Di susun Oleh:
Rezkyanti (A1D518066)
Dosen Pengampu:
Drs. M Salam, M.Si
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................................3
2.1 Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia.......................................................................3
ii
2.2 Dinamika dan Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara..............................4
2.3 Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional...................................................................5
2.3 Pengertian Ketahanan Nasional...............................................................................5
2.4 Tantangan Ketahanan Nasional Bangsa Indonesia...................................................6
2.5 Cara Memperkokoh Ketahanan Nasional.................................................................9
2.6 Konsep Bela Negara di Indonesia...........................................................................11
2.7 Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan..................................................13
BAB 4................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
4.1Kesimpulan..............................................................................................................16
4.2 Saran......................................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal
tersebut dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menjaga dan menjamin keutuhan keberlangsungan bangsa dan
negara dalam mencapai tujuan nasional yang disebut dengan ketahanan nasional.
Selain itu, bela negara merupakan implementasi bangsa Indonesia dalam
peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia sehingga
tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara
Indonesia. Sehingga penulis mengambil judul “Urgensi Dan Tantangan
Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia Dalam Membangun
Komitmen Kolektif Kebangsaan”.
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
http://blog.ub.ac.id/celineshanlight/2013/06/12/aksiologis-administrasi/ ntuk
kemampuan bangsa dalam mengidentifikasi, membina, mengelola serta
mengembangkan potensi dan kekuatan nasional menjadi kemakmuran
masyarakat, bangsa dan negara secara adil merata serta proporsional. Kedua
pendekatan ini selalu digunakan secara bersama-sama dan pendekatan mana yang
digunakna tergantung kepada kondisi serta situasi global (nasional, regional
internasional) yang sedang atau akan dihadapi oleh bangsa dan negara
Indonesia.Dalam perspektif makro Ketahanan Nasional merupakan derivasi dari
pembangunan nasional dan keduana mempunyai hubungan yang bersifat
simbiosis mutualistis keberhasilan pembangunan nasional akan dapat
meningkatkan Ketahanan Nasional dan sebaliknya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan lebih mendorong laju pembangunan nasional.
4
Indonesia adalah bagaimana menciptakan hubungan bilateral yang “simetris”
dengan negara-negara lain. Hubungan simetris ini dimaksudkan sebagai hubungan
yang didasari motivasi kerjasama saling menguntungkan dan saling menghormati,
dalam arti “duduk sama rata dan tegak sama tinggi”.Dalam kenyataan, tipe
hubungan simetris ini sulit dilaksanakan terutama dalam interaksi dengan negara-
negara maju. Sebagai contoh hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat. Hubungan itu pada umumnya bersifat asymetris.
Indonesia dianggap hanya berpotensi sebagai negara menegah atau kekuatan
“regional” dimana ekonominya belum begitu kuat dalam percaturan internasional.
Indonesia dianggap sebagai negara phery-phery dalam sistem politik internasional
yang dikuasai negara ini dalam hal ini Amerika Serikat.
Menurut Mahan kekuatan suatu negara tidak hanya tergantung luas wilayah
daratan, akan tetapi tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan bentuk
pantai dari wilayah negara. Sebagaimana diketahui Alfred T. Mahan termasuk
pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut sebagai dasar bagi
penguasaan dunia. Barang siapa menguasai lautan akan menguasai kekayaan
dunia (Armawi, 2012).Cline dalam bukunya World Power Assesment, A Calculus
of Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh
negara lain. Kekuatan sebuah negara sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain
merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut : sinergi antara potensi
demograsi dengan geografi : kemampuan militer; kemampuan ekonomi; strategi
nasional; dan kemauan nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi
nasional. Potensi demografi dan geografi; kemampuan militer; dan kemampuan
ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan strategi nasional dan
kemauan nasional merupakan intangible factors. Menurutnya, suatu negara akan
muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau
negara secara fisik wilayahnya besar, dan memiliki sumber daya manusia yang
besar pula (Armawi, 2012 : 10).
5
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indnonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
6
27 juta orang. Satu jumlah yang sama dengan jumlah penduduk satu negara
ukuran menengah seperti Canada (28 juta) dan jauh atas penduduk Malaysia (19
juta). Padahal rakyat Indonesia yang hidup sedikit di luar garis kemiskinan juga
masih tergolong miskin sekali. Maka dengan begitu jumlah penduduk Indonesia
yang masih hidup miskin banyak sekali. Kondisi penduduk demikian tidak
mendukung adanya Ketahanan Nasional yang kuat. Seperti telah diuraikan,
Ketahanan Nasional terdiri dari Kesejahteraan dan Keamanan yang dapat
dibedakan tetapi tidak dipisahkan. Kalau masih banyak sekali penduduk Indonesia
miskin, sekalipun ada kecenderungan akan membaik, maka Kesejahteraan pada
waktu ini belum tinggi. Karena itu juga Keamanan belum dalam kondisi yang
cukup baik. Oleh karena itu kemiskinan merupakan tatangan yang harus dapat
diatasi secepat mungkin untuk dapat mewujudkan Ketahanan Nasional yang
tangguh. Kemiskinan itu dapat dilihat secara absolut dan relatif. Dilihat secaea
absolut kita mempunyai tingkat kemiskinan sebagaimana diindikasikan oleh
penghasilan per kapita yang sekarang sebesaaaaaar 730 dollar AS atau sekitar Rp.
1.500.000,00 per tahun. Pada umumnya penghasilan yang dinilai memadai adalah
kalau sudah di atas 2.000 dollar AS atau sekitae Rp. 4.500.000,00 per tahun. Jadi
keadaan kita secara absolut baru sepertiga yang dinilai normal. Padahal angka Rp.
1.500.000,00 per kapita/tahun itu jauh dari gambaran keadaan penghasilan
penduduk yang sebenarnya. Sebab ada yang segolongan kecil yang kaya sekali
dengan penghasilan per kapita mungkin tidak kalah dari penduduk di negara maju,
jadi lebih dari 20.000 dollar AS atau Rp. 45 juta setahun. Sedangkan mayoritas
penduduk di bawah Rp 1.500.000,00 bahkan mungkin sekali di bawah Rp.
1.000.000 per tahun. Secara relatif kondisi penghasilan bangsa Indonesia masih
amat parah juga, karena harus dibandingkan dengan penghasilan per kapita
bangsa-bangsa yang lain, khususnya yang tinggal sekitar kita. Kita adalah bangsa
termiskin di lingkungan ASEAN menurut laporan World Bank Altas 1995.
Singapore adalah terkaya dengan $ 19.310, Malaysia $3.160, Thailand $ 2.040,
Filipina $ 830, sedangkan Brunei Darussalam menurut majalah Asia Week 10
Februari 1995 $ 18.500. maka jelas sekali bahwa kita baik secara absolut maupun
relatif masih tergolong bangsa yang miskin, apalagi kalau melihat penghasilan
mayoritas penduduk yang di bawah Rp. 1.000.000,00 atau $ 500. Meskipun
7
sekitar 5% pendudukan Indonesia tidak kalah hidupnya dari rata-rata pendudukan
Singapore.
Dalam bidang sosial budaya, ancaman terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat
Indonesia mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya
dan suku bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering
dijadikan alat untuk memecah belahkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya konflik yang terjadi akibat dari perbedaan ras dan golongan. Dimana
setiap anggota dari suku dan budaya yang ada beranggapan kalau kebudayaan
serta suku merekalah yang paling baik dan tidak mengindahkan kebudayaan serta
suku lainnya yang ada di tengah masyarakat. Sikap mementingkan kepentingan
golongan dibandingkan dengan kepentingan masyarakat secara keseluruhan ini
jugalah yang dapat memecah belahkan persatuan yang ada, dimana masing-
masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan mengesampingkan
tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama sering
memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham yang
membeda-bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan
mengakibatkan terbentuknya gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama
yang lain. Perbedaan agama serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah
yang paling berdampak besar terhadap perpecahan serta merupakan ancaman yang
serius di bidang sosial budaya. Masalah perbedaan status serta strata dalam
masyatakat juga merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana terdapat
perbedaan yang mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan
yang miskin. Ini juga berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam
masyarakat jika perbedaan tersebut terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya
dalam status yang dimiliki saja tetapi biasanya juga terhadap perlakuan yang
mereka peroleh, seperti halnya orang kaya selalu diutamakan kepentingannya
dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk permasalahan ini adalah perlunya
sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota masyarakat harus
menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya, mengutamakan
8
serta memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
9
berdasarkan atas hukum (rechstaat)artinya apa yang dilakukan pemerintah harus
sesuai dengan UU yang berlaku dalam suatunegara.
10
khususnya AsiaTenggara, Indonesia berada dalam suatu lingkungan yang ditandai
dengan berbagai pertentangan. Di beberapa kawasan pertentangan ini telah atau
sewaktu-waktu dapatmenjelma menjadi konflik bersenjata. Kekuatiran akan
akibat perang umum maupunkemungkinan eskalasi perang terbatas, menyebabkan
makin berkembangnya suatu bentuk perang yang sering disebut perang
revolusioner. Infiltrasi, subversi sampai padakerusuhan dan pemberontakan
bersenjata merupakan tahap-tahap dari bentuk perang ini,yang total sifatnya, baik
dalam obyek, maupun metode, sehingga tidak satupun aspek kehidupan bangsa
yang luput dari ancaman ini. Suatu gejala lain yang perlu mendapat perhatian pula
adalah teror internasional dengan tindakan seperti pembajakan dan penyanderaan,
suatu cara baru untuk mencapai suatu tujuan politik.Beberapa bentuk gangguan
dalam negeri yang setiap saat dapat dihadapi dan perlu mendapat perhatian bidang
pertahanan keamanan negara antara lain: gangguan terhadap persatuan
dankesatuan bangsa, gangguan keamanan wilayah laut Nusantara, gangguan
keamanan danketertiban masyarakat, gangguan infiltrasi dan subversi serta
pemberontakan bersenjatayang biasanya berkaitan dengan usaha pihak asing,
gangguan kejahatan narkotika,gangguankejahatan dengan kekerasan serta
berbagai bentuk gangguan yang disebabkan oleh ketegangan sosial
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan
undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik
11
sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non
fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara
dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan
bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.
Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di negara
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
nasional.
12
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya,
baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar
militer beberapa negara (misalnya Israel dan Iran) meminta jumlah tertentu dinas
militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk
kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan).
Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan
selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka
dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan
bagian dari pasukan cadangan militer, seperti American National Guard. Di
negara lain, seperti Republik Rakyat Cina, Taiwan, Korea dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan
cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut
sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer
tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka
tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan Negara.
13
a. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut
kemerdekaan.
a. Secara Fisik
2. Lingkungan Sekolah: patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran, dll
14
4. Lingkungan berbangsa dan bernegara; menghormati jasa pahlawan, berani
mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.
2.7 Urgensi Dan Tantangan Ketahanan Nasional Dan Bela Negara Bagi Indonesia
Dalam Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan
Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat,
dapat menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah. Sedangkan kata
“nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa sebagai pengertian politik.
Ketahanan nasional secara etimologi dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan
tangguh dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
15
karena aspek-aspek baik alamiah dan sosial (asta gatra) mempengaruhi kondisi
ketahanan nasional, maka dimensi aspek atau bidang dari ketahanan Indonesia
juga berkembang.
Bela negara adalah, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh,
terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air dan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara. Bela negara mencakup bela negara secara fisik
atau militer dan bela negara secara nonfisik atau nirmiliter dari dalam maupun
luar negeri. Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela
negara. Bela Negara dapat secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata",
menghadapi serangan atau agresi musuh. Bela Negara secara fisik dilakukan
untuk menghadapi ancaman dari luar. Bela negara secara nonfisik adalah segala
upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air (salah satunya diwujudkan dengan sadar dan taat membayar
pajak), serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk
penanggulangan ancaman dan lain sebagainya.e. Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (padidankapas).
16
BAB 4
PENUTUP
4.1Kesimpulan
1. Pada dasarnya ketahanan nasional bertujuan untuk melindungi bangsa dan negara
Indonesia dari segala ancaman dari dalam maupun dari luar negeri.
2. Peran seluruh warga negara sangat diperlukan dalam hal ini. Sebagai warga
negara Indonesia harus menjaga pertahanan dan keamanan negara demi menjaga
kedaulatan negara untuk mempertahankan martabat dan keutuhan bangsa.
Begitupun generasi muda, sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya
17
mampu menjaga keutuhan negara untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan Indonesia.
3. Kewajiban warga negara dalam bela negara dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu bela negara secara fisik dan bela negara secara non fisik.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/mkwu/9-PendidikanKewarganegaraan.pdf
http://www.Uinjkt.ac.id/pembinaan-kesadaran-bela-negara-dalam-rangka-
membangun-karakter-bangsa/
18