Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Ketahanan


Nasional dan Bela Negara”

Di susun Oleh:

Rezkyanti (A1D518066)

Dosen Pengampu:
Drs. M Salam, M.Si

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ucap syukur kami kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah KEWARGANEGARAAN ini.

Penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna,


karena masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi materi
maupun dalam penyajiannya. Hal tersebut disebabkan oleh karena
kemampuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Maka kami
sangat mengharapkan kritikan dan saran guna perbaikan dan untuk
pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikianlah sebagai pengantar kata, serta harapan kami semoga


makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca. Atas
semua ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu dan
kepada semua pihak yang telah ikut dalam menyelesaikan makalah.

Jambi, 10 Mei 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia.......................................................................3

ii
2.2 Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara..............................4
2.3 Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional...................................................................5
2.3 Pengertian Ketahanan Nasional...............................................................................5
2.4 Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia...................................................6
2.5 Cara Memperkokoh Ketahanan Nasional.................................................................9
2.6 Konsep Bela Negara di Indonesia...........................................................................11
2.7 Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan..................................................13
BAB 4................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
4.1Kesimpulan..............................................................................................................16
4.2 Saran......................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh


bangsa. Sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena
potensi yang  besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang
banyak (Sutoyo, 2011). Bahkan setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17
Agustus 1945, harus menghadapi ancaman dan gangguan baik yang bersifat fisik
sampai ideologi. Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus dihadapi
Indonesia kian kompleks, yaitu ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
(ATHG) yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra terutama gatra ideologi,
politik, dan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah ancaman separatis
ditunjukkan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang ingin melepaskan
dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, Irian Jaya dan
beberapa daerah lainnya. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu
kestabilan kehidupan hingga terjadi kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan
agama.

Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal
tersebut dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menjaga dan menjamin keutuhan keberlangsungan bangsa dan
negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut dengan ketahanan nasional.
Selain itu, bela negara merupakan implementasi  bangsa Indonesia dalam
peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga
tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara
Indonesia. Sehingga penulis mengambil judul “Urgensi  Dan Tantangan
Ketahanan Nasional  Dan Bela Negara Bagi Indonesia Dalam Membangun
Komitmen Kolektif Kebangsaan”.
1.2 Rumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan masalah


sebagai berikut.

1. Apa itu hakekat ketahanan Negara?


2. Apa yang dimaksud dinamika dan tantangan ketahanan nasional dan
bela negara?
3. Bagaimana esensi dan urgensi ketahanan nasional?
4. Bagaimana tantangan ketahanan nasional bangsa Indonesia?
5. Apa saja cara memperkokoh ketahanan nasional?
6. Bagaimana konsep bela negara di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu hakekat ketahanan Negara


2. Mengetahui apa itu dinamika dan tantangan ketahanan nasional dan bela
Negara
3. Mengetahui esensi dan urgensi ketahanan nasional
4. Mengetahui tantangan ketahanan nasional bangsa Indonesia
5. Mengetahui cara memperkokoh ketahanan nasional
6. Mengetahui konsep bela Negara di Indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia

Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan cakupan yang


luas. Sejak konsep ini diperkenalkan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Republik
Indonesia (Lemhanas RI) pada sekitar tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan
dinamika konsepsi Ketahanan Nasional sampai sekarang ini.Suradinata (2005 :
47) mengemukakan pengertian Ketahanan Nasional suatu kondisi dinamis suatu
bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mengejar tujuan nasional Indonesia.Sedangkan Suryohadiprojo (1997)
menyatakan Ketahanan Nasional meliputi kemanan nasional dan kesejahteraan
nasional yang berarti Ketahanan Nasional sejalna dengan kepentingan nasional.
Oleh karena itu implementasi Ketahanan Nasional Indonesia dalam proses
pembangunan nasional dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu pendekatan
kemanan digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam melindungi
eksistensi serta nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh masyarakat, bangsa dan negara
terhadap segala ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.Pendekatan
kesejahteraan digunakan untuk mewujudkan Ketahanan Nasional itu dalam be

3
http://blog.ub.ac.id/celineshanlight/2013/06/12/aksiologis-administrasi/ ntuk
kemampuan bangsa dalam mengidentifikasi, membina, mengelola serta
mengembangkan potensi dan kekuatan nasional menjadi kemakmuran
masyarakat, bangsa dan negara secara adil merata serta proporsional. Kedua
pendekatan ini selalu digunakan secara bersama-sama dan pendekatan mana yang
digunakna tergantung kepada kondisi serta situasi global (nasional, regional
internasional) yang sedang atau akan dihadapi oleh bangsa dan negara
Indonesia.Dalam perspektif makro Ketahanan Nasional merupakan derivasi dari
pembangunan nasional dan keduana mempunyai hubungan yang bersifat
simbiosis mutualistis keberhasilan pembangunan nasional akan dapat
meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan lebih mendorong laju pembangunan nasional.

2.2 Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara

Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan pada kita, konsep


ketahanan nasional kita terbukti mampu menangkal berbagai bentuk ancaman
sehingga tidak berujung pada kehancuran bangsa atau berakhirnya NKRI.
Setidaknya ini terbukti pada saat bangsa Indonesia menghadapi ancaman
komunisme tahun 1965 dan yang lebih aktual menghadapi krisis ekonomi dan
politik pada tahun 1997 – 1998. Sampai saat ini kita masih kuat bertahan dalam
wujud NKRI. Bandingkan dengan pengalaman Yugoslivia ketika menghadapi
ancaman perpecahan tahun 1990-an.Namun demikian, seperti halnya individu
yang terus berkembang, kehidupan berbangsa juga menglami perubahan,
perkembangan dan dinamika yang terus meneru. Ketahanan Nasional Indonesia
Indonesia akan selalu menghadapi aneka tantangan dan ancaman yang terus
berubah.Ketahanan nasional sebagai kondisi – salah satu wajah Tannas – akan
selalu mewujudkan dinamika sejalan dengan keadaan atau obyektif yang ada
dimasyarakat kita. M. Erwin (2012 : 212) mengemukakan : masalah pokok
pertama dan ketahanan nasional Indonesia jika dilihat dari sudut geopolitik dapat
dilihat dari bagaimana menghadapi paham geopolitik negara-negara lain, terutama
negara yang mengandalkan power concept dan bertujuan menciptakan kondisi
“penguasaan” dan “dominasi”. Lalu permasalah pokok lain ketahanan nasional

4
Indonesia adalah bagaimana menciptakan hubungan bilateral yang “simetris”
dengan negara-negara lain. Hubungan simetris ini dimaksudkan sebagai hubungan
yang didasari motivasi kerjasama saling menguntungkan dan saling menghormati,
dalam arti “duduk sama rata dan tegak sama tinggi”.Dalam kenyataan, tipe
hubungan simetris ini sulit dilaksanakan terutama dalam interaksi dengan negara-
negara maju. Sebagai contoh hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat. Hubungan itu pada umumnya bersifat asymetris.
Indonesia dianggap hanya berpotensi sebagai negara menegah atau kekuatan
“regional” dimana ekonominya belum begitu kuat dalam percaturan internasional.
Indonesia dianggap sebagai negara phery-phery dalam sistem politik internasional
yang dikuasai negara ini dalam hal ini Amerika Serikat.

2.3 Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional

Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak hanya tergantung luas wilayah
daratan, akan tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan bentuk
pantai dari wilayah negara. Sebagaimana diketahui Alfred T. Mahan termasuk
pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut sebagai dasar bagi
penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan
dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A Calculus
of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain
merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut : sinergi antara potensi
demograsi dengan geografi : kemampuan militer; kemampuan ekonomi; strategi
nasional; dan kemauan nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi
nasional. Potensi demografi dan geografi; kemampuan militer; dan kemampuan
ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan strategi nasional dan
kemauan nasional merupakan intangible factors. Menurutnya, suatu negara akan
muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau
negara secara fisik wilayahnya besar, dan memiliki sumber daya manusia yang
besar pula (Armawi, 2012 : 10).

2.3 Pengertian Ketahanan Nasional     

5
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indnonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.

2.4 Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia

Berikut tantangan ketahanan nasional yang dihadapi Bangsa Indonesia yang


terdiri dari berbagai bidang, antara lain:

1.      Di Bidang Politik

Dalam bidang politik terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak


aspiratif dan responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak
mau mendengarkan aspirasi rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari
rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah
Indonesia adalah sistem pemerintah yang demokratis bukantotaliter (diktator).
Meskipun telah diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua suara
serta partisipasi rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan
masih sering manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu
sampai kepada tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat
yang berhak menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan
sebaliknya).

2.      Di Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi kemiskinan menjadi ancaman bagi Ketahanan


Nasional. Suatu kenyataan bahwa kemiskinan masih terdapat dalam jumlah yang
besar di Indonesi. Meskipun jumlah rakyat yan hidup di bawah garis kemiskinan
sudah dapat dikurangi sevara mencolok, yaitu dari sekitar 70% pada tahum 1970
menjadi sekitar 15% pada tahun 1993, namun itu masih meliputi tidak kurang dari

6
27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu negara
ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19
juta). Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga
masih tergolong miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia
yang masih hidup miskin banyak sekali. Kondisi penduduk demikian tidak
mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat. Seperti telah diuraikan,
Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat
dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia
miskin, sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada
waktu ini belum tinggi. Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang
cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan merupakan tatangan yang harus dapat
diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan Nasional yang
tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif. Dilihat secaea
absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh
penghasilan per kapita yang sekarang sebesaaaaaar 730 dollar AS atau sekitar Rp.
1.500.000,00 per tahun. Pada umumnya penghasilan yang dinilai memadai adalah
kalau sudah di atas 2.000 dollar AS atau sekitae Rp. 4.500.000,00 per tahun. Jadi
keadaan kita secara absolut baru sepertiga yang dinilai normal. Padahal angka Rp.
1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari gambaran keadaan penghasilan
penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil yang kaya sekali
dengan penghasilan per kapita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara maju,
jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp. 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas
penduduk di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan mungkin sekali di bawah Rp.
1.000.000 per tahun. Secara relatif kondisi penghasilan bangsa Indonesia masih
amat parah juga, karena harus dibandingkan dengan penghasilan per kapita
bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita. Kita adalah bangsa
termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Altas 1995.
Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia $3.160, Thailand $ 2.040,
Filipina $ 830, sedangkan Brunei Darussalam menurut majalah Asia Week 10
Februari 1995 $ 18.500. maka jelas sekali bahwa kita baik secara absolut maupun
relatif masih tergolong bangsa yang miskin, apalagi kalau melihat penghasilan
mayoritas penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $ 500. Meskipun

7
sekitar 5% pendudukan Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata pendudukan
Singapore.

3.      Di Bidang Sosial Budaya

Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat
Indonesia  mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya
dan suku bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering
dijadikan alat untuk memecah belahkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan golongan. Dimana
setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau kebudayaan
serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan kebudayaan serta
suku lainnya yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan kepentingan
golongan dibandingkan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan ini
jugalah yang dapat memecah belahkan persatuan yang ada, dimana masing-
masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan mengesampingkan
tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama sering
memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang
membeda-bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan
mengakibatkan terbentuknya  gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama
yang lain. Perbedaan agama serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah
yang paling berdampak besar terhadap perpecahan serta merupakan ancaman yang
serius di bidang sosial budaya. Masalah perbedaan status serta strata dalam
masyatakat juga merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana terdapat
perbedaan yang mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan
yang miskin. Ini juga berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam
masyarakat jika perbedaan tersebut terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya
dalam status yang dimiliki saja tetapi biasanya juga terhadap perlakuan yang
mereka peroleh, seperti halnya orang kaya selalu diutamakan kepentingannya
dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk permasalahan ini adalah perlunya
sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota masyarakat harus
menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya, mengutamakan

8
serta memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau
golongan.

4.      Di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah ancaman terhadap kedaulatan


NKRI jangan sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan
dan Pulau Sipadan diambil  oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas
wilayah dilaut dengan 10 negara tetangga, yaitu dengan India, Thailand, Malaysia,
Singapura, Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia dan Timor Leste berbatasan
dengan RI di darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat masalah penegasan
dan penetapan batas internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas karena
masih ada kantung-kantung sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada
kesepakatan bersama dalam penentuan batas negara maupun yang bermasalah).
Sebagai contoh, di perbatasan darat antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10
permasalahan batas yang masih perlu penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah
memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan menempatkan TNI di daerah
perbatasan.

Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan


menempatkan TNI di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan
mengambil tindakan cepat untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan
negara lain tentang batas wilayah. Jikatindakan represif tidak berjalan, kita bisa
saja melakukan konfontrasi dengan negara yang bersangkutan seperti yang
dilakukan Indonesia kepada Malaysia tahun 1960-an.

2.5 Cara Memperkokoh Ketahanan Nasional

Mengatasinya dengan memberdayakan masyarakatuntuk mengawasi


pemerintahan melalui wakilnya yang duduk di lembaga legislative untuk
mengawasi pemerintahan supaya tidak diktator (seperti yang terjadi pada
zamanorde baru). Kemudian membuat aturan UU yang mengatur tentang
pemerintahan anti- totaliter. UU perlu dibuat karena pemerintahan kita

9
berdasarkan atas hukum (rechstaat)artinya apa yang dilakukan pemerintah harus
sesuai dengan UU yang berlaku dalam suatunegara.

Untuk mengatasi kemiskinan, kita harus meningkatkan mutu sumber daya


manusia supaya bisa bersaing dengan penduduk negara lain supaya kita
memilikikeunggulan kompetitif dibandingkan negara lain. Meningkatkan kualitas
sumber dayamanusia bisa dilakukan denga cara memperbaiki mutu pendidikan
kita, memberikan beasiswa bagi penduduk yang tidak mampu namun memiliki
kemampuan misalnyadengan program BOS yang sedang digalakkan pemerintah.
Selain itu untuk menurunkantingkat kemiskinan, pemerintah perlu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya melihat kuantitasnya namun kualitasnya.
Artinya pertumbuhan ekonomi harusdapat menciptakan lapangan pekerjaan yang
luas supaya tingkat pengangguran menurundan kemiskinan lambat laun bisa
dihilangkan. Pertumbuhan ekonomi saja tidak cukup,namun pertumbuhan
ekonomi harus diikuti dengan spread effect (efek sebaran) artinyaharus merata ke
seluruh lapisan masyarakat, sehingga gap antara kaya dan miskinmenjadi kecil.
Struktur ekonomi yang berkesinambungan juga bisa digunakan untuk menghadapi
ancaman kemiskinan. Struktur ekonomi bisa dilihat dalam APBN kita,dimana
dalam APBN bisa kita lihat apakah belanja pembangunan lebih banyak dari
belanja rutin. Belanja pembangunan digunakan untuk pembangunan daerah
tertinggal,KUR, PNPM yang fungsinya untuk memberantas kemiskinan.Selain
kemiskinan, ancaman di bidang ekonomi adalah praktek monopoli perusahaan
besar yang bisa menghabisi usaha-usaha kecil dan menengah. Jika praktek
monopoli dibiarkan saja, maka perekonomian bukan lagi berdasarkan demokrasi
ekonomidimana harga ditentukan oleh penjual, kemudian supply barang bisa
diatur-atur oleh penjual sehingga kalau barang langka, maka harga pasti
meningkat.

Caranya sebenarnya telah dilakukan pemerintah dimana telah dibuat KPPU


(Komisi Pengawasan PersainganUsaha) untuk mengawasi perusahaan untuk tidak
melakukan monopoli, selain itukembalikan lagi prinsip ekonomi yang telah
diungkapkan di dalam pasal 33 UUD 1945dimana ekonomi berdasar usaha
bersama (ayat 1).Baik secara global maupun dalam lingkup kawasan Asia,

10
khususnya AsiaTenggara, Indonesia berada dalam suatu lingkungan yang ditandai
dengan berbagai pertentangan. Di beberapa kawasan pertentangan ini telah atau
sewaktu-waktu dapatmenjelma menjadi konflik bersenjata. Kekuatiran akan
akibat perang umum maupunkemungkinan eskalasi perang terbatas, menyebabkan
makin berkembangnya suatu bentuk perang yang sering disebut perang
revolusioner. Infiltrasi, subversi sampai padakerusuhan dan pemberontakan
bersenjata merupakan tahap-tahap dari bentuk perang ini,yang total sifatnya, baik
dalam obyek, maupun metode, sehingga tidak satupun aspek kehidupan bangsa
yang luput dari ancaman ini. Suatu gejala lain yang perlu mendapat perhatian pula
adalah teror internasional dengan tindakan seperti pembajakan dan penyanderaan,
suatu cara baru untuk mencapai suatu tujuan politik.Beberapa bentuk gangguan
dalam negeri yang setiap saat dapat dihadapi dan perlu mendapat perhatian bidang
pertahanan keamanan negara antara lain: gangguan terhadap persatuan
dankesatuan bangsa, gangguan keamanan wilayah laut Nusantara, gangguan
keamanan danketertiban masyarakat, gangguan infiltrasi dan subversi serta
pemberontakan bersenjatayang biasanya berkaitan dengan usaha pihak asing,
gangguan kejahatan narkotika,gangguankejahatan dengan kekerasan serta
berbagai bentuk gangguan yang disebabkan oleh ketegangan sosial

Untuk mengatasi keterbatasan dana adalah memanfaatkan tenaga/ perusahaan


dalam negeri artinya biasanya pesawat atau tank yang dipesan dari luar negeri,
maka dibuat saja di negeri sendiri,misalnya yang telah dilakukan saat ini dimana
tank dibuat oleh perusahaan di Indonesia.

2.6 Konsep Bela Negara di Indonesia    

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik

11
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non
fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara
dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.

Unsur Dasar Bela Negara

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :

1.      Cinta Tanah Air.

2.      Kesadaran Berbangsa dan bernegara.

3.      Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.

4.      Rela berkorban untuk bangsa dan negara

5.      Memiliki kemampuan awal Bela Negara.

Dasar Hukum Bela Negara Indonesia

Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di negara
Indonesia adalah sebagai berikut:

1.      Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
nasional.

2.      Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.

12
3.      Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

4.      Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.

5.      Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6.      Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

7.      Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya,
baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar
militer beberapa negara (misalnya Israel dan Iran) meminta jumlah tertentu dinas
militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk
kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan
selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka
dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan
bagian dari pasukan cadangan militer, seperti American National Guard. Di
negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, Taiwan, Korea dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan
cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut
sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer
tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka
tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan Negara.

Alasan Bela Negara Indonesia

13
a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut
kemerdekaan.

b. Ingin memajukan Negara.

c. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali.

d. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.

Bentuk-bentuk bela negara

a. Secara Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara


berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat
senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).

b. Secara Non Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan


kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta
berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan
kemampuannya.

Wujud bela negara bagi pelajar

1.      Lingkungan Keluarga: memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga


keutuhan dan keharmonisan keluarga, demokratis, menjaga nama baik keluarga
dll.

2.      Lingkungan Sekolah: patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran, dll

3.      Lingkungan Masyarakat: aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk


kepentingan masyarakat.

14
4.      Lingkungan berbangsa dan bernegara; menghormati jasa pahlawan, berani
mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.

2.7 Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan

Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi


kenegaraan Indonesia. Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna
menjamin serta memperkuat kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam
rangka mempertahankan kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang maupun
mengupayakan sumber daya guna memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian,
ketahanan bangsa merupakan kemampuan suatu bangsa untuk mempertahankan
persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung kehidupannya, menghadapi
segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu melangsungkan
kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi ketahanan
bangsa ini dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan
Nasional disingkat Tannas. Upaya menyelenggarakan ketahanan nasional ini
dapat diwujudkan dengan bela negara.

Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat,
dapat menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata
“nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa sebagai pengertian politik.
Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan
tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.

Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan


ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan. Konsep
ketahanan nasional yang digambarkan dalam 3 wajah. Tannas sebagai kondisi
adalah sesuai dengan rumusan ketahanan nasional pada umumnya. Tannas sebagai
doktrin berisi pengaturan penyelenggaraan keamanan dan kesejahteraan dalam
kehidupan nasional. Tannas sebagai metode adalah pendekatan pemecahan
masalah yang bersifat integral komprehensif menggunakan ajaran Asta Gatra.
Selain tiga wajah atau pengertian ketahanan nasional, ketahanan nasional
Indonesia juga memiliki banyak dimensi dan konsep ketahanan berlapis. Oleh

15
karena aspek-aspek baik alamiah dan sosial (asta gatra) mempengaruhi kondisi
ketahanan nasional, maka dimensi aspek atau bidang dari ketahanan Indonesia
juga berkembang.

Ketahanan nasional memiliki dimensi seperti ketahanan nasional ideologi,


politik dan budaya serta konsep ketahanan berlapis dimulai dari ketahanan
nasional diri, keluarga, wilayah, regional, dan nasional. Inti dari ketahanan
nasional Indonesia adalah kemampuan yang dimiliki bangsa dan negara dalam
menghadapi segala bentuk ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas
dan kompleks, baik dalam bentuk ancaman militer maupun nirmiliter. Kegiatan
pembelaan negara pada dasarnya merupakan usaha dari warga negara untuk
mewujudkan ketahanan nasional.

Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara fisik
atau militer dan bela negara secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun
luar negeri.  Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata",
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan
untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala
upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat membayar
pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman  dan lain sebagainya.e. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (padidankapas).

16
BAB 4

PENUTUP

4.1Kesimpulan

Dari pembahasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1.      Pada dasarnya ketahanan nasional bertujuan untuk melindungi bangsa dan negara
Indonesia dari segala ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.

2.      Peran seluruh warga negara sangat diperlukan dalam hal ini. Sebagai warga
negara Indonesia harus menjaga pertahanan dan keamanan negara demi menjaga
kedaulatan negara untuk mempertahankan martabat dan keutuhan bangsa.
Begitupun generasi muda, sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya

17
mampu menjaga keutuhan negara untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan Indonesia.

3.      Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu bela negara secara fisik dan bela negara secara non fisik.

4.2 Saran

Ketahanan nasional bukan hanya kewajiban bagi pemerintah saja. Akan


tetapi masyarakat Indonesia juga harus turut serta mensukseskannya dengan cara
lebih bangga dan lebih mendalami tentang Negara dan bangsa Indonesia sendiri.
Elit politik tidak hanya harus represif tapi juga harus dengan sadar ikut ambilandil
dalam pelaksanaannya. Sehingga seluruh lapisan masyarakat aktif. Karena
kesadaran bela negara merupakan suatu kewajiban bagi seluruh elemen bangsa
Indonesia tanpa terkecuali. Oleh karena itu, mulai sekarang marilah kita bersama-
sama menumbuhkembangkan semangat nasionalisme sejak dini terutama kepada
generasi muda bangsa Indonesia tercinta ini dengan metode yang sederhana dan
mudah dimengeti dan dipahami kemudian dijabarkan dalam suatu aturan
pelaksanaan untuk dijadikan pedoman bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf

karsadi.2011.pendidikan kewarganegaraan perguruan tinggi.kendari.Unhalu Press

http://www.Uinjkt.ac.id/pembinaan-kesadaran-bela-negara-dalam-rangka-
membangun-karakter-bangsa/

18

Anda mungkin juga menyukai