Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENJAS

LILI PUTRI BR BARUS

KELAS : PJKR III-D

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAR NEGERI MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya Panjatkan Atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , Yang
Telah Memberikan Rahmat Dan Karunia Yang Dilimpahkan-Nya Kepada Saya
Sehingga Saya Dapat Menyelesaikan Tugas Ini.

Adapun yang menjadi pembahasan dalam tugas makalah ini ialah mengenai
pengembangan kurikulum dalam penjas serta bagaimana penjelasan mengenai
pengertian kurikulum dan perkembangan kurikulum dari tahun ke tahun yang terjadi
di dunia pendidikan. Semoga dengan adanya pembuatan tugas ini dapat
memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang baik dan berguna bagi penulis
maupun bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai


pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses belajar
mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu. Yang
dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas
dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa
sehingga dapat dilaksanakan guru disekolah.

           Dalam suatu sistem pendidikan kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus
selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti
perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan
pengembanganya harus dilakukan secara sistematis, terarah, tidak asal
berubah.Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu
untuk diketahui bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya
teknologi dalam suatu zaman, selalu terjadi perkembangan, begitu juga halnya
dengan perkembangan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah

1. Defenisi Kurikulum berdasarkan asal kata dan arti


2. Tuliskan pengertian Kurikulum berdasarkan Pendapat 5 Ahli
3. Tuliskan perkembangan kurikulum Indonesia mulai Tahun 1947 s/d 2020

1.3 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mendefinisikan asal kata kurikulum.


2. Mendeskripsikan pengertian kurikulum.
3. Mendeskripsikan perkembangan kurikulum

.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Definisi Kurikulum

Secara Etimologis kurikulum berasal dari bahasaYunani, yaitu carier yang


artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal
dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung
pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis
finish.Dan dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj
yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus Tarbiyah adalah
seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Kata kurikulum (curriculum) juga terambil dari bahasa Latin yang memiliki
makna yang sama dengan kata racecourse (gelanggang perlombaan). Kata
kurikulum dalam bentuk kata kerja yang dalam bahasa latin dikenal dengan istilah
“curere” adalah mengandung arti menjalankan perlombaan. Dalam perlombaan
tersebut, ada batas start dan ada batas finish. Dan dalam lapangan pendidikan
pengertian tersebut dijabarkan bahwa bahan belajar sudah ditentukan secara pasti,
dari mana mulai diajarkan dan kapan diakhiri, dan bagaimana cara untuk menguasai
bahan agar dapat mencapai gelar.

Kurikulum juga berasal dari bahasa Inggris yakni “Curriculum” yang


mempunyai arti “rencana pelajaran“. Dalam bahasa Inggris, kurikulum dapat
dipahami sebagai 'jelmaan' atau 'metamorfosis'. Paduan pengertian kurikulum ini
dipahami sebagai laluan dari satu peringkat ke peringkat berikutnya.Dan terdapat
pula dalam bahasa Prancis (chourier) artinya (to run: berlari). Kemudian istilah ini
digunakan untuk sejumlah (courses) atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu gelar atau ijazah.

B.Pengertian Kurikulum Berdasarkan Pendapat Para Ahli

Adapun pengertian kurikulum menurut para ahli terbagi menjadi dua arti yaitu
Arti Sempit dan Arti Luas.

a. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli Dalam Arti Sempit

1. Pengertian kurikulum Menurut Inlow (1966) : Pengertian kurikulum adalah usaha


menyeluruh dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing murid memperoleh
hasil dari pelajaran yang telah ditentukan.
2. Pengertian Kurikulum Menurut Hilda Taba (1962) : Pengertian kurikulum sebagai
a plan of learning yang berarti bahwa kurikulum adalah sesuatu yang direncanakan
untuk dipelajari oleh siswa yang memuat rencana untuk peserta didik. Dalam
bukunya "Curriculum Development Theory and Pratice".

3. Pengertian Kurikulum Menurut George A. Beaucham (1976) : Pengertian


kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran yang diajar
kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan disiplin ilmu, rumusan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pengertian Kurikulum Menurut UU. No. 20 Tahun 2003 : Pengertian kurikulum


adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

5. Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973) : Pengertian kurikulum


adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor.

Adapun Kesimpulan dalam arti sempit ini ialah Kurikulum adalah seperangkat
rencana pengajaran atau ide tertulis yang buat oleh sekolah dan digunakan untuk
landasan mengajar guru dalam kelas. Kurikulum juga berisi mata pelajaran yang
harus ditempuh siswa agar dapat lulus dan mendapatkan nilai atau ijazah dari
sekolah atau perguruan tinggi.

b. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli Dalam Arti Luas

1. pengertian Kurikulum Menurut Daniel Tanner dan Laurel Tanner, pengertian


kurikulum adalah pengalaman pembelajaran yang terarah dan terencana secara
terstuktur dan tersusun melalui proses rekontruksi pengetahuan dan pengalaman
secara sistematis yang berada dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga
pelajar memiliki motivasi dan minat belajar.

2. pengertian Kurikulum menurut Dr. H. Nana Sudjana Tahun (2005) Kurikulum


merupakan niat & harapan yang dituangkan kedalam bentuk rencana maupun
program pendidikan yang dilaksanakan oleh para pendidik di sekolah. Kurikulum
sebagai niat & rencana, sedangkan pelaksaannya adalah proses belajar mengajar.
Yang terlibat didalam proses tersebut yaitu pendidik dan peserta didik.

3. Pengertian Kurikulum menurut Harsono (2005) Mengungkapkan bahwa kurikulum


ialah suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan melalui praktik. Pengertian
kurikulum saat ini semakin berkembang, sehingga yang dimaksud dengan kurikulum
itu tidak hanya sebagai gagasan pendidikan, namun seluruh program pembelajaran
yang terencana dari institusi pendidikan nasional.
4. Pengertian Kurikulum menurut Prof. Drs. H. Darkir Menyatakan bahwa kurikulum
merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program
pendidikan dan bukan program pengajaran, sehingga program itu direncanakan dan
dirancang sebagai bahan ajar dan juga pengalaman belajar.

5. Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968) : Pengertian kurikulum adalah


sebuah pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan individu dan
berkelompok baik di luar maupun di dalam sekolah.

C.PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DARI TAHUN 1947 – 2020

1. Kurikulum 1947 Rentjana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, diberi nama Rencana


Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu digunakan Kurikulum yang sudah
digunakan Belanda karena saat itu masih dalam proses perjuangan merebut
kemerdekaan. Kurikulum yang menjadi ciri kurikulum ini adalah lebih menekankan
pada pemesanan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa
lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer
plan. Dalam bahasa Belanda, berarti kurikulum pelajaran, kurikulum yang lebih
populer (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari
orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan
Pancasila.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada tahun


1950. Beberapa kelompok menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari
Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
menyiapkannya, ditambah garis-garis besar analisis. Rencana Pelajaran 1947,
kurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, materi yang melibatkan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Setelah rencana
pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami
penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai
1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang diselenggarakan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru
mengajar satu mata pelajaran, ”kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar
Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD
Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di era penghujung Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964


atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran kategori dalam lima kelompok bidang
studi: kecerdasan, kecerdasan, kecerdasan / artistik, keprigelan (keterampilan), dan
jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan
fungsional prak tis.Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964 pemerintah kembali
memperbaiki sistem kurikulum pendidikan di indonesia. Kali ini diberi nama dengan
Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi ciri dari kurikulum ini pembelajaran
dipusatkan pada program pancawardhana yaitu pengembangan moral, kecerdasan,
emosional, kerigelan dan jasmani.

3 . Kurikulum 1968

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali


menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat
pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional / artistik, keprigelan, dan jasmani.Kurikulum 1968
merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu kurva perubahan struktur
pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari
perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 yang bertujuan untuk


membentuk kelompok usaha pada upaya membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada
kegiatan yang mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan
fisik yang sehat dan sehat. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti
Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya
pada pesanan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 landasan pendekatan
organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar,
dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9,Djauzak menyebut Kurikulum 1968
sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,”
katanya. Muatan materi pelajaran teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan
faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada
siswa di setiap jenjang pendidikan.

4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 sebagai kurikulum 1968 menekankan pada tujuan,
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan
efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh di bidang manejemen, yaitu MBO
(pengelolaan berdasarkan tujuan) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi,
Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan dasar dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu skenario
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: Petunjuk
umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru menulis rincian
apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

5. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung pendekatan keterampilan proses. Meski


mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga disebut sering "Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari menyimpan sesuatu, mengelompokkan,
melaporkan, melaporkan hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa
Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R.
Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor
IKIP Jakarta - sekarang Universitas Negeri Jakarta - periode 1984-1992. Konsep
CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara
nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang
terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini
ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model
berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum


sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan
Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.

Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran
beban belajar siswa server terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi
muatan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan
kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Walhasil, menjelma menjadi kurikulum super padat.Kejatuhan rezim
Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran suplemen Kurikulum 1999.Tapi perubahannya
lebih pada menambah jumlah materi. Kurikulum 1994 dibuat sebagai
penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai undang-undang no. 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem
pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem
caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun
menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk
menerima materi yang cukup.Ada ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan
kurikulum 1994, di antaranya sebagai berikut :

 Pembagian pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan .


 Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem
kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia
 Dalam pelaksanaan kegiatan, guru memilih dan menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial
 Pengulangan-pengulangan materi yang sangat sulit dilakukan untuk
pemantapan pemahaman
 Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke
hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

7. Kurikulum 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran


diurai berdasar kompetensi apakah yang berhasil dicapai siswa. Sayangnya,
kerancuan muncul bila hanya dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian
akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target
kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau
soal uraian yang mampu mengukur pemahaman dan kompetensi siswa.Meski baru
diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di
luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasil tak memuaskan. Guru-guru pun tak
paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat
kurikulum.Kurikulum dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan
arahan tentang perlunya yang telah disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu:
(1) standar isi

(2) standar proses

(3) standar kompetensi lulusan

(4) standar pendidik dan tenaga kependidikan

(5) standar sarana dan prasarana

(6) standar pengelolaan, pembiayaan

(7) standar pendidikan

Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan


KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam
menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang
ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar
kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya

8. KTSP 2006

Awal 2006 ujicoba KBK. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses
evaluasi target pelajaran siswa hingga teknis evaluasi yang menangani Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru yang lebih siap untuk mengatur
pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah
berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL),
standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk
setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem
kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi
pemerintah Kabupaten / Kota.Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP
yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang
digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada
sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan
diemban oleh masing-masing pengampu mata pelajaran yaitu guru.

Sehingga seorang guru disini menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan


menjadi manusia yang profesional yang menuntuk kereatifitasan seorang
guru. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping
kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kekurangan sumber
manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata yang paling rendah
kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam menjalankan pendidikan.
9.Kurikulum 2013

Memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan,


dan aspek sikap dan perilaku. Memiliki ciri yaitu dalam materi pembelajarannya
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi
yang ditambahkan adalah Matematika.Pengantar Kurikulum 2013 merupakan
implementasi dari UU no. 32 tahun 2013. Kurikulum 2013 ini merupakan kelanjutan
dan penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP. Akan tetapi
lebih mengacu pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara
terpadu.Karakteristik Kurikulum 2013 ialah:

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan


sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik.

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman


belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya


dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,


pengetahuan dan keterampilan.

Adapun Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013 adalah sebagai berikut ini.

Kelebihan :

a. Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari


pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

b. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,


kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta
pengembanganaspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal
berdasarkan standar kompetensi tertentu.

c. Dalam bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang pengembangannya lebih
tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan
keterampilan.
Kekurangan:

a)Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama
dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.

b)Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN)
masih diberlakukan.
BAB III

KESIMPULAN

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua


pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum
disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat
pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya .Pengembangan
kurikulum dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut
berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli
bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh
masyarakat.

Dalam pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan


pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal. Pertama kurang waktu. Kedua
kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan kepala
sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan pengetahuan guru
sendiri. Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum
dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam
memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang
berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan,
ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta input fakta dan
pemikiran dari masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai