Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK DAN ASUHAN

KEPERAWATAN TENTANG MASALAH TUMBUH KEMBANG


ANAK
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Oleh Dosen Pengampu : Ns. Fetty Rahmawaty, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh : Natasya Aprilia Miranti


Nim : PO.62.20.1.17.338
Program Studi : D-IV Keperawatan Reguler IV

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA


D-IV KEPERAWATAN REGULER IV
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT, karena limpahan kasih sayang serta
petunjuk-Nya, makalah ini dapat tersusun hingga selesai.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Anak. Dalam penyusunannya penulis menemui banyak
hambatan, tetapi semua itu menjadikan penulis lebih termotivasi dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini juga tidak terlepas dari bantuan, dorongan,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tak lupa penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena
itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya mahasiswa.

Palangkaraya, 10 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman

Kata Pengantar .......................................................................................................... 2


Daftar Isi ..................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4


A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 6


I. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ............................................ 6
B. Pola-Pola Tumbuh Kembang pada Anak ....................................................... 6
C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang............................................ 7
D. Tahapan Tumbuh Kembang ............................................................................. 9
E. Teori-Teori Tumbuh Kembang ...................................................................... 11
F. Kebutuhan dasar Tumbuh dan Kembang ..................................................... 13

II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH TUMBUH KEMBANG


ANAK
A. Pengkajian .............................................................................................. 14
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................... 15
C. Tindakan Keperawatan ........................................................................... 15

III. JURNAL TUMBUH KEMBANG ANAK .................................................. 18

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 23


A. Kesimpulan .................................................................................................... 23
B. Saran ............................................................................................................... 23
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan anak merupakan salah satu masalah yang utama
dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat
kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai
generasi penerus memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa.
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik
seseorang. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan dan
penambahan kemampuan fungsi organ. Kedua proses ini terjadi secara
bersamaan pada setiap individu.
Aspek tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan
mengenai proses pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun
psikososial. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama
orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
sangat rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti
anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut. Sering juga para orang tua mempunyai
pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian
yang sama.
Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya
melihat dari satu aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi
lebih dari itu tumbuh kembang anak juga harus dilihat dari aspek faktor
keturunan, kejiwaan, aturan dalam keluarga dan proses pembelajaran
termasuk didalamnya pendidikan keluarga.
Orang tua juga perlu memperhatikan sejumlah perkembangan motorik
halus dan motorik kasar anak, serta sosialisasi dan bahasa anak dalam periode
emas mereka. Gerak-gerik anak seperti menyusun menara kubus adalah salah
satu gejala perkembangan motorik halusnya. Biasanya pada usia dua tahun,
gerakan-gerakan tersebut dan kecerdasan anak dalam perkembangan
sosialisasi mulai diperlihatkan. Satu perkembangan penting lainnya adalah
kemampuan berbicara dan menunjuk gambar.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2. Jelaskan pola-pola tumbuh kembang pada anak!
3. Apa saja faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang?
4. Sebutkan tahapan tumbuh kembang!
5. Sebutkan teori-teori tumbuh kembang!
6. Apa saja kebutuhan dasar untuk tumbuh dan kembang?

C. Tujuan Penulisan
1. Mampu menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mampu menjelaskan pola-pola tumbuh kembang pada anak.
3. Mampu menyebutkan apa saja faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh
kembang.
4. Mampu menyebutkan tahapan tumbuh kembang.
5. Mampu mengetahui teori-teori tumbuh kembang.
6. Mampu mengetahui kebutuhan dasar untuk tumbuh dan kembang.

5
BAB II
PEMBAHASAN

I. KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK


A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel
diseluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan
menyintesis protein-protein baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat
secara keseluruhan atau sebagian.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada
anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan
sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Perkembangan (development), adalah perubahan secara berangsur-


angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat dan
meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau
kedewasaan, dan pembelajaran.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner
(1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis,
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi
sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat
secara bertahap. Proses diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada
diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambant laun bagian- bagiannya akan
menjadi semakin nyata dan tambah jelas dalam rangka keseluruhan.

B. Pola-Pola Tumbuh Kembang pada Anak


Pola pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang
terjadi selama proses pertumbuhna dan perkembanan pada anak.

1. Pola perkembangan fisik yang terarah


Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalcaudal dan proximal distal.
- Cephalcaudal
Merupakan pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepaa
yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk
menggerakan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan
dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan tangan dan kaki.

6
- Proximal distal
Merupakan pola pertumbuhan dan perkembanan ynag dimulai
dengan mengerakan anggota gerak yang paling dekat dengan
pusat/sumbu tengah, seperti menggerakan bahu dahulu baru
kemudian jari-jari.

2. Pola perkembangan dari umum ke khusus


Yaitu pola pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian
daera ang lebih kompleks. Misalnya malembaikan tangan
kemudianmemainkan jari.

3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latian belajar


Polaini mencerminkan cirri khusus dalam setiap tahapan
perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap
yaitu:
1. Masa Pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan
jarinan tubuh:
2. Masa Neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar
rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan.
3. Masa bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
memepengaruhinya dan mempunyai banyak kemampuan untuk
melindungi dan meghindari dari hal yang mngancam dirirnya
4. Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
5. Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan
pada tanda-tanda pubertas.

4. Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan


latihan/belajar
Terdapat saat ang siap untuk menerima sesuatu dari luar untuk
mencpaai proses kematangan dan kematangan yang dicapainyadapat
disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa ini merupakan
amasa kritis yang ahrus dirangsang agar mencapai perkembangan
selanjutnya melalui prose belajar Guarsa dalam Hidayat, 2005).

C. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


1. Faktor herediter
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu suku,
ras, dan jenis kelamin. Jenis kelamin ditentukan sejak dalam
kandungan. Anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar dan

7
tinggi dari pada anak perempuan, hal ini akan nampak saat anak sudah
mengalami masa pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa
Asia memiliki tubuh yang lebih pendek dari pada orang Eropa atau
suku Asmat dari Irian berkulit hitam.
2. Faktor lingkungan
- Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara
lain gangguan nutrisi karena ibu kurang mendapat asupan gizi yang
baik, gangguan endokrin pada ibu (diabetes mellitus).
- Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan setelah bayi lahir adalah:
a. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting
dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan
perkembangan. Terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan
air.Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi
maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
anak.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
- Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
- Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang.
- Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan nutrisi.
b. Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi
bagaimana mereka dalam mempersepsikan dan memahami
kesehatan dan perilaku hidup sehat. Pola perilaku ibu hamil
dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya larangan
untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.
c. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi
tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi
dengan baik dibandingkan dengan anak yang dibesarkan di
keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikian juga
dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan
pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan
terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan

8
perkembangan anak, dibandingkan dengan keluarga dengan
latar belakang pendidikan rendah.
d. Iklim/cuaca
Musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir
sehingga menyebabkan sulitnya transportasi untuk
mendapatkan bahan makanan, timbul penyakit menular. Anak
yang tinggal di daerah endemik misalnya endemik demam
berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah demam berdarah
akan meningkat.
e. Olahraga/latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisikyang teratur akan
meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkan suplai
oksigen ke seluruh tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot dan jaringan sel.
f. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak
tengah atau anak bungsu akan mempengaruhi poa
perkembangan anak tersebut diasuh dan dididik dalam
keluarga.
g. Status kesehatan
Apabila anak dalam kondisi sehat dan sejahtera maka
percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih mudah
dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
h. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan
dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon
tiroid dengan mestimulasi metabolisme tubuh, glukokortiroid
yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari
testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk
memproduksi estrogen selanjutnya hormon tersebut akan
menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki
maupun perempuan sesuai dengan peran hormonnya.

D. Tahapan Tumbuh Kembang


- Tahap Pertumbuhan Fisik Anak Umur 1-3 Tahun
Menurut Nugroho (2009) Peningkatan ukuran tubuh terjadi
secara bertahap yang menunjukkan karakteristik percepatan atau
perlambatan pertumbuhan pada anak umur 1-3 tahun adalah sebagai
berikut:

9
1. Tinggi Badan
Rata-rata tinggi badan batita bertambah tinggi sekitar
7,5 cm pertahun. Rata-rata tinggi anak usia 2 tahun sekitar
86,6 cm. Tinggi badan pada usia 2 tahun adalah setengah
dari tinggi dewasa yang diharapkan.
2. Berat Badan
Rata-rata pertambahan berat badan batita adalah 1,8
atau 2,7 kg pertahun. Rata-rata berat badan batita umur 2
tahun adalah 12,3 kg. Pada usia 2,5 tahun berat badan
batita mencapai 4 kali berat badan lahir.
3. Lingkar Kepala
Pada usia 1-2 tahun ukuran lingkar kepala sama
dengan lingkar dada. Total laju peningkatan lingkar kepala
pada tahun kedua adalah 2,5 cm kemudian berkurang
menjadi 1,25 cm pertahun sampai umur 5 tahun.
- Tahap Perkembangan Anak usia 1-3 Tahun
Tahap perkembangan anak menurut Indiarti (2009) adalah
sebagai berikut:
1. Umur 13-14 bulan
Pemahaman akan kata-kata umumnya dimulai saat
bayi berusia delapan bulan. Bayi menghasilkan kata-kata
pertamanya pada umur 10-20 bulan. Namun, bayi hanya
akan berbicara pada konteks tertentu yang mudah
dipahami, mudah diucapkannya dan sudah diketahui oleh
bayi. Kata-kata yang diucapkan merujuk pada kejadian
secara keseluruhan, misalnya mengucapkan “bapak” saat
ia melihat bapaknya.
2. Umur 15-17 bulan.
Dalam usia ini bayi akan senang melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Menyimak adegan di TV.
b. Melaksanakan instruksi sederhana, seperti segera
memberikan mainan yang dipegang jika ibu
memintanya.
c. Mengucapkan kalimat sederhana yang terdiri dari
dua kata misalnya “dah bis” (sudah habis).
d. Menyebutkan tiga anggota tubuhnya seperti mata,
rambut, dan telinga.
3. Umur 18-20 Bulan
Perkembangan aktivitas dan motorik anak 18-20 bulan
antara lain yaitu :

10
a. Berjalan mengeksplorasi rumah serta sekeliling
rumah tanpa bantuan.
b. Menyusun 2-3 kotak.
c. Mampu mengatakan 5-10 kata.
d. Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa saing.
4. Umur 20-24 Bulan
Sementara pada umur 20-24 bulan perkembangan
aktivitas dan motorik yang terjadi pada anak adalah
sebagai berikut:
a. Mampu menyusun dua kata.
b. Menaruh minat pada apa yang dikerjakan orang
dewasa.
c. Naik dan turun tangga.
d. Menunjuk mata dan hidungnya.
e. Belajar makan sendiri.
f. Menggaris di kertas atau pasir.
g. Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang
air kecil.
5. Umur 24 -36 bulan
Saat memasuki umur tiga tahun anak terus mengalami
perkembangan aktivitas dan motorik antara lain sebagai
berikut:
a. Belajar meloncat, memanjat, serta melompat
dengan satu kaki.
b. Mempergunakan kata-kata “saya”, “bertanya” serta
mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya.
c. Mampu menggambar lingkaran.
d. Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari
adanya lingkungan lain diluar keluarganya.
e. Mampu membuat jembatan dengan tiga kotak.
f. Mampu menyusun kalimat.

E. Teori-Teori Tumbuh Kembang

1. Perkembangan kognitif (Piaget)


1.1 Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan kativitas motorik.
Semua gerakan akan diarahkan ke mulut dengan merasakan keingintahuan
sesuatu dari apa yang dilihat, didengar, disentuh dll.
1.2 Tahap praoperasional ( 2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui
tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentris.

11
Pada masa ini pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya
sama. Seperti semua pria dikeluarga adalah ayah maka semua pria adalah
ayah. Selain itu ada pikiran animisme, yaitu selalu memperhatikan adanya
benda mati. Seperti anak jatuh dan terbentur batu, dia akan menyalahkan batu
tersebut dan memukulnya.
1.3 Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari dunianya dan mempunyai
anggapan yang sama dengan orang lain, sifat egosentrik sudah hilang, karena
anak sudah mengerti tentang keterbatasan diri sendiri. Anak sudah mengenal
konsep tentang waktu dan mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman belum
mendalam dan akan berkembang di akhir usia sekolah (masa remaja).
1.4 Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak remaja dapat berpikir dengan pola yang abstrak menggunakan
tanda atau simbol dan menggambarkan kesimpulan yang logis. Mereka dapat
membuat dugaan dan mengujinya dengan pemikirannya yang abstrak, teoritis
dan filosofis. Pola berfikir logis membuat mereka mampu berpikir tentang
apa yang orang lain juga memikirkannya dan berpikir untuk memecahkan
masalah.

2. Perkembangan psikoseksual anak (Freud)


2.1 Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan, kenikmatan dapat melalui
dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara,
ketergantungan sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan
rasa aman. Masalah yang diperoleh pada tahap ini adalah menyapih dan
makanan.
2.2 Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.Anak akan
menunjukkan keakuannya dan sikapnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap
dirinya sendiri dan sangat egosentrik, mulai mempelajari struktur tubuhnya.
Masalah pada saat ini adalah obesitas, introvet, kurang pengendalian diri dan
tidak rapi.
2.3 Tahap oedipal/phalik ( 3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotik yaitu meraba-
raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain
jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dan anak perempuan
cenderung suka pada ayahnya.
2.4 Tahap laten ( 5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk dalam fase pubertas dan
berhadapan langsng pada tuntutan sosial seperti suka hubungan dengan
kelompoknya atau sebaya, dorongan libido mulai mereda.

12
2.5 Tahap Genital ( > 12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit dan mengarah pada
perasaan cinta matang terhadap lawan jenis.

3. Perkembangan psikososial (Erikson)


3.1 Tahap percaya tidak percaya (0-1 th)
Bayi sudah terbentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua
maupun orang yang mengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang
merawatnya. Kegagalan pada tahap ini apabila terjadi kesalahan dalam
mengasuh atau merawat maka akan timbul rasa tidak percaya.
3.2 Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3 tahun)
Anak sudah mulai mencoba dan mandiri dalam tugas tumbuh kembang
seperti kemampuan motorik dan bahasa. Pada tahap ini jika anak tidak
diberikan kebebasan anak akanmerasa malu.
3.3 Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara
aktif dalam aktivitasnya. Apabila pada tahap ini anak dilarang akan timbul
rasa bersalah.
3.4 Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atau
prestasinya sehingga anak pada usia ini adalah rajin dalam melakukan
sesuatu. Apabila pada tahap ini gagal anak akan rendah diri.

F. Kebutuhan dasar Tumbuh dan Kembang


Menurut Soetdjiningsih (1995) kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
kembang adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH) meliputi:
a. Pangan/gizi
b. Perawatan Kesehatan
c. Tempat tinggal yang layak.
d. Kebersihan Individu
e. Sandang/pakaian
f. Kesegaran jasmani/rekreasi
g. Kebutuhan emosi anak (ASIH)
2. Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan
kepercayaan yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan bakal dalam proses belajar (pendidikan
dan pelatihan) pada anak, stimulasi mental ini mengembangkan
perkembangan mental, psikososial, kecerdasan, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, moral, etika, produktivitas dan sebagainya.

13
II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH TUMBUH
KEMBANG ANAK
A. Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2- 3 tahun yang mengalami gangguan bicara:
1. Data Subyektif :
a. Pada anak yang mengalami gangguan bahasa:
- Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
- Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam
suatu kalimat ?
- Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata
baru ?
- Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat
yang diucapkan?
- Siapa yang mengasuh dirumah?
- Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah?
- Apakah pernah diajar mengucapkan kata-kata?
- Apakah anak saudara mengalami kesulitan dalam menyususn kata-
kata?
b. Pada anak yang mengalami gangguan bicara :
- Apakah anak anda sering gagap dalam mengulang suatu kata?
- Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin
mengungkapkan suatu ide ?
- Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata,
menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase jika diberikan
kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
- Apa yang anda lakukan jika hal diatas ditemukan. ?
- Apakah anak anda pernah/sering mengilangkan bunyi dari suatu
kata?
- Apakah anak anda sering menggunakan akata-kata yang salah tetapi
mempunyai bunyi yang hampir sama dalam suatu kata ?
-Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
- Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak
anda ?
-Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan
fungsi SSP seperti infeksi antenatal (rubbela syndrome), perinatal
(trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor
intra kranial, konduksi elektrik otak).
2. Data obyektif :
- Kemampuan menggunakan kata – kata
- Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan
bahasa, malas bicara ).
- Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.
- Umur anak.
- Kemampuan membuat kalimat.
- Kemampuan mempertahankan kontak mata.

14
- Kehilangan pendengaran (kerusakan indera pendengaran).
- Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.
- Gangguan fungsi neurologis.

B. Diagnosa keperawatan :
Diagnose keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami
gangguan bicara meliputi:
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya
stimulasi bahasa.
2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat
artikulasi.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
pendengaran.
4. Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa.
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak
berkomunikasi.
6. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan.
7. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan
memori dan kerusakan sistem saraf pusat.

C. Tindakan Keperawatan

Diagnose Tindakan Rasional


Gangguan komunikasi- Lakukan latihan - Latihan bicara yang
verbal s.d kurangnya komunikasi dengan sesuai dengan
stimulasi bahasa memperhatikan perkembangan anak
perkembangan mental akan menghindari
anak ekploatasi yang
berakibat penekanan
fungsi mental anak.

- Lakukan - Komunikasi yang


komunikasi secara komprehensif akan
komprehensif baik memperbanyak jumlah
verbal maupun non stimulasi yang diterima
verbal. anak sehingga akan
memperkuat memori
anak terhadap suatu
kata.

- Berbicara sambil - Bermain akan


bermain dengan alat meningkatkan daya
untuk mempercepat tarik anak sehingga
persepsi anak tentang frekwensi dan durasi

15
suatu hal. latihan bisa lebih lama.

- Berikan lebih banyak Anak lebih suka


kata meskipun anak mendengarkan kata-
belum mampu akat dari pada
mengucapkan dengan mengucapkan karena
benar. biasanya kesulitan
dalam mengucapkan.

- Lakukan sekrening Untuk mengetahui jenis


lanjutan dengan dan beratnya gangguan
mengggunakan serta
Denver Speech Test. keterlambatan dalam
berbicara pada anak.

Gangguan komunikasi- Stimulasi bahasa dan - Untuk


s.e kerusakan fungsi latihn bicara tetap mengindari keter-
alat-alat artikulasi dilakukan sesuai lambatan
dengan perkembangan perkembangan mental,
mentak anak. bahasa maupun
bicara ketika alat
artikulasi sudah
bisa diperbaiki.

- Kolaborasi: dengan - Perbaikan alat-alat


ahli bedah untuk artikulasi hanya bisa
perbaikan alat-alat dilakukan secara
artikulasi. optimal dengan
pembedahan.
Gangguan komunikasi- Lakukan latihan Agar stimulasi tetap
verbal s.e gangguan komunikasi, dan diterima anak sesuai
pendengaran stimulasi dini dengan dengan perlembangan
benda-benda mental anak yang
atau dengan didasarkan atas
menggunakan bahasa kemampuan
isyarat serta biasakan penerimaan anak
anak melihat terhadap informasi
artikulasi orang tua yang diberikan
dalam berbicara.

- Perhatikan kebersihan- Ganguan pendengaran


telinga anak sering disebabkan oleh
adanya hambatan
pendengaran akibat
Gangguan komunikasi adanya kotoran
s.d hambatan bahasa ditelinga.
- Kolaborasi dengan - Alat bantu dengar
rehabilitasi untuk diharapkan mampu
penggunaan alat bantu mengatasi hambatan

16
dengar. pendengaran pada
telinga anak.

- Gunakan bahasa yang- Untuk memudahkan


sederhana dan umum pema-
digunakan dalam haman menghindari
komunikasi sehar-hari.stress dan kebingungan
anak yang akibat
bahasa yang berubah-
ubah.
- Gunakan verifikasi - Difersifikasi
bahasa sesuai dengan bahasa dapat diberikan
tingkat kematangan jika kemampuan mental
dan pengetahuan anak. anak sudah matang
seperti setelah umur 9
tahun, karena
perkembangan selsel
otak anak sudah mulai
maksimal.

Kecemasan orang tua - Gali kebiasaan - Untuk dapat menggali


s.d ketidakmampuan komunikasi dan efektivitas dan
anak berbicara stimulasi orang tua kemampuan serta usaha
terhadap anak. yang telah dilakukan
oleh orang tua, untuk
mengindari overlaping
tindakan yang berakibat
orang tua menjadi
bosan.

- Berikan penjelasan - Pengikutsertaan


tentang kondisi keluarga terhadap
anaknya secara jelas, perawatan anak secara
serta kemungkinan langsung akan mampu
penanganan lanjutan, mengurangi tingat
prognose serta kecemasan orang tua
lamanya tindakan atau terhadap keadaan
pengobatan. anaknya.

Gangguan komunikasi- Hindari bicara pada - Komunikasi tidak


s.d kecemasan saat kondisi bising. efektif sehingga anak
menjadi irritabel.
- Lakukan komunikasi - Untuk meningkatkan
dengan posisi lawan pandangan mata dan
bicara setinggi badan efektivitas komunikasi
anak. sehingga anak merasa
lebih nyaman.
- Lakukan latihan bicara
- Agar anak lebih
sambil bermain tertarik dan tidak lekas

17
dengan mainan bosan.
kesukaan anak.
Gangguan komunikasi - Lakukan observasi - Untuk mengetahui
s.e kurangnya dan pemeriksaan kemungkinan posisi
kemampuan memori fisik neurologi secara kelainan dalam otak.
dan kerusakan sistem mendetail.
saraf pusat. - Untuk mengetahui
- Kolaborasi kemungkinan kelainan
pemeriksaan EEG pada SSP anak.

III. JURNAL TUMBUH KEMBANG ANAK

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA


ABSTRAK
Di Amerika Latin dan negara-negara berkembang kira-kira 15-30% anak usia
kurang dari 4 tahun mengalami gizi buruk berdasarkan data tahun 2005. Di
Indonesia berdasarkan data Susenas 2005 prevalensi terendah masalah gizi buruk
dan gizi kurang adalah Yogyakarta (15,1%) dan tertinggi Gorontalo (46,11%). Di
Sumatera Barat prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yaitu (30,4%). Hasil
pemantauan status gizi (PSG) kota Padang tahun 2007 menunjukkan bahwa di
Padang 2,2% balita dengan gizi buruk. Tujuan dari penulisan studi literatur ini
adalah untuk mengetahui perkembangan anak, ciri-ciri perkembangan anak, prinsip
perkembangan anak, faktor-faktor perkembangan anak dan bagaimana cara
memonitor perkembangan anak. KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan )
merupakan suatu instrumen deteksi dini dalam perkembangan anak.

Definisi Perkembangan anak


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill ) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan
sebagai hasil dari proses pematangan Perkembangan menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel - sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing - masing dapat memenuhi fungsinya,
termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tinggkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungannya. Peristiwa perkembangan dengan pertumbuhan
terjadi secara sinkron sebab perkembangan itu berkaitan dengan pematangan fungsi
organ/individu sedangkan pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik.

Ciri-Ciri Perkembangan Anak


a. Perkembangan Menimbulkan Perubahan.
b.Perkembangan dan Pertumbuhan Pada Tahap Awal Menentukan Perkembangan
Selanjutnya.
c. Perkembangan dan Pertumbuhan Mempunyai KecepatanYang Berbeda.
d.Perkembangan Berkorelasi DenganPertumbuhan.

18
e. Perkembangan Mempunyai PolaYang Tetap.
f. Perkembangan Memiliki Tahap Yang Berurutan.

19
20
21
22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan
(growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian
tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan menyintesis protein-protein
baru. Menghasilkan penambahan jumlah berat secara keseluruhan atau
sebagian. Dan Perkembangan (development), adalah perubahan secara
berangsur-angsur dan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkat
dan meluasnya kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, kematangan, atau
kedewasaan, dan pembelajaran.

B. Saran
Saran dalam penulisan makalah ini adalah dapat meningkatkan
wawasan tentang pertumbuhan dan perkembangan masa konsepsi sampai
remaja.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/209268397/Makalah-Tumbuh-Kembang-Anak

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2006, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

https://www.scribd.com/document/345746461/ASUHAN-KEPERAWATAN-
ANAK-DENGAN-GANGGUAN-TUMBUH-KEMBANG-docx

24

Anda mungkin juga menyukai