Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PESERTA DIDIK

Disusun Oleh:

Gita Febria Rahmadia (A1D518063)

Titiana Mawardi (A1D518070)

Sari Agustin (A1D518076)

Kartika Sari (A1D518081)

Dosen Pengampu: Dr.Drs Firman, M.Si

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini.dengan
tepat pada waktu yang telah diberikan.

Penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, karena masih
banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi materi maupun dalam penyajiannya.
Hal tersebut disebabkan oleh karena kemampuan dan pengalaman penulis masih
sangat terbatas. Maka kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna
perbaikan dan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, serta harapan kami semoga makalah


ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Atas semua ini kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan kepada semua pihak yang
telah ikut dalam menyelesaikan makalah ini.

Jambi, 03 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan .................................................... 3

2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan................................................. 5

2.3 Karakteristik dan Perbedaan Individu ........................................................... 6

2.4 Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan............................................. 8

2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Individu ....................... 11

BAB II PENUTUP ................................................................................................ 14

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 14

3.2 Saran ............................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang.
Sejak ratusan tahun sebelum masehi manusia telah menjadi salah satu objek
filsafat, baik objek formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek
materiil yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan
berbagai kondisinya. Sebagaimana manusia dikenal sebagai mahluk yang berfikir
atau “Homo Sapiens”, mahluk yang dapat dididik atau “Homo Educandum”, dan
seterusnya. Hal-hal tersebut merupakan pandangan tentang manusia yang dapat
digunakan untuk menetapkan cara pendekatan yang akan dilakukan terhadap
manusia tersebut.

Sebagai seorang guru atau pengelola suatu pendidikan, kita perlu


mempelajari dan memahami dengan baik tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak agar dapat mengatasi masalah pendidikan dan pembelajaran yang terjadi di
kelas secara tepat.

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian


adalah peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar,
Pendidikan Menengah, ataupun di Perguruan Tinggi dan pendidikan untuk orang
dewasa lainnya

Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting dalam proses
pendidikan formal. Tidak ada peserta didik, tidak ada guru. Peserta didik bisa
belajar tanpa guru. Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik.
Karenanya, kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses
pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi
antara pendidik dan peserta didik. Tentu saja, optimasi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik diragukan perwujudannya, tanpa kehadiran guru yang
profesional.

1
Berbagai uraian tentang manusia dan peserta didik di atas perlu kita pahami
untuk mengetahui karakter dari masing-masing peserta didik. Maka dari itu kami
menyusun makalah dengan judul Konsep Dasar Pengembangan Peserta Didik

1.2 Rumusan masalah


1. Apa hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik ?
2. Apa perbedaan pertumbuhan dan perkembangan ?
3. Bagaimana karakteristik dan perbedaan individu ?
4. Apa yang termasuk aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan ?
5. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan individu ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
2. Mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan
3. Untuk mengetahui karakteristik dan perbedaan individu
4. Untuk mengetahui aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan
individu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan

A. Definisi Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses


pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang
herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan
berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang


menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam
perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan dapat pula diartikan sebagai proses
transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang
herediter dalam bentuk proses aktif berkesinambungan. Pertumbuhan yang secara
umum adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu
berlangsung dalam periode tertentu.

Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif badan anak,


seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula pertumbuhan akan mencakup
perubahan yang semakin sempurna pada sistem jaringan saraf dan perubahan-
perubahan struktur jasmani lainnya. Dengan demikian, pertumbuhan dapat
diartikan sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.

Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu berproses untuk


menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur berat,
panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul,
lingkar lengan dan lain-lain. Dalam pertumbuhannya, setiap bagian tubuh
mempunyai perbedaan tempo kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin

3
berlangsung paling lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan
pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung
pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas.

B. Definisi Perkembangan

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner(1957)


bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan
berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di
mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayata
totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.

Menurut Werner (1957) perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis,


yaitu perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi
sampai pada keadaan diferensiasi, arikulasi, dan integrasi meningkat secara
bertahap. Proses diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri anak. Bahwa bagian-
bagian penghayatan totalitas itu lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas
dalam kerangka keseluruhan.

Secara umum perkembangan adalah suatu proses yangf bersifat progesif dan
menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru.
Perkembangan dapat dicapai karena adanya proses belajar dan proses belajar
hanyalah mungkin berhasil bila jika ada kematangan. Contohnya berkembangnya
intelek dan daya pikir seseorang yang sejalan dengan pertumbuhan syaraf otaknya,
berkembangnya kemampuan berbahasa.

Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan. Berkat adanya


pertumbuhan maka pada saatnya anak akan mencapai kematangan. Perbedaan
antara pertumbuhan dan kematangan, pertumbuhan menunjukan pertumbuhan
biologis yang bersifat kuantitif, seperti bertambah panjang ukuran tungkai,
bertmbang lebarnya lingkar kepala, bertambah beratnya tubuh, dan semakin
sempurnanya ukuran tulang dan jaringan syaraf. Sedangkan kematangan

4
menunjukkan perubahan biologis yang bersifat kualitatif. Akan tetapi, perubahan
kualitatif itu sulit untuk diamati dan diukur.

2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya


ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan,
lingkar dada, dan lain- lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada
proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi
hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang
ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya
gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses
kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari


perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti
perubahan pada fungsi alat kelamin.
2. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau
dari bagian proksimal ke bagian distal.
3. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna.
4. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan
yang berbeda.
5. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana
tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap (Narendra, 2002).

5
2.3 Karakteristik dan Perbedaan Individu
A. Karakteristik Individu

Setiap individu memilki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang
menayngkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Pada masa lalu ada
keyakinan bahwa pembawaan (heredity)dan lingkungan merupakan dua faktor
terpisah, masing-masing mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu
dengan caranya sendiri-sendiri. Namun kemudian makin disadari bahwa apa yang
dirasakan oleh seorang anak, remaja atau dewasa, merupakan hasil dari perpaduan
anatara apa yang ada diantara faktor-faktor bbiologis yang diturunkan dan
pengaruh-pengaruh lingkungan.

Seorang anak mungkin mulai pendidikan formalnya ditingkat Taman


Kanak-kanak pada usia empat atau liima tahun. Pada awal ia memasuki sekolah
mungkin tertunda sampai ia berusia lima tau enam tahun tanpa memperdulikan
seberpa umur seorang anak. Karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang
dibwanya ke sekolah akhirnya terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu
tampaknya mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilannya di sekolah dan
masa perkembangan hidupnya di kelak kemudian.

Natur dan nature merupakan istilah yang biasa digunakan untuk


menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan
emosional pada setiap tingkat perkembangan. Sejauh mana seornag dilahirkan
menjadi seorang individu seperti “dia” atau sejauh mana seseorang individu
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan tetap mmerupakan subjek penelitian
dan diskusi. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis
cenderung lebih bersifat tetap, sedang karakteristik yang berkaitan dengan sosial
psikologis banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

Seorang bayi yang baru lahir merupakan hasil dua garis keluargga, yaitu
garis keluarga ayah dan garis keluarga ibu. Sejak saat terjadinya pembuahan atau
konsepsi kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh

6
banyak dan bermacam-macam faktor lingkungan yang merangsang. Masing-
masing rangsangan tersebut, baik secara terpisah atau terpadu dengan rangsangan
yang lain, semuanya membantu perkembangan potensi-potensi biologis demi
terbntuknya tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal itu akhirnya
membentuk suatu pola karakteristikk tingkah laku yang dapat diwujudkan oleh
sesorang sebagai individu yang berbeda dengan individu-individu lain.

B. Perbedaan Individu

Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol,
yaitu (1) semua diri manusia mempuyai unsur-unsur kesamaan didalam pola
perkembangannya dan (2) di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang
membentuk warisan manusia-secara biologis dan sosial tiap-tiap individu
mempunyai kecenderungana berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara
keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan bukan kualitatif. Sejauh mana
individu berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka atau kombinasi-
kombinasi dari berbagai unsur perbedaan tersebut.

Ciri dan sifat orang yang satu berbeda dengan yang lain. Perbedaan ini
disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Makna “perbedaan” dalam
“perbedaan individual” menurut Lindgreen (1980) menyangkut variasi yang
terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Seorang ibu yang
memiliki seorang bayi, bertutur bahwa bayinya banyak menangis, bergerak, dan
kuat minum. Ibu lain yang juga memiliki seorang bayi, menceritakan bahwa
bayinya pendiam, banyak tidur, tetapi kuat minum. Cerita kedua ibu itu telah
menunjukkan bhawa kedua bayi itu memiliki ciri dan sifat yang berbeda satu
sama lainnya.

Seorang guru setiap tahun ajaran baru selalu menghadapi siswa yang
berbeda satu sama lain. Siswa yang berada di dalam sebuah kelas, tidak terdapt
seorangpun yang sama. Kemungkinan ada dua orrang kelihatannya jika diamati
benar-benar antara keduanya tentu terdapat perbedaan. Perbedaan yang segera
dapat dikenal oleh guru tentang siswanya adalah perbedaan fisiknya : seperti
tinggi badan, bentuk badan, warna kulit, bentuk muka, dan semacamnya. Dari

7
fisik, seorang guru cepat mengenal sisiwa di kelasnya satu persatu. Ciri lain yang
segera dapat dikenal adalah tingkah laku masing-masing siswa, begitu pula suara
mereka. Ada siswa yang lincah, banyak bergerak, pendiiam, dan sebagainya. Ada
siswa yang nada suaranya kecil atau tinggi dan ada yang besar atau rendah, ada
yang jika berbicara cepat dan dan ada pula yang pelan-pelan. Apabila ditelusuri
secara cermat siswa yang satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat psikis yang
berbeda-beda.

2.4 Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik dari kecil atau pendek menjadi
besar dan panjang yang prosesnya terjadi sejak sebelum lahir hingga dewasa.
Berikut masa-masa pada pertumbuhan fisik.

a. Pertumbuhan Sebelum Lahir

Pertumbuhan sebelum lahir dimulai ketika proses pembuahan (pertemuan


sel telur dan sperma) yang membentuk suatu sel kehidupan yaitu embrio. Embrio
yang berumur satu bulan berukuran sekitar setengah sentimeter, kemudian pada
umur dua bulan membesar menjadi dua setengah sentimeter (disebut janin).
Kemudian umur tiga bulan janin sudah membentuk bayi dalam ukuran kecil.
Masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan
tersusunnya jaringan syaraf membentuk system yang lengkap. Masa ini berakhir
setelah kelahiran.

b. Pertumbuhan Setelah Lahir

Pertumbuhan ini merupakan kelanjutan dari pertumbuhan sebelum lahir.


Dalam tahun pertama pertumbuhannya, ukuran panjang badan bertambah sekitar
sepertiga dari panjang badan dan beratnya akan bertambah menjadi tiga kalinya.
Pertumbuhan fisik yang paling cepat adalah ketika usia 8 sampai 15 tahun yang
biasanya disebut ledakan pertumbuhan pubertas. Selanjutnya akan memasuki

8
periode tenang sampai tahap dewasa lalu tua. Tinggi badan manusia akan tetap,
namun berat badan bisa berubah-ubah.

2. Perkembangan Intelektual

Intelektual atau pola pikir seseorang berkembang sejalan dengan


pertumbuhan syaraf otaknya. Karena berpikir pada dasarnya menunjukkan fungsi
otak, maka kemampuan intelektual dipengaruhi oleh kematangan syaraf otak yang
mampu menunjukkan fungsinya secara baik. Perkembangan intelektual diawali
dengan kemampuan mengenal dunia luar. Awalnya respon terhadap rangsangan
dari luar merupakan aktivitas reflektif, seiring dengan bertambahnya usia aktivitas
tersebut berkurangterhadap setiap rangsangan dari luar dan selanjutnya mulai
terkoordinasikan. Perkembangan berikutnya ditunjukkan pada perilakunya, yaitu
tindakan memilih dan menolak sesuatu (proses analisis, evaluasi, membuat
kesimpulan dan diakhiri dengan pembuatan keputusan.

Menurut Piaget (Fatimah, 2006: 24) perkembangan kognitif seseorang


mengikuti tahapan berikut ini.

a. Masa Sensorik Motorik (0,0-2,5 tahun)

Masa ini adalah masa ketika bayi menggunakan system penginderaan dan
aktivitas motorik untuk mengenal lingkungannya. Ia memberikan reaksi motorik
terhadap rangsangan yang diterimanya dalam bentuk refleks, seperti refleks
mencari putting susu ibu, refleks menangis, refleks kaget, dan lain-lain. Refleks-
refleks ini kemudian berkembang menjadi gerakan-gerakan yang lebih canggih,
misalnya berjalan.

b. Masa Pra-Operasional (2,0-7,0 tahun)

Ciri khas masa ini adalah kemampuan anak dalam menggunakan simbol
yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik ini memungkinkan seorang
anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah
dilihatnya. Misalnya, seorang anak yang pernah melihat dokter sedang praktik, ia
akan bermain dokter-dokteran.

9
c. Masa Konkreto Pra-Rasional (7,0-11,0 tahun)

Pada tahap ini, anak sudah dapat melakukan berbagai tugas yang konkret. Ia
mulai mengembangkan tiga macam operasi berpikir, yaitu identifikasi (mengenali
sesuatu), negasi (mengingkari sesuatu), dan reprokasi (mencari hubungan timbal-
balik antara beberapa hal).

d. Masa Operasional (11,0-dewasa)

Pada usia remaja dan seterusnya, seseorang akan mampu berpikir abstrak
dan hipotesis. Pada tahap ini, ia mampu memperkirakan hal-hal yang mungkin
terjadi. Ia dapat mengambil kesimpulan dari suatu pernyataan. Misalnya mainan
A lebih mahal daripada mainan B dan mainan C lebih murah daripada mainan B,
maka ia dapat menyimpulkan mainan yang paling mahal dan yang paling murah.

3. Bakat Khusus

Bakat adalah kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang
memerlukan rangsangan atau latihan agar berkembang dengan baik. Seseorang
yang memiliki bakat akan mudah diamati karena kemampuan yang dimilikinya
berkembang dengan pesat. Sedangkan menurut Guilford, bakat mencakup tiga
dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.
Ketiga dimensi tersebut mengilustrasikan bahwa bakat mencakup kemampuan
dalam penginderaan, ketepatan dan kecakapan menangkap makna, kecepatan dan
ketepatan bertindak, serta kemampuan berfikir intelegen. Atas dasar bakat yang
dimilikinya seorang individu akan mampu menunjukkan kelebihan dalam
bertindak dan menguasai serta memecahkan masalah dibandingkan dengan orang
lain. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti
bidang seni, olahraga, atau keterampilan.

4. Sosial

Manusia adalah makluk social. Manusia tidak mampu hidup seorang diri
tanpa bantuan orang lain. Sejak lahir manusia yang belum mengenal orang-orang
di sekitarnya, berangsur- angsur mulai berkembang untuk mengenal dunia luar,
meresponnya dan akhirnya saling kenal mengenal saling membantu satu sama lain.

10
5. Bahasa

Bahasa merupakan alat komunikasi yang bias berupa tanda, gerak,


suarayang berguna untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
Kemampuan berbahasa seseorang mulai ada dan berkembang sejak ia dilahirkan.
Kemampuan itu mulai tampak dengan adanya ungkapan-ungkapan sederhana
yang berupa tangisan yang menggambarkan rasa sedih dan kecewa, sennyum
sebagai ungkapan rasa senang dan ekspresi-ekspresi lainnya yang terlihat pada
masa bayi. Kemampuan berbahasa itu berangsur-angsur mulai berkembang seiring
dengan bertambahnya usia hingga ungkapan itu dapat dimengerti dan bias
berkomunikasi dengan orang lain.

6. Sikap, Nilai dan Moral

Dalam perjalanan hidup seorang manusia, pembelajaran terhadap nilai,


moral, dan sikap tidak serta merta muncul sejak lahir. Hal itu disebabkan karena
pada masa itu belum ada kemampuan untuk berinteraksi dan mengenal dunia luar.
Seiring dengan perkembangan usia, mereka mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Dalm hal ini khususnya orang tua yang memegang peranan penting dalam upaya
penanaman nilai, sikap dan moral pada diri anak. Walaupun pada masa ini upaya
ini masih berupa paksaan saja, dalam artian anak masih belum mengerti akan
maknanya, anak lama klelamaan akan terbiasa dan pada akhirnya dapat terbawa
dalam jiwa mereka saat mereka dewasa kelak.

2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Individu

Sejak awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan (genetik)


terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian
perilaku genetic yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan menunjukkan
tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks yang menarik
minat para ahli psikologi (misalny temperamen, kecerdasan dan kepribadian)
mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan
maupun keturunan (genetik).

Aspek-aspek yang mempengaruhi faktor genetik, menurut Santrok (1992),


banyak aspek yang dipengaruhi laktor genetik. Para ahli genetik menaruh minat

11
yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi karakteristik
yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan temperamen
merupakan aspek-aspek-yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.

1. Kecerdasan

Arthur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya bahwal kecerdasan itu


diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya
hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.

2. Temperamen

Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespons.


Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian
bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras,
sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat
pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian.

3. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan

Keturunan dnn lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan


menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi dan berat badan,
minat yang khas.

Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari faktor-
faktor sebagai berikut. (Ngalim Purwanto, 1999: 55).

a. Pembawaan

Pembawaan di tentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang di bawa sejak lahir.

b. Kematangan

Tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.


Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.

12
c. Pembentukan

Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang


mempengaruhi perkembangan intelejensi.

d. Minat dan pembawaan yang khas

Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan


dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan
(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.

4. Kebebasan

Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang


tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Perkembangan anak pada dasarnya
adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam seluruh dimensi yang ada dalam
diri anak, baik dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi emosi, kognitif (berpikir),
dan dimensi spiritual. Dimensi-dimensi perkembangan anak meliputi fisik, sosial,
emosi, kognitif, dan spiritual berhubungan erat satu sama lain. Perubahan dalam
satu dimensi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh dimensi lain. Perkembangan
dalam satu dimensi dapat membatasi atau memfasilitasi perkembangan pada
dimensi-dimensi lainnya (Sroufe, Cooper, & DeHart 1992; Kostelnik, Soderman,
& Whiren 1993 dalam Irwan Nuryana K, 2008).

13
BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebagian perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seseorang
merupakan bagian dari pertumbuhan dan perkembangannya, sedangkan sebagian
lagi dari perubahan-perubahan itu tidak ada kaitannya sama sekali.

Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap


perbedaan individu. Menurut Santrok (1992) semua aspek dalam perkembangan
dipengaruhi oleh faktor genetik. Aspek-aspek yang paling banyak diteliti
sehubungan dengan pengaruh genetik ini ialah kecerdasan dan temperamen.

Temperamen adalah gaya perilaku atau karakteristik dalam merespon


lingkungan. Ada bayi yang sangat aktif dengan menggerak-gerakkan tangan, kaki
dan mulutnya dengan keras, ada pula yang lebih tenang. Ada bayi yang merespon
orang lain dengan hangat, ada pula yang pasif dan acuh tidak acuh.

Aspek yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu


adalah pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual, bakat khusus, sosial, bahasa,
sikap, nilai dan moral.

3.2 Saran

 Setiap calon tenaga pendidik harus memahami perbedaan karakter individu


peserta didik yang berbeda-beda
 Calon tenaga pendidik harus mempunyai cara agar bisa mengetahui dan
memahami karakter peserta didik
 Calon tenaga pendidik harus membantu peserta didik mengenali
penyimpangan yang terjadi pada perkembangannya

14
DAFTAR PUSTAKA
Hari, Dayu. 2013. Hakikat Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak, [online]
(http://haridayu.blogspot.com/2013/05/makalah-hakikat-pertumbuhan-
dan.html?m=1) diakses pada 2 maret 2019

Gawaksa, Harpa Pria. 2013. Perkembangan Peserta Didik, [online]


(http://harpagaulnyabios12.blogspot.com/2013/05/aspek-aspek-pertumbuhan-
dan-perkembangan.html) diakses pada 2 maret 2019

Gudang Ilmu. 2013. Karakteristik dan Perbedaan Individu, [Online]


(https://konsepblackbook.blogspot.com/2013/04/karakteristik-perbedaan-
individu.html) diakses pada 3 Maret 2019

Sumantri, Mulyani. Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak. [Modul]


(http://repository.ut.ac.id/4032/1/MKDK4002-M1.pdf) diakses pada 3 maret
2019

15

Anda mungkin juga menyukai