Disusun oleh:
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata lakuseseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan (sumber:KBBI). Proses pengubahan sikap dan tata laku
ini tentu menjadi vital bagi keberlangsungan hidup manusia. Konon katanya,
pasca penjatuhan bom atom di Hiroshima yang memakan beribu-ribu korban,
pemimpin kaisar kala itu bertanya-tanya“ Berapakah guru yang selamat dari
peristiwa ini?”. Dari pertanyaan ini jelas betapa pentingnya pendidikan bagi
masyarakat Jepang. Jepang yang kala itu hancur lebur karena serangan sekutu,
kini telah bangkit menjadi negara industri terkemuka di dunia. Bangsa jepang
yakin, majunya suatu bangsa itu merupakan buah hasil dari keringat para guru.
Dengan kata lain, bangsa Jepang menganggap pendidikan ini merupakan suatu
hal yang teramat sangat penting bagi kemajuan bangsanya.
1
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional.
Dari paparan ayat-ayat UUD di atas, jelas Indonesia sangat acuh dengan
pendidikan. Terlebih dalam ayat 4 yang secara eksplisit menyatakan alokasi dana
untuk pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD. Pada tahun
2018 ini pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp1.894,7 triliun (sumber:
kementrian keuangan). Dengan begitu, jumlah alokasi dana untuk pendidikan
sebesar Rp378,94 triliun.Sungguh anggaran yang teramat sangat besar untuk
memajukan pendidikan di Indonesia. Dampak besarnya anggaran tersebut
dapatdilihat dari kemakmuran guru yang telah meningkat dan pembangunan
fasilitas pendidikan diberbagai daerah. Lantas, bagaimana dengan peningkatan
subjek utama pendidikan, yakni siswa-siswa bangsa?
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang permasalahan yang akan dibahas
dalam rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian motivasi belajar dan macam-macamnya beserta faktor yang
mempengaruhinya ?
2. Apa pengertian minat belajar dan macam-macamnya beserta faktor yang
mempengaruhinya?
3. Bagaimana hubungan antara motivasi belajar dan minat belajar dengan
proses dan hasil belajar?
4. Jelaskan Ta’lim Muta’alim pasal 4!
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami pengertian motivasi belajar dan macam-
macamnya beserta faktor yang mempengaruhinya.
2. Mengetahui dan memahami pengertian minat belajar dan macam-macamnya
beserta faktor yang mempengaruhinya.
3. Mengetahui dan memahami hubungan antara motivasi belajar dan minat
belajar dengan proses dan hasil belajar.
4. Mengetahui dan memahami Ta’lim Muta’alim pasal 4.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar.
Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan daya penggerak
yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi intern (kesiap-siagaan). Perubahan energi dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan stimulus
untuk mencapai adanya tujuan. Pada kegiatan belajar, motivasi merupakan
daya penggerak dalam diri siswa mengikuti keberlangsungan belajar
sehingga diharapkan tujuan tercapai. Motivasi sangat diperlukan pada
proses pembelajaran, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. 1
Pengertian motivasi belajar menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Serta usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya.2 Sedangkan dalam bahasa arab motif di sebut dengan
daaj’iyyun, dan motivasi di artikan dengan taj’lilun.3
Definisi motivasi dengan redaksi kata yang berbeda-beda tapi
mempunyai makna dan tujuan yang antaranya adalah:
Motif : suatu yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang
tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu,
motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita, motif merupakan tahap awal
dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern
1
Harbeng Masni, “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar”, Jurnal Ilmiah Dikdaya,
Volume 05 Nomor 01 April 2015, h. 36.
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2003), h. 560.
3
Rusyadi dan Hafifi, Kamus Indonesia-Arab, Cet, Ke-1, (Jakarta : Renika Cipta, 1995),
h. 557.
4
atau diprosesi saja. Sebab motif tidak selamanya efektif, motif aktif pada
saat tertentu saja yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
mendasar, motivasi : segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menurut atau mendorong seseorang. Menurut M. Utsman
Najati, motivasi : kekuatan yang pengerak yang membangkitkan aktivitas
pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta
mengarahkannya menuju tujuan tertentu.4
Motivasi : dorongan yang tumbuh karena tingkah laku dan kegiatan
manusia.5
Gletman mendefisinikan motivasi dalam buku psikologi belajar, keadaan
internal organisme baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini motivasi pemasok daya (energizer)
untuk bertingkah laku supaya terarah.6
ME. Donald dalam buku Sardiman A.M, motivasi perubahan energi
dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. 7
Apapun bentuk redaksi definisi dari motivasi maka yang perlu untuk
selalu diingat dan diambil garis besar bahwa motivasi adalah sebuah power,
apabila power dinyalakan maka secara otomatis akan hidup dan akan
menyelesaikan tugas sesuai dengan kehendak majikan. 8
Menurut para ahli psikologi pendidikan mendefisinikan belajar itu
berbeda-beda
4
Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahap, Psikologi Suatu pengantar Dalam
Perspektif Islam (Jakarta: 1999) cet ke-2, h. 131-132.
5
A. Tabrani Rusyan, et,al, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung :
Remadya Karya Offet, 1998) Cet ke-1. h. 93.
6
Muhubbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta : Rajawali Press, 2004) ED Revisi Cet. Ke-
3, h.151.
7
Sardiman A.M. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : Grafindo Persadas 2001)
Cet ke-9, h.7.
8
Abdul Latif, “Strategi Pembelajaran Agama Islam Pada Motivasi Belajar Siswa”,
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam, Vol. 3 No. 2 Agustus 2020, h. 200.
5
Menurut Witherington, belajar adalah suatu perubahan didalam
kepribadian menyatakan diri sebagai suatu pola baru dan pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap,kebiasaan,kepandaian atau suatu pengertian. 9
Menurut Margan G.T. belajar adalah : suatu perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil pengalaman yang lalu).10
Menurut James O. Whittaker, belajar adalah :"proses dimana tingkah
laku ditimbulkan atau dirubah melalui latihan atau pengalaman".11
Belajar menurut Thusan Hakim adalah suatu proses perubahan di dalam
kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan dan lain-lain kemampuan. 12
Sedangkan menurut Sardiman, belajar adalah perubahan tingkah laku
atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 13
Dari beberapa definisi yang diungkapkan oleh para tokoh psikologi,
maka dapat diambil kesimpulan pengertian motivasi belajar adalah sesuatu
rasa lebih suka dalam diri individu pada suatu obyek, yang mendorong
secara terus menerus yang dapat menguntungkan dan memberikan kepuasan
pada individu yang ditandai dengan adanya perubahan suatu keinginan yang
terlihat kualitas dan kuantitas seperti dorongan untuk selalu menigkatkan
pengetahuan, sikap, kebiasaan dan berbagai kemampuan untuk membaca
mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. 14
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang
9
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rosda Karya, 1990) Cet Ke-5, h.
84.
10
Singgih D. Gunarasa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia,
1995) h. 22.
11
Wastty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990) Cet Ke-3, h.
99.
12
Thusan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta : Puspa Swara, 2000) cet ke1, h.12.
13
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta : PT. Raja grafindo
Persada, 2004) Cet ke-2 h.
14
Abdul Latif, “Strategi Pembelajaran Agama Islam Pada Motivasi Belajar Siswa”,
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam, Vol. 3 No. 2 Agustus 2020, h. 201-202.
6
dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah daya penggerak dari
dalam dan luar individu untuk melakukan kegiatan belajar untuk menambah
pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman. 15
15
Syaiful Jamroh, Psikologi Sosial Sebagai Pengantar, (Yogyakarta: Fakultas Pendidikan
UGM), h. 18.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, cet ke-3, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,
1996), h.75.
17
Siti Suprihatin, “ Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”, Jurnal
Promosi : Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol.3.No.1 Tahun 2015, h.75.
18
Abdul Latif, “Strategi Pembelajaran Agama Islam Pada Motivasi Belajar Siswa”,
Dirasah : Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Dasar Islam, Vol. 3 No. 2 Agustus 2020, h. 202.
7
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar.
Menurut Max Darsono dalam jurnal Harbeng Masni, ada beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 19
a. Cita-cita atau aspirasi
Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan
target ini tidak sama bagi semua mahasiswa. Target ini diartikan sebagai
tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna
bagi mahasiswa.
b. Kemampuan
Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri mahasiswa, misalnya
kecerdasan, pengamatan, perhatian dan daya pikir analisa.
c. Kondisi
Kondisi mahasiswa meliputi kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi
psikologis misalnya emosi. Kondisi ini terkadang menganggu aktivitas
mahasiswa dalam kuliah, misalnya mahasiswa yang kurang sehat
motivasi belajarnya akan berbeda sewaktu dalam keadaan sehat. Begitu
pula kondisi psikis mahasiswa, misalnya dia sedang mengalami patah
hati atau putus dari pacarnya, hal ini akan berdampak buruk bagi
mahasiswa yang tidak bisa menempatkan/mengendalikan emosinya
secara baik. Bahkan banyak murung daripada mengerjakan berbagai
tugas-tugas perkuliahan.
d. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan mahasiswa meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan kos, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-
19
Harbeng Masni, “Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar”, Jurnal Ilmiah Dikdaya,
Volume 05 Nomor 01 April 2015, h. 41.
8
kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi mahasiswa, gairah
belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.
f. Cara Dosen Mengajar
Cara yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang dosen
mempersiapkan diri sebelum mengajar, ketepatan waktu, materi yang
disampaikan, keakraban dengan mahasiswa, dan sejenisnya.
B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar.
Menurut Alisuf Sabri, minat (interest) adalah kecenderungan untuk
selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Minat
ini erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang karena itu
dapat dikatakan minat itu terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Orang
yang berminat kepada sesuatu berarti sikapnya senang kepada sesuatu itu.20
Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus.Siswa
yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran ,perhatiannya akan tinggi
dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif
dalam kegiatan belajar mengajar. Hakiim, Lukmanul (2009:38).
Berdasarkan pendapat di atas minat merupakan suatu ketertarikan seseorang
untuk memperhatikan atau terlibat dalam aktivitas belajar secara aktif. Aktif
20
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 84.
9
guru menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa aktif
(bertanya, mempertanyakan, mengemukakan pendapat. Pengertian Minat
menurut Slameto (2010 : 180). Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
kaitan pada suatuhal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Minat
diimplementasikan melalui partisipasi aktif dalam suatu
kegiatan.Berdasarkan pendapat di atas apabila siswa berminat terhadap
sesuatu maka siswa tersebut cenderung untuk member perhatian yang lebih
besar terhadap sesuatu yang diminatinya dan mengikuti kegiatan yang
dilakukan dengan rasa senang. 21
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang dapat mendorong
manusia mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu
objek, cenderung memberikan perhatian atau merasa senang yang lebih
besar kepada objek tersebut. Namun, apabila objek tersebut tidak
menimbulkan rasa senang, maka orang itu tidak akan memiliki minat atas
objek tersebut. Oleh karena itu, tinggi rendahnya perhatian atau rasa senang
seseorang terhadap objek dipengaruhi oleh tinggi rendahnya minat
seseorang tersebut. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat
belajar adalah kecenderungan individu untuk memiliki rasa senang tanpa
ada paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan,
ketrampilan dan tingkah laku. 22
Menurut Eti rohaeti dalam jurnal Prihatin, membangkitkan minat siswa
akan terdorong untuk belajar manakala mereka memilki minat untuk belajar.
Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu
teknik dalam mengembangkan minat belajar. Dari penjelasan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa minat belajar akan terdorong apabila bahan
pelajaran mempunyai hubungan sesuai dengan kebutuhan mereka, melihat
perkembangan, tingkat pengalaman dan kemampuan siswa, serta model dan
metode pembelajaran yang variatif.
21
Naeklan Simbolon, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik”,
E.S.J : Jurnal Kajian Pendidikan dan Pendidikan Dasar, Vol.1, No.2, Tahun 2013, h. 15-16.
22
Effiyati Prihatini, “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPA”, Jurnal Formatif Vol 7, No. 2, Tahun 2017, h. 173.
10
2. Macam-Macam Minat Belajar.
Setiap individu siswa memiliki berbagai macam minat dan potensi. Secara
konseptual, minat belajar siswa menjadi tiga dimensi besar, yaitu :
a. Minat personal, minat personal terkait erat dengan sikap dan motivasi atas mata
pelajaran tertentu, apakah dia tertarik atau tidak, apakah dia senang atau tidak
senang, dan apakah dia mempunyai dorongan keras dari dalam dirinya untuk
menguasai mata pelajaran tersebut. Minat personal identik dengan minat
intrinsik siswa yang mengarah pada minat khusus pada ilmu sosial, olahraga,
sains, musik, kesusastraan, komputer dan lain sebagainya. Selain itu minat
personal siswa juga dapat diartikan dengan minat siswa dalam pilihan mata
pelajaran.
b. Minat situasional, menjurus pada minat siswa yang tidak stabil dan relatif
berganti-ganti tergantung dari faktor rangsangan dari luar dirinya. Misalnya,
suasana kelas, cara mengajar guru, dorongan keluarga. Minat situasional ini
merupakan kaitan dengan tema pelajaran yang diberikan.
c. Minat psikologikal, Minat psikologikal erat kaitannya dengan adanya sebuah
interaksi antara minat personal dan minat situasional yang terus menerus
berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang mata
pelajaran, dan dia memiliki cukup punya peluang untuk mendalaminya dalam
aktifitas yang terstruktur (kelas) atau pribadi (luar kelas), serta punya penilaian
yang tinggi atas mata pelajaran tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa peserta
didik memiliki minat psikologikal terhadap mata pelajaran tersebut.23
23
Euis Karwati dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas, (Bandung: Alfabeta,2014), h.
149-150.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001), h. 130.
11
anggota tubuh, kenormalan fungsi organ tubuh serta kesehatan fisik dari
berbagai penyakit. Faktor psikis yaitu kondisi kejiwaan yang berkaitan
dengan perasaan atau emosi, motivasi, bakat, inteligensi, dan
kemampuan dasar dalam suatu bidang yang akan dipelajari.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah segala segala sesuatu yang mempengaruhi
tumbuhnya minat belajar siswa yang berada di luar diri siswa. Faktor
eksternal terbagi atas lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.
Lingkungan sosial yang dimaksud adalah meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan nonsosial
adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang
digunakan siswa.
Faktor internal dan faktor eksternal keduanya sama-sama
mempengaruhi minat belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mencapai minat
belajar yang optimal maka diperlukan peran serta keduanya.
Menurut Rifa’i dan Anni dalam buku Akrim menyatakan bahwa
“terdapat enam faktor yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan
penelitian terkait yang memiliki dampak terhadap minat belajar siswa”.
Keenam faktor yang dimaksud yaitu: (1) sikap; (2) kebutuhan; (3)
rangsangan; (4) afeksi; (5) kompetensi; (6) penguatan. Penjelasan tentang
faktor minat yang awal adalah sikap. Sikap merupakan gabungan konsep,
informasi, dan emosi yang dihasilkan dalam diri seseorang untuk merespon
orang, kelompok, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Sikap dapat berpengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar
siswa karena sikap membantu siswa dalam merasakan dunianya dan
memberikan pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam
12
menjelaskan dunianya. Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap
dapat tetap atau mengalami perubahan sesuai dengan apa yang dipelajari. 25
25
Akrim, Strategi Peningkatan Daya Minat Belajar Siswa (Yogyakarta: Pustaka Ilmu,
2021), h. 26-27.
26
Ricardo dan Rini Intansari Meilani, Impak minat dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, No. 2, Juli 2017, h. 194.
13
2. afektif; berhubungan dengan perkembangan atau perubahan sikap sebagai
hasil dari proses belajar, dan
3. psikomotorik; berhubungan dengan penguasaan keterampilan motorik.
27
Benny Prasetiya, “Analisis Studi Korelasional Kecerdasan Emosional dan Minat
Belajar”, AL-MURABBI: Jurnal Studi Kependidikan dan Keislaman - Vol 5, No. 2 Tahun 2019, h.
169-171.
28
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di Sekolah). (Bandung Remaja Rosdakarya, 2002).h 183.
29
Zuhairini, dkk. Metodologi Pendidikan Agama. (Jakarta: Ramadhani,1995), h. 159.
14
Ilmu pengetahuan semata-mata tanpa didasari dengan nilai-nilai ajaran
Islam yang luhur, tidak akan menjamin pemiliknya melahirkan kepribadian yang
mulia, hal ini dapat dilihat betapa banyaknya orang yang mempunyai ilmu
pengetahuan akan tetapi dalam kehidupan mengalami berbagai krisis diantaranya
krisis moral dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal, antara
lain, ketidak pamanahan, seperti tradisi menyontek di kalangan siswa, plagiasi
skripsi, tesis, disertasi, pemalsuan ijazah. (Muhaimin, 2006; 85). Indikator lain
yang banyak diketemukan di kalangan peserta didik misalnya tawuran,
mengkonsumsi miras, penyalah gunaan narkoba dan lain sebagainya. Kalau ini
terjadi maka ilmu itu tidak akan memberikan suatu kemanfa’atan bahkan bisa
memberikan kemudharatan seperti yang diungkapkan Nawawi al-Bantani (tt; 33)
ilmu yang bermanfa’at adalah ilmu yang dapat menambah rasa takut kepada
Allah SWT dan menambah pengetahuan terhadap keaiban dirimu, menambah
pengetahuan tentang pengabdian terhadap Tuhan, dan mengurangi kegemaran
terhadap dunia dan menambah kegemaranmu terhadap akhirat, dan membuka
pengetahuanmu terhadap perbuatanmu yang sia-sia sehingga kamu terpelihara
dari padanya. Untuk memperoleh manfa’at ilmu yang salah satunya adalah
melahirkan manusia-manusia yang berakhlak mulia dan shaleh.
Menurut al-Zarnuji dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim kegagalan penuntut
ilmu memetik kemanfa’atan dan buahnya ilmu yaitu mengamalkan dan
menyebarkannya. dikarenakan mereka salah jalan dan meninggalkan
persyaratannya. (al-Zarnuji, tt; 3). Salah satu prasyarat utama belajar dalam Islam
adalah berangkat dimulai dari motivasi yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam
yang termuat didalam kitab Ta’lim al-Muta’allim.
Dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karangan Syekh al-Zarnuji menjelaskan
kepada peserta didik tentang etika menuntut ilmu (belajar), agar ilmu yang
diperoleh peserta didik memberikan keberkahan yang tentunya diawali dengan
motivasi (niat) yang lurus sebagaimana diungkapkan al-Zarnuji “Dan sepatutnya
peserta didik diwaktu belajar berniat untuk mencari ridha Allah, kebahagiaan
akhirat, menghilangkan kebodohan pada dirinya dan juga terhadap orang bodoh,
menghidupkan agama dan mengekal ajaran Islam berniat mensyukuri nikmat akal
15
dan kesehatan”. (al-Zarnuji, tt; 10). Dan motivasi yang termaktub di dalam kitab
Ta’lim inilah yang akan dibicarakan secara lugas dalam tulisan ini.
2. Kebahagiaan Akhirat
30
Zakiyuddin, Al-Tagrib wa al-Tarhib Min al-Hadits al-Syarif Jilid I, Darul Kutub
al-Ilmiah, Beirut, 1996
16
dengan demikian seorang peserta didik nantinya tidak akan putus harapan dan
bersikap pesimistis dan lain sebagainya, akan tetapi mensikapi realita kehidupan
yang dilaluinya dengan penuh ketabahan, kesabaran. Sebab dia berkeyakinan
usaha jerih payah yang dilakukannya selama ini, termasuk dalam belajar adalah
bukan sebuah kesia-siaan dan akan mendapat ujrah (imbalan) dari Allah SWT jika
tidak di dunia ini, nantinya di akhirat pasti akan dibalas, sebagaimana yang
dijanjikan Allah SWT “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat
dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya
pula”. (QS al-Zalzalah ayat 7-8).
3. Menghilangkan Kebodohan
Salah satu motivasi bagi setiap peserta didik dalam belajar menurutu al-
Zarnuji adalah untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri sendiri.
Merujuk dari pendapatnya tersebut, konsekwensinya adalah setiap manusia tanpa
terkecualia mesti belajar dan terus belajar, hal ini dikarenakan manusia lahir
kealam dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, sebagaimana dikatakan
“Belajarlah kamu karena tidak seorangpun manusia lahir dalam keadaan berilmu.
Tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh”.31
31
Abdul Muin, Kholiq, Nasehat dan Pesan Ulama dan Ahli Hikmah, Apollo,
Surabaya, tt.9
17
masyarakat yang sangat antusias dalam mencari ilmu, penghargaan yang tinggi
bagi para ulama, para pencari ilmu, tempat-tempat menuntut ilmu, banyaknya
perpustakaan-perpustakaan pribadi yang dibuka untuk umum dan juga hadirnya
perpustakaan Bayt al-Hikmah yang disponsori oleh khalifah pada waktu yang
membantu dalam menciptakan iklim akademik yang kondusif. Akan tetapi tatkala
pemeluknya kurang ambil peduli terhadap dunia ilmu pengetahuan, maka disa’at
itu pula ummat Islam mengalami kemunduran, bahkan menjadi ummat yang
terkebelakang yang menjadi jajahan bangsa barat dan sampai sa’at inipun masih
dirasakan ummat Islam akibat dari penjajahan tersebut. Berdasarkan konsep yang
telah ditawarkan al-Zarnuji di dalam kitab Ta’lim, maka tidak ada cara lain untuk
mengejar ketertinggalan dan segera lepas dari keterpurukan serta memajukan
Islam kecuali dengan menguasai ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan itu
hanya dapat diperoleh melalui proses belajar.
18
kekuasaan Allah SWT, yang telah mengeluarkan seorang anak dari rahim ibunya
yang dalam kondisi tidak tahu apa-apa sama sekali, lalu dijadikannya suatu alat
untuk memperoleh pengetahuan yaitu berupa pendengaran, penglihatan dan akal
serta hati agar kamu beriman kepada Allah dengan penuh keyakinan dan
pengetahuan yang sempurnya, dan bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat- Nya
dengan menggunakan segala anggota badan yang diciptakan-Nya itu kearah yang
baik.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
DAFTAR PUSTAKA
21
Shaleh abdul Rahman, Muhbib Abdul Wahap, Psikologi Suatu pengantar Dalam
Perspektif Islam (Jakarta: 1999) cet ke-2
Simbolon naeklan, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta
Didik”, E.S.J : Jurnal Kajian Pendidikan dan Pendidikan Dasar, Vol.1,
No.2, Tahun 2013
Soemanto wastty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990) Cet Ke-3,
Suprihatin siti, “ Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”,
Jurnal Promosi : Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol.3.No.1
Tahun 2015
Surabaya,
Syah muhubbin, Psikologi belajar, (Jakarta : Rajawali Press, 2004) ED Revisi
Cet. Ke-3,.
Zakiyuddin, Al-Tagrib wa al-Tarhib Min al-Hadits al-Syarif Jilid I, Darul
Kutub
Zuhairini, dkk. Metodologi Pendidikan Agama. (Jakarta: Ramadhani,1995),
22