Dosen Pengampu :
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terwujud. Kami juga
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada semua anggota kelompok
yang telah memberikan kontribusi berharga, baik dalam bentuk pemikiran maupun
materi, yang turut melengkapi penyusunan makalah ini.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah perkembangan peserta didik, bapak
Drs. Orbit Thomas, M.Pd atas tugas yang telah diberikan. Semoga makalah kami
ini sesuai dengan harapan kita bersama dan dapat diterima dengan baik.
Kelompok 2
II
DAFTAR ISI
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik merupakan aspek
penting dalam konteks pendidikan yang memengaruhi kemampuan belajar
dan prestasi akademik mereka. Kondisi lingkungan, pola makan, dan akses
terhadap layanan kesehatan merupakan faktor-faktor utama yang
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan optimal peserta didik.
Dalam proses pembelajaran, pemahaman terhadap kaidah-kaidah
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik memegang peranan krusial.
Kaidah-kaidah ini meliputi berbagai aspek, mulai dari perkembangan
kognitif, emosional, hingga motorik, yang secara langsung memengaruhi
keberhasilan pembelajaran.Sekolah memainkan peran yang krusial dalam
pembentukan relasi sosial peserta didik, yangmana membutuhkan aspek
saling menghargai di antara peserta didik satu dengan lainnya. Idealnya,
pendidikan sekolah harus disusun dalam kerangka pembelajaran demokratis
untuk memfasilitasi proses pembentukan relasi sosial peserta didik ini.
Dalam penyelenggaraan pendidikan perlu diperhatikan sarana dan
prasarana. Disamping itu perkembangan emosi peserta didik sangat erat
kaitannya dengan faktor-faktor tersebut (Samio S. , 2019)
Dengan memahami kaidah-kaidah pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik, guru dapat merancang strategi pembelajaran yang sesuai
dengan tahapan perkembangan masing-masing individu. Selain itu,
pemahaman ini juga memungkinkan identifikasi potensi dan kebutuhan
peserta didik secara lebih akurat, sehingga memungkinkan penerapan
pendekatan pembelajaran yang lebih diferensiasi.
Oleh karena itu, kajian tentang kaidah-kaidah pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik menjadi sangat relevan dalam konteks upaya
meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan pemahaman yang mendalam
terhadap aspek-aspek ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan belajar
I
yang mendukung, responsif, dan efektif bagi peserta didik dalam mencapai
potensi mereka secara maksimal.
A. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan individu peserta didik?
2. Apa perbedaan karakteristik pada masing-masing individu peserta
didik?
3. Bagaimana tahapan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual,
bahasa, dan emosi individu peserta didik?
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan pengertian pertumbuhan dan perkembangan individu
peserta didik.
2. Menjelaskan perbedaan karakteristik individu peserta didik.
3. Menjelaskan tahapan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual,
bahasa, dan esmosi individu peserta didik.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan individu
peserta didik.
2. Mengetahui perbedaan karakteristik individu peserta didik.
3. Mengetahui tahapan pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual,
bahasa, dan emosi individu peserta didik.
II
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik
Secara bahasa, dalam KBBI, pertumbuhan berasal dari kata “tumbuh”
yang berarti hidup dan bertambah besar. Sehingga secara istilah, pertumbuhan
berarti perubahan secara kuantitatif pada fisik manusia karena beberapa faktor
(faktor internal dan eksternal).
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan secara kuantitatif
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis yang mengalami
perubahan, seperti: ukuran tubuh yang semakin bertambah tinggi, kenaikan
bobot badan, susunan syaraf yang semakin sempurna, terjadi perubahan secara
fisik yang dapat diamati dan biasanya diringi dengan adanya perubahan dalam
bentuk mental (Limbong, 2020).
Jadi, Pertumbuhan pada peserta didik merujuk pada perubahan
kuantitatif dalam tubuh mereka, termasuk peningkatan ukuran dan struktur
biologis seperti tinggi badan, berat badan, dan perkembangan sistem saraf
Selain itu, pertumbuhan peserta didik juga melibatkan perubahan fisik dan
mental yang dapat diukur dan diamati seiring waktu. Perubahan yang dimaksud
contohnya adalah perubahan tinggi badan, berat badan, lingkar dada, lingkar
kepala, dan lain lain yang merupakan hasil dari proses pematangan fisik pada
manusia secara normal.
Sedangkan yang dimaksud perkembangan merupakan perubahan yang
berkaitan dengan jasmani dan Rohani yang terjadi pada individu.
Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang dengan
menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.
Perkembangan tidaklah terbatas pada pengertian pertumbuhan yang
semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian
1
perubahan yang berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari
fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap
kematangan melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar (Dra. Desmita,
2009).
Adapun jenis-jenis hambatan perkembangan anak secara garis besar
terbagi menjadi dua, yaitu hambatan perkembangan fisik dan hambatan
perkembangan mental. Hambatan perkembangan fisik antara lain tuna-netra,
tunarungu, cerebral palsy. Adapun hambatan perkembangan yang berkaitan
dengan mental antara lain:
(1) Gangguan belajar dan kemampuan intelektual meliputi; slow learner,
kesulitan belajar spesifik, CIBI (Cerdas Istimewa Bakat Istimewa),
(2) Gangguan perilaku meliputi; autisme, ADHD, dan tunalaras.
Masing-masing dari jenis hambatan perkembangan tersebut memiliki
karakteristik-karakteristik yang berbeda satu sama lainnya. Semakin sempurna
pertumbuhan fisik berarti akan ada pertambahan volume otak, cara kerja otak,
dan perubahan-perubahan yang terjadi secara kasat mata. Demikianlah
pertumbuhan dan perkembangan memiliki relasi dan saling berkaitan satu sama
lain.
2
perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor
pendidikan.
Dalam tahap perkembangannya, terdapat beberapa aspek penting yang
perlu diperhatikan:
1. Perkembangan Aspek Kognitif
Anak usia 6 sampai 12 tahun mengalami perkembangan kognitif yang
signifikan saat memasuki Sekolah Dasar. Mereka mulai belajar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dasar yang diperlukan untuk
perkembangan dan ilmunya.
2. Perkembangan Aspek Psikomotoris
Aspek psikomotoris menjadi fokus penting bagi guru. Perkembangan
ini melalui tahapan kognitif, asosiatif, dan otonomi yang perlu dipahami dan
diperhatikan.
3. Perkembangan Aspek Afektif
Aspek afektif mencakup emosi dan perasaan setiap peserta didik yang
juga membutuhkan perhatian dalam pembelajaran. Guru harus memantau
aktivitas siswa, terutama saat bekerja dalam kelompok, untuk memahami
dan merespons karakteristik individu mereka.
Perbedaan individu pada peserta didik merupakan hasil dari
beragam faktor yang mempengaruhi setiap individu secara unik. Faktor-
faktor tersebut mencakup kecerdasan, bakat, kondisi fisik, penyesuaian
sosial dan emosional, serta latar belakang keluarga yang mencakup fisik,
sosial, kepribadian, intelegensi, dan kecakapan sekolah. Pemahaman
mendalam terhadap faktor-faktor ini membantu pendidik dalam merancang
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
masing-masing peserta didik.
3
Perempuan
Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
Pertumbuhan rambut kemaluan (8 -14 tahun)
Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 tahun)
Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan
tumbuhnya bulu ketiak.
Laki-laki
Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
Pertumbuhan rambut kemaluan (10 – 15 tahun)
Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (sama dengan
pembesaran penis)
Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut
pubis)
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan
tumbuhnya bulu ketiak)
2. Perkembangan Intelektual
Perkembangan intelek sering juga dikenal di dunia psikologi maupun
pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif
manusia merupakan proses psikologis yang didalamnya melibatkan proses
memperoleh, menyusun dan mengunakan pengetahuan serta kegiatan mental
seperti berfikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi dan memecahkan persolan yang berlangsung
melalui interaksi dengan lingkungan.
Tingkat perkembangan intelektual anak oleh Piaget (dalam Suharyanto,
2018) dibedakan atas 4 periode, yaitu :
a. Periode Sensori-motor (0 – 1 tahun)
4
Sifat-sifat yang tampak pada anak adalah stimulus sound, anak
berinteraksi dengan stimulus dari luar. Anak mengembangkan
kemampuannya untuk mempersepsi, melakukan sentuhan-sentuhan,
melakukan berbagai gerakan dan secara perlahan lahan belajar
mengoordinasikan tindakan-tindakannya.
b. Periode Praoperasional (1 – 7 tahun)
Pada tahap ini, anak mampu menyimpan kata kata serta serta
menggunakanya, terutama yang berhubungan erat dengan kebutuhan
mereka. Pada masa ini anak siap untuk belajar bahasa, membaca dan
menyanyi untuk melatih diri anak menggunakan kekayaan bahasanya.
c. Periode Operasional Konkret (7 – 12 tahun)
Sifat-sifat anak, dapat berpikir konkret karena daya otak terbatas pada
objek melaluipengamatan langsung dengan mengguanakan objek yang
berhubungn dengan berat, warna, dan susunan, melakukan aktivitas yang
berhubungan dengan objek, dan membuat keputusan logis.
d. Periode Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Pada tahap ini, ada semacam tarik-menarik antara ingin bebas dengan
ingin dilindungi. Karena pada tahap ini anak sudah mulai mampu
mengembangkan pikiran formalnya, mereka juga mulai mampu
mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi.
5
a. Semantik (semantics), merujuk kepada makna kata atau
cara yang mendasari konsep-konsep yang diekspresikan
dalam kata-kata atau kombinasi kata.
b. Sintak (syntax), yaitu aturan-aturan yang mengatur
bagaimana kata-kata disusun kedalam kalimat yang
dapat dipahami.
Morfologi (morphology), yaitu apikasi gramatikal yang meliputi
jumlah, tenses, kasus, pribadi, gender, kalimat aktif, kalimat pasif, dan
berbagai makna lain dalam bahasa.
Prakmatik (pragmatics), merujuk kepada sisi komunikatif dari bahasa.
Ini berkenaan dengan bagaimana menggunakan bahasa dengan baik
ketika berkomunikasi dengan orang lain.
4. Perkembangan Emosi
kecerdasan emosional adalah kemampuan peserta didik dalam
mengelola emosi yang dimiliki yang dapat mengarahkan peserta didik untuk
bersikap dan berprilaku dengan tepat sesuai dengan kondisi-kondisi
tertentu. Ada beberapa aspek kecerdasan emosional yaitu mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi orang lain
(empati) dan membina hubungan. Kecerdasan emosional penting untuk di
pupuk dan dikembangkan pada peserta didik di sekolah dasar karena pada
usia sekolah dasar emosi anak mudah dibentuk. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan emosional peserta didik
adalah dengan menerapkan pendidkan karakter.
Dengan kecerdasan emosional anak akan memiliki kemampuan untuk
mengontrol diri dalam artian anak memahami kelemahan dan kelebihannya.
Anak yang memahami kelemannya dengan baik akan berusaha untuk
mengatasi kelemahannya dengan mandiri maupun dengan bantuan orang
lain.
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pemahaman bahwa pertumbuhan berasal dari proses hidup
dan peningkatan ukuran serta struktur biologis, sementara perkembangan
mencakup perubahan jasmani dan rohani yang kompleks dalam pola teratur, dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada peserta didik
merupakan aspek yang tak terpisahkan. Pertumbuhan, yang mencakup
peningkatan fisik seperti tinggi badan dan berat badan, juga melibatkan perubahan
mental yang dapat diamati seiring waktu. Di sisi lain, perkembangan
menunjukkan bertambahnya kemampuan atau skill dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks sebagai hasil dari proses pematangan. Keduanya
saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain, dengan pertumbuhan fisik
yang semakin sempurna juga menandakan adanya perubahan dalam volume dan
cara kerja otak. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang kedua
konsep ini menjadi penting dalam konteks pendidikan untuk memastikan
pengembangan yang holistik pada peserta didik.
7
serangkaian tahapan penting yang saling terkait. Pertumbuhan fisik membentuk
dasar bagi perkembangan intelektual, emosional, dan bahasa. Perkembangan
intelektual melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan
pengetahuan serta aktivitas mental seperti berfikir, menimbang, dan menganalisis,
yang penting untuk dipahami dalam konteks pembelajaran. Selain itu,
perkembangan bahasa juga menjadi aspek penting, karena kemampuan
berkomunikasi secara efektif merupakan kunci untuk memperoleh dan
menyampaikan pengetahuan. Selanjutnya, kecerdasan emosional menjadi faktor
yang krusial dalam membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan kondisi
tertentu, yang dapat dipupuk melalui pendidikan karakter dan pengembangan
kesadaran diri. Dengan pemahaman yang mendalam terhadap tahapan ini,
pendidik dapat merancang pendekatan pembelajaran yang holistik dan sesuai
dengan kebutuhan serta karakteristik masing-masing peserta didik.
8
DAFTAR PUSTAKA