Anda di halaman 1dari 7

Latar Belakang Masalah

Helen Keller adalah seorang anak perempuan yang menderita tuna netra, tuna
rungu dan tuna wicara. Helen Keller merupakan anak dari pasangan Arthur Keller dan
Catie Keller, ia juga mempunyai kakak tiri bernama James dan seorang adik bayi.
Pada awalnya Helen mulai berbicara sejak usia 6 bulan dan dapat berjalan pada
usia satu tahun. Namun pada usia 19 bulan, Helen menjadi buta dan tuli karena penyakit
yang tidak diketahui, namun kemungkinan karena rubella atau demam scarlet. Pada saat
itu, dokter keluarganya menyebut penyakit yang menyerang Helen sebagai "demam
otak" sehingga membuat suhu badannya tinggi. Namun Helen menjadi anak yang liar
dan tidak patuh. Dia menendang dan berteriak ketika marah, serta cekikikan tak
terkendali ketika merasa bahagia.
Keterbatasan yang dimiliki Helen tersebut membuat ayahnya hendak
memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Namun ibu dan bibi Helen tidak menyetujui hal
tersebut. Ibu Helen Keller selalu memberikan permen kepada Helen ketika ia sedang
mengamuk, dan hal tersebut menjadi kebiasan Helen Keller. Suatu hari, bibi Helen
menyarankan agar ayah Helen mengirimkan surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore
guna meminta dikirimkan seorang pengasuh sekaligus pengajar untuk Helen. Surat
itupun akhirnya sampai pada Dr. Chisolm dan beliau langsung menugaskan Nyonya
Annie Sullivan yang merupakan murid dari Dr. Chilsom sendiri untuk menjadi
pengasuh sekaligus pengajar Helen.
3 Maret 1887 menjadi hari yang kelak akan mengubah hidup Helen saat dewasa.
Hari itu, Anne Mansfield Sullivan tiba di Tuscumbia untuk menjadi gurunya. Dia
mengawali tugasnya dengan mengajarkan isyarat jari kepada Helen kecil, dimulai
dengan kata "doll". Kata itu dipilih untuk membantu Helen memahami hadiah yang
selama ini dia bawa ke mana-mana, yaitu sebuah boneka.
Pertama-tama, Helen tampak tertarik, tapi selanjutnya dia menentangnya dan
menolak perintah Anne. Helen menjadi frustasi atas kesulitan belajar yang dia hadapi. Ia
sempat dikunci oleh Hellen di dalam kamarnya karena Hellen merasa terganggu
akan kehadirannya. Namun, kejadian tersebut tidak menyurutkan niat Ny.
Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Hellen. Suatu saat ketika keluarga Keller
sedang makan bersama, seperti biasanya, Hellen mengambil makanan dari piring-piring
anggota keluarganya dengan tangannya kemudian memakannya. Ny. Sullivan tidak mau
jika Hellen melakukan hal ini secara terus-menerus. Akhirnya ia meminta agar seluruh
anggota keluarga Keller meninggalkannya bersama Hellen di ruang makan.
Ny. Sullivan melatih Hellen di dalam ruang makan selama beberapa waktu. Ny.
Sullivan menampar Helen ketika itu, hal tersebut dilakukan agar perilaku yang
dilakukan Helen dapat berhenti.Nyonya Sullivan mengajari Helen cara makan sendiri
menggunakan sendok dan garpu secara terus-menerus yang akhirnya berhasil membuat
Helen makan sendiri saat itu.
Anne meminta kepada keluarga Keller agar dia dan Helen pindah ke suatu
tempat sehingga anak perempuan itu dapat berkonsentrasi. Kemudian, mereka pindah ke
sebuah pondok di perkebunan. Setelah melewati kesulitan dramatis, Anne berhasil
mengajarkan kata "water". Dia membantu Helen menghubungkan antara objek dan
huruf-huruf itu dengan membawanya ke pompa air, menempatkan tangannya ke ujung
pompa. Anne menekan tuas untuk mengeluarkan air dingin hingga mengenai salah satu
tangan Helen, yang kemudian mengeja kata "water" di tangan satunya. Ny Sullivan
selalu memberikan pujian apabila Helen berhasil mengingat sebuah kata baru. Ny.
Sullivan juga memberikan stimulus dengan cara memberikan sesuatu bila Helen
berhasil mengeja seuatu dengan benar dengan jari jarinya seperti ketika Helen berhasil
mengeja C-A-K-E dengan benar maka ia akan mendapatkan sepotong cake. Ny.
Sullivan memanfaatkan indera penciuman dan perasa untuk mengenalkan bahwa tiap
benda itu mempunyai nama dan makna
Kemajuan ini ternyata tidak memberikan respon positif dari keluarga Keller.
Keluarga Keller merasa tidak senang dengan cara Nyonya Sullivan melatih Helen.
Keluarga Helen merasa anaknya kelihatan tertekan. Hal ini membuat mereka berniat
untuk memecat Nyonya Sullivan. Akan tetapi Nyonya Sullivan bersikeras untuk
mengasuh dan mengajar Helen serta memberikan pemahaman kepada keluarga Keller
bahwa Helen sangat membutuhkannya. Selain itu Nyonya Sullivan juga menjelaskan
bahwa meskipun Helen mempunyai keterbatasan indera, di lain sisi ia mempunyai
kecerdasan yang tinggi.
Setelah berdiskusi bersama, akhirrnya keluarga Keller menyetujui niat Nyonya
Sullivan untuk mengasuh serta mengajar Helen dengan caranya sendiri. Sekarang
Nyonya Sullivan meminta agar ia dan Helen ditempatkan di rumah yang terpisah dari
keluarga Helen. Sebuah gudang yang letaknya masih berdekatan dengan lokasi rumah
Helen akhirnya dijadikan tempat tinggal sementara untuk Nyonya Sullivan dan Helen.
Sebelum Helen diajak masuk ke dalam rumah yang akan dijadikan sebagai tempat
tinggalnya bersama Nyonya Sullivan, ia diajak berkeliling menggunakan kereta selama
berjam-jam agar Helen merasa kalau tempat tersebut berada jauh dari rumahnya.
Pada awalnya Helen sempat merasa takut dan terganggu. Namun akhirnya
Nyonya Sullivan berhasil mendekati dan bahkan kini ia menjadi akrab dengan Helen. Ia
mengajarkan Helen tentang kata-kata benda yang ada di sekitarnya dengan
menggunakan sandi tangan. Dengan cepat Helen mampu menggunakan sandi tangan
yang diajarkan oleh Nyonya Sullivan, akan tetapi Helen belum bisa menanamkan
konsep tentang makna dari kata tersebut sampai akhirnya Ny. Sullivan seringkali
mengajak Helen berkeliling lingkungan rumah agar Helen dapat memahami dengan
mudah maksud dari kata isyarat yang diajarkan kepadanya.
Pada usia 10 tahun, dia ingin belajar berbicara. Untuk itu, Anne membawa
Helen menemui Sarah Fuller di Horace School for the Deaf and Hard of Hearing di
Boston. Sejak kecil, Helen ingin sekali kuliah. Pada 1898, dia sekolah di Cambridge
School for Young Ladies untuk mempersiapkan dirinya masuk ke Radcliffe College.
Dia berhasil diterima di Radcliffe pada musim gugur 1900 dan menerima gelar cum
laude Bachelor of Arts pada 1904 pada usia 24 tahun. Dia menjadi orang buta dan tuli
pertama yang memperoleh gelar tersebut. Setelah lulus kuliah, Helen ingin mengetahui
lebih banyak tentang dunia dan bagaimana dia bisa membantu kehidupan orang lain.
Hingga Kemudian Helenpun tumbuh menjadi dewasa serta mampu
menjadi seorang pengacara terkenal meskipun ia mempunyai banyak kerterbatasan,
dan Ny. Sullivan tetap menjadi seorang guru yang menemaninya. Berkat kegigihannya
dalam belajar serta kesabaran gurunya ia menjadi perempuan terbatas yang berprestasi.
Selain menjadi pengacara terkenal, ia juga aktif menyeru kepada dunia untuk peduli
kepada orang bisu dan tuli, Atas perjuangannya itu, Helen dianugerahi Honorary
University Degrees Women’s Hall of Fame, The Presidential Medal of Freedom, The
Lions Humanitarian Award (Lions Clubs International Foundation).
Riwayat Hidup
Nama : Helen Adams Keller
Tempat Lahir : Tuscumbia, Alabama 27 Juni 1880
Usia :
Pekerjaan : Penulis, aktivis, dan dosen
Nama Orang tua : Arthur H. Keller
Kate Adams Keller
Pendidikan Orang tua :
Usia Orang tua :

Teori Operant Conditioning B.F Skinner


Skinner menghasilkan beberapa prinsip-prinsip belajar yang menghasilkan
perubahan perilaku (Slavin, 1994), yaitu diantaranya : Reinforcement (frekuensi
tingkah laku), Punishment (menghadirkan atau menberikan sebuah situasi tidak
menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari untuk menurunkan tingkah laku),
Shaping (menggunakan langkah-langkah kecil yang disetai dengan feedback untuk
membantu siswa mencapai tujuan yang ingin dicapai), Extinction (mengurangi atau
menurunkan tingkah laku dengan menarik reinforcement yang menyebabkan perilaku
tersebut terjadi)
1. Reinforcement atau peneguhan
Reinforcement atau peneguhan adalah stimuli yang meningkatkan atau menguatkan
tingkatan perilaku dalam sebuah organisme. Reinforcement atau peneguhan memiliki
dua bentuk yaitu positive reinforcement dan negative reinforcement.
- Positive reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menyuguhkan
stimulus positif segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Nilai A atau A+
adalah ganjaran yang dapat meningkatkan kemungkinan siswa untuk belajar lebih
giat lagi di masa depan untuk memperoleh nilai yang baik.
- Negative reinforcement – menguatkan perilaku dengan cara menghilangkan
stimulus negatif segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Siswa akan belajar
lebih giat untuk menghindari memperoleh nilai F dan kegagalan seperti tidak
naik kelas.
-
2. Punishment atau hukuman
Punishment atau hukuman adalah stimuli yang menurunkan atau melemahkan tingkatan
perilaku dalam sebuah organisme. Punishment memiliki dua bentuk, yaitu positive
punishment dan negative punishment.
- Positive punishment – melemahkan perilaku dengan menyajikan stimulus aversif
segera setelah terjadinya perilaku. Contoh : Untuk menghindari nilai yang buruk
dan kegagalan dalam ujian, siswa akan mengurangi teknik belajar yang buruk.
- Negative punishment – melemahkan perilaku dengan menghapus stimulus
positif segara setelah terjadinya perilaku. Contoh : Siswa yang tidak belajar
dengan sungguh-sungguh akan kehilangan kesempatan untuk bermain dalam tim
olahraga karena perilakunya. Dalam rangka untuk menghindari kesempatan
tersebut, siswa akan mengurangi perilakunya.
3. Extinction atau kepunahan
Extinction terjadi ketika perilaku yang diperkuat sebelumnya tidak lagi diperkuat
dengan peneguhan positif maupun peneguhan negatif. Konsep extinction dalam
teori operant conditioning memiliki kesamaan dengan teori classical conditioning.
Contohnya dalam eksperimen yang dilakukan Skinner, tikus mungkin akan berhenti
menekan tombol jika layanan makanan terhenti.
4. Spontaneous recovery atau pemulihan spontan
Spontaneous recovery terjadi ketika perilaku yang telah hilang kembali muncul tanpa
adanya peneguhan. Hal ini sifatnya muncul tiba-tiba, karena stimulus yang dihasilkan
hanya muncul saat respon aktif secara mendadak.
5. Generalization atau generalisasi
Generalization terjadi ketika seorang individu belajar untuk membuat tanggapan
tertentu terhadap stimulus tertentu dan kemudian membuat tanggapan yang sama atau
serupa namun dalam situasi yang berbeda.
6. Behavior Shaping atau membentuk perilaku
Shaping adalah metode pengkondisian yang banyak digunakan dalam pelatihan
hewan dan mengajarkan bahasa nonverbal manusia. Hal ini tergantung pada
keberagaman operant dan peneguhan. Shaping terjadi dengan cara mengurangi atau
memecah perilaku yang kompleks ke dalam beberapa perilaku yang lebih sederhana.
Selain itu, shaping juga dapat terjadi dengan menguatkan beberapa pendekatan yang
berurutan terhadap perilaku yang kompleks. Contoh : mengajarkan kepada seorang anak
bagaimana cara berjalan.
7. Discrimination atau diskriminasi
Discrimination terjadi ketika seorang individu belajar untuk memperhatikan berbagai
aspek unik atau yang tidak biasa dari situasi yang sama dan kemudian memberikan
tanggapan secara berbeda.

Analisis dan Solusi Berdasarkan Teori Operant Conditioning B.F. Skinner


Menurut kelompok kami Nyonya Sullivan menggunakan pendekatan behaviorisme
mengenai teori belajar Operant Conditioning dari Skinner dalam melakukan
pengasuhan terhadap Helen keller seperti reward, punishment dan reinforcement.
Reward merupakan suatu peristiwa pemberian individu untuk meningkatkan atau
mempertahankan perilaku yang dimiliki oleh suatu individu. Punishment dapat
didefinisikan sebagai sebuah perilaku yang terjadi dengan diikuti konsekuensi atas
perilaku yang hasilnya perilaku tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari (perilaku
melemah). Punisher adalah (stimulus afersif) konsekuensi yang membuat sebuah
perilaku tidak terjadi lagi di kemudian hari. Sedangkan reinforcement adalah suatu
proses penguatan perilaku melalui pemberian konsekuensi segera setelah perilaku
dimunculkan. Besar kemungkinan bagi perilaku yang dikuatkan tersebut untuk muncul
kembali dikemudian hari.
1. Ibu Helen selalu memberikan Helen permen ketika Helen sedang marah, hal ini
dilakukannya untuk meredakan amarah Helen. Namun, hal tersebut merupakan
pemberian reward yang salah. Karena Helen beranggapan apabila ia marah itu
adalah sesuatu yang benar karena dia mendapatkan reward sebungkus permen manis.
2. Nyonya Sullivan memberikan punishment dengan cara menampar Helen ketika
Helen mengambil makanan dari piring-piring anggota keluarganya dengan tangannya
kemudian memakannya, hal tersebut dilakukan agar perilaku yang dilakukan Helen
dapat berhenti dan Helen mengerti kalau perbuatan itu salah.
3. Nyonya Sullivan selalu memberikan pujian kepada Helen ketika berhasil mengingat
sebuah kata baru. Pemberian pujian merupakan bentuk dari reward yang dilakukan
oleh Nyonya Sullivan. Dan stimulus berbentuk reward itu juga kadang berupa
sesuatu yang berhasil di eja oleh Helen
4. Nyonya Sullivan mengajari Helen cara makan sendiri menggunakan sendok dan
garpu secara terus-menerus ketika sarapan pertama mereka yang akhirnya berhasil
membuat Helen makan sendiri saat itu. Hal ini merupakan bentuk dari reinforcement
positive.
5. Helen juga diajak berkeliling agar Helen dapat memahami dengan mudah maksud
dari kata isyarat yang diajarkan kepadanya. Helen Keller juga menjadi paham dengan
kata isyarat untuk sesuatu yang disukainya, seperti cake dan susu. Hal ini juga
merupakan bentuk dari reinforcement positive.
Metode belajar operant conditioning yang dilakukan oleh Nyonya Sullivan kepada
Helen Keller berhasil karena pada akhirnya Helen mampu mengubah perilaku-perilaku
negatif yang dimilikinya dan mampu berbicara serta menguasai kata isyarat. Walaupun
orang awam akan melihat pola pendidikan Ny. Sullivan itu kurang manusiawi, karena
keadaan Helen yang memang menuntut Ny. Sullivan memberi perlakuan “keras”
terhadap diri Hellen.

Anda mungkin juga menyukai