Anda di halaman 1dari 24

“MAKALAH

KONSEP PERKEMBANGAN”
Mata Kuliah
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Oleh

1762041

PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan penulis, semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk

maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman

yang penulis miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para

pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 21 Februari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3

BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................ 5

BAB II Pembahasan ................................................................................................. 6

2.1 Pengertian Pertumbuhan (growth), Kematangan (maturation), Belajar

(learning), dan Latihan (exercise) serta keterkaitannya dengan

Perkembangan (development) ................................................................... 6

2.2 Defenisi Perkembangan (development), serta Implikasinya dalam

Pendidikan ................................................................................................. 12

2.3 Prinsip-Prinsip Perkembangan, serta Implikasinya dalam Pendidikan ..... 17

BAB III Penutup ....................................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22

3.2 Saran ......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Dalam Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1

pendidikan di definisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan ynag diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Dalam hal ini tentui saja diperlukan adanya

pendidik yang profesional.

Untuk melaksanakana profesinya, tenaga pendidik khususnya guru sangat

memerlukan aneka ragam pengetahuan psikologis yang memadai sesuai dengan

tuntutan zaman dan kemajuan sain dan teknologi. Diantaranya adalah

pengetahuan psikologi terapan tentang tahapan-tahapan perkembangan peserta

didik yang erat kaitannya dengan proses belajar peserta didik dalam suasana

zaman yang berbeda dan penuh tantangan seperti sekarang ini.

Dalam kenyataannya masih banyak guru dalam menerapkan proses

pembelajaran tidak melihat aspek psikologi tersebut. Akibatnya, proses

pembelajaran tidak efektif dan efisien. Sehingga pembelajaran kurang bermakna

4
bagi siswa. Oleh karena itu penulis mencoba mengkaji tentang tahap-tahap

perkembangan peserta didik.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penulisan makalah

ini adalah:

1. Apakah pengertian dari Pertumbuhan (growth), Kematangan (maturation),

Belajar (learning), dan Latihan (exercise) serta keterkaitannya dengan

perkembangan (development)?

2. Apa defenisi perkembangan (development), serta implikasinya dalam

pendidikan?

3. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan, serta implikasinya dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan perumsan masalah di atas, maka dengan mempelajari

materi ini diharapkan dapat:

1. Untuk mengetahui pengertian Pertumbuhan (growth), Kematangan

(maturation), Belajar (learning), dan Latihan (exercise) serta keterkaitannya

dengan perkembangan (development).

2. Untuk mengetahui defenisi perkembangan (development), serta implikasinya

dalam pendidikan.

3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip perkembangan, serta implikasinya dalam

pendidikan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertumbuhan (growth), Kematangan (maturation), Belajar

(learning), dan Latihan (exercise) serta keterkaitannya dengan

Perkembangan (development).

A. Pertumbuhan (growth)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pertumbuhan berasal dari kata

tumbuh yang berarti tambah besar atau sempurna. Secara Terminologis

Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu

sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat

berupa pembesaran atau pertambahan dari ada menjadi tidak ada, dari kecil

menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.

Ada beberapa pendapat tentang definisi dari pertumbuhan, diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Karl E. Garrison : Pertumbuhan adalah perubahan individu dalam

bentuk ukuran badan, perubahan otot, tulang, kulit, rambut dan kelenjar.

b. Atan Long : Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diukur dari satu

peringkat ke satu peringkat yang lain dari masa ke masa.

c. D.S Wright & Ann Taylor: Pertumbuhan adalah pertambahan dalam

berbagai sifat luaran seseorang (sifat jasmani, seperti: ukuran tubuh,

tinggi, berat badan dan lain- lain).

6
Berdasarkan pendapat-pendapat tentang definisi pertumbuhan di atas dapat

disimpulkan bahwa Pertumbuhan adalah konteks perkembangan merujuk

perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran

dan struktur, seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, dan organ-organ

tubuh lainnya

B. Kematangan (maturation)

Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah

ada pada individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam

fungsi yang telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan

berjalan).

Chaplin (2002) mengartikan kematangan (maturarion) sebagai : (1)

perkembangan, proses, mencapai kemasakan/usia masak, (2) proses

perkembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah

laku khusus spesies (jenis, rumpun). Davidoff (1988), menggunakan istilah

kematangan (maturation) untuk menunjuk pada munculnya pola perilaku tertentu

yang bergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan saraf. Jadi,

kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak

lahir; timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola

perkembangan tingkah laku individu.

Kematangan mula-mula merupakan suatu hasil daripada adanya

perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu, seperti

adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan kelenjar-kelenjar yang

7
disebut dengan kematangan biologis. Kematangan terjadi pula pada aspek-aspek

psikis yang meliputi keadaan berpikir; rasa, kemauan, dan lain-lain, serta

kematangan pada aspek psikis ini yang memerlukan latihan-latihan tertentu.

C. Belajar (learning)

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Menurut

Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and memory berpendapat

Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam organisme (manusia atau

hewan) disebabkan oleh pengalamn yang dapat mempengaruhi tingkah laku

organisme tersebut. Sedangkan menurut Wittig dalam bukunya Psychology of

Learning mendefinisikan belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi

dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Berdasarkan beberapa pernyataan dan definisi tentang belajar seperti

disajikan di atas, dapat Anda simpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku pada diri individu yang bersifat relatif permanen dan terjadi sebagai hasil

pengalaman.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, diantaranya:

1. Faktor dari dalam diri individu (Internal)

a) Faktor Jasmaniah

b) Faktor Kesehatan

8
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganagu. Badan yang kurang sehat akan mengakibatkan kurangnya

semangat dalam belajar pusing atau mengantuk.

c) Faktor Cacat Tubuh

Faktor cacat tubuh sangat mempengaruhi belajar seseorang misalnya buta,

tuli, bisu, atau pincang. Upaya yang harus kita tempuh untuk membantu

dengan cara memberikan alat khusus untuk mengatasi kecacatannya.

Selain itu mereka juga di sekolahkan dilembaga pendidikan yang khusus.

Guru harus membangkitkan semangat belajar dan rasa percaya diri kepada

mereka dengan pendekatan-pendekan khusus.

d) Faktor Psikologis

1) Intelegensi, merupakan kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan

situasi yang baru dengan cepat dan efektif. Orang yang mempunyai

intelegensi yang tinggi lebih mudah belajar dari pada yang tingkat

intelegensi yang rendah.

2) Motif, merupakan daya penggerak atau pendorong untuk berbuat

3) Minat, merupakan kecenderngaan yang tetap untuk memperhatikan dan

mengenag beberapa kegiatan. Minat itu selalu diikuti dengan perasaan

dengan yang akahirnya memperoleh kepuasan.

4) Emosi, faktor emosi sangat mempengaruhi balajar anak. Emosi yang

mendalam membutuhkan situasi yang cukup tenang.

5) Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar misalnya seseorang yang

memeiliki bakat mengajar akan lebih mudah memahami teori-teori yang

9
berhubungan cara mengajar atau ilmu memgajar dibandingkan dengan

orang yang tidak memiliki bakar kematangan.

6) Kesiapan, merupakan kesdiaan untuk memberi respon.

e) Faktor Kelelahan

1) Faktor kelelahan jasmani, yaitu tampak pada lemah lunglainya badan dan

berkecenderungan tubuh, misalnya karena kelaparan

2) Faktor kelelahan rohani dapat dilihat dengan Adanya kebosanan sehingga

minataa untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor-Faktor Eksternal

a) Faktor Keluarga

Faktor keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi proses belajar anak

karena lebih banyak berinteraksi didalam keluarga daripada di sekolah. Keluaraga

merupakan lembaga pendidikan yang pertamaa dan utama. Yang termasuk faktor

keluarag adalah cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor Sekolah

Faktor-faktor sekolah yang dapat mempengaruhi proses belajar anak adalah

kurikulum, keadan gedung, waktu sekolah, alat plajaran, metode mengajar,

hubungan antara guru dengan siswa, dan hubungan antara siswa dengan siswa.

D. Latihan (exercise)

Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja

seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Latihan membantu peserta

10
didik dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna

meningkatkan keterampilan, kecakapan, dan sikap yang diperlukan oleh

pendidikan dalam usaha mencapai tujuannya. Empat istilah konsep perkembangan

yakni, pertumbuhan (growth),kematangan (maturtion), belajar (learning), dan

Latihan (exercise). Secara konseptual empat istialah ini mempunyai persamaan

dan perbedaan, persamaannya adalah : pada keempat istilah tersebut terjadi

perubahan (changes) sedangkan letak perbedaannya terdapat pada perubahan

pada pertumbuhan yang bersifat kuantitatif, sedangkan pada kematangan, belajar,

dan latihan lebih bersifat kualitatif.

Perubahan pada pertumbuhan dan kematangan lebih bersifat alamiah

sedangkan perubahan pada belajar dan latihan lebih bersifat disengaja dan

bertujuan. Perubahan perubahan yang terjadi baik sebagai pertumbuhan,

kematangan, belajar, maupun latihan itulah yang disebut: perkembangan

(development). Perubahan ini dapat terjadi pada setiap periode perkembangan

sepanjang organisme hidup. Oleh karena itu perkembangan dapat didefinisikan

sebagai perubahan sepanjang waktu (change over time) baik sebagai

pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun sebagai hasil latihan.

Dengan demikian psikologi perkembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari perubahan perilaku organisme sepanjang hayat.

Pertumbuhan & perkembangan merupakan sifat kodrat manusia yang

harus mendapat perhatian secara seksama.Perkembangan juga merupakan suatu

deretan perubahan-perubahan yg tersusun & berarti, yang berlangsung pada

individu dalam jangka waktu tertentu, lebih menunjuk pada kemajuan

11
mental/perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat, merupakan

proses yang sifatnya menyeluruh/holistic mencakup proses biologis – kognitif -&

psikososial.Secara singkat Perkembangan (development) adalah proses atau

tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju.

2.2 Defenisi Perkembangan (development), serta Implikasinya dalam

Pendidikan.

Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses

pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang

berkembang dengan menurut caranya, sehingga dapat memenuhi fungsinya.

Hurlock (1980: 2) menyatakan perkembangan sebagai rangkaian

perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan

pengalaman. Daele sebagaimana dikutip Hurlock (1980: 2) menyatakan

“perkembangan berarti perubahan secara kualitatif.” Berkembang merupakan

salah satu perubahan organisme ke arah kedewasaan dan biasanya tidak bisa

diukur oleh alat ukur. Contohnya pematangan sel ovum dan sperma atau

pematangan hormon-hormon dalam tubuh.

Hasan (2006: 13) menyatakan perkembangan berarti segala perubahan

kualitatif dan kuantitatif yang menyertai pertumbuhan dan proses kematangan

manusia. Perkembangan merupakan proses menyeluruh ketika individu

beradapatasi dengan lingkungannya. perkembangan terjadi sepanjang kehidupan

12
manusia dengan tahapan- tahapan tertentu. Perkembangan manusia dimulai sejak

masa bayi sampai usia lanjut.

Aspek-aspek perkembangan peserta didik yang berimplikasi terhadap

proses pendidikan akan diuraikan seperti di bawah ini.

1. Implikasi Perkembangan Biologis dan Perseptual

Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik memegang

peranan yang penting terhadap pendidikan. Dengan demikian, jelaslah bahwa

perbedaan perkembangan fisik harus dihadapi dengan cara yang tepat oleh para

pendidik.

Meskipun tidak sepesat pada masa usia dini, perkembangan biologis

maupun perseptual anak terus berlangsung. Pemahaman tentang karakteristik per-

kembangan akhirnya membawa beberapa implikasi bagi penyelenggaraan

pendidikan di sekolah dasar. Implikasi-imlikasi dimaksud khususnya berkenaan

dengan penyelenggaraan pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan

nutrisi anak, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan

pembiasaan berperilaku sehat.

2. Implikasi Perkembangan Intelektual

Perkembangan intelektual erat kaitannya dengan potensi otak manusia.

Menurut Widiasmadi (2010:55), potensi otak manusia hanya tampak delapan

persen sebagai pikiran sadar, sedangkan sisanya 92 persen disebut alam bawah

sadar. Untuk itu, perkembangan intelektual pada peserta didik perlu

dikembangkan.

13
Proses perkembangan intelektual menurut pendapat Budiamin, dkk.

(2009:5) melibatkan perubahan dalam kemampuan dan pola berpikir, kemahiran

berbahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.

Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda,

menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghapal doa, memecahkan

soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman kepada orang lain

merupakan peran proses intelektual dalam perkembangan anak.

3. Implikasi Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada

dasarnya bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, melainkan

juga dapat diwujudkan dengan tanda isyarat tangan atau anggota tubuh lainnya

yang memiliki aturan sendiri.

Budiamin, dkk. (2009:117) kemudian memaparkan implikasi perkembangan

bahasa pada peserta didik. Lihat pula Depdikbud (1999: 147).

1. Apabila kegiatan pembelajaran yang diciptakan bersifat efektif, maka

perkembangan bahasa peserta didik dapat berjalan secara optimal.

2. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling efektif dalam pergaulan sosial.

3. Meskipun umumnya anak SD memiliki kemampuan potensial yang berbeda-

beda, namun pemberian lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa

sejak dini sangat diperlukan.

4. Implikasi Perkembangan Kreativitas

Menurut pendapat Galdner (Depdikbud, 1999:88), kreativitas merupakan

suatu aktivitas otak yang terorganisasikan, komprehensif, dan imajinatif tinggi

14
untuk menghasilkan sesuatu yang orisinil. Oleh karena itu, kreativitas lebih

dikatakan sebagai suatu yang lebih inovatif daripada reproduktif.

Oleh sebab itu, Treffinger (Depdikbud, 1999:105) mengemukakan

sejumlah pengalaman belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik agar

mampu mendorong kreativitas peserta didik, khususnya dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut antara lain guru diharapkan dapat menyajikan materi

pembelajaran, menyiapkan berbagai media, menggunakan pendekatan

pembelajaran yang memungkinkan posisi peserta didik sebagai subjek daripada

objek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat sehingga mampu

mendukung pengembangan kreativitas peserta didik.

5. Implikasi Perkembangan Sosial

Manusia menurut pembawaannya adalah makhluk sosial. Sejak dilahirkan,

bayi sudah termasuk ke dalam masyarakat kecil yang disebut keluarga. Ketika

kecil, mulanya anak-anak hanya mempunyai hak saja. Di dalam rumah tangga ia

mempunyai hak untuk dipelihara dan dilindungi oleh orang tuanya. Namun, lama-

kelamaan keadaan itu berubah. Anak-anak yang pada mulanya hanya mempunyai

hak saja, berangsur-angsur mempunyai kewajiban.

Dilihat dari pemahaman terhadap aspek perkembangan sosial pada peserta

didik, terdapat beberapa implikasi menurut Budiamin, dkk. (2009:128), yaitu: (1)

untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyadari dan menghayati

pengalaman sosialnya, dapat dilakukan aktivitas-aktivitas bermain peran yang

ditindaklanjuti dengan pembahasan di antara mereka; (2) keberadaan teman

sebaya bagi anak usia sekolah dasar merupakan hal yang sangat berarti, bukan

15
saja sebagai sumber kesenangan bagi anak melainkan dapat membantu

mengembangkan banyak aspek perkembangan anak. Ini mengimplikasikan

perlunya aktivitas-aktivitas pendidikan yang memberikan banyak kesempatan

kepada peserta didik untuk berdialog dengan sesamanya.

6. Implikasi Perkembangan Emosional

Emosi menurut Sarwono (Yusuf, 2005:115) merupakan keadaan pada diri

seseorang yang disertai warna afektif, baik pada tingkat lemah maupun pada

tingkat yang luas. Baradja (2005:221) kemudian mengemukakan beberapa contoh

tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu dalam pembelajaran, di

antaranya: (1) memperkuat dan melemahkan semangat apabila timbul rasa senang

atau kecewa atas hasil belajar yang dicapai; (2) menghambat konsentrasi belajar

apabila sedang mengalami ketegangan emosi; (3) menggangu penyesuaian sosial

apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati; dan (4) suasana emosional yang dialami

individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya di kemudian hari.

7. Implikasi Perkembangan Moral

Purwanto (2006:31) berpendapat, moral bukan hanya memiliki arti

bertingkah laku sopan santun, bertindak dengan lemah lembut, dan berbakti

kepada orang tua saja, melainkan lebih luas lagi dari itu. Selalu berkata jujur,

bertindak konsekuen, bertanggung jawab, cinta bangsa dan sesama manusia,

mengabdi kepada rakyat dan negara, berkemauan keras, berperasaan halus, dan

sebagainya, termasuk pula ke dalam moral yang perlu dikembangkan dan

ditanamkan dalam hati sanubari anak-anak.

16
8. Implikasi Perkembangan Spiritual

Anak-anak sebenarnya telah memiliki dasar-dasar kemampuan spiritual

yang dibawanya sejak lahir. Untuk mengembangkan kemampuan ini, pendidikan

mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk melahirkan

manusia yang ber-SQ tinggi dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya berorientasi

pada perkembangan aspek IQ saja, melainkan EQ dan SQ juga.

Pendidikan pada manusia harus diperhitungkan pula perkembangan rohaninya.

Itulah kelebihan manusia yang diberikan oleh Allah Swt., yaitu dianugerahi fitrah

(perasaan dan kemampuan) untuk mengenal penciptanya,Fitrah ini berkaitan

dengan aspek spiritual.

2.3 Prinsip-Prinsip Perkembangan, serta Implikasinya dalam Pendidikan.

Hurlock (1980) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:

1. Dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis.

Prinsip pertama dalam perkembangan adalah sikap kritis. Banyak ahli

psikologi menyatakan bahwa tahun-tahun prasekolah merupakan tahapan penting.

Pada usia ini diletakkan struktur perilaku yang kompleks yang berpengaruh bagi

perkembangan sikap anak pada masa selanjutnya. Misalnya penggunaan tangan

kanan atau kiri, dengan latihan yang diberikan orangtua atau guru anak dapat

menggunakan tangan kanan lebih baik daripada tangan kirinya.

Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang di sekitar anak

memperlakukan anak dengan baik dan mendorong anak lebih bebas

17
mengekspresikan dirinya. Sikap ini akan mendorong anak tumbuh dan

berkembang.

2. Peran kematangan dan belajar

Perkembangan dapat dipengaruhi oleh kematangan dan belajar.

Kematangan adalah terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada

individu yang berasal dari warisan genetik individu, misalnya dalam fungsi yang

telah diwariskan yang disebut phylogenetik (merangkak, duduk, dan berjalan).

Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui

belajar ini anak-anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang

diwariskan (phylogenetik). Hubungan antara kematangan dan hasil belajar dapat

dilihat dalam fungsi hasil usaha (ontogenetik) seperti menulis, mengemudi atau

bentuk keterampilan lainnya yang merupakan hasil pelatihan.

3. Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan

Perkembangan mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan. Misalnya

perkembangan motorik akan mengikuti hukum arah per- kembangan

(cephalocaudal) yaitu perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala

ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama

terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang kedua

perkembangan menyebar keluar dari titik poros sebtral tubuh ke anggota-anggota

tubuh (proximodistal). Contohnya kemampuan jari-jemari seorang anak akan

didahului oleh keterampilan lengan terlebih dahulu.

18
4. Semua individu berbeda

Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar.

Anak-anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak agresif terhadap satu

tahap perkembangan. Oleh sebab itu perkem- bangan pada tiap manusia berbeda-

beda sehingga terbentuk indi- vidualitas.

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan

mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri.

Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap langkah demi langkah,

sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan pada anak lain

terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki

unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian faktor lingkungan juga turut

memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya

perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan

bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan

kegiatan intelektual atau tidak, dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar

atau tidak.

5. Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini

berlaku baik untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti

pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi

berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar lingkaran sebelum dapat

19
menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah sekalipun

terdapat variasi individu dalam kecepatan per-kembangan.

Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan

perkembangan yang sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata.

Namun ada perbedaan mereka yang pandai akan lebih cepat dalam

perkembangannya dibandingkan anak yang memiliki kecerdasan rata-rata,

sedangkan anak yang bodoh akan berkembang lebih lambat.

6. Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko

Setiap tahap perkembangan mempunyai risiko. Beberapa hal yang dapat

menyebabkannya antara lain dari lingkungan anak itu sendiri. Bahaya ini dapat

mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis, dan sosial. Sehingga

pola perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan

perkembangan. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami

gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.

Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut

merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (orangtua, guru,

atau pengasuh lainnya) untuk segera mencari penyebab dan memberikan

stimulasi yang sesuai.

7. Perkembangan dibantu rangsangan

Perkembangan akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada bantuan

berbentuk sitmulus dari lingkungan sekitarnya. Misalnya semakin rajin orangtua

20
berbicara dengan anaknya semakin cepat anak-anak belajar berbicara.

Pengalaman penulis dengan seorang anak yang malas bicara, ketika penulis

menjadi guru anak berusia 5 (lima) tahun tersebut, setiap hari penulis menanyakan

kabarnya atau menanyakan nama-nama benda kepadanya. Menjelang tamat

Taman Kanak-kanak anak tersebut mulai senang berbicara.

8. Perkembangan Dipengaruhi Perubahan Budaya

Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Anak

yang hidup dalam budaya yang membedakan sikap dan per- mainan yang pantas

terhadap untuk anak laki-laki dan perempuan akan berpengaruh terhadap

perkembangan. Anak perempuan akan memilih mainan yang lebih sedikit

membutuhkan kemampuan fisik, sehingga pertumbuhan fisiknya tidak sekuat fisik

anak laki-laki. Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak

perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani

dibandingkan anak perempuan.

9. Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan

Orangtua dan masyarakat memiliki harapan tertentu pada tiap tahap

perkembangan anak. Jika tahap itu tercapai maka orangtua atau masyarakat akan

berbahagia. Misalnya anak usia 1 (satu) tahun sudah pandai berjalan, jika

sampai usia tersebut anak belum bisa berjalan, maka akan membuat gelisah

orang-orang di sekitarnya

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan adalah konteks perkembangan merujuk perubahan-

perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur,

seperti pertumbuhan badan, pertumbuhan kaki, dan organ-organ tubuh lainnya

Kematangan adalah suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir; timbul

dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan

tingkah laku individu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu yang bersifat

relatif permanen dan terjadi sebagai hasil pengalaman.

Latihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja

seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas belajar.

Perkembangan adalah bertambah kemampuan atau skill dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan

sebagai hasil proses pematangan.

Hurlock (1980) menyatakan prinsip perkembangan ada sembilan, yaitu:

dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis, peran kematangan dan belajar,

mengikuti pola tertentu yang dapat diramalkan, semua individu berbeda, setiap

perkembangan mempunyai perilaku karateristik, setiap tahap perkembangan

mempunyai risiko, perkembangan dibantu rangsangan, perkembangan

22
dipengaruhi perubahan budaya, dan harapan sosial pada setiap tahap

perkembangan

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat

memahami konsep perkembangan. Kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan, agar makalah ini dapat dijadikan suatu pedoman untuk

kalangan umum. Sebagai penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan

kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya

penulis ucapkan terimakasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Syamsussabri. (2013). Konsep Dasar Pertumbuhan Dan

Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Perkembangan Peserta Didik. Volume (1):

Halaman 3

Dr. Masganti Sit, M.Ag. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana

Publishing

Ujang Khiyarusoleh, M.Pd. (2016). Konsep Dasar Perkembangan Kognitif Pada

Anak Menurut Jean Piaget.

Syarifatul Marwiyah. (2012). Konsep Pendidikan Berbasis Kecakapan Hidup.

24

Anda mungkin juga menyukai