Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK REVIEW

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

Disusun Oleh:

Dede Yohanna Br Barus

6173311021

PKO V D

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah ,
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review
Ilmu Sosial Budaya Dasar yang Insyaallah tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan CBR ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa CBR ini masih
terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik saran dan masukan yang membangun sangat
penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan CBR kearah yang lebih baik
lagi. Semoga CBR ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2019


IDENTITAS BUKU I

Judul : Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Penulis : Tim Dosen ISBD Unimed

-Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum

-Drs. Onggal Sihite, M.si

-Drs. Muhammad Arif, M.Pd

-Drs. Sriwiratma, M.Si

-Dra. Ratih Baiduri, M.Si

Penerbit : Universitas Negeri Medan

Edisi : Rrevisi 2015

IDENTITAS BUKU II

Judul : Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2

Penulis : DR. R. Soekmono

Penerbit : Kanisius

Edisi :

ISBN : 979-412-290-X
BUKU PERTAMA

BAB V

NILAI, MORAL, DAN HUKUM

Kehidupan manusia tidak terlepas dari persoalan nilai yang antara lain mengandung
arti sebagai hal yang sangat penting, untung, harga, bantuan, layanan, makna, tambahan,
kegunaan, pengaruh =, keterpakaian, pelayanan, kebermaknaan, “ketertarikan dan yang
berlawanan dengan pengertian kata “tidak berharga” (worthlessness). Juga kata ini terkait
dengan kata : biaya, peringkat, kesamaan, dan sebagainya. Sebagai kata benda jamak
dikaitkan dengan prinsip-prinsip moral, etika, standar, tingkah laku dan moral standard.

Persoalan nilai masuk dalam ranah filsafat nilai (aksiologi). Objek utama etika dan
estetika. Etika adalah filsafat moral. Ruang lingkup bahasannya meliputi kriteria baik atau
buruk suatu tindakan, sedangkan estetika adalah filsafat keindahan yang membahas masalah
indah tidaknya fenomena alam produk ciptaan manusia.

Norma-norma etika, norma hukum dan norma agama sering tidak sejalan. Persoalan
nilai juga menyangkut kepada dikotomi subjek dan objek serta memiliki status metafisik.
Penganut subjektivisme berpandangan bahwa nilai semata-mata tergantung pada pengalaman
manusia. Penganut objetivisme berpendapat bahwa nilai merupakan hakikat logis atau
subsistensi dan bebas dari keberadaannya yang dikenal. Selanjutnya objektivisme metafisik
berpendapat bahwa nilai merupakan sesuatu yang ideal, integral, objektif, dan komponen
aktif dari kenyataan metafisik. Nilai bersifat abstrak dan melekat pada obyek. Disamping
nilai-nilai yang berlaku umum, terdapat juga nilai-nilai yang berlaku secara pribadi atau
kelompok. Nilai-nilai pribadi ini tidak universal. Nilai-nilai kepribadian seseorang
menentukan karakter pribadinya. Disamping nilai-nilai umum dan nilai-nilai pribadi, manusia
juga terkait dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki anggota kelompok dalam suatu
masyarakat tertentu. Nilai-nilai berkaitan dengan norma-norma suatu budaya, tetapi mereka
lebih umum dan abstrak dari norma-norma tersebut.

Subjektivisme adalah keyakinan bahwa nilai-nilai bersifat subjektif. Nilai objektif


adalah nilai yang melekat pada objek walaupun tanpa kehadiran subjek. Nilai ekstrinsik
adalah nilai yang berada di luar sesuatu yang dinilai.
Moral adalah prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan
buruk. Norma atau kaidah adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan. Hukum adalah keseluruhan syarat-syarat dan dengan ini kehendak
bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas orang lain,
menuruti peratura hukum tentang kebebasan.

Tujuan pokok hukum adalah ketertiban masyarakat. “Kebutuhan akan ketertiban ini
merupakan syarat pokok bagi adanya masyarakat manusia yang teratur”. Dewasa ini para ahli
hukum di Indonesia sering berdebat mengenai tujuan operasional pelaksanaan hukum. Topik
yang diperdebatkan adalah masalah kepastian hukum dan masalah keadilan. Keadilan
memiliki tiga segi yaitu ajukasi antarpribadi, hukum didasarkan pada kesalahan, dan suatu
penekanan pada prosedur.
RINGKASAN BUKU PEMBANDING

BAB III

AGAMA HINDU

Agama Hindu diperkirakan masuk ke wilayah Indonesia sekitar awal abad ke empat.
Agama hindu sendiri meruoakan agama yang pertama di kenal di Indonesia. cara penyebaran
agama ini juga tidak lepas dari pengaruh perdagangan, karena penyebaran tersebut dilakukan
oleh para pedagang India yang sedang berdagang dan bermukim di Indonesia.

Teori masuknya Hindu ke Indonesia Ada beberapa teori yang menyatakan masuknya
agama Hindu ke Indonesia yaitu: 1. Teori Brahmana 2. Teori Ksatria 3. Teori Waisya 4.
Teori Sudra 5. Teori Arus Balik

a. Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) (sebutan Tuhan dalam
agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, pelindung alam beserta isinya.

Trimurti terdiri dari 3 yaitu:

 Dewa Brahma

Fungsi: Pencipta / Utpathi


Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan
Senjata: Busur
Simbol: A
Warna: Merah

 Dewa Wisnu

Fungsi: Pemelihara / Sthiti


Sakti: Dewi Laksmi atau Sri
Senjata: Cakram
Simbol: U
Warna: Hitam
 Dewa Siwa

Fungsi: Pelebur / Pralina


Sakti: Dewi Durga, Uma, dan Parwati
Senjata: Trisula
Simbol: M
Warna: Panca Warna

b. Purana

Purana (Sanskerta; purāṇa, berarti "cerita zaman dulu") adalah bagian dari
kesusastraan Hindu yang memuat mitologi, legenda, dan kisah-kisah zaman dulu. Kata
Purana berarti sejarah kuno atau cerita kuno. Ada 18 kitab Purana yang terkenal dengan
sebutan “Mahapurana”. Penulisan kitab-kitab Purana diperkirakan dimulai pada tahun 500
SM.

Daftar kitab Purana (Mahapurana):

1. Matsyapurana
2. Wisnupurana
3. Bhagawatapurana
4. Warahapurana
5. Wamanapurana
6. Markandeyapurana
7. Wayupurana
8. Agnipurana
9. Naradapurana
10. Garudapurana
11. Linggapurana
12. Padmapurana
13. Skandapurana
14. Bhawisyapurana
15. Brahmapurana
16. Brahmandapurana
17. Brahmawaiwartapurana
18. Kurmapurana
KELEBIHAN BUKU

NO BUKU PERTAMA BUKU KEDUA


1 Cover yang digunakan di buku Begitu juga dengan buku pembanding,
pertama ccukup menarik bahasa yang digunakan cukup komunikatif
sertapenyampaian isi buku tidak berbelit
belit dan singkat
2 Bahasa yang digunakan cukup Penjelasan juga disertai dengan gambar-
komunikatif gambar yang mendukung penjelasan dari isi
buku
3 Penyampaian isi buku tidak berbelit Cover yang digunakan juga cukup menarik
belit sehingga mudah dipahami dan bagus.
pembaca, serta singkat dan jelas

KELEMAHAN BUKU

NO BUKU PERTAMA BUKU PEMBANDING


1 Tulisan dari hasil cetakan buku tidak Tulisan dari hasil cetakan buku pembanding
bagus karna hanya fotocopyan juga tidak bagus karna hanya fotocopyan
juga.
2 Terdapat beberapa pemakaian bahasa Terdapat gambarnya tetapi tidak warna,
asing yang tidak disertai dengan lebih bagus jika gambar yang ada dibuat
artinya, sihingga pembaca tidak berwarna agar lebih menarik.
mengerti atau kurang paham tentang
apa yang disampaikan

Anda mungkin juga menyukai