Anda di halaman 1dari 17

PERKEMBANGAN INDIVIDU

OLEH :

KELOMPOK 2

1. Muhammad Firmansah (A1M122016)


2. Ni Gusti Agung Ketut Tri Wahyuni (A1M122017)
3. Nur Rabbiyatul A’dawiah (A1M122018)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA & SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata
kuliah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “Perkembangan Individu” ini
tepat pada waktunya.

Tidak lupa kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik yaitu bapak Andi Muhammad Rum Sa’ban atas bantuan yang
diberikan, sehingga kami mendapatkan banyak ilmu dalam proses penyelesaian
makalah ini.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Perkembangan Individu”

Kami menyadari makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa
kami terima untuk perbaikan makalah ini.

Kendari, 26 September 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3.Tujuan .................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1. Tahap-tahap perkembangan .............................................................. 3

2.1.1.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis biologis.... 3


2.1.2.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis didaktis... 5
2.1.3.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis psikologis 5

2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan


perkembangan ..................................................................................... 8

2.2.1. Faktor internal ............................................................................... 8


2.2.2. Faktor eksternal ........................................................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 13

3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 13

3.2. Saran .................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap individu akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, siapapun


itubaik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan tersebut nantinya akan “menghasilkan” sesosok
individu yang dewasa baik itu secara fisik, pikiran, dan mental.

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,


ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (centimeter, meter), dan ukuran
tulang. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan yang menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa, sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya.

Sebagai individu tentu mengalami perkembangan dan pertumbuhan pada


dirinya masing-masing. Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal
yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak
para pendidik yang belum memahami perkembangan – perkembangan anak.
Pendidik menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak
didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara sistem
pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik
mengikuti sistem pembelajaran yang ada.

Sehingga dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan


imdividu anak kita akan mudah mengetahui sistem pembelajaran yang efektif,
efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik. Agar dapat

1
mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi – generasi masa
depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang
perkembangan dan pertumbuhan anak didik. Dengan demikian, sebagai calon
pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dalam pembahasan makalah ini akan
difokuskan pada beberapa masalah dibawah ini.

1. Bagaimana tahap-tahap perkembangan?


2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan?

1.3. Tujuan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tahap-tahap dalam perkembangan.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan.

1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini mencakup


beberapa hal yang terkait diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi


atau masukan tentang perkembangan individu.
2. Bagi masyarakat umum, sebagai bahan bacaan yang bermanfaat untuk
menambah pengetahuan mengenai perkembangan individu.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tahap-tahap Perkembangan

Fase atau tahap perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang


perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola
tingkah laku tertentu. Para Ahli mengemukakan pendapat dalam tahap-tahap
perkembangan individu yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan psikologisnya.

2.1.1.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis biologis

Sekelompok ahli menentukan penahapan itu berdasarkan keadaan atau


proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut diantaranya adalah:

a). Elizabeth Hurlock

Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan/fase perkembangan


individu, yakni sebagai berikut:

Tahap I: Fase prenatal (sebelum lahir), mulai konsepsi sampai proses


kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.

Tahap II: Fase infancy (orok/masa kecil), mulai lahir sampai usia 10 atau
14 hari.

Tahap III: Fase babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai sekitar umur
2 tahun.

Tahap IV: Fase childhood (anak-anak), mulai usia 2 tahun sampai usia
masa remaja pubertas.

Tahap V: Fase adolessence (remaja), mulai usia 11 tahun sampai usia 21


tahun, yang dibagi atas tiga masa: a). Fase pre adolescence: mulai usia 11
dan 13 tahun untuk wanita dan usia sekitar setahun kemudian untuk laki-

3
laki. b). Fase early adolescence: mulai dari usia 13-14 tahun sampai 16-17
tahun. c). Fase late adolescence: masa-masa akhir dari perkembangan
seseorang atau hampir bersamaan dengan masa ketika seseorang tegah
menempuh perguruan tinggi (masa usia kuliah).

b). Aristoteles

Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai


dewasa itu ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:

Tahap I: dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain)

Tahap II: dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah)

Tahap III: dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja/pubertas, masa
peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).

Penahapan ini didasarkan pada gejala dalam perkembangan fisik


(jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh
pergantian gigi; antara tahap II dengan tahap III ditandai dengan mulai
berfunsinya organ-organ seksual.

c). Kretscmer

Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu


melewati empat tahapan, yaitu:

Tahap I: dari 0,0 sampai kira-kita 3,0 tahun; Fullungs (pengisian) periode
I; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk

Tahap II: dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; Streckungs
(rentangan) periode I; pada periode ini anak kelihatan langsing
(memanjang/meninggi)

Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs periode
II; pada masa ini anak-anak kelihatan pendek gemuk sekali

4
Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; Streckungs
periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.

2.1.2.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis didaktis

Tahap perkembangan didaktis merupakan pembagian tahap-tahap


perkembangan dari materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa
tertentu. Pendapat dari para Ahli mengenai hal ini adalah sebagai berikut.

a). Johan Amos Comenius


Menurut J.A.Comenius dipandang dari segi pendidikan, pendidikan
lengkap bagi seorag ibu berlangsung dalam 4 jenjang yaitu :
 Sekolah ibu (scola maternal) anak – anak sampai 6,0 tahun
 Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan) anak–anak 6,0 – 12,0
tahun
 Sekolah latin (scola latina) usia 12,0 – 18,0 tahun
 Akademika (academica) untuk pemuda-pemudi usia 18,0 tahun
sampai 24,0 tahun.

b). Rosseau
Tahap perkembangan menurut Rosseau adalah:
 Tahap I (0 – 2 tahun) : usia asuhan
 Tahap II (2 – 12 tahun) : masa pendidikan jasmani dan latihan
panca indera
 Tahap III (12 – 15 tahun) : periode pendidikan akal
 Tahap IV (15 – 20 tahun) : periode pendidikan watak dan
pendidikan agama.

2.1.3.Tahap perkembangan individu berdasarkan analisis psikologis

Dalam perkembangan ini individu mulai mengalami masa-masa


kegoncangan. Perkembangan ini dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka
pada masa kegoncangan itu evolusi berubah menjadi revolusi. Berikut adalah

5
delapan tahap perkembangan psikologis dari pakar psikososial, Erik Erikson
(1902-1994).

a). Kepercayaan atau Ketidakpercayaan (Trust versus Mistrust)

Untuk bayi baru lahir hingga usia 12 bulan, tahap yang harus dipenuhi
adalah rasa percaya terhadap orang terdekatnya, khususnya ibu. Kelekatan fisik,
pada tahap ini, adalah sesuatu yang sangat penting. Bayi mendapatkan rasa
percaya dari sentuhan fisik dengan orang lain. Perasaan bayi amat sensitif dan ia
berkomunikasi melalui tangisan. Terlalu lama merespon tangisan bisa membuat
bayi merasa diabaikan. Melalui penelitian jangka panjang, diketahui bahwa orang-
orang yang paranoid, pencemas, dan abai terhadap lingkungan tidak mendapatkan
kelekatan yang cukup baik selama tahun pertama kehidupannya.

b). Kemandirian atau Rasa Malu/Ragu-Ragu (Autonomy versus Shame


and Doubt)

Setelah bayi merasa bahwa lingkungan dan orang di sekitarnya dapat


dipercaya, ia akan mulai mengembangkan kemandirian. Bayi mulai menjelajahi
lingkungan di sekitarnya dan memegang segala benda yang ia temui. Proses
“memegang benda” semacam pernyataan dari si bayi kalau ia mampu mengenali
lingkungannya. Kemampuan ini seharusnya diberikan apresiasi oleh keluarga.
Jika tidak, ia akan tumbuh menjadi pribadi peragu dan pemalu. Tahap ini terjadi
di usia 12-24 bulan.

c). Inisiatif atau Rasa Bersalah (Iniative dan Feeling Guilty)

Usia 2-5 tahun adalah masa ketika anak mengembangkan rasa inisiatif.
Mereka mulai tertarik dengan banyak hal, berikan apresiasi atas inisiatifnya. Jika
keluarga marah memarahinya, ia akan mempersepsikan diri sebagai orang yang
patut disalahkan. Pada fase ini, anak sudah mulai mengerti nilai moral, meskipun
mereka belum paham mana yang benar dan salah.

6
d). Ketekunan atau Rasa Rendah Diri (Industri versus Inferiority)

Memasuki masa sekolah dasar hingga usia sekitar 10 tahun, anak mulai
belajar berinteraksi dalam lingkungan sosial yang lebih luas. Pada fase ini, anak
mengembangkan keterampilan sosial dan mulai menyenangi hal-hal spesifik. Fase
ini adalah masa terbaik untuk mengembangkan kepercayaan diri anak dengan
mengikuti berbagai kegiatan kelompok, perlombaan, dan aktivitas yang bisa
menunjang bakatnya. Jika tugas perkembangan fase ini tak terpenuhi, anak akan
tumbuh jadi pribadi yang rendah diri dan merasa tidak berbakat.

e). Identitas atau Kebingungan Identitas (Identity versus Role


Confusion)

Selain sebagai penyalur energi yang meluap-luap, tawuran adalah


manifestasi dari ego identitas kelompok remaja. Usia belasan hingga awal dua
puluh tahun adalah masa pencarian identitas. Pada masa ini seorang remaja mulai
berpikir tentang makna menang dan kalah. Kalau di fase sebelumnya, perlombaan
adalah ajang belajar, di masa remaja, kompetisi adalah pembuktian identitas diri.
Menang jadi bangga, kalah tidak terima.

f). Keintiman atau Keterkucilan (Intimacy versus Isolation)

Fase usia awal 20-an hingga usia 30-an ditandai dengan tugas
perkembangan mencari keintiman dengan seseorang. Pada usia ini, memiliki satu
orang yang berharga lebih penting daripada nongkrong dengan teman geng yang
jumlahnya segerombolan. Biasanya, usia 20-an hingga 30-an adalah masa
berkarier secara profesional. Kehidupan manusia dihabiskan dengan berkarier.
Tanpa seseorang yang dekat secara emosional, sesukses apa pun seseorang, ia
pasti merasa terasing. Tugas perkembangan manusia pada fase ini adalah
menemukan seseorang untuk dijadikan pasangan hidup.

g).Membangkitkan atau Mandek (Generativity versus Stagnancy)

Di tahap ini (usia 35-50 tahun), umumnya seseorang sudah masuk


kehidupan yang mapan. Nah, orientasi psikologis yang dicari bukan lagi tentang

7
identitas atau masih meraba-raba kecocokan profesi. Perkembangan psikologis
yang hendak dicapai adalah kemampuan berbagi dan memberikan manfaat bagi
orang lain (terutama memberikan pembinaan bagi generasi di bawahnya). Ada
juga orang yang mapan secara materi, tapi tak bermanfaat bagi orang lain. Jika
gagal, kemungkinan besar manusia merasa dirinya tidak berguna dan tidak
produktif.

h).Integritas atau Putus Asa (Integrity versus Despair)

Orang yang sepanjang usianya selalu berbagi dan memiliki integritas, akan
mengevaluasi kehidupannya dengan bahagia. Tahap ini (usia di atas 60 tahun)
adalah waktu ketika manusia menikmati keberhasilan psikologis yang sudah ia
bangun sepanjang hidup. Jika ada yang merasa gagal, maka timbul rasa putus asa
yang mendalam.

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Proses yang terjadi dalam pertumbuhan-perkembangan individu dipengaruhi


oleh berbagai faktor dan sangat kompleks serta memiliki keterkaitan. Intinya,
dalam proses tumbuh-kembang setiap individu, yang memiliki peran sangat besar
adalah keluarga. Sehingga setiap orang dapat mengalami proses perubahan
sebagaimana tugas-tugas perkembangan yang seharusnya. Tahap-tahap
pertumbuhan idealnya dilalui dan minimal kondisi yang dapat menghalangi
pertumbuhan yang terjadi. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
dialami setiap individu ada kontribusi faktor internal maupun eskternal yang
berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan.

2.2.1. Faktor internal

a). Kecerdasan

kecerdasan tidak melulu hanya bicara mengenai kecerdasan yang


berhubungan dengan inteligensi semata. Tetapi ada banyak kecerdasan dalam diri

8
tiap individu. Yang diperlukan adalah kepekaan untuk mengenali kecerdasan
tersebut dan disin peran keluarga, lingkungan untuk memberi tempat serta
kesempatan, sehingga kecerdasan tersebut dapat dioptimalkan. Dengan
kecerdasan yang rendah tetap saja ada peluang untuk berprestasi sesuai dengan
kemampuannya. Ada banyak contoh di lingkungan kehidupan berhasil, karena
lingkungan yang memberikan kesempatan dan peluang untuk tampil.

Cerdas penekanannya bagaimana individu dapat menggunakan kemampuan


berfikir, bertindak dan menggunakan akal budinya untuk dapat menghadapi
proses kehidupan yang dilalui. Cerdas bukan hanya fokus kepada inteligensi.
Bagaimanapun dalam pengukuran inteligensi ada banyak aspek yang menjadi
perhatian. Karena inteligensi aspek yang terkait sangat kompleks.

b). Bakat khusus

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat tertentu. Dua anak bisa sama-
sama mempunyai bakat melukis, tetapi yang satu lebih menonjol dari yang lain
bahkan saudara sekandung dalam satu keluarga bisa mempunyai bakat yang
berbeda-beda. Anak yang satu mempunyai bakat untuk bekerja dengan angka-
angka, anak yang lain dalam bidang olahraga, yang lainnya lagi berbakat menulis
(mengarang). Artinya, setiap anak memiliki bakat khusunya dan dengan kapasitas
yang berbeda.

Dapat disimpulkan, bakat khusus adalah suatu kapasitas yang dimiliki anak.
Karena setiap anak (manusia) sebagai peserta didik memiliki bakat yang berbeda
satu dengan yang lainnya, maka bakat khususnya juga berbeda dalam diri setiap
anak.

c). Keterkaitan antara kecerdasan, bakat dan prestasi

Setelah membahas mengenai kecerdasan, maka bakat merupakan salah satu


indikator yang memungkinkan seseorang untuk mencapai prestasi dalam bidang
tertentu. Untuk mengoptimalkannyai diperlukan latihan, pengetahuan,
pengalaman, dan dorongan motivasi internal maupun eksternal agar bakat itu

9
dapat terwujud seoptimal mungkin. Peran orang tua sangat menentukan untuk
menggali berbagai kemampuan yang ada dalam diri anak.

2.2.2. Faktor eksternal

a). Kesehatan dan nutrisi

Faktor eksternal yang mungkin terjadi yaitu saat kehamilan ibu mengalami
keracunan makanan, terkena penyakit berbahaya yang menyebabkan janin
mengalami gangguan, atau mengalami kecelakaan yang secara tidak langsung
berpengaruh terhadap kehamilan dan pertumbuhan-perkembangan janin. Kita
mengetahui bahwa pengaruh nutrisi dan stimuli yang diberikan dari luar juga
berpengaruh. Artinya, selama kehamilan asupan makanan dan perawatan selama
ibu hamil sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya janin dengan baik.
Pemeriksaan secara rutin maupun adanya vitamin ekstra yang harus dikonsumsi
oleh ibu (tentunya sesuai dengan anjuran dari dokter).

Salah satu dari faktor eksternal lainnya adalah pola asuh dalam keluarga yang
dilakukan orang tua. Seperti perbedaan dalam penerapan pola asuh dalam
membesarkan dan mendidik anak. Pola asuh yang diberikan kepada anak dalam
usia sekolah tentunya tidak bisa disamakan dengan remaja. Bagaimanapun
pemahaman mereka berbeda dalam penerapan pengasuhan. Namun untuk hal
yang mendasar bisa sama, seperti penerapan disiplin sejak dini sehingga menjadi
pola kebiasaan yang nantinya membentuk karakternya.

b). Peran keluarga

Aktivitas di keluarga atau stimulus yang digunakan sesuai dengan tahap


perkembangan anak sangat berdampak. Misalnya, seringkah orang tua membaca
buku, mencerikan pengalaman orangtua dalam bersosialisasi, memperkenalkan
kepada dunia religious sesuai dengan keyakinananya atau memperkenalkan
lingkungan yang heterogen termasuk suka,agama, warna kulit dan lainnya. Bukan
hanya ungkapan, tetapi melakukan dan melaksanakan dalam proses kehidupan
anak.

10
c). Faktor lingkungan

Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, dan kondisi)


fisik, alam, atau sosial yang mempengaruhi perkembangan individu. Faktor-faktor
lingkungan tersebut antara lain:

1) Lingkungan keluarga

Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan


anak adalah: a). Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang
menjadi pusat identifikasi anak. b).Keluarga merupakan lingkungan
pertama yang mengenalkan nilai-nilai kehidupan pada anak. c).Keluarga
sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan dasar insani (manusiawi),
baik yang bersifat fisik-biologis maupun sosio-psikologis.

2). Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara


sistematis melaksanakan proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan
dalam rangka membantu anak didik agar mampu mengembangkan
potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual,
intelektual, emosional, sosial maupun fisik motoriknya. Hurlock
mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
pengembangan kepribadian anak, baik dalam cara berpikir,
bersikpa,maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi
keluarga,dan guru sebagai substitusi orang tua.

3). Kelompok teman sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak


mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembangan dirinya.
Melalui teman sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannyauntuk
berinteraksi sosial, belajar menyatakan pendapat dan perasaan oranglain,
belajar tentang norma-norma kelompok, dan memperoleh pengakuan dan
penerimaan sosial.

11
4). Media massa

Salah satu media massa yang dewasa ini sangat menarik perhatian warga
masyarakat khususnya anak-anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa
elektronik mempuyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan dan hiburan
kepada para pemirsanya. Media massa juga dapat membawa pengaruh positif dan
negatif bagi anak jika tidak ada bimbingan dari orang tua kepada anaknya untuk
mengarahkan ke hal-hal yang postif.

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Fase atau tahap perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan rentang


perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola
tingkah laku tertentu. Para Ahli mengemukakan pendapat dalam tahap-tahap
perkembangan individu yang secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga,
yaitu berdasarkan; 1). Analisis biologis yaitu penahapan itu berdasarkan keadaan
atau proses pertumbuhan tertentu. 2). Analisis didaktis merupakan pembagian
tahap-tahap perkembangan dari materi dan cara bagaimana mendidik anak pada
masa-masa tertentu. 3). Analisis psikologis pada tahap ini individu mulai
mengalami masa-masa kegoncangan. Perkembangan ini dapat dilukiskan sebagai
proses evolusi, maka pada masa kegoncangan itu evolusi berubah menjadi
revolusi.

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialami setiap individu


ada kontribusi faktor internal maupun eksternal yang berdampak terhadap
pertumbuhan dan perkembangan. Faktor internal terdiri atas kecerdasan, bakat
khusus, serta keterkaitan antara kecerdasan, bakat dan prestasi. Faktor eksternal
terdiri atas kesehatan dan nutrisi, peran keluarga serta faktor lingkungan.

3.2. Saran

Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca


mengenai Perkembangan Individu khusunya pada tahap-tahap perkembangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Dan demi
penyempurnaan makalah ini, kami membuka kritik konstruktif dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, Drs. H. 1983. Psikologi Umum. Surabaya:Gt.1. PT Bina


Ilmu

Fauzi Ahmad,Drs.H. 2004. Psikologi Umum. Bandung:CV Pustaka Setia

Yunus LN.M.Pd, Syamsu,Dr.H. 2004. Psikologi perkembangan anak dan


remaja. Bandung:PT Remaja Rosdakarya

Limbong,Mesta. 2020. Pertumbuhan dan Perkembangan PESERTA


DIDIK. Jakarta:UKI press

Anda mungkin juga menyukai