Nim : A1D518066
Resume 1
Peran di dalam sebuah kelompok mirip dengan peran dalam sebuah drama.
Persamaan antara peran dalam kelompok dengan peran dalam drama adalah adanya
perilaku yang terstruktur yang dikendalikan oleh “bagian” yang membuat mereka
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam sebuah kelompok setiap anggotanya
memiliki peran untuk menjalankan kelompok untuk mecapai tujuan tertentu.
Role Differentiation
Role Stress
Beberapa peran dapat menjadi lebih rumit dibandingkan dengan yang lain. Variasi
dari rumitnya peran yang terdapat dalam sebuah kelompok, para anggota menduga
para pemilik peran tertentu hanya memerankan suatu perilaku.
Role Conflicts
Peneliti telah mengidentifikasi banyak jenis konflik peran, tapi dua dari jenis
yang lebih bermasalah adalah konflik antar peran dan konflik peran intra. Konflik
antar peran terjadi ketika pengambil peran menemukan bahwa perilaku yang
terkait dengan salah satu peran mereka tidak sesuai dengan yang berkaitan
dengan salah satu dari peran mereka. Konflik internal peran hasil dari tuntutan
bertentangan dalam peran tunggal.
Types of Roles
Fungsi peran dalam kelompok menurut Benne & Sheat, 1984. Dalam teori
ini fungsi peran di bagi menjadi 3 jenis peran yaitu, tugas peran, peran pribadi
dan sosial, dan peran disfungsional atau individualistik.
1) Tugas Peran
Dalam suatu kelompok masing-masing anggota tentu tidak melakukan hal yang
sama dalam mencapai tujuan. Setiap anggota memiliki tugas dan fungsi yang
berbeda sesuai dengan harapan. Dengan kata lain, anggota kelompok yang berbeda
tentu akan memainkan peran yang berbeda. Contoh: tugas dan tanggung jawab
seorang direktur adalah memimpin perusahaan. Tugas karyawan adalah mengikuti
perintah atasannya.
A. Role differentiation
B. Type of roles
Benne dan Sheats (dalam Forsyth, 1983) membagi peran atas:
Task role: anggota kelompok yang melakukan tugasnya untuk mencapai
tujuan tertentu pada kelompok tersebut. Misalnya sebagai coordinator,
elaborator, energizer, evaluatorcritic, information giver, information
seeker, dan opinion seeker.
Sociemotional role: Posisi anggota dalam kelompok untuk mendukung
perilaku interpersonal secara akomodatif. Misalnya compromiser,
encourager, follower, dan harmonizer.
Individual role : peran individu yang tidak berkontribusi dengan besar,
namun tetap dibutuhkan perannya sebagai penopang kebutuhan
kelompok. Misalnya aggressor, block, dominator, dan help seeker.
Terdapat perbedaan dengan ketiganya karena setiap anggota akan tidak mudah
untuk mencapai task role dan sociemotional role secara bersamaan. Masing-masing
telah memiliki spesifikasinya sendiri.
C. Role stress
Peran tidaklah semudah yang dibayangkan. Kadang terdapat benturan sehingga
menimbulkan konflik dengan anggota kelompok yang lain. Ketika hal ini terjadi
peran mereka menjadi kompleks.
Role ambiguity : ekspektasi yang tidak jelas tentang perilaku yang akan
dilakukan oleh individu yang menempati posisi dalam kelompok. Sehingga
ketika hal ini dirasakan oleh seseorang, maka dia akan kebingungan
harus berperan seperti apa dalam kelompok tersebut.
Role conflict : Konflik yang terjadi
secara intragroup dan intraindividual yang
merupakan hasil dari ketidakcocokan peran. Misalnya ketika seseorang
mengalami pergolakan dengan perannya sendiri akibat dari peran
oranglain yang tidak sesuai sehingga mengacaukan perannya sendiri. Hal
inilah yang dinamakan intrarole conflict. Namun apabila ketidakcocokan
antara dua peran sekaligus hal ini dinamakan interrole conflict.
Role conflict group performance: konflik dari peran yang terjadi pada
anggota cenderung mengakibatkan konflik pada performa kelompok.
Apabila hal ini terjadi maka keberlangsungan kelompok secara tidak
langsung akan terancam.
Resume 2
Mayoritas dan minoritas dapat berdampak negative bagi masyarakat baik bagi
kaum minoritas maupun pada kaum mayoritas itu sendiri. Hal ini disebabkan adanya
perilaku diskriminatif yang muncul karena menganggap kelompok lain sebagai out-
group yang merupakan lawan bagi mereka terutama bagi kaum minoritas yang
dianggap asing oleh kaum mayoritas.
Jadi, bisa saja suatu kelompok secara jumlah anggota merupakan mayoritas
tetapi dikatakan sebagai kelompok minoritas karena kekuasan, kontrol, dan pengaruh
yang dimiliki lebih kecil daripada kelompok yang jumlah anggotanya lebih sedikit.
Menurut Brehm & Kassim (1994), loyalitas terhadap kelompok, demikian juga
prasangka rasial (etnik) lebih intens pada kelompok minoritas daripada kelompok
mayoritas karena identitas sosial mereka selalu terancam oleh kelompok mayoritas.
Ancaman terhadap etnik minoritas tidak hanya datang dari besarnya kemungkinan
menjadi sasaran kekerasan tetapi juga terhadap identitas kultur mereka.
B. Group Power
a. Directness vs Indirectedness
Directness merupakan taktik pemberian power dengan perintah langsung dari
penguasa, dengan pemberian reward, dan pemberian punishment sesuai dari
penguasa. Misalnya polisi yang secara langsung mengatur lalu lintas di jalan raya yang
sedang macet.
b. Rationality vs Nonrational
Rationality merupakan taktik yang mengungkapkan alasan, logika, dan penilaian
baik, seperti diskusi dan negosiasi. Pemimpin masih mendengarkan aspirasi
anggotanya dan pemimpin memiliki goal yang baik, tidak semata-mata untuk
menguasai. Misalnya, seorang manager yang terus berdedikasi untuk memimpin
perusahaan agar terus maju dan berkembang.
c. Bilateral vs Unilateral
Taktik bilateral merupakan taktik penegakan kekuasaan dengan kerja sama
antara penguasa dan anggota, misal seorang pemimpin yang mendiskusikan persoalan
dengan anggotanya sebelum mengambil keputusan.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah bahwasannya
Hubungan mayoritas-minoritas pastilah sangat kompleks, terlebih lagi di Indonesia yang
memang secara historis dan sosial sangat majemuk dari sudut keagamaan. Dalam
kehidupan bermasyarakat, hampir dimana ada mayoritas, baik di bidang agama,
ekonomi, moral, politik, dsb, yang minoritas lebih mudah ditindas dan lebih sering
mengalami penderitaan karena tekanan oleh pihak mayoritas. Kekuasaan dari anggota
kelompok yang mengontrol power Base, mereka akan mendapat reward atau
punisment, mereka disukai dan dihormati, mereka diterima oleh anggota sebagai
pemimpin yang dilegitimasi, mereka yang menguasai keahlian dan informasi khusus.
Kekuasaan pada dasarnya merupakan sumber daya kekuatan sosial atas orang lain,
termasuk kemampuan untuk menghargai dan menghukum, status, tarik, keahlian, dan
informasi.