| 183
Salysa Nurwidiya
Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab
Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Metro
e-mail: salysanurwidiya@gmail.com
Abstract
This study aims to determine, analyze and describe the psychological complexity of the main
character in the film "The Miracle Worker" with a focus on the study of id, ego and super ego.
Researcher used Sigmund Freud's psychoanalytic theory to examine the main character
named Hellen Keller. This type of research is a qualitative study with the results of the
analysis presented in a descriptive narrative. The results of this study are the Id in Hellen
Keller is driven by a big desiring to do things like humans in general, like hearing, having
eyes, being able to talk, but they all she could not do, so she felt upset. While her ego has
made her often easy to be angry, difficult to manage, naughty, spoiled, disrespectful, and
sometimes also do anything that makes her happy, even though it is wrong. Her super ego
made her never give up, keep trying when taught through a hand code, and smart because it
can immediately imitate, and envy to be taught knowledge when she also has a good
superego, when Mrs. Sullivan only taught Percy only and Hellen did not.
Abstrak
Sullivan, namun Ny Sullivan memberi hal itu salah. Superego dalam dirinya telah
pemahaman kepada keluarganya, bahwa membuatnya pantang menyerah, terus
Hellen sangat membutuhkannya. Setelah mencoba ketika diajarkannya lewat sandi
berdiskusi bersama keluarga Keller menye- tangan, dan cerdas karena dapat langsung
tujui Ny. Sullivan untuk tetap mengajar menirukan, dan iri untuk diajarkan ilmu
Hellen dengan caranya sendiri. Ny. Sullivan ketika nyonya Sullivan hanya mengajarkan
juga meminta untuk ia dan Hellen kepada Percy saja dan Hellen tidak.
ditempatkan di rumah yang terpisah dari Ketika telah berakhir waktu yang
keluarga Hellen agar pengajarannya semakin diberikan, Hellen pun kembali dibawa
efektif. Ny. Sullivan mengajarkan kata pulang ke rumah oleh keluarganya. hingga
benda yang ada di sekitarnya dengan tiba saat waktu makan keluarga Keller,
menggunakan sandi tangan. Hellen melempar serbetnya dan kembali
Film ini dengan jelas menceritakan makan dengan kebiasaan lamanya yaitu
tentang perjalanan hidup seorang Hellen memakan dari piring-piring anggota
Keller yang memiliki kekurangan, sehingga keluarga yang makan. Ny. Sullivan yang
berpengaruh terhadap psikologinya, ia melihat hal itu pun kembali bersikeras untuk
tumbuh menjadi anak yang pemarah, manja, meminta waktu tambahan guna mengajar
emosional, kasar dan sulit dikendalikan. Hellen. Di sisi lain keluarga Keller tetap
Film ini mengandung unsur psikologis yang tidak mau memberikan waktu tambahan
kuat. Terutama menyangkut psikologi untuk Ny. Sullivan.
kepribadian Hellen Keller yang dididik oleh Akhirnya Ny. Sullivan membawa
Ny. Sullivan dengan usaha keras. Hellen keluar rumah untuk menuju sumur
Film ini menggambarkan bahwaId pompa yang terletak di depan rumah agar
dalam diri tokoh Hellen Keller yaitu Hellen dapat mengisi air dalam teko yang
didorong keinginan yang begitu besar dalam ditumpahkannya. Selang beberapa waktu,
dirinya untuk melakukan hal-hal seperti dengan sumur pompa dan air tersebut
manusia pada umumnya yaitu mendengar, akhirnya Hellen mampu memahami apa
memiliki mata, dapat berbicara, namun itu yang selama ini diajarkan Ny. Sullivan
semua tak dapat ia lakukan sehingga ia kepadanya. Kata pertama yang dipahami
merasa kesal. Sedangkan ego dalam dirinya adalah “water”, dan diikuti dengan kata-kata
telah membuat dirinya sering meluapkan lainnya karena Hellen meminta Ny. Sullivan
amarah, sulit diatur, nakal, manja, tidak untuk mengajarkannya kembali tentang apa
sopan, dan terkadang juga melakukan hal yang belum ia pahami. Kemudian Hellen
apapun yang membuatnya senang, meskipun pun tumbuh menjadi dewasa serta mampu
ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA FILM.... | 187
menjadi seorang pengacara terkenal mes- ego. Kemudian dilakukan interpretasi secara
kipun banyak memiliki keterbatasan. deskriptif yaitu dengan gambaran dan
Tema tentang psikologi kepribadian penafsiran serta uraian tentang data yang
tokoh utama Hellen Keller akan dianalisis telah terkumpul. Adapun metode analisis
dengan menggunakan teori psikologi sastra yang digunakan adalah model analisis yang
dengan psikoanalisis Sigmund Freud yang merujuk pada tiga tahapan yaitu (1) reduksi
meliputi id, ego dan superego. Teori data, (2) penyajian data (3) penarikan
psikologis Sigmund Freud lebih menekan- ksimpulan.
kan aspek bawah sadar, yakni kehidupan
Teori Sigmund Freud
seseorang yang dipenuhi oleh berbagai
Teori psikoanalisis merupakan sebuah
konflik dan tekanan. Permasalahan pokok
teori yang dicetuskan oleh Sigmund Freud.
yang akan ditampilkan dalam penelitian ini
Teori ini dimanfaatkan untuk mengung-
adalah permasalahan psikologis kejiwaan
kapkan berbagai gejala psikologis di balik
seorang Hellen Keller yang ada dalam film
gejala bahasa2 dan juga penjelajahan ke
The Miracle Worker.
dalam batin atau kejiwaan untuk mengetahui
Metode Penelitian lebih jauh tentang seluk beluk manusia yang
Untuk menganalisa film The Miracle unik ini merupakan sesuatu yang merang-
Worker, penelitian ini dapat digolongkan ke sang.3 Menurut Freud, kehidupan jiwa
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar
ini Film The Miracle Worker merupakan (conscious), bawah sadar (preconscious),
objek penelitian. Untuk itu penelitian ini dan tidak sadar (unconscious).
termasuk jenis penelitian dokumen Alam sadar adalah apa yang anda
(documentary research). Penulis meneliti sadari pada saat tertentu, penginderaan
film The Miracle Worker sebagai objek langsung, ingatan, persepsi, pemikiran,
penelitian yang dipandang dari sisi psi- fantasi, dan perasaan yang anda miliki. Alam
kologi, bagaiamana psikologi kepribadian bawah sadar adalah apa yang kita sebut
yang dimiliki tokoh utama Hellen Keller. dengan saat ini dengan “kenangan yang
Adapun pendekatan dalam penelitian ini sudah tersedia”(available memory). Adapun
menggunakan pendekatan psikoanalisis.
Peneliti menggunakan teknik catat 2
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka
dalam mencari data yang dibutuhkan untuk Pelajar, 2006), hlm. 4
3
mengungkapkan kepribadian tokoh Hellen Yuana Agus Dirgantara, Pelangi Bahasa
Sastra Dan Budaya Bahasa Indonesia, Kumpulan
Keller yang dilihat dari id, ego, dan super Apresiasi Dan Tanggapan (Yogyakarta:
Garudhawaca, 2012), hlm. 136
188 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 2 Juli-Desember 2019
bagian terbesar dan paling aktif adalah alam berperilaku agresif terhadap kekasih yang
tidak sadar (unconsciuous mind). Bagian ini dicintainya. Dalam hal ini, Freud percaya
mencakup segala sesuatu yang tidak kita bahwa pada id ada dorongan yang mencari
sadari tetapi mendorong perkataan, perasaan, eksprisi pemuasan dalam realitas eksternal.
dan tindakan kita. Semua ciri ketidaksadaran berlaku
Freud mengemukakan bahwa struktur buat id karena id merupakan sistem yang
kepribadian manusia mengandung tiga tidak disadari. Seperti; amoral, tidak
komponen yang disebut id (tidak sadar), ego terpengaruh oleh waktu, tidak mem-
(tidak sadar, pra sadar, sadar), dan superego pedulikan realitas, tidak menyensor diri
(tidak sadar, prasadar, sadar)4. sendiri, dan dapat bekerja atas dasar prinsip
kesenangan (pleasure principle). Dalam cara
1. Id
kerjanya id memerlukan sistem lain yang
Id adalah sumber dari segala energi
dapat menghubungkannya dengan realitas.
psikis. Dimana jiwa seorang bayi yang baru
Oleh karena itu, timbullah sistem baru dalam
lahir ke dunia ini hanya terdiri dari id. Id
jiwa yaitu ego. Dimana sumber energi ego
berisi impuls-impuls yang berasal dari
itu berasal dari id.
kebutuhan-kebutuhan biologis sehingga
seluruh tingkah laku bayi dikendalikan oleh 2. Ego
impuls-impuls ini5. Ego memiliki tujuan dalam kebe-
Id dalam kepribadian manusia juga radaannya yaitu dalam rangka membantu
dianggap sebagai bagian paling primitif dan manusia mengadakan kontrak dengan
orisinal. Dimana id merupakan ‘gudang’ realitas. Dimana fungsi utama ego ialah
penyimpanan kebutuhan-kebutuhan yang menerjemahkan id dan menghadapi realitas.
mendasar pada diri manusia. Seperti; makan, Misalnya, seorang bayi merasa lapar maka
minum, istirahat, agresivitas ataupun untuk memuaskan rasa laparnya ini si bayi
rangsangan seksualitas. Insting-insting harus belajar menyesuaikan antara bayangan
dalam id ini dapat bekerja secara bersamaan tentang makanan dengan makanan yang
dalam situasi yang berbeda yang berfungsi sesungguhnya. Dalam hal ini egolah yang
untuk mempengaruhi perilaku seseorang. berperan dengan cara membedakan antara
Misalnya: seseorang dapat saja marah dan objek yang ada pada pikiran dan objek yang
4
Alfian Rokhmansyah, Studi dan Pengkajian
ada pada dunia nyata6.
Sastra Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra Ego bekerja menurut prinsip realitas.
(Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2014), hlm. 161
5
Hanik Mahliatussikah, “Analisis Kisah Nabi Ego juga bekerja untuk mengorganisasikan
Yusuf dalam Al Qur’an Melalui Pendekatan
Interdisipliner Psikologi Sastra”. Jurnal of Arabic
6
Studies. Vol. 1 No. 2, ARABI 2016, hal. 76 Alfian Rokhmansyah, op. cit. hlm. 163
ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PADA FILM.... | 189
7
Sarlito Wirawan Sarwono, loc. cit.
8
Stefanus Rodrick Juraman, “Naluri
Kekuasaan Sigmund Freud”. Jurnal Studi
9
Komunikasi. Vol. 1 Ed. 3, November 2017, hal. 282- Sarlito Wirawan Sarwono, loc. cit
10
283. Alfian Rokhmansyah, op. cit. hlm. 164
190 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 2 Juli-Desember 2019
Hal ini dapat diketahui lewat Hal ini dibuktikan saat Hellen sudah
mengajari Percy tentang sandi kata, tangan yang diajarkan gurunya (Ny.
Daftar Pustaka
Agus Dirgantara, Yuana. Pelangi Bahasa
Sastra Dan Budaya Bahasa Indonesia,
2012 Kumpulan Apresiasi dan Tang-
gapan. Yogyakarta: Garudhawaca,