisa dipisahkan dalam
pendidikan itu sendiri, karena ekonomi sangat berperan penting dalam
menunjang berbagai pendidikan. Fungsi dari pendidikan itu sendiri seperti yang
kita tahu yaitu untuk menyiapkan peserta didik, maksud dari menyiapkan peserta
didik disini dapat diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap,
tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Adapun strategi
pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan,
pengajaran atau latihan.

Menurut Pidarta (2007) perkembangan ekonomi secara makro yang


berpengaruh dalam bidang pendidikan, antara lain:

1. Banyaknya orang kaya yang mau secara sukarela menjadi orang tua
asuh/bapak angkat (dorongan hati atau himbauan pemerintah) untuk
mensukseskan wajib belajar 9 tahun.
2. Terlaksananya sistem ganda dalam pendidikan yaitu kerja sama antara
sekolah dengan pihak usahawan dalam proses belajar mengajar para
siswa, dalam rangka mengembangkan keterampilan siswa.
3. Munculnya sekolah-sekolah unggul yang memiliki sarana dan
prasarana, penggajianguru, program yang beragam, proses belajar lebih
baik.
Menurut Pidarta (2007), pembangunan ekonomi mikro adalah peningkatan
taraf hidup masyarakat, yang selalu berkaitan dengan ekonomi, antara lain:

1. Ekonomi memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang,


walaupun tidak ada yang menyadarinya Itu tidak menjamin
kebahagiaan.
2. Standar kehidupan sekolah atau sekolah menengah dalam kaitannya
dengan standar kehidupan keluarga juga sangat bergantung pada situasi
ekonomi masing-masing individu.

Sekolah atau perguruan tinggi yang kaya akan dapat hidup lebih bebas
karena berbagai bentuk pendanaan dapat diperoleh sesuai kebutuhan. Bahkan,
beberapa sekolah atau perguruan tinggi memiliki kelebihan uang dan
menyimpannya di bank sebagai uang untuk mendapatkan bunga.

Di sisi lain, beberapa sekolah atau perguruan tinggi sangat miskin sehingga
sulit untuk dipindahkan dan bahkan lebih sulit untuk membayar guru atau
pelatih, apalagi membangun gedung atau membeli materi pelatihan. Studi
intensif Sebagian besar lembaga pendidikan di Indonesia lemah secara finansial
meskipun mereka sudah memiliki gedung, dan orang kaya lebih suka
membangun 4.444 madrasah (sekolah menengah) sendiri daripada memberikan
uang ke sekolah yang ada tanpa batas waktu.

4. Efisiensi dan efektivitas dana pendidikan

Menurut Pidarta (2007), penggunaan dana pendidikan yang efesien adalah


penggunaan dana yang nilainya sama dengan atau di bawah hasil dan layanan
pendidikan yang diharapkan. Sedangkan arti penggunaan yang efektif untuk
pendidikan adalah apabila dengan dana sebesar itu tujuan pendidikan yang
direncanakan relatif tercapai dengan sempurna atau tidak. Pemerintah perlu
meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran pendidikan karena anggaran
pendidikan relatif terbatas dan departemen pendidikan sering mengalami defisit
anggaran.

Beberapa faktor penting harus diperhitungkan untuk menentukan seberapa


efektif pendidikan itu. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Pengunaan uang yang telah dialokasikan untuk setiap kegiatan.
2. Proses pada setiap kegiatan. Hal ini dapat dilihat secara langsung seperti
dalam bidang pendidikan dan pengajaran dan juga dapat diteliti dan
dilaporkan seperti dalam bidang penelitian.
3. Hasil dari setiap kegiatan. (Pidarta, 2007) Seiring dengan kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan efesiensi pendidikan, ada beberapa
langkah perlu diambil. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Dalam penyusunan anggaran, khususnya di perguruan tinggi, pemerintah
menetapkan pedoman dengan aturan tertentu untuk memudahkan
pengendalian.
2. Sesuaikan jumlah fakultas dengan kebutuhan pepengendalian
3. Industri tertutup yang jumlah lulusannya dinilai terlalu tinggi, tidak
mampu mencari pekerjaan atau berwiraswasta.
4. Tidak mengangkat PNS baru, termasuk guru dan dosen, kecuali untuk
menggantikan mereka yang pensiun atau meninggal dunia.

5. Penerapan landasan ekonomi dalam pendidikan masyarakat

Landasan ekonomi memegang peranan penting dalam masyarakat, salah


satunya adalah sebagai pendamping membantu masyarakat untuk memajukan
ekonomi kehidupan mereka:

1. Basis ekonomi masyarakat adalah pengembangan kawasan komersial


di lingkungan PKK RW yaitu melalui membuat kerajinan tangan ramah
masyarakat, yang kemudian dijual dan dipasarkan untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat.
2. Adanya kegiatan atau program UMKM (usaha mikro, kecil, dan
menengah) yang tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat, menciptakan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,
mencapai pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan.
3. Perusahaan swasta atau negeri mengoordinasikan proses produksi,
konsumsi, dan investasi secara efektif dan efisien, misalnya untuk
bereaksi terhadap perubahan kebiasaan produksi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Di bidang pendidikan, dasar pembiayaannya adalah untuk
pengembangan dana BOS untuk menambah atau memperbaiki
infrastruktur sarana dan prasarana pendidikan, dan menyediakan
lingkungan belajar dan bahan ajar untuk menunjang pembelajaran, dan
dana BOS juga digunakan untuk menyediakan fasilitas siswa dengan
dana tersebut, misalnya KIP/KIMU/KIP, yang bertujuan untuk
membebaskan biaya pendidikan dan memberikan bantuan pendapatan
kepada siswa dan mahasiswa
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan yang dijadikan
sebagai titik tolak dalam proses pendidikan yang membahas berbagai
informasi tentang jiwa manusia yang selalu mengalami perkembangan
sehingga dapat memudahkan proses pendidikan
2. Teori psikologis pendidikan terbagi menjadi beberapa bagian yakni teori
behavioristik yang menekankan pada lingkungan, teori kognitif yang
didasarkan pada kognisi, teori humanistik yang menekankan pada isi dan
proses yang berorientasi pada anak didik sebagai subjek, serta teori
konstruktivistik yang mengedepankan peningkatan perkembangan logika dan
konseptual pembelajaran.
3. Ada tiga bentuk psikologis pendidikan yakni psikologis perkembangan,
psikologis belajar, dan psikologis sosial.
4. Dalam psikologis pendidikan, terdapat metode pengumpulan data yakni
eksperimen, kuisioner, studi khusus, penyelidikan klinis, dan observasi
naturalistik
5. Upaya pendidikan adalah sebuah tindakan yang dilakukan dalam proses
pendidikan secara sengaja. Upaya pendidikan mampu berupa ajakan,
perintah, larangan, dan lain sebagainya. Ada empat hal yang terikat dengan
upaya pendidikan yakni membatasi tujuan pendidikan, dihubungkan dengan
siapa yang berupaya, dihubungkan dengan bentuk upaya, dan bagaimana efek
terhadap anak didik.
6. Landasan ekonomi ialah suatu hal yang memuat peran pelaku ekonomi,
fungsi produksi, efesiensi dan efektifitas biaya dalam satuan pendidikan.
7. Landasan ekonomi dan landasan pendidikan saling berhubungan karena
ekonomi pendidikan adalah suatu studi tentang bagaimana manusia, baik
secara perorangan maupun didalam kelompok masyarakatnya membuat
keputusan dalam rangka mendaya gunakan sumber-sumber daya yang
terbatas.
8. Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses
pendidikan.
9. Penggunaan dana pendidikan yang efesien adalah penggunaan dana yang
nilainya sama dengan atau di bawah hasil dan layanan pendidikan yang
diharapkan. Sedangkan arti penggunaan yang efektif untuk pendidikan adalah
apabila dengan dana sebesar itu tujuan pendidikan yang direncanakan relatif
tercapai dengan sempurna atau tidak.
10. Landasan ekonomi memegang peranan penting dalam masyarakat, salah
satunya adalah sebagai pendamping membantu masyarakat untuk memajukan
ekonomi kehidupan mereka melalui umkm, dan sebagainya.

B. Saran
Setelah menyampaikan uraian di atas, kami menyarankan kepada para pembaca
agar menelaah lebih jauh pembahasan yang belum tersampaikan pada makalah ini.
Menjadi hal yang menarik jika mengkaji lebih jauh mengenai landasan pendidikan
terutama landasan psikologi dan ekonomi, menimbang bahwa pendidikan adalah
hal yang urgen dalam kehidupan manusia dan landasan pendidikan adalah satu dari
banyak hal yang menentukan kuat atau rapuhnya pendidikan. Selain itu, psikologi
dan ekonomi adalah dua aspek yang selalu mengiringi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Ahzab, Wahyu & Heriyati, R. (2022). Konsep dan Aplikasi Landasan Dalam
Sekolah Penggerak. Pasuruan: Lembaga Academic & Research Institute.

Al-Rasyid, & Ghulam, G. (2019). Landasan ekonomi dalam pendidikan. Jurnal


Tarbawi STAI AI Fithrah, 90-95.

Arifin, Z. (2015). Relasi ekonomi dan Pendidikan. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan,


Sosial Dan Keagamaan, 4(1), 38-47.

Daryono, M. B., dkk. 2021. Landasan Pendidikan Teori Aplikasi dalam Aspek
Humas Pendidikan di Indonesia. Pasuruan: Lembaga Akademik &
Research Institute.

Fatah, N. 2022. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Ghulam, G. (2019). Landasan Ekonomi Dalam Pendidikan. TARBAWI, 87–100.

Hamzah, B. & Lamatenggo, N. (2016). Landasan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi


Aksara

Hidayah, Nur., dkk. 2017. Psikologi Pendidikan. Malang: Universitas Negeri


Malang

Made. P. 2013. Landasan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Muhammad Hasan, T. K., & dkk. (2021). Landasan Pendidikan. Klaten: Tahta
Media Group

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia. Jakarta: Rineke Cipta.

Rika Heriyanti, M. P. 2022. Konsep dan Aplikasi Landasan Dalam Sekolah


Penggerak. Pasuruan.

Robandi, Babang., dkk. 2017. Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press


Ruswandi, Uus, dkk. 2008. Landasan Pendidikan. Bandung: CV. Insan Mandiri.
Suralaga, Fadhilah. 2021. Psikologi Pendidikan. Depok: PT. Raja Grafindo Persada

Surur, Miftahus., dkk. 2022. Landasan Pendidikan. Bandung: Media Sains


Indonesia

Wahyu Nanda Eka Saputra. 2014. Landasan Ekonomi Pendidikan. Retrieved from
academia. edu: https://www.academia.edu/9044753/ LANDASAN_EKO
NOMI _ PENDIDIKAN, pada tanggal 20 Maret 2023 pukul 16:42

Widiyansyah, A. (2017). Peran Ekonomi dalam Pendidikan dan Pendidikan dalam


Pembangunan Ekonomi. Jurnal Humaniora Universitas Bina Sarana
Informatika, XVII, 209-210.

Anda mungkin juga menyukai