Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Rafael Lisinus Ginting, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok IV

Ananda Sry Aulia Rizky 7213144007


Lidya Theresia Benedigta Silitonga 7213144029
Luqhyana Nadifa 7213344033
Nurul Hasanah Herzegovani 7213144001
Rendy Indrawan S. Siahaan 7212444008

PRODI PADP B/FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayat-Nya serta kekuatan yang diberikan sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Pendidikan Administrasi
Perkantoran.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca dalam mengetahui Perkembangan Peserta Didik
tentang Teori-teori Perkembangan Peserta Didik. Adapun tujuan kami yaitu untuk
lebih dapat memahami pengertian Perkembangan Peserta Didik, dan teori-teori
apa saja yg dikaji dalam Perkembangan Peserta Didik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 1 September 2021

Tim Penyususn

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1Latar Belakang................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Perkembangan................................................................ 3

2.2 Teori-teori Perkembangan.................................................................4

BAB III PENUTUP............................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 11

3.2 Saran............................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

BAB I

iii
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu manusia (makhluk hidup)


mengalami suatu perkembangan, entah itu dalam fisik atau psikologisnya. Dimana
dalam kehidupan sehari-hari perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan
pertumbuhan, sedangkan pada yang lainnya (non fisik) dinamakan perkembanga
psikologis.

Perkembangan psikologi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan tertentu


yang muncul pada diri manusia (binatang) diantara konsepsi (pembuahan) dan
mati. Dimana dalam makalah ini sedikit banyak akan dibahas mengenai teori-teori
psikologi perkembangan anak tersebut. Sehingga dengan dibahasnya teori-teori
tersebut dapat membantu orangtua atau guru dalam memahami tingkah laku dan
mendidik anak-anaknya.

Sehinnga ketika besok kita sudah menjadi guru atau orang tua tidak salah dalam
mendidik atau menanggapai tingkah laku anak didik atau anak kita sendiri.
Karena banyak kasus yang salah dalam pengambilan tindakan yang dilakukan
guru atau orangtua terhadap anak didiknya atau anaknya sendiri. Yaitu salah
dalam hal memahami keinginan atau tindakan “super” (anak berkebutuhan
khusus) dari peserta didik atau anak kita sendiri.

Sehinnga disuatu kesempatan kita tidak menghambat langkah dari anak-anak


tersebut. Yaitu ketika anak sudah pintar berlari kita malah baru mengajarinya
berjalan, dan ketika para anak-anak sudah dapat terbang kita sebagai guru atau
orang tua malah baru mengajarinya berlari.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud perkembangan?

iv
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan?
3. Apa manfaat dari belajar teori-teori perkembangan peserta didik?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Mengetahui pengertian perkembangan.
2. Menjelaskan tahap-tahap perkembangan.
3. Memaparkan manfaat mempelajari teori-teori perkembangan peserta
didik.

1.4 MANFAAT PENULISAN


Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Sebagai sumber referensi bagi penulis dalam mengetahui dan lebih

memahami lagi tentang apa itu perkembangan peserta didik.


2. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai teor-teori
perkembangan peserta didik.
3. Sebagai wujud pelaksanaan tugas rutin semester dalam memenuhi nilai.

BAB II

v
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Apa asebenarnya pengertian perkembangan itu? Istilah perkembangan


(development) dan pertumbuhan (growth) dalam artian biasa memang hampir
sama. Keduanya dapat diartikan adanya perubahan dari keadaan sesuatu
kekeadaan yang lain. Namun pada istilah pertumbuhan dititik beratkan pada
perubahan fisik, sedangkan istilah perkembangan digunakan kalau lebih
menekankan pada perubahan psikis.

Sebagaimana Monks dkk. menuliskan istilah pertumbuhan khusus


dimaksudkan bagi pertumbuhan dalam ukuran-ukuran badan dan fungsi fisik yang
murni, sedangkan istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang
khas mengenai gejala psikologik yang Nampak.[2] Dan tidak dapat disangkal
bahwasannya pertumbuhan fisik mempengaruhin perkembamngan psikis, karena
keduanya memang tidak dapat dipisahkan.

Dalam penjelasan mengenai teori perkembangan terdapat perbedaan di dalam


memahami apa yang termasuk dalam perkembangan dan mengenai cara
perkembangan berlangsung. Namun terdapat beberapa prinsip umum yang
didukung hampir semua ahli, yaitu :

a) Manusia berkembang dalam tingkat yang berbeda


Dalam kelas anda akan memiliki seluruh benangan contoh mengenai
tingkat perkembangan yang berbeda. Beberapa siswa akan lebih besar,
terkoordinasi lebih baik, atau lebih dewasa dibannding dengan yang
lainnya.
b) Perkembangan relatif runtut
Orang cenderung mengembangkan kemampuan tertantu sebelum
kemampuan yang lain.
c) Perkembangan berjalan secara gradual
Sangat jarang perubahan terjadi setiap hari. Jadi di dalam
perkembangan manusia membutuhkan waktu, dan perkembangan itu
berjalan relatif sangat lambat dan tidak setiap hari berlangsung.

2.2 TEORI-TEORI PERKEMBANGAN

vi
1) Teori Nativisme ( Teori yang Berorientasi pada Biologi )
Aliran nativisme berasal dari kata natus (lahir); nativis (pembawaan)
yang ajarannya memandang manusia (anak manusia) sejak lahir telah
membawa sesuatu kekuatan yang disebut potensi (dasar). Aliran
nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk
faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak
dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme
berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata
dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau
ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

Para penganut aliran nativisme berpandangan bahwa bayi itu lahir


sudah dengan pembawaan baik dan pembawaan buruk. Oleh karena
itu, hasil akhir pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah
dibawa sejak lahir. Berdasarkan pandangan ini, maka keberhasilan
pendidikan ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Ditekankan bahwa
“yang jahat akan menjadi jahat, dan yang baik menjadi baik”.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan pembawaan anak
didik tidak akan berguna untuk perkembangan anak sendiri dalam
proses belajarnya.

Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan


tidak akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak.
Penganut pandangan ini menyatakan bahwa jika anak memiliki
pembawaan jahat maka dia akan menjadi jahat, sebaliknya apabila
mempunyai pembawaan baik, maka dia menjadi orang yang baik.
Pembawaan buruk dan pembawaan baik ini tidak dapat dirubah dari
kekuatan luar.

Tokoh utama (pelopor) aliran nativisme adalah Arthur Schopenhaur


(Jerman 1788-1860). Tokoh lain seperti J.J. Rousseau seorang ahli
filsafat dan pendidikan dari Perancis. Kedua tokoh ini berpendapat

vii
betapa pentingnya inti privasi atau jati diri manusia. Meskipun dalam
keadaan sehari-hari, sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara
fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang ada pada orang
tuanya. Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu-satunya
faktor yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang
dapat memengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam
menuju kedewasaan.

2) Teori Empirisme ( Teori Lingkungan )


Aliran empirisme, bertentangan dengan paham aliran nativisme.
Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya
pembawaan atau potensinya di bawah lahir manusia. Dengan kata lain
bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan suci dalam pengertian
anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini
berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya
pada faktor lingkungan.

Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari


Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam per-
kembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh anak
dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas
ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program
pendidikan.

Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris


bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori
“Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang
bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan
berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan
demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini, seorang pendidik
memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar peserta
didiknya.

Menurut Redja Mudyahardjo bahwa aliran nativisme ini


berpandangan behavioral, karena menjadikan perilaku manusia yang
tampak keluar sebagai sasaran kajaiannya, dengan tetap menekankan
bahwa perilaku itu terutama sebagai hasil belajar semata-mata.

viii
Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberhasilan belajar peserta
didik menurut aliran empirisme ini, adalah lingkungan sekitarnya.
Keberhasilan ini disebabkan oleh adanya kemampuan dari pihak
pendidik dalam mengajar mereka.

3) Teori Konvergens
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat
menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa
perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun
lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai
kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu,
yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu
menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan
yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup,
misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk
berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan
ini tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak
hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-1939),


seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa
seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun
pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi seorang anak yang
memiliki otak yang cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik yang
mengarahkannya, maka kecerdasakan anak tersebut tidak
berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta didik
tetap memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan
keberhasilan dalam pembelajaran.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan


konvergensi, dikaitkan dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa
kedua aliran yang telah disebutkan (nativisme-empirisme)
mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang dimaksudkan adalah
sifatnya yang ekslusif dengan cirinya ekstrim berat sebelah.

ix
Sedangkan aliran yang terakhir (konvergensi) pada umumunya
diterima seara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami
tumbuh-kembang seorang peserta didik dalam kegiatan belajarnya.
Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor
mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.

Keberhasilan teori belajar mengajar jika dikaitkan dengan aliran-aliran


dalam pendidikan, diketahui beberapa rumusan yang berbeda antara
aliran yang satu dengan aliran lainnya. Menurut aliran nativisme
bahwa seorang peserta tidak dapat dipengaruhi oleh lingkungan,
sedangkan menurut aliran empirisme bahwa justreru lingkungan yang
mempengaruhi peserta didik tersebut. Selanjutnya menurut aliran
konvergensi bahwa antara lingkungan dan bakat pada peserta didik
yang terbawa sejak lahir saling memengaruhi.

4) Teori Interaksionisme
Teoritikus yang terkenal adalah Piaget. Menurut, cara-cara berpikir
tertentu sangat sederhana bagi seorang dewasa, tidaklah sesederhaana
pemikiran yang dilakukan seorang anak. Terdapat batas-batas tertentu
pada anak atas materi yang dapat diajarakan pada satu waktu tertentu
dalam masa kehidupan anak tersebut.

Teori Piaget menganggap perkembangan sepanjang waktu sebagai


sebuah kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang muda
melalui empat tingkat perkembangan kognitif yang sama dalam masa
perkembangannya. Selanjutnya, mereka melalui tingkat-tingkat yang
sama dengan cara yang sungguh sama.

Empat tingkat perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget yaitu:

a) Masa Bayi (Bakita) : Tingkat Sensomotori


Periode perkembangan pada tingkat ini didasarkan pada informasi
yang diperoleh dari indera (sensori) dan dari tindakan atau gerakan

x
tubuh (motor) bayi. Prestasi terbesar bayi adalah kesadaran bahwa
lingkungan benar-benar di luar jangkauannya, baik yang bayi
mampi rasakan ayau tidak.
Prestasi besar kedua periode sensormotor adalah mukainya
tindakan dengan tujuan terarah yang logis. Memikirkan mengenai
benda yang akrab atau disenangi oleh bayi.

b) Masa Anak-anak Awal : Tingkat Pra-Operasional


Itelegensi sensormotor sangat tidak efektif unyuk perencanaan ke
depan atau mengingat informasi. Untuk itu anak memerlukan apa
yang disebut Piaget sebagai operasi, atau tindakan yang dilakukan
secara mental atau berani.
Menurut Piaget, langkah awal tindakan berpikir adalah interalisasi
tindakan. Pada akhir tingkat sensormotor anak dapat menggunakan
banyak skema tindakan.

c) Tingkat Operasional Konkrit


Pada masa ini anak-anak bergerak maju berpikir secara logis.
Piaget menggunakan kata operasional konkrit untuk
mendiskripsikan tingkat pemikiran siap pakai ini. Krakter dasar
tingkat ini adalah bahwasannya siswa mengetahui :
 Stabilitas logis dunia fisik
 Fakta bahwa elemen-elemen dapat diubah atau
ditransformasikan dan tetap banyak menjaga banyak
karakter aslinya
 Bahwa perubahan-perubahan ini di balik

d) Tingkat Operasional Formal


Pada tingkat operasional formal, semua karakter operasi terdahulu
terus menguat. Pemikiran formak adlah mampu membalik, internal,
dan mampu terorganisir dalam sistem, bagian-bagian saling
bergantung. Operasi formal mencakup apa yang biasa kita kenal
sebagai alasan ilmiah. Hipotesa dapat dibuat dan eksperimen
mentak berguna untuk mengujinya, dengan variabel yang diisolasi
atau dikontrol.

e) Teori Psikodinamika
Teori Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan
hakekat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat
diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-

xi
aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-
spek psikologi tersebut. Yang umumya terjadi pada masa kanak-
kanak dini. Para teoritisi psikodinamik percaya bahwa
perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis yang
sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls
individual yang dibawa sejak lahir serta pengalaman-pengalaman
sosial dan emosional mereka. Perkembangan seorang anak terjadi
pada serangkaian tahap. Pada masing-masing tahap anak
mengalami konflik-konflik internal yang harus diselesaikan
sebelum memasuki tahap berikutnya. Teori Psikodinamik dalam
psikologi perkembangan banyak dipengaruhi oleh Sigmund Freud
dan Eric Erikson.

Kelemahan teori ini adalah tidak dapat dibuktikan secara empirc.


Teori ini menitik beratkan pada perkembangan sosio-afektif. Bila
dala teori ini seksualitas menduduki tempat yang utama perlu
diketahui juga bahwa libido dan agresi (sebagai pernyataan nafsu
mati) lalu berjalan bersama-sama. Jadi kalau seksualitas ditekan
karena norma pendidikan orang tua, maka agresi akan ditekan juga.
Hal ini mempunyai pengaruh yang menentukan bagi perkembangan
kepribadian anak.

BAB III

PENUTUP

xii
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian makalh diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai garis besar dari makalah ini, yaitu bahwasannya terdapat berbagai macam
mengenai teori perkembangan anak, diantaranya yaitu:

1. Teori Nativisme
Aliran nativisme ini, bertolak dari leibnitzian tradition yang menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor
pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak dalam
proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa aliran nativisme
berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata
dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau
ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

2. Teori Empirisme
Dalam teori belajar mengajar, maka aliran empirisme bertolak dari
Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam per-
kembangan peserta didik. Pengalaman belajar yang diperoleh anak dalam
kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-
stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Karena itu, aliran ini
berpandangan bahwa hasil belajar peserta didik besar pengaruhnya pada
faktor lingkungan.

3. Teori Konvergensi
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan
penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-
masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai

xiii
dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu
menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan
yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup,
misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri
di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak
akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam
lingkungan masyarakat manusia.

4. Teori Interaksionisme
Teori ini menganggap perkembangan sepanjang waktu sebagai sebuah
kemajuan tingkat. Ia percaya bahwa semua orang muda melalui empat
tingkat perkembangan kognitif yang sama dalam masa perkembangannya.
Selanjutnya, mereka melalui tingkat-tingkat yang sama dengan cara yang
sungguh sama.

5. Teori Psikodinamika
Teori Psikodinamika adalah teori yang berupaya menjelaskan hakekat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang sangat diutamakan dalam
teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori
ini mengasumsikan bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-
konflik dari aspek-spek psikologi tersebut.

3.2 SARAN
Dengan mempelajari dan mengkaji tentang teori-teori perkembangan
peserta didik ini, diharapkan mulai sekarang mahasiswa lebih berpikir kristis
terhadap masalah-masalah perkembangan peserta didik, karena sudah sepantasnya
mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan pemantau
perkembangan peserta didiknya di dalam dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

xiv
Agus, Heri. 2012. “makalah teori-teori perkembangan”,
http://heritelon.blogspot.com/2012/03/makalah-teori-teori-perkembangan.html?
m=1, diakses pada 29 Agustus 2021

xv

Anda mungkin juga menyukai