Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HAKEKAT DAN TEORI PERKEMBANGAN


Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Perkembangan Peserta
Didik
Dosen Pengampu : Dra. Erlinda. S M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 1

Erika Br. Pinem 3193322003


Jeremia Manik 3193322013
Cindi Malau 3193322020

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Pengembangan Peserta Didik. Penulis berterima
kasih pada Ibu Dra. Erlinda. S M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pengembangan
Peserta Didik yang telah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya.

Medan, 25 Agustus 2019


Penulis

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ...............................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II. HAKEKAT PERKEMBANGAN


2.1 Pengertian Perkembangan ................................................................ 3
2.2 Ciri-Ciri Perkembangan ................................................................. 11
2.3 Fase-Fase Perkembangan .............................................................. 14

BAB III. TEORI PERKEMBANGAN


3.1 Teori Psikodinamika........................................................................ 21
3.2 Teori Kognitif .................................................................................. 21
3.3 Teori Etologi……………………………………………………….
3.4. Teori Ekologi……………………………………………………...

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan ………………………………………………………
4.2 Saran ………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan ini dari waktu ke waktu peserta didik mengalami suatu
perkembangan, entah itu dalam fisik atau psikologisnya. Dimana dalam
kehidupan sehari-hari perkembangan fisik lebih dikenal dengan sebutan
pertumbuhan, sedangkan pada non fisik dinamakan perkembanga psikologis.

Perkembangan peserta didik dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan


tertentu yang muncul pada diri peserta didik. Dimana dalam makalah ini penulis
akan membahas mengenai teori-teori perkembangan peserta didik. Teori
perkembangan juga sangat berguna bagi pengambilan kebijaksanaan dalam
merumuskan program dan bantuan bagi anak-anak dan remaja. Untuk mencari
titik temu dari masalah tersebut kita perlu memehami konsep tentang
perkembangan perserta didik yang meliputi, pengertian perkembangan,ciri-ciri
perkembangan,fase-fase perkembangan, dan teori perkembangan. Dalam makalah
ini penulis akan menjabarkan pengertian perkembangan, ciri-ciri perkembangan,
fase-fase perkembangan, dan teori perkembangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan
2. Apa saja teori-teori perkembangan
3. Bagaimana fase-fase perkembangan
4. Bagaimana ciri-ciri perkembangan

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi nilai mata kuliah perkembangan peserta didik
2. Untuk mengetahui pengertian perkembangan
3. Untuk mengetahui teori-teori perkembangan menurut para ahli
4. Untuk mengetahui fase-fase perkembangan
5. Untuk mengetahui ciri-ciri perkembangan

1
BAB II

HAKEKAT PERKEMBANGAN

2.1 Pengertian Perkembangan


Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan-perubahan progressif
yang terjadi sebgai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Vandale
(dalam Hurlock (1980) menyebutkan bahwa perkembangan bukan sekedar
penambahan beberapa sentimeter padatinngi badan seseorang, melainkan suatu
proses integrasi dari banyak struktur dan proses yang kompleks. Menurut Warmer
(dalam Moks, Haditono, 2006) menyatakan bahwa perkembangan menunjuk pada
suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diputar kembali.
Perkembangan dapat diartikan sebagai ‘‘perubahan yang progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu dari lahir sampai mati”

2.2 Ciri-ciri Perkembangan

Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, yaitu :

 Terjadinya perubahan dalam aspek fisik seperti perubahan tinggi dan berat
badan serta perubahan pada organ tubuh, dan aspek psikis seperti
matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi.
 Terjadinya perubahan dalam proporsi seperti aspek fisik proporsi tubuh
anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya dan aspek psikis
seperti perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas.
 Lenyapnya tanda-tanda yang lama seperti tanda-tanda fisik, lenyapnya
kelenjar thymus (kelenjar anak-anak) seiring bertambahnya usia, aspek
psikis seperti lenyapnya masa mengoceh, gerak gerik kanak-kanak dan
perilaku impulsif.
 Diperolehnya tanda-tanda yang baru seperti tanda-tanda fisik,pergantian
gigi dan karakter seks pada usia remaja, tanda-tanda psikis seperti

2
berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan, moral, dan interaksi
dengan lawan jenis.

2.3 Fase-Fase Perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan


rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-
pola tingkah laku tertentu. Secara garis besar terdapat tiga dasar pembagian
fase-fase perkembangan, dalam makalah ini akan dijelaskan empat dasar
pembagian fase-fase perkembangan sebagai berikut:

a) Tahap Perkembangan Berdasarkan Analisis Biologis

Fase-fase perkembangan pada pembagian ini menitik beratkan pada gejala-gejala


perubahan fisik anak, atau didasarkan atas proses biologis (pertumbuhan) tertentu.
Seperti yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:

 Aristoteles
Ia membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun
ke dalam tiga masa, di mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
1. Fase anak kecil (masa bermain), umur 0-7 tahun yang diakhiri dengan
pergantian gigi
2. Fase anak sekolah (masa belajar), umur 7-14 tahun yang dimulai dengan
tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-
kelenjar kelamin (seksual).
3. Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa
(14 - 21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar
kelamin sampai akan memasuki masa dewasa.
 Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis
atas lima fase, yaitu:
1. Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.

3
2. Fase Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.
3. Fase Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun.
4. Fase Childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai masa
pubertas.
5. Fase Adolesence (remaja), mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia
21 tahun, yang dibagi atas tiga masa, yaitu:
1) Fase Pre Adolescence, mulai usia 11-13 tahun untuk wanita,
sedangkan pria lebih lambat dari itu.
2) Fase Early Adolescence, mulai usia 13-14 tahun sampai 16-17
3) Fase Late Adolesence, masa-masa akhir dari perkembangan
seseorang atau masa ketika seseorang menempuh perguruan tinggi.

b) Tahap Perkembangan Berdasarkan Diktatis

Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan ini


adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu.

1. Johann Amos Comenius, seorang ahli didik di Moravia. Ia membagi fase


perkembangan berdasarkan tingkat sekolah yang diduduki anak sesuai dengan
tingkat usia dan bahasa yang dipelajari, yaitu:

 0 - 6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra


dan memperoleh penegetahun dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan
rumah tangga.
 Usia 6 – 12 tahun disebut sebagai periode sekolah bahasa ibu, karena pada
periode ini anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan
pengertian bahasa sendiri atau bahasa ibu. Bahasa ibu dipakai sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu untuk mendapatkan
impresi dari luar berupa pengasuh, seugesti, serta transmisi cultural dari
orang dewasa juga dipakai untuk mengespresikan kehidupan batinnya
kepada orang lain.
 12 – 18 tahun = sekolah bahasa latin, merupakan masa mengembangkan
daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah. Pada masa ini
mulai diajarkan bahasa latin sebagai bahasa asing dan bahasa kebudayaan

4
yang ada pada saat itu dianggap paling tinggi dan paling kaya
kedudukannya. Bahasa tersebut diajarkan pada anak agar mereka
mencapai taraf beradab dan berbudaya.
 18 – 24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang
berlangsung di bawah perguruan tinggi.

2. Jean Piaget

Pernah melakukan penelitian mengenai fase – fase perkembangan dikaitkan


dengan terjadinya perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar.
Piaget membagi perkembangan menjadi empat fase sebagai berikut:

a. Fase sensori motorik

Aktivitas kognitif didasarkan pada pengalaman langsung panca indra. Aktivitas


belum menggunakan bahasa, sedangkan pemahaman intelektual muncul di akhir
fase ini.

b. Fase pra operasional

Anak tidak lagi terikat pada lingkungan sensori, kesanggupan menyimpan


tanggapan bertambah besar. Anak suka meniru orang lain dan mampu menerima
khayalan dan suka bercerita tentang hal – hal yang fantastis dan sebagainya.

c. Fase operasi konkret

Pada fase ini anak mulai berpikir logis, bentuk aktivitas dapat ditemukan dengan
peraturan yang berlaku. Karena anak masih berfikir harfiah sesuai dengan tugas –
tugas yang diberikan padanya.

d. Fase operasi formal

Anak telah mampu mengembangkan pola – pola berpikir logis, rasional, dan
bahkan abstrak. Telah mampu menangkap arti simbolis, kiasan, dan
menyimpulkan suatu berita, dan sebagainya.

5
BAB III
TEORI PERKEMBANGAN

3.1 Teori Psikodinamika


Teori ini memandang akan pentingnya pengaruh lingkungan, terutama
lingkungan yang diterima oleh individu pada awal perkembangannya. Lingkungan
awal merupakan pondasi yang menjadi pijakan kuat pada tahun-tahun berikutnya.
Komponen yang bersifat sosio-afektif sebagai penentu dinamika perkembangan
individu. Adapun dua ahli yang termasuk dalam pengkajian Teori Psikodinamika
adalah Sigmund Freud.
a). Teori Sigmund Freud
Dalam menguraikan teorinya, Freud mengembangkan satu penjelasan tentang
struktur dasar dari kepribadian. Teorinya menyatakan bahwa kepribadian tersusun
dari tiga komponen: id, ego dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari
instink dan dorongan mendasar yang mencari kepuasan langsung, tanpa
menghiraukan konsekuensinya. Unsur kedua dari struktur kepribadian adalah Ego,
terdiri dari proses mental, daya penalaran dan pikiran sehat, yang berusaha
membantu id menemukan ekspresi tanpa mengalami masalah. Ego bekerja
menurut prinsip realitas. Unsur ketiga dari struktur kepribadian adalah superego,
yang berkembang dari puncak kedewasaan, identifikasi dan model orang tua, serta
dari masyarakat.

3.2 Teori Kognitif


Jika teori psikodinamika menekankan pentingnya ketidaksadaran, teori
kognitif lebih menekankan pikiran pikiran yang disadari , teori perkembangan
kognitif dari Piaget menyatakan bahwa individu secara aktif membangun
pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kongnitif
yaitu:

6
 Tahap Sensorimotor, yang berlangsung mulai dari lahir hingga usia sekitar
2 tahun.
 Tahap Praoperasional, yang berlangsung kurang lebih dari usia 2 hingga 7
tahun.
 Tahap Operasional Konkret, yang berlangsung kurang lebih dari usia 7
hingga 11 tahun.
 Tahap Operasional Formal, yang berlangsung antara usia 11 dan 15 tahun.

3.3 Teori Etologi


Teori ini lebih menekankan bahwa perilaku adalah produk dari evolusi dan
ditentukan secara biologis. Tiap spesies mempelajari adaptasi apa yang penting
untuk bertahan hidup, dan melalui proses seleksi alam, yang paling baiklah yang
mampu hidup untuk mewariskan sifat-sifatnya kepada keturunannya. Teori ini
menekankan bahwa perilaku individu adalah produk dari evolusi dan ditentukan
secara biologis. Teori ini juga tetap menghargai adanya peran lingkungan dalam
memenuhi berbagai kebutuhan individu, sehingga pengalaman individu pada awal
kehidupan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan individu
tersebut di masa selanjutnya.

3.4 Teori Ekologi


Urie Bronfenbrenner (dalam Santrock, 1995) merupakan ahli yang
mengemukakan teori sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan
individu dalam interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus
mempengaruhi segala aspek perkembangannya. Teori ekologi ini ialah pandangan
sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang terdiri dari lima sistem
lingkungan, mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga
pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah
mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem (Santrock,
1995) Dari perspektif teori ekologi, individu berkembang dalam jaringan yang
kompleks dari sistem yang saling berhubungan Oleh karena itu banyak sumber
berperan dalam perkembangan tingkah laku. Selain faktor individual, faktor
lingkungan seperti aktivitas pengasuhan dianggap sebagai salah satu determinan

7
dari permasalahan tingkah laku bermasalah. Teori ini menekankan bahwa manusia
tidak berkembang dalam isolasi, namun merupakan rangkaian interaksi di dalam
keluarga, sekolah, masyarakat atau komunitasnya. Setiap lapisan lingkungan
selalu bersifat dinamis mempengaruhi mempengaruhi perkembangan individu.

BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Perkembangan merupakan perubahan progressif dan berkesinambungan
yang dialami individu dari lahir sampai hayatnya.
2. Pembagian fase perkembangan didasarkan pada fase usia pra sekolah, fase
usia sekolah dasar, nfase usia sekolah menengah,dan fase usia mahasiswa.
3. Menurut teori psikoanalisis struktur kepribadian manusia terdiri dari tiga
struktur yaitu id, ego, dan super ego. Kehidupan remaja dipenuhi dengan
ketegangan dan konflik. Remaja berusaha menekan ketegangan yang
dialami dengan cara meredam konflik tersebut kedalam pikiran yang tidak
sadar. Prilaku-prilaku yang tampaknya spele sekalipun, sebenarnya
merupakan segi yang penting apabila kekuatan tidak sadar yang melatar
belakangi perilaku yang diungkapkan.
4. Teori kognitif menekan pikiran-pikiran yang didasari oleh tiga teori
kognitif yang paling penting adalah teori yang dikemukakan oleh piaget,
teori kognitif sosial budaya yang dikemukakan oleh Vygotsky dan teori
Pemrosesan informasi
5. Teori Ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam
interaksinya dengan lingkungan di luar dirinya yang terus menerus
mempengaruhi segala aspek perkembangannya. Teori ekologi ini ialah
pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang
terdiri dari lima sistem lingkungan

8
5.1 Saran

Sebagai calon seorang pendidik sebaiknya mampu memiliki mengetahui


tentang teori perkembangan yang ada sehingga kita dapat mengetahui bagaimana
perkembangan para peserta didik kita.

DAFTAR PUSTAKA

http://pekalonganbatiktv.blogspot.com/2013/04/fase-fase-perkembangan.html
http://mantriii.blogspot.com/2015/09/pengembangan-peserta-didik.html
https://juliawankomang.wordpress.com/2015/09/26/ciri-ciri-perkembangan-anak/
https://definisimu.blogspot.com/2012/08/definisi-perkembangan.html
Syarif, Kemal. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Unimed Press
Santrock JW . (2007). Remaja , Edisi Kesebelas Jilid 1 Alih Bahasa Benedictine
Widyasnita, Jakarta : Erlangga.
Agus Sujanto, 2005 Psikhologi Perkembangan , Jakarta : Rineka Cipta
Rahmulyani, 2015. Perkembangan Peserta Didik. Medan : Unimed Press

Anda mungkin juga menyukai