Anda di halaman 1dari 72

CRITICAL BOOK REPORT

MANAJEMEN OLAHRAGA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : M. FEBRISYAH RIZKY RANGKUTI


NIM : 6183111060
JURUSAN : PJKR C

Dosen Pengampu: Dr. Ibrahim, S.Pd., M.Or.

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN
REKREASI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga saya dapat menyusun atau
menyelesaikan penyusunan Critical Book Report ini yang berjudul Pengantar
Manajemen Olahraga. Pembuatan Critical Book Report ini bertujuan sebagai tugas
individu mata kuliah Manajemen Olahraga dan sebagai bahan perkuliahan.
Critical Book Report ini saya yakini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangannya seperti pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak
retak”, baik isi maupun penyusunannya. Atas semua itu dengan rendah hati saya
mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan Critical Book Report ini, atas
perhatiannya penulis ucapkan Terimakasih.

Medan, 21 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Tujuan...................................................................................... 2
1.3. Manfaat.................................................................................... 2

BAB II ISI BUKU


2.1. Terjemahan Isi Buku................................................................ 3

BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


3.1. Kelebihan Isi Buku ………………………………………… 64
3.2. Kelemahan Isi Buku ............................................................... 65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan ............................................................................ 66
4.2. Saran ...................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Manajemen olahraga sebenarnya telah ada sejak zaman Yunani kuno yaitu
kira-kira pada 12 abad sebelum Masehi, yaitu dengan diselenggarakannya Olympiade
kuno. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia.
Manajemen olahraga dewasa ini belum berkembang secepat perkembangan olahraga
industri atau bisnis. Hal ini disebabkan oleh karena adanya pendapat umum yang
menghubungkan olahraga dengan “bermain”, sedangkan bisnis atau industri dengan
“bekerja”.

Dengan telah berkembangnya olahraga sehingga menjadi disiplin ilmu


tersendiri maka sebagaimana manajemen juga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri,
maka manajemen olahraga adalah merupakan inter dan cross disiplin antara kedua
disiplin ilmu tersebut.

Menurut Rahayu (2015:358) Manajemen bisa dikatakan sebagai suatu proses


perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber manusia dan
material. Lebih lanjut oleh Fattah (2008) dalam Rahayu (2015:358) yang
menyatakan “manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien”

1
1.2. Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengembangkan budaya membaca
b. Mahasiswa mampu berpikir sistematis dan kritis
c. Mahasiswa mampu mengekspresikan pendapat dalam memandang suatu buku
yang akan direview.
d. Mahasiswa mampu berfikir logis
e. Mahasiswa mampu menulis karya ilmiah
f. Mahasiswa mampu menyampaikan, menggunakan dan mengaplikasikan ilmu
mereview untuk menjadi suatu sistem yang terpadu dalam pengembangan
keilmuannya.

a.2. Manfaat
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Olahraga
b. Untuk menambah pengetahuan tentang Manajemen Olahraga

2
BAB II

ISI BUKU

2.1. Terjemahan Isi Buku

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Administrasi dan Manajemen


Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu
kurang lebih pada abad ke-12 Sebelum Masehi. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen olahraga pada zaman
modern dewasa ini kiranya belum dapat dikatakan berkembang secepat
perkembangan manajemen dibidang industry.
Dengan telah berkembangnya olahraga (olahraga Pendidikan, rekreasi,
prestasi, kebudayaan utuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain), maka
olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga telah
menjadi disiplin yang juga dipelajari diperguruan tinggi. Oleh karena itu, disiplin
ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga membentuk
interdisiplin baru yang disebut manajemen olahraga.
Pada dasarnya manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu manajemen
dan ilmu olahraga. Sehingga seseorang yang telah lulus dari Sekolah Tinggi
Administrasi atau dari Lembaga Ilmu Manajemen Bisnis tidak otomatis menguasai
atau dapat menerapkan manajemen olahraga.

B. Sejarah Manajemen Olahraga


Sejarah perkembangan manajemen olahraga pada umumnya, memang tidak
jauh berbeda dengan perkembangan manusia di dunia ini. Manusia purba yang dulu
tinggal di gua-gua juga telah megenal manajemen meskipun dalamvbentuk yang
sederhana. Yaitu mengantur tugas-tugas rumah tangga, misalnya suami tugas berburu

3
dan istrinya mengolah hasil buruannya. Mengatur tugas-tugas dalam rangka
merealisasikan hidupnya guna merealisasikan tujuan hidupnya adalah merupakan
bentuk manajemen yang dilakukan secara sederhana.
Bagaimana dengan sejarah manajemen di bidang olahraga? Salah satu contoh
yang mudah diingat adalah Olimpiade Kuno yang menurut catatan sejarah telah
diadakan sekitar abad ke-13 Sebelum Masehi di Yunani. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya olahraga hingga manajemen olahraga telah dilakukan pada Olimpiade
Kuno hingga berlangsung sampai penutupan dan menghasilkan juara-juara. Demikian
juga dengan olimpiade modern yang di-restore oleh Baron Pierre de Coubertin, yang
menghasilkan Olimpiade Modern yang pertama digelar pada tahun 1896 di Athena,
Yunani. Jelas bahwa penyelenggaraan tersebut telah menerapakan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, koordinasi serta pengawasan yang baik,
sehingga olimpiade pertama dapat berjalan dengan sukses.

C. Manajemen Sebagai Ilmu Pengetahuan


Apakah ilmu pengetahuan itu?
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang pasti mungkin yang paling
pasti dari semua jenis pengetahuan yang dimiliki manusia. Kepastian tersebut
didukung oleh penelitian dan refleksi yang dilakukan terus-menerus terhadap
pengetahuan yang sudah ada. Penelitian dan refleksi merupakan faktor yang penting
bagi perkembangan ilmu pengetahuan (Mikhael Dua, 2007). Istilah ilmu pengetahuan
ini digunakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) secara baku.
Salah seorang pakar memberi pengertian ilmu pengetahuan sebagai suatu
objek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip, dalil dan rumus yang melalui
percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang-kali telah teruji
kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil, dan rumus-rumus mana dapat diajarkan dan
pelajari.
Oleh karena itu, agar pengetahuan tersebut diakui sebagai ilmu pengetahuan,
maka objek ilmu itu harus diperjuangkan dan dikembangkan oleh pecintanya dengan
tekun. Sebagai contoh, adalah pecinta sosiologi yang memperjuangkan agar sosiologi

4
itu dapat diakui sebagai ilmu pengetahuan. Demikian juga dengan ilmu administrasi
dan manajemen.

BAB 2
FILSAFAT DAN TEORI MANAJEMEN

A. Filsafat Manajemen
Arti kata “filsafat” berasal dari Bahasa Yunani “philosophia”. Philia, philos,
philein yang berarti “cinta”, dan Sophia yang berarti “kebijaksanaan”, sehingga
philosophia berarti cinta akan kebijaksanaan. Dengan demikian, seorang filsuf adalah
pencari atau pecinta kebijaksanaan.

1. Pandagan Filsafat Micro


Perspektif filsafat makro mempunyai relevan langsung pada studi dan proses
administrasi. Jika kita menelah proses administrasi setidak-tidaknya untuk waktu
sekarang seperti penentuan tujuan, alokasi sumber-sumber daya, dan pengoordinasian
usaha manusia guna mencapai tujuan, integrasi dari filsafat administrasi lebih jelas.

2. Pandangan Filsafat Mikro


Perspektif mikro dalam filsafat administrasi memfokuskan pada pembuatan
sistem organisasi dari pemikiran administrasi. Ini melihat pada konsep dan metode.
Tujuannya adalah untuk menjelaskan praktif administrasi sebagai pemikiran,
pertanyaan, dan pengertian.

3. Pemikiran Filsafat Manajamen


Seorang manajer yang memiliki dan menggunakan suatu filsafat manajemen
akan memperoleh tiga keuntungan, yaitu sebagai berikut.
a. Membantu mencapai bantuan efektif dari para pengikut.
b. Menyediakan petunjuk-petunjuk dan suatu landasan bagi pemikiran manajerial.

5
c. Merupakan sebuah kerangka dengan apa seorang manajer dapat mengembangkan
pemikirannya.

B. Teori Manajemen
Sesuai perkembangannya teori manajemen juga mengalami evolusi yang
dimulai dari teori manajemen ilmiah, teori manajemen klasik, pendekatan hubungan
manusiawi,Pendekatan manajemen modern dan pendekatan sistem manajemen 
(Amirullah dan Haris budiyono, 2004).

1. Teori Manajemen Ilmiah


Teori manajemen ilmiah telah dimulai sejak abad ke-19, ialah pada waktu
para insinyur dari Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan cara-cara
baru untuk mengelola suatu perusahaan. Beberapa variabel yang diperhatikan pada
manajemen ilmiah adalah sebagai berikut.
a. pentingnya manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan produktivitas
perusahaan.
b. pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan segala persyratannya.
c. tanggung jawab kesejahteraan pegawai/ karyawan.
d. kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja.

2. Teori Manajemen Klasik


Henry Fayol (1841-1925)
Seorang industriawan Perancis yang terkenal sebagai bapak manajemen
operasional. ia mengembangkan manajemen sebagai yang ditulis dalam buku general
and industrial management. Menurut pendapatnya, dalam perusahaan industri
kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat dibagi dalam beberapa kelompok tugas
sebagai berikut.
 Technical. merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.
 Commercial. meliputi kegiatan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan dan
menjual barang hasil produksi.

6
 Financial. kegiatan pembelanjaan, yaitu meliputi kegiatan mencari modal dan
bagaimana menggunakan modal tersebut.
 Security. yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan,
keselamatan kerja dan harta benda yang dimiliki perusahaan.
 Akuntansi. meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatat, menghitung,
mengakumulasi biaya yang telah dilaksanakan, menghitung dan menentukan
Keuntungan yang diperoleh, mengetahui utang-utang perusahaan, menyajikan
neraca, laporan rugi laba, serta mengumpulkan data-data dalam bentuk
statistik.
 Tugas manajerial. melaksanakan fungsi-fungsi yang ada dalam manajemen.

3. Pendekatan Hubungan Manusiawi


Pendekatan berikutnya dalam manajemen dimulai sejak 1930 dan mencapai
kepopulerannya pada sekitar tahun 1950. Manajemen ini memberikan perhatian pada
hubungan kemanusiaan terutama untuk para karyawan.  pandangan ini muncul
sebagai akibat dari kelemahan-kelemahan dari manajemen yang berorientasi pada
tugas,  ya itu manajemen klasik,  yang banyak menimbulkan kritik.  dengan gaya
ortodoks dan otokratis itu,  maka pekerjaan menjadi membosankan dan terlihat sangat
monoton,  yang dapat menimbulkan stres pada karyawan sehingga produksi menjadi
statis bahkan cenderung menurun.

4. Pendekatan Manajemen Modern


Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, ialah
teori organizational behavior dan management science.
a. Teori tentang perilaku organisasi (organizational behaviour)
 pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga tingkatan kelompok
perilaku, yaitu:
1) perilaku individu per individu
2) perilaku individu pada kelompok sosial
3) perilaku antar kelompok sosial

7
b. Teori Kuantitatif (management science)

Teori ini memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas perhitungan


yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya. dalam setiap Masalah harus
terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan melakukan kegiatan riset ilmiah,  riset
operasional, teknik-teknik kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas, 
pengembangan strategi produk,  perencanaan program dan pengembangan sumber
daya manusia.

5. Pendekatan Sistem Manajemen


  Sistem dapat diberikan pengertian sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari
bagian-bagian yang bagian-bagian itu saling berkaitan dan kesemuanya itu digunakan
untuk mencapai tujuan. Manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka
yang berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses mengubah input atau masukan
sumber daya menjadi output atau keluaran produk (barang atau jasa)

6. Pendekatan kontingensi
Implementasi dari pendekatan kontingensi telah banyak digunakan pada
berbagai bidang dan fungsi dalam organisasi seperti pemasaran, motivasi,
kepemimpinan, strategi keputusan keputusan keputusan-keputusan penting. Oleh
karena itu, lebih banyak memasukkan unsur lingkungan dalam melihat berbagai
permasalahan. 

C. Teori Organisasi
Teori organisasi merupakan Suatu area disiplin di dalam bidang bisnis yang luas atau
studi manajemen. teori ini berkaitan dengan struktur dan desain organisasi. 
mahasiswa di bidang ini mencari cara untuk dapat mengidentifikasi pola dan aturan
yang biasa terjadi pada organisasi dan mengetahui sebab sebab dan akibatnya.

8
BAB 3
LINGKUP ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN OLAHRAGA

A. Paham Olimpik dan Gerakan Olimpik


1. Prinsip Dasar Paham Olimpik
a. Paham Olympic ialah suatu falsafah hidup, yang mengagungkan dalam suatu
keseluruhan keseimbangan dari kualitas badan, kemauan dan jiwa (pikiran). 
b. Tujuan dari paham Olympic adalah menempatkan olahraga sebagai pelayanan
dari pengembangan manusia yang harmonis, dengan visi untuk
mempromosikan suatu masyarakat yang damai yang terkait dengan
pemeliharaan martabat manusia.
c. Gerakan Olympic (Olympic Movement) ialah kesepakatan bersama, di
organisasi, semesta dan kegiatan tetap, yang dilaksanakan di bawah otoritas
tertinggi dari IOC, bagi semua individu yang diilhami oleh nilai-nilai dari
paham Olympic, yang kejadiannya meliputi 5 benua.
d. Praktik melakukan olahraga merupakan hak asasi manusia.  setiap individu
harus memiliki kesempatan untuk berolahraga, tanpa ada diskriminasi apapun
dan dalam semangat Olympic, yang mensyaratkan saling pengertian dengan
semangat persaudaraan, Solidaritas dan fair play.
e. Segala bentuk diskriminasi yang terkait pada peroranganYang didasarkan atas
rasional, agama, politik, Gender Atau lainnya yang bertentangan dengan
kepemilikan gerakan Olympic.
f. kepemilikan pada gerakan Olympic mewajibkan kepatuhan pada Piagam
Olympic dan pengakuan oleh IOC

9
2. Gerakan Olympic
a. Gerakan Olympic yang dipimpin oleh IOC dijabarkan dari paham Olympic
modern
b. Kriteria untuk dapat tergabung dalam gerakan Olympic adalah diakui oleh
IOC.  organisasi dan manajemen olahraga harus dibawa kontrol organisasi
olahraga yang independen yang telah diakui oleh IOC
c. Tujuan dari gerakan Olympic adalah untuk memberikan kontribusi untuk
membangun dunia yang damai dan lebih baik dengan cara mendidik generasi
muda melalui kegiatan olahraga dengan tanpa ada diskriminasi apapun dan
dalam semangat Olympic yang mewajibkan adanya saling pengertian,  dengan
semangat persahabatan,  solidaritas dan fair play

3. IOC Sebagai Badan yang Memimpin Gerakan Olimpik


IOC Adalah suatu organisasi internasional yang nonpemerintah dan tidak
mencari keuntungan (non profit making organisation), berlangsung tanpa batas
waktu, dalam bentuk suatu asosiasi dengan status yang sah yang diakui oleh
ketetapan dewan federasi Swiss tanggal 17 september 1981.  

4. Struktur gerakan Olympic


Komite Olimpiade internasional
Dalam kongres internasional yang diadakan di sorbonne, Prancis, tertanggal
23 Juni 1894, Baron Pierre De coubertin memprakarsai untuk merestorasi Olimpiade
kuno dengan membentuk International Olympic committee sebagai induk organisasi
dari gerakan Olympic. 

10
B. Lingkup Administrasi dalam Olahraga
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas maka lingkup administrasi meliputi
ide teori dan pembuatan kebijakan. Sondang P Siagian memberikan pengertian
administrasi sebagai "keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau
lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya". (Sondang P. Siagian, 1989).

C. Tata Kelola Organisasi Olahraga (Governance of A Sport Organisation)


Dalam sistem demokrasi, anggota organisasi merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi. Mereka sering kali mendelegasikan tanggung jawab tertentu pada dewan
direktur (sebagai contoh, pemilihan dilakukan oleh anggota, tidak oleh dewan). 
Dewan menangani tugas-tugas tertentu tetapi mungkin mendelegasikan tanggung
jawab tertentu pada sebuah komite eksekutif. Dewan atau komite eksekutif dapat
menunjuk komite lain untuk menangani fungsi-fungsi tertentu. Dalam hal ini fungsi
tersebut dapat sebagai komite "tetap" (permanen) atau "sementara" (standing
committee), disebabkan oleh keadaan yang tergantung pada besar kecilnya tanggung
jawab ataukah mungkin sebagai komite "ad hoc ". 

1. Peranan Badan (Dewan)


Seringkali peranan dan kegiatan Badan terkait dalam lima area yang penting yaitu:
a) Tanggung jawab dan mandat
b) Struktur dan organisasi
c) Proses dan informasi
d) Penilaian kinerja dan akuntabilitas
e) Budaya organisasi

2. Pertanggungjawaban dan Mandat


Peran utama dari badan adalah pelayanan mengatur dan mengawasi
manajemen dan memastikan bahwa urusan organisasi telah dilakukan sedemikian
rupa sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.

11
3. Badan/Board dengan Tanggung Jawab Operasional
Pada beberapa organisasi anggota individual dari badan menjalankan tugas
operasional seperti pelayanan pada kapasitas manajemen. Sebagai contoh seorang
anggota badan yang memiliki kualifikasi akuntan atau perbankan dapat memberi
pelayanan sebagai bendahara dalam organisasi.

4. Perencanaan Stratejik untuk Organisasi


Tanggung jawab badan untuk perencanaan stratejik tidak seharusnya
mengembangkan strategi, akan tetapi untuk meyakinkannya bahwa manajemen telah
melaksanakan suatu proses perencanaan stratejik yang benar. Peran badan
adalah melengkapi tantangan bebas dari asumsi kunci manajemen menilai apakah
strategi manajemen stratejik sesuai dalam hubungan dengan risiko yang terkait dan
sumber-sumber yang diperlukan dan berfaedah untuk dicapai.

5. Identifikasi Risiko dan Manajemen


Tanggung jawab badan adalah meyakinkan bahwa manajemen telah
menerapkan suatu proses yang efektif untuk mengidentifikasi, meminimalkan,
memonitor dan mengelola risiko yang potensial yang dihadapi oleh organisasi.

 6. Keefektifan Manajemen dan Penggantian


Adalah menjadi tanggung jawab badan untuk meyakinkan bahwa tim
manajemen yang benar telah ditempatkan titik peran badan adalah untuk menanyakan
rumah memeriksa dan manajemen secara aktif. Anggota badan seyogianya
mempunyai kesempatan untuk mempertanyakan secara konstruktif mengetes dan
memberikan tantangan pada pandangan manajemen dan proposal.

7. Komunikasi dengan Stakeholder (Pemangku Kepentingan)


Badan bertanggung jawab untuk menentukan cara dimana organisasi akan
berkomunikasi dengan para stakeholder nya ragam informasi untuk diungkapkan dan
dibawa mana kondisi pengungkapan informasi dibuat.

12
8. Kontrol Internal dan Management Information Sistem
Semua organisasi memerlukan kontrol atau pengawasan dan sistem informasi
yang memungkinkan organisasi mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional,
sesuai dengan hukum dan peraturan, dan reliabilitas dari manajemen dan informasi
keuangannya.

9. Proses dan Informasi


Struktur dan mandat badan keduanya adalah sangat penting titik dalam pada
itu tanpa proses dan informasi yang memadai untuk membantu aktivitas badan tata
kelola yang efektif hanyalah kata-kata belaka dan bukan kegiatan.

10. Penilaian Kinerja


Garis Pedoman tata kelola menyarankan bahwa badan dan komitenya serta
anggota badan dinilai secara berkala dalam arti keefektifannya dalam menjalankan
tanggung jawab badan.

11. Akuntabilitas dan Penanggung Jawab Publik


Tanggung jawab anggota badan termasuk:
a. Memiliki kepercayaan yang baik, dan minat yang baik dari organisasi.
b. Menghindari perselisihan kepentingan.
c. Hendaklah tekun dalam kaitan dengan rapat-rapat badan dan mendapatkan
informasi.
d. Memberikan kepercayaan sehubungan dengan integritas dan kemampuan dari
chief executive officer.
e. Menjamin akuntabilitas keuangan dan kebijaksanaan.

13
12. Budaya Organisasi
Budaya organisasi serta badannya seringkali jalin menjalin budaya yang satu
biasanya mempengaruhi lainnya secara bersama-sama. mereka dapat memengaruhi
keefektifan organisasi dan badan keduanya titik budaya juga dapat mempengaruhi
kualitas dari tata kelola.
Organisasi yang menempatkan suatu nilai yang tinggi terhadap komunikasi
yang terbuka, memiliki komitmen terhadap Organisasi, mempunyai akuntabilitas
untuk beraktivitas dan berhasil menghormati pada hak individu dan kebebasan
pribadi, dan lain-lain.

13. Peranan Komite


Komite-komite dapat dibentuk oleh badan atau oleh komite eksekutif
dan mereka harus melapor kepada ada otoritas yang membentuknya.  struktur dan
mandat dari badan dan masing-masing komite harus di dokumentasikan guna
menolong meyakinkan bahwa anggota badan dan manajemen secara jelas pengertian
peranan dari badan.

14. Peranan Presiden


Presiden bertanggung jawab akan:
 Pembukaan rapat
 Menepati agenda rapat
 Memberikan kesempatan anggota rapat mengajukan pandangannya
 Melihat apakah keputusan telah diambil dan disepakati
 Menyelenggarakan pengambilan suara pada resolusi yang diajukan
 Menegakkan peraturan dan konstitusi.

14
15. Peran Sekretaris
Pada umumnya sekretaris bertanggung jawab untuk menyiapkan rapat, agenda,
Minutes (notula), dan administrasi umum.
Sebagai tambahan rumah sekretaris wajib mengetahui:
 apa yang terjadi di organisasi
 keputusan apa yang diperlukan dan pada waktu apa
 urutan yang paling efektif dalam menentukan items dalam agenda
 timing dari agenda untuk dibicarakan.

16. Peran Bendahara


Bendahara bertanggung jawab untuk memegang akun dan menciptakan
prosedur keuangan yang memadai. bendahara akan bekerja sama penuh dengan
komite audit, komite keuangan, auditor dan lain-lain yang terkait dengan pengawasan
keuangan, prosedur dan pelaporan.

17. Perselisihan Kepentingan


Dari waktu ke waktu, terdapat Kontroversi dalam olahraga, seperti juga pada
profesi lain dan kegiatan dalam kehidupan mengenai perselisihan kepentingan.

18. Draft Tentang Kebijakan Perselisihan Kepentingan


Anggota dan karyawan dari suatu organisasi tak akan mengizinkan
mempengaruhi perselisihan dengan kepentingan yang terbaik dari organisasi atau
merugikan reputasi organisasi penyingkapan secara tertulis diminta pada setiap orang
yang dipekerjakan oleh, memberikan pelayanan untuk atau dengan minat keuangan
pada perusahaan bisnis rumah melakukan bisnis dengan atau mencari untuk
melakukan bisnis dengan organisasi.

15
19. Rapat-rapat
Konstitusi menyebutkan bahwa organisasi harus dijalankan lewat jalur
demokrasi. dasar dari tipe organisasi yang demokratis adalah rapat dimana diskusi
diadakan dan keputusan dibuat. anggota biasanya dilapori hasil rapat dengan "catatan
pertemuan" dan catatan ini ini mengindikasikan item yang didiskusikan dalam
pertemuan seperti agenda pertemuan.

20. Anggaran dan Pengelolaan Keuangan


Suatu anggaran adalah perencanaan bagi program Anda yang dijelaskan
dalam bentuk keuangan titik ini adalah suatu perkiraan pemasukan dan pengeluaran,
biasanya untuk jangka waktu satu tahun. kebanyakan Komite Olahraga Nasional (di
Indonesia, KOI) mengembangkan keduanya yaitu anggaran satu tahun untuk rencana
jangka pendek satu tahun dan anggaran empat tahunan untuk menunjang rencana
empat tahunan.

D. Lingkup Manajemen Olahraga


Manajemen Olahraga Secara Umum
Manajemen secara umum didefinisikan sebagai "kemampuan atau
keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui
kegiatan-kegiatan orang lain."

a. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi organik dari manajemen, yaitu unsur unsur yang mutlak harus ada dan
dijalankan, kalau tidak maka akan menyebabkan matinya organisasi baik cepat
maupun lambat. Fungsi yang anorganik dari manajemen merupakan unsur pendukung
saja, seperti telepon, mobil, alat pendingin ruangan dan lain-lain. 

16
b. Sumber Daya
Sumber daya adalah suatu bantuan yang dapat diambil untuk membantu Anda
guna mencapai atau melakukan sesuatu. jadi jelas bahwa salah satu keterampilan
yang sangat penting bagi seorang administrator olahraga adalah menentukan
kebutuhan-kebutuhan, mengidentifikasi sumber-sumber daya yang akan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan, dan kemudian memperoleh sumber-sumber daya
yang diperlukan.

c. Pemecahan Masalah
Dikatakan bahwa suatu masalah (problem) atau krisis adalah suatu
kesempatan yang berbahaya ini adalah sesuatu yang mempunyai ketegangan sendiri
tetapi ini juga mempunyai kesempatan bagi pemecahan yang kreatif dan berfaedah.

E. Manajemen Kepelatihan
Seorang pelatih harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
berbagai lapisan kalangan yang luas yang meliputi administrator olahraga tingkat
tinggi sampai pada seorang atlet. Seorang pelatih harus sanggup untuk
menggambarkan sumber daya manusia dan keuangan yang tersedia untuk menyusun
suatu program. Sebagai tambahan pada keterampilan individu yang dimiliki seorang
pelatih harus tahu bagaimana menggunakannya dalam Kombinasi yang tepat guna
memperoleh hasil yang sebaik mungkin dalam kepelatihan.

1. Keterampilan Penting Bagi Pelatih 


a. Keterampilan Teknis
Keterampilan yang melibatkan pengertian dan kecakapan anda dalam suatu
aktivitas yang khusus terutama yang melibatkan: metode, proses, prosedur dan teknik
disebut keterampilan teknis. Yang termasuk kedalam keterampilan Teknik ini antara
lain: menentukan tujuan, menyusun anggaran, mengorganisasi rencana praktis,
mengelola pertandingan tim dengan sukses, dan mengembangkan program latihan
tahunan.

17
2. Proses yang Mendasari Manajemen Kepelatihan
Kata proses di sini menunjuk pada planning, organizing, Leading dan
controlling, yang berlangsung untuk menyelesaikan tugas pencapaian tujuan
coaching.

Planning
  Planning menentukan apa yang harus dilakukan sebelumnya, Bagaimana
melakukannya dan siapa yang akan melakukannya

Organizing
Organizing melibatkan penetapan hubungan antara aktivitas yang akan
dilaksanakan, orang-orang yang akan melakukannya, dan faktor-faktor fisik yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.

Leading
Pada fungsi kepemimpinan, anda terutama terlibat dalam masalah pemberian
panduan dan pemberian Supervisi kepada para atlet. Sebagai seorang pemimpin
sehari-hari terlibat langsung dalam mempertahankan hubungan kerja yang efektif
dengan para sport administrator para orangtua, para atlet dan para pembantu pelatih.

Controlling
Kaitan terakhir dalam rangkaian fungsional dan manajemen coaching adalah
pengawasan.  kegiatan ini melibatkan pengecekan pada semua tahap dari program
anda untuk melihat apakah semuanya berlangsung sesuai dengan perencanaan.

18
BAB 4
FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN OLAHRAGA

Pada dasarnya fungsi manajemen dapat dibagikan dalam dua bagian, yaitu
pertama, fungsi yang organik, dimana Fungsi ini harus ada dan jika tidak dijalankan
menyebabkan ambruknya manajemen itu. kedua, fungsi anorganik, yaitu fungsi
penunjang; dimana jika tersedia maka manajemen akan lebih nyaman dan efektif
misalnya alat transportasi alat komunikasi, komputer  atau perabotan kerja yang
nyaman.

1. Henry Fayol
Seorang berkebangsaan Perancis yang pertama kali menulis tentang "administrasi dan
manajemen" pada tahun 1916.
Menurut Fayol fungsi tersebut ialah: 
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pemberian Komando (Commanding)
d. Pengordinasian (Coordinating)
e. Pengawasan (Controlling)

2. Luther M. Gullick
Adalah seorang ahli administrasi dan manajemen. dalam karyanya "on the
science of administration ", pada tahun 1930 di mana pada waktu itu pengetahuan
orang tentang ilmu administrasi dan manajemen telah mulai meningkat mengatakan
bahwa fungsi manajemen adalah:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pengadaan Staf (Staffing)
d. Pemberian Bimbingan (Directing)
e. Pengordinasian (Coordinating)

19
f. Pelaporan (Reporting)
g. Penganggaran (Budgeting)

3. John D. Millet
Teori yang dikemukakan John D. Millet senada dengan Luther M. Gullik, dan
telah disempurnakan oleh Harold Koonts dan Cyrill 0’Donnel Yang dalam buku
mereka berjudul "principles of management ".
Pendapat dan klasifikasinya itu merupakan yang paling tepat ialah:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pengadaan Staf (Staffing)
d. Pemberian Bimbingan (Directing)
e. Pengawasan (Controlling).
(Sondang P. Siagian, 1989) 

4. George R. Terry
Dalam bukunya "principles of management", mengklasifikasi fungsi-fungsi tersebut
dalam 4 bagian sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penggerakan (Actuating) 
d. Pengawasan (Controlling)
(Girls R. Terry, 1977).

20
5. John F. Mee
Menurut Mee, seorang guru besar dalam Ilmu manajemen pada Universitas
Indiana, USA, dalam karya ilmiahnya menyampaikan pendapatnya bahwa fungsi-
fungsi manajemen adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pemberian Motivasi (Motivating),
d. Pengawasan (Controlling).

5. Dubrin, Ireland dan Williams
Memberikan definisi manajemen sebagai "proses integrasi dan koordinasi dari
penggunaan sumber daya organisasi (seperti manusia, uang, sarana dan prasarana,
informasi atau teknologi, teknik) guna mencapai tujuan khusus melalui fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan
(Leading), pengawasan (controlling), dan penyusunan staf (Staffing)”.

21
BAB 5
FUNGSI PERENCANAAN DAN MANAJEMEN STRATEJIK

A. Fungsi perencanaan
Teri mengartikan perencanaan yang pada dasarnya adalah penyusunan sebuah
pola tentang aktivitas-aktivitas masa yang akan datang yang terintegrasi dan
dipredeterminasi.  Hal tersebut mengharuskan adanya kemampuan untuk
meramalkan, memvisualisasikan, dan melihat kedepan yang dilandasi dengan tujuan-
tujuan tertentu. Sehingga fungsi perencanaan yang merupakan suatu fungsi yang
fundamental dari manajemen sangat diperlukan. (Terry, 1986). Selanjutnya dikatakan
oleh teori bahwa perencanaan meliputi tindakan memilih dan menghubungkan fakta-
fakta dan membuat serta menggunakan asumsi asumsi mengenai masa yang akan
datang dalam hal memvisualisasi serta merumuskan aktivitas-aktivitas yang
diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil hasil yang diinginkan.

1. Ragam Perencanaan
a. Perencanaan jangka pendek (SR = short range) yang biasanya mencakup
waktu kurang dari 1 tahun.
b. Perencanaan jangka menengah (IR = intermediate range) yang meliputi waktu
1 tahun lebih namun kurang dari 5 tahun.
c. Perencanaan jangka panjang (LR = long range) yang meliputi waktu lebih dari
5 tahun.

2. Keuntungan Perencanaan 
Perencanaan dapat menimbulkan berbagai hal sebagai berikut.
a. Timbulnya aktivitas-aktivitas teratur yang dituju ke arah pencapaian sasaran.
b. Adanya perencanaan dapat menunjukkan perlunya perubahan di masa yang
akan datang
c. Perencanaan menjawab pertanyaan-pertanyaan: "apakah yang akan terjadi
apabila...?".

22
d. Perencanaan memberikan suatu dasar atau landasan untuk melakukan
pengawasan.
e. Perencanaan mendorong orang memberikan prestasi sebaik mungkin.
f. Perencanaan memaksakan orang untuk memandang perusahaan secara
menyeluruh.
g. Perencanaan memperbesar dan menyeimbangkan pemanfaatan fasilitas-
fasilitas.
h. Perencanaan membantu seorang manajer mencapai status.

3. Perencanaan menurut International Olympic Committee


"Suatu perencanaan ialah binti disiplin dari persiapan yang memberikan
kebebasan kepada kita untuk mengerjakan apa yang perlu, menciptakan, dan
mengadaptasi perubahan dengan cerdas. Persiapan memperlengkapi kita untuk
mengelola kecepatan, ketidakpastian, kompleksitas, dan perbedaan perubahan pada
keuntungan perorangan maupun kolektif. Perencanaan membawa kita ke tempat
mana yang kita butuhkan dan inginkan. Berkaitan dengan hal tersebut perencanaan
adalah suatu peta arah guna mencapai suatu tujuan. ini mempunyai maksud menuju
arah dan suatu jadwal Mengapa, di mana dan kapan.

B. Menyusun Suatu Perencanaan Stratejik


Maksud
Maksud dari suatu proses perencanaan stratejik ialah mengerjakan hal-hal sebagai
berikut:
1. Menghasilkan suatu dokumen atau seperangkat dokumen yang akan
mendefinisi kan misi maksud (goal) dan tujuan (objectives) dan tujuan taktis
yang akan dicapai dan dievaluasi.
2. Membuat rencana operasi jangka pendek (1-3 tahun) dan jangka panjang (3-5
tahun) berdasarkan uraian di atas.
3. Menyusun rencana keuangan jangka panjang dan pendek berdasarkan butir a
dan b di atas.

23
Proses
1. Susunlah waktu yang tepat untuk menyelesaikan rencana.
2. Lakukan analisis pemangku kepentingan (stakeholders),  misalnya melakukan
konsultasi dengan setiap orang/ yang di institusi yang memiliki sumber daya
atau dipengaruhi oleh keputusan-keputusan, antara lain yaitu penyandang
dana, anggota, organisasi olahraga nasional,  pemerintah, masyarakat untuk
kesehatan pendidikan yang berbadan hukum serta agen internasional.
3. Rancangan pernyataan misi.
4. Membuat perkiraan eksternal.

C. Menyusun Suatu Rencana Bisnis (Business Plan)


Suatu rencana bisnis meringkas suatu hakikat bisnis dan maksud serta
tujuannya untuk masa mendatang. suatu rencana bisnis umumnya terdiri dari:
 Suatu pernyataan dari maksud atau isi dari bisnis, maksud dan tujuannya;
 Suatu uraian bisnis, market, produk, persaingan, lokasi, fasilitas, manajemen
dan personil;
 Sejarah singkat dari bisnis, bagaimana memperolehnya dan di mana
keberadaannya sekarang;
 Definisi dari hal-hal kegiatan kunci yang harus diselesaikan untuk
memungkinkan bisnis mencapai maksud dan tujuannya selama beberapa
periode tahunan;
 Suatu ramalan dari hasil, hasil keuangan yang diharapkan dapat dicapai dan
 Suatu indikasi dari sejumlah uang dan sumber daya lain yang diminta oleh
bisnis agar dapat mencapai tujuan. 

24
D. Perencanaan Stratejik: Beberapa Pandangan
1. Pengertian Visi Dan Misi
Berikut ini adalah definisi menurut Lewis dan Smith (1994).
Visi adalah suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik
yang ingin dicapai oleh suatu lembaga pada jauh di masa yang akan datang. Banyak
interpretasi yang dapat keluar dari pernyataan keadaan ideal yang ingin dicapai
lembaga tersebut. visi itu sendiri tidak dapat dituliskan secara lebih jelas
menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, oleh kemungkinan kemajuan
dan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang
tersebut.

2. Strategi Formulasi dan Strategi Implementasi


Memformulasi dan mengimplementasikan rencana stratejik meliputi
serangkaian langkah-langkah yang saling berkaitan. langkah-langkah ini termasuk:
a. Pernyataan perumus suatu misi untuk organisasi olahraga;
b. Melakukan analisis dari lingkungan eksternal organisasi, dan operasi internal;
c. Mengambil pilihan tentang korporasi yang sesuai dan stratejik level
bisnis; dan
d. Memilih struktur organisasi yang benar dan sistem pengawasan dan integrasi
guna meyakinkan bahwa strategi tersebut efektif. 

25
BAB 6
PENGORGANISASIAN

Perorganisasian adalah Salah satu fungsi yang organik dari administrasi dan
manajemen. definisi yang dapat dikemukakan ialah sebagai berikut.
"keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung
jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan " (Sondang P.  Siagian, 1989).
Dengan demikian, kalau diikuti pendapat di atas, maka
perorganisasian administratif adalah proses pembentukan organisasi sebagai
keseluruhan. Sedangkan pengorganisasian manajerial merupakan pengorganisasian
yang bersifat departemental dalam rangka keseluruhan dan dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

A. Arti Pengorganisasian
Pengorganisasian berarti mempersatukan sumber-sumber daya pokok dengan
cara yang teratur mengatur orang-orang dalam pola yang sedemikian rupa hingga
mereka dapat melaksanakan aktivitas aktivitas guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Pengorganisasi juga berarti mempersatukan orang-orang pada tugas yang
saling berkaitan. istilah pengorganisasian berasal dari perkataan "organism", yang
merupakan sebuah entitas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
terhadap keseluruhan.

26
B. Pentingnya Pengorganisasian
Pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang
dapat dianggap sebagai sebuah rangka yang merupakan titik pusat sehingga manusia
dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.
Dengan kata lain, Salah satu bagian penting tugas pengorganisasian adalah
mengharmoniskan suatu kelompok orang-orang yang berbeda, mempertemukan
berbagai macam kepentingan dan memanfaatkan kemampuan kemampuan yang
kesemuanya itu menuju ke suatu arah tertentu.

C. Definisi Istilah Organisasi


Jones (2004) memberikan definisi bahwa "Organisasi adalah suatu alat yang
dipergunakan oleh orang-orang untuk mengkoordinasikan kegiatannya untuk
mencapai sesuatu yang mereka inginkan atau nilai, yaitu untuk mencapai tujuannya ".
Dengan demikian, organisasi adalah entitas sosial (seperti organisasi) yang
menciptakan untuk mengkoordinasikan upaya individu dengan maksud untuk
mencapai tujuan.

D. Budaya Organisasi
Kita mengetahui bahwa setiap individu mempunyai kepribadian yang unik
yaitu serangkaian ciri-ciri yang relatif permanen dan stabil yang mempengaruhi cara
kita bertindak dan berinteraksi dengan orang lain. ketika kita menggambarkan
seseorang sebagai contoh yang hangat, terbuka, santai, pemalu, atau agresif, kita
menggambarkan ciri-ciri kepribadian. suatu organisasi juga mempunyai kepribadian
yang kita sebut sebagai budaya. (Stephen B. Robbins/Mary Coulter, 2009)

27
BAB 7

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manusia merupakan titik Sentral dari pembahasan tentang proses, pola, dan
teknik pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.  Setiap orang dalam organisasi
tentu akan membuat keputusan, tetapi paling utama dalam pengambilan keputusan
adalah oleh seorang pemimpin atau disebut seorang manajer dengan demikian,  dapat
dikatakan bahwa sukses tidaknya seseorang menjalankan perannya sebagai pemimpin
akan sangat tergantung bukan pada keterampilannya melakukan kegiatan-kegiatan
operasional,  melainkan akan dinilai dari kemampuannya mengambil keputusan.

A. Memberikan Definisi Pengambilan Keputusan

Menurut Pieter Drucker, "suatu keputusan (decision) adalah suatu judgment


(pendapat, pertimbangan, keputusan) ….  suatu pilihan diantara beberapa alternatif "
titik manajer olahraga menggunakan judgment-nya untuk membuat keputusan
(Decision) tentang apakah akan mempekerjakan karyawan ataukah akan memecatnya
guna menambah program barunya untuk menjual suatu bagian yang merugikan,
ataukah akan memperdagangkan (menukar- tambahkan) karyawannya. 

1. Keputusan Yang Diprogramkan (Programmed Decision)

Keputusan yang diprogramkan adalah pengulangan dan rutin. Keputusan ini


dibuat berdasarkan pada kebijakan yang didefinisikan secara jelas dan prosedural,
dan pengalaman masa lampau dari seorang manajer.

28
2. Keputusan Yang Tak Terprogram (Nonprogrammed Decision)

Keputusan yang tak terprogram termasuk hal baru dan unik. tidak terdapat
pedoman yang baku atau prosedural untuk mengarahkan jalan bagi tipe ini. seringkali
organisasi olahraga belum pernah menghadapi tipe keputusan ini sebelumnya tentang
bagaimana situasi yang sebenarnya.

B. Pendekatan Pada Pengertian Pembuatan Keputusan

Sejumlah model yang berbeda dari proses pembuatan keputusan dapat


ditemukan dalam literatur manajemen, beberapa literatur lebih dapat diaplikasikan
pada keputusan yang dibuat oleh manajer olahraga secara individu, Sedangkan
lainnya terkait pada keputusan pada level organisasi.

Pembuatan Keputusan Secara Individual

Pada bagian ini akan dibicarakan 2 buah model dasar dari pembuatan keputusan
individual, yaitu:

1. Model Rasional (Rational Model)

Model rasional bagi pengambilan keputusan lebih merupakan suatu uraian


tentang bagaimana keputusan akan dibuat dari pada suatu catatan tentang bagaimana
mereka sebenarnya dibuat. pendekatan ini memfokuskan pada suatu analisis
selangkah demi selangkah dan situasi masalah dan identifikasi dari pemecahan.

29
2. Model Administratif (Administrative Model) Atau Model Rasional Terbatas
(Bounded Rationality Model)

Meskipun logika yang menjadi cirinya dari pendekatan yang sistematis telah


dirangkum pada model rasional, para manajer jarang melakukan pengambilan
keputusan yang tepat dan teliti. keterbatasan dari model rasional telah pertama kali
diidentifikasi oleh Herbert Simon dalam bukunya nya Administrative Behavior
(1945). 

3. Pembuatan Keputusan Organisasi

Sementara manajer individu mungkin dapat membuat keputusan


menggunakan model keduanya baik rasional maupun administratif, kebanyakan
keputusan dalam organisasi dibuat oleh kelompok, informasi, sumber daya dan
otoritas diperlukan dalam kebanyakan pembuatan keputusan dalam organisasi yang
kompleks dan amat jarang dalam ranah yang hanya perorangan.

C. Membuat Keputusan: Rasionalitas, Rasionalitas Terbatas dan Intuisi

Pengambilan keputusan manajerial diasumsikan bersifat rasional. Dengan


asumsi itu kita maksudkan bahwa para manajer membuat pilihan yang konsisten dan
memaksimalkan nilai dengan kendala tertentu. asumsi rasionalitas pengambil
keputusan yang rasional secara sempurna akan sepenuhnya bersifat objektif dan logis.
dia akan mendefinisikan masalah dengan seksama dan akan memiliki sasaran yang
jelas dan tertentu.

30
D. Asumsi-Asumsi Rasionalitas

Pengambilan keputusan manajerial dapat mengikuti Pengasumsian rasional


Jika syarat-syarat berikut itu dipenuhi. manajer itu dihadapkan pada masalah
sederhana yang sasarannya jelas dan alternatif-alternatif nya terbatas, di mana
tekanan waktu sangat sedikit dan biaya untuk mencari dan mengevaluasi alternatif itu
rendah, yang mana budaya organisasinya mendukung inovasi dan pengambilan risiko
dan gimana hasil-hasilnya relatif konkrit dan dapat diukur.

E. Peran Intuisi

Proses pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman, perasaan, dan


pertimbangan yang sudah terkumpul.  seberapa lazim pengambilan keputusan
berdasar intuisi itu?  Salah satu survei terhadap para manajer dan karyawan organisasi
lain mengungkapkan bahwa hampir sepertiga dari mereka lebih menekankan pada
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan berdasar "Perasaan hati paling
dalam" Dibanding kan berdasar kognisi atau pikiran (Robbins and coulter, 2005).

31
BAB 8

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Pendahuluan

Salah seorang pakar manajemen yang terkenal di dunia Peter F.


Drucker, mengatakan akan pentingnya sumber daya manusia dalam bidang bisnis
sebagai berikut.

"Jika kita menggunakan sumber daya manusia dengan lebih baik, maka peluang
untuk meningkatkan produktivitas akan semakin besar. manajemen manusia harus
menjadi perhatian pertama dan utama dari pelaksanaan manajemen, bukannya
manajemen barang atau teknik (Craig L. Pearce dkk, 2010).

Manajemen sumber daya manusia dianggap sangat penting karena yang


dikelola adalah manusia. kadang kalah manajemen sumber daya manusia ini
dinamakan manajemen personil. Sejak tahun 1970 manajemen sumber daya manusia
itu bertambah menjadi faktor yang sangat penting dalam menyukseskan roda
organisasi orang-orang adalah aset organisasi yang penting untuk keberhasilan suatu
organisasi. Oleh karena itu, organisasi yang besar mempunyai Departemen sumber
daya manusia yang khusus. 

Peranan sumber daya manusia dalam membantu menciptakan keunggulan


daya saing organisasi rupanya telah diyakini oleh para praktisi manajemen. Berbagai
studi telah menyimpulkan bahwa sumber daya manusia dalam suatu organisasi dapat
menjadi sumber keunggulan bersaing yang sangat berarti.

32
33
B. Manajemen Stratejik Sumber Daya Manusia

Banyak pakar memberikan pendapat bahwa dalam persaingan pasar dewasa,


Organisasi harus menggunakan perencanaan stratejik untuk dapat bertahan dan
berhasil baik. manajemen strategik didefinisikan sebagai "karyawan yang terampil
dan koordinasi yang taktis dan sebagai perencanaan dan manajemen yang berseni"
("skillful employment and coordination of tactics, and as artful planning and
management”, Webster’s New American Dictionary).

Manajemen stratejik adalah suatu proses, suatu pendekatan yang


ditujukan untuk menghadapi tantangan persaingan yang dihadapi oleh organisasi. Ini
dapat dibayangkan sebagai suatu pengelolaan "Pola atau Rencana yang
mengintegrasikan tujuan utama organisasi, kebijakan, dan dan urutan kegiatan
sehingga menjadi keseluruhan yang terpadu ".

C. Komponen dari Proses Manajemen Stratejik

1. Perumusan Stratejik (Strategic Formulation)

Sepanjang perumusan stratejik, kelompok perencanaan stratejik merupakan


suatu arah stratejik dengan mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan, kesempatan
dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal. Kemudian mereka
mengumpulkan berbagai alternatif stratejik dan membandingkan kemampuan
alternatif guna mencapai misi perusahaan. 

2. Pelaksanaan Stratejik (Strategy Implementation)

Sepanjang pelaksanaan stratejik, organisasi menindak lanjuti melalui strategi


yang dipilih itu. pelaksanaan stratejik ini terdiri dari pembuatan struktur organisasi,
pengalokasian sumber daya, meyakinkan bahwa perusahaan memiliki karyawan yang

34
terampil di tempat kerjanya, dan mengembangkan sistem hadiah yang
menggabungkan karyawan dengan tujuan stratejik organisasi.

D. Peran Sumber Daya Manusia

Suatu kerangka dalam memahami pengertian manajemen sumber daya


manusia atau sering juga disebut sebagai manajemen personel, dikemukakan
oleh Flippo (1985).  Dikemukakannya bahwa manajemen SDM dapat dipahami dari
dua kategori fungsi, ialah fungsi manajemen dan fungsi operasional fungsi
manajemen terdiri atas fungsi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan sedangkan fungsi operasional meliputi kegiatan pengadaan tenaga kerja
(procurement), pengembangan (development), kompensasi (compensation), 
integrasi,  pemeliharaan (maintenance),  dan  pemutusan hubungan kerja
(Separation). 

E. Tugas-tugas Manajemen Sumber Daya Manusia

Beberapa masalah penting yang perlu dibahas dalam hubungan dengan proses
manajemen sumber daya manusia ialah mengenai:

1. Penarikan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola perencanaan, perekrutan


dan seleksi tenaga kerja.
2. Pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola orientasi, pelatihan
dan pengembangan, serta perencanaan dan pengembangan karir pegawai.
3. Mempertahankan tenaga kerja yang berkualitas, mengelola pemeliharaan dan
pergantian, penilaian kerja, kompensasi dan kebutuhan, serta hubungan kerja
dan manajemen. (Amirullah & Haris Budiyono, 2004).

35
F. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Maksud dari perencanaan sumber daya manusia adalah untuk meramalkan


secara sistematis pasokan (supply) yang akan datang yang dari tuntutan karyawan. Ini
adalah metode dengan nama manajemen meyakinkan bahwa ia memiliki jumlah dan
macam orang-orang yang cepat pada tempat yang benar, dan pada waktu yang tepat,
yang mampu menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien yang akan membantu
organisasi mencapai tujuan yang menyeluruh. (Robbins and stuart-kotze, 1990). 

2. Perekrutan (Pencarian Tenaga Baru)

Perekrutan mengacu pada "proses centang mencari lokasi, mengidentifikasi,


dan menarik pelamar yang cakap dan tertarik pada pengisian jabatan yang lowong"
(Bergmann & Taylor, 1984). Proses tersebut mulai dari audit situasional. Suatu
analisis lingkungan menyediakan parameter untuk menentukan bagaimana perekrutan
mengambil tempat. Suatu analisis jabatan juga harus menjadi bagian dari audit
situasional. Jika suatu audit situasional dan analisis jabatan terkini telah dilaksanakan
oleh perancang sumber daya manusia, informasi telah siap ditempatkan bila tidak,
suatu audit dan analisis baru harus dilaksanakan untuk jabatan yang tersedia.

3. Seleksi

Suatu perangkat seleksi dianggap valid manakala terdapat suatu hubungan


antara perangkat khusus dan perangkat kriteria yang relevan dengan jabatan. Contoh,
beberapa macam tes mengetik mungkin adalah suatu cara yang valid untuk
menyeleksi seseorang yang pekerjaannya akan melibatkan waktu yang lama pada
terminal computer, namun akan tidak banyak berguna dalam penyeleksian untuk Golf
profesional. Pada kenyataannya, hal ini mungkin tidak legal untuk menggunakan

36
setiap macam teks, kecuali hal ini dapat menciptakan bahwa teks tersebut adalah
suatu indikator kinerja yang valid di dalam jabatan.

4. Orientasi

Maksud dari orientasi ialah untuk mengurangi tingkat kecemasan bagi


individu baru yang masuk organisasi olahraga mensosialisasikan mereka ke dalam
budaya organisasi dan memperlengkapi mereka dengan informasi yang diperlukan
untuk menolong mereka melaksanakan tugas mereka dengan baik. hal ini juga
menyebarluaskan informasi yang disediakan dalam wawancara job mereka.

5. Pelatihan (Training)

Training menunjuk pada aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki tingkat


keterampilan karyawan, berdasarkan pengetahuan atau pengalaman, atau mengubah
sikapnya tentang aspek dari situasi kerja mereka. Kebutuhan latihan dapat terjadi
karena alasan yang beragam. Dengan adanya teknologi atau peralatan baru, tak dapat
diminta oleh organisasi olahraga untuk mendemonstrasikan keterampilan yang baru
dan berbeda dari apa yang telah mereka gunakan. 

6. Tenaga Keolahragaan

Menurut undang-undang RI nomor 3 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan


nasional, tenaga keolahragaan terdiri atas:

1. pelatih 8. pemandu
2. guru atau dosen 9. penyuluh
3. wasit 10. instruktur
4. juri 11. tenaga medis atau paramedis
5. Manager 12. ahli gizi
6. promotor 13. ahli biomekanika
7. administrator 14. psikolog.

37
38
39
BAB 9
MANAJEMEN FASILITAS OLAHRAGA
Manajemen fasilitas olahraga ialah suatu proses perencanaan,
pengadministrasian, koordinasi dan penilaian pelaksanaan harian dari fasilitas
olahraga. tugas-tugas ini meliputi suatu aturan pertanggungjawaban yang luas
termasuk memasarkan fasilitas, mempromosikan event yang menggunakan fasilitas
tersebut, pemeliharaan fasilitas dan pekerjaan dan memecat karyawannya. Fasilitas
olahraga tidak hanya sangat mahal harganya, apakah itu fasilitas terbuka
(outdoors) ataukah fasilitas tertutup (indoors). Pembangunan fasilitas tersebut juga
tidak murah harganya, demikian juga biaya pemeliharaannya.
A. Macam-macam Fasilitas Olahraga

1. Fasilitas tunggal, artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk satu


cabang olahraga saja, misalnya Stadion baseball, bowling valley, kolam
renang, lapangan golf, sirkuit motor dan mobil, track lapangan balap kuda dan
lain-lain.
2. Fasilitas serbaguna. Dapat dalam kategori indoors maupun outdoors. Yang
masuk indoors, misalnya istana olahraga (Istora) di Komplek Gelora Bung
Karno, Senayan, Jakarta, dapat dikategorikan serbaguna, karena dapat untuk
bermain dan bertanding, bola basket, bola voli, bulutangkis, sepak
takraw, olahraga beladiri, dan lain-lain. Untuk lapangan terbuka, misalkan
dapat digunakan untuk motor cross, show untuk kendaraan, rekreasi, konser
dan lain-lain. Termasuk dalam serbaguna ini juga antara lain Gedung Fitness
Center, yang dapat digunakan untuk senam, tenis, renang, jogging dan lain-
lain.
3. Fasilitas pada rumah Kelab (Club House), seperti yang banyak kita dapati di
negara-negara Eropa, diperlengkapi dengan fasilitas terbuka maupun
tertutup, dan diperlengkapi dengan kotak penyimpanan barang (loker),
toilet, shower, restoran, dan toko alat peralatan olahraga.

37
4. Fasilitas olahraga yang besar, tidak hanya menyediakan ruangan untuk
berpraktik olahraga saja, tetapi juga menyediakan ruangan untuk para
penonton.  misalnya stadion utama Gelora Bung Karno mempunyai kapasitas
tempat duduk untuk 100000 orang, Sedangkan istana olahraga memiliki
tempat duduk 10000 orang, sedangkan hall basket di Senayan berkapasitas
tempat duduk 3000 orang.
5. Universitas Negeri Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, UPI
Bandung, mempunyai fasilitas indoors maupun outdoors yang
lumayan, Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan fasilitas olahraga di
universitas universitas di Amerika Serikat.

B. Mengurus Fasilitas Olahraga

1. Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal biaya pembangunannya, biaya


pemeliharaannya pun tidak kurang mahalnya. Penggunaan fasilitas yang ada
harus sangat dijaga sehingga dapat digunakan pada kurun waktu yang lama.
Dengan demikian, anggaran yang ada dapat dicurahkan juga untuk program
pengembangan olahraga.
2. isu yang dihadapi oleh administrator ialah:
a. manajemen aset yang baik dan prosedur pemeliharaan.
b. analisis biaya pemeliharaan dan penyusunan aturan penggunaan fasilitas.

38
C. Faktor Yang Terkait Fasilitas Olahraga

1. Tuntunan atau keinginan pengguna adalah faktor fisis pada tahap pertama,
yang dipakai sebagai dasar keputusan penyediaan fasilitas.
a. Terlalu sedikit fasilitas membuat frustasi masyarakat pengguna, sehingga
mereka meninggalkannya.
b. Terlalu banyak fasilitas mengakibatkan beratnya biaya operasional.

2. Keputusan untuk membangun, mengganti, memindahkan, mempertahankan


dan bahkan menjual fasilitas dikaitkan pada perencanaan strategi.
a. hanya dengan satu sistem menyeluruh yang dapat mengantarkan partisipasi
masa dan prestasi tingkat tinggi dalam olahraga.
b. secara singkat, fasilitas dan inti bisnis dari perkembangan olahraga sangat
terkait erat.

D. Manajemen Risiko

1. Apakah resiko itu? Resiko ialah kemungkinan terjadinya sesuatu yang


berpengaruh terhadap tujuan yang ditetapkan. Hal ini diukur dengan
kemungkinan dan akibatnya.
2. Pengurangan resiko ialah tindakan tertentu dengan teknik yang tepat serta
penggunaan prinsip manajemen untuk mengurangi kemungkinan timbulnya
risiko ataupun akibatnya.
3. Pemindahan resiko ialah pemindahan tanggung jawab atau beban atas
kerugian dari satu pihak melalui ketentuan (misalnya undang-undang,
peraturan dan lain-lain), komunikasi, ansuransi atau wahana yang lain.
4. Penerimaan risiko ialah suatu keputusan untuk terlibat dalam suatu risiko.

39
E. Pertimbangan Lingkungan
Dengan naiknya biaya operasional, terutama di tengah tingginya harga bahan
bakar minyak dan berkurangnya sumber daya alam, fasilitas harus dapat dioperasikan
dengan biaya yang ekonomis.
Berikut ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Memelihara tanaman dan rumput yang mudah tumbuh dengan biaya


pemeliharaan rendah.
2. Penggunaan pupuk, peptisida dan air secukupnya, tidak berlebihan.
3. Memilih waktu yang tepat untuk memberikan perlakuan kimiawi, sehingga
tidak terbuang melalui penguapan.
4. Menggunakan penerapan alami sebanyak mungkin dan menggunakan lampu
yang tepat jika penerapan alami tidak memungkinkan.

F. Manajemen Fasilitas
Jumlah manajer dalam suatu fasilitas olahraga, seperti halnya tugas maupun
jabatannya, nya akan beragam tergantung pada besar dan maksud dari fasilitas.
sebagai akibatnya, jika anda tertarik untuk bekerja pada manajemen fasilitas, anda
perlu untuk membaca deskripsi tugas secara teliti guna menentukan tugas yang tepat
terkait dengan gelar jabatan yang khusus.
Berikut akan diuraikan beberapa posisi manajemen yang diiringi dengan
tanggung jawab dan peringatan bahwa situasi khusus mungkin berbeda titik secara
umum, 3 posisi yang terdapat dalam manajemen fasilitas umumnya terdiri dari:

 direktur fasilitas,
 manajer koperasi,
 koordinator event.

G. Merencanakan Fasilitas Olahraga

40
Pada permulaannya, terutama kalau fasilitas itu digunakan untuk
pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, maka dua prinsip yang berhubungan
dengan manajemen fasilitas, haruslah mendapat perhatian yang utama dari para
pembina, ialah:

1. Fasilitas dibangun sebagai hasil dari kebutuhan dan program masyarakat 


2. Perencanaan bersama adalah sangat esensial untuk merancang dan
membangun fasilitas yang bermutu.

Sesudah menentukan kebutuhan melalui suatu studi penilaian kebutuhan,


suatu studi kelayakan (feasibility study) kemudian dilakukan. Maksud studi
kelayakan ialah untuk mengidentifikasi biaya yang berkenaan dengan proyek
(misalnya,  jangka panjang atau jangka pendek,  pengoperasian, pemeliharaan dan
pembiayaan, dan lain-lain); lokasi yang potensial; populasi kelompok pengguna
utama; ruang lingkup, pengaruh pada ekonomi dan masyarakat; kelayakan legalitas
(Akte,  kepemilikan, dan kemudahan); serta kemudahan perancangan dan manajemen
serta kemampuan.
H. Pendekatan Tim Untuk Perencanaan Fasilitas
Perencanaan fasilitas mensyaratkan suatu pendekatan tim yang menyatakan
banyak pihak yang penting. tim perencana dapat mengikutsertakan arsitek (untuk
desain dan landscape), Enginer (sipil maupun listrik), manajer bisnis, bangunan fisik
dan staf pemeliharaan, manajer pendidikan jasmani dan olahraga, pelatih, konsultan
keamanan fisik dan resiko, hukum manajemen (manajemen law), lingkungan dan
kesehatan.

41
BAB 10
MANAJEMEN PEMASARAN OLAHRAGA
A. Pendahuluan
Pembahasan pada bagian ini akan mengkhususkan pada manajemen
pemasaran olahraga. Manajemen Pemasaran olahraga akan diuraikan secara singkat
mencakup beberapa aspek penting antara lain pengertian, ruang
lingkup, perkembangan pemasaran olahraga, proses perencanaan pemasaran serta
pengertian akan Marketing Mix.  Uraian tersebut akan dicoba untuk mengambil
contoh dari kejadian di tanah air serta dikomparasikan dengan apa yang telah
dilakukan oleh komite Olimpiade internasional.
B. Sejarah Singkat Pemasaran Olahraga 
Untuk sementara penulis mengartikan olahraga sebagai bentuk bentuk
kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan, dan kegiatan
jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi
yang optimal,  sedangkan pendidikan jasmani ialah suatu proses pendidikan 
seseorang sebagai perorangan maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh
peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,  pertumbuhan,  kecerdasan dan
pembentukan watak (kantor Menpora, 1984).
Penggunaan pemasaran akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki status
pendidikan jasmani dalam pikiran para siswa, parah orang tua, para pejabat
sekolah, dan masyarakat pada umumnya (AAHPER S & D, JOPERD, 1990). Jadi,
para ahli pendidikan jasmani harus menyadari bahwa memiliki program pendidikan
jasmani yang hebat saja tidaklah cukup, mereka harus memasarkan program untuk
mengubah sikap masyarakat terhadap pendidikan jasmani di sekolah.
C. Pengertian dan Definisi
Kesulitan yang sering dihadapi adalah bahwa banyak orang menyamakan
antara penjualan dengan pemasaran. Penjualan bukan satu-satunya aspek dari
pemasaran, dan bukan pula yang terpenting dari pemasaran. Penekanan pada

42
pendekatan pemasaran adalah pada penentuan apa yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh pelanggan dan kemudian memenuhinya. (Kotter & Andreasen, 1987). Fokus dari
pemasaran adalah pada kebutuhan pelanggan dan bukan kebutuhan si pelaku
pemasaran.  pada penjualan penekanan ada pada kebutuhan penjual, dan fokus dari
penjualan adalah produk.  Ahli manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa suatu
program pemasaran yang tepat dapat membuat penjualan berlebih. Dengan demikian,
menurutnya tujuan pemasaran adalah untuk mengetahui dan mengerti pelanggan
dengan baik, sehingga produk atau pelayanan (service) terjual dengan sendirinya.
(Dracker, 1973).
D. Ruang Lingkup dan Pentingnya Pemasaran Olahraga
Dalam berbagai usaha bisnis yang berkembang yang saat ini, baik yang
menghasilkan barang maupun jasa, peran pemasaran sangatlah penting karena
merupakan salah satu faktor kunci penentu keberhasilan bisnis. Dengan kata lain,
pemasaran merupakan inti dari Seluruh aktivitas bisnis (Lingga Purnama, 2002).
Perkembangan selanjutnya terhadap definisi dan konsep pemasaran adalah
bagaimana memahami pemasaran sebagai budaya, yaitu seperangkat nilai dan
kepercayaan mendasar tentang pentingnya pelanggan bagi institusi bisnis.  Hal ini
penting untuk mengembangkan strategi pemasaran yang menyangkut strategi bisnis
dan keunggulan kompetitif perusahaan. Craven mendefinisikan strategi pemasaran
sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi
penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan
pemasaran, serta pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan strategi program
pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan
pelanggan pasar (Cravens, 1994).
E. Mengembangkan Suatu Perencanaan Pemasaran Olahraga
Empat unsur utama yang terlibat di dalam pemasaran dinamakan "Marketing
Mix". Untuk seterusnya istilah Marketing Mix tidak akan diterjemahkan, karena
penulis mendapat kesulitan dalam menerjemahkan dengan arti kata yang tepat.
Marketing Mix terdiri dari product (produk), Price (harga), Place (tempat),
dan promotion (promosi). 

43
1. Product (produk) adalah suatu barang yang nyata (a tangible or object), suatu
servis, atau suatu kualitas barang yang tidak nyata (intangible) yang
memuaskan keinginan atau kebutuhan pelanggan.
2. Price (harga) mewakili nilai dari produk dan harga dan pelanggan harus
menerima untuk mendapatkan produk tersebut. Pelanggan menentukan nilai
dari suatu produk dengan menyeimbangkan manfaat yang diharapkan dari
pembelian produk tersebut terhadap harga yang diharapkan dari produk.
3. Place (tempat) mewakili alur distribusi dimana pelanggan dapat memperoleh
suatu produk.
4. Promotion (promosi) melibatkan penggunaan teknik untuk
mengkomunikasikan kesan dan pesan tentang suatu produk, guna memotivasi
pelanggan agar membeli produk tersebut. (Parks dkk., 1998).

F. Proses perencanaan pemasaran 


Proses perencanaan pemasaran adalah satu-satunya jalan yang diyakini guna
menghadapi tantangan pemasaran olahraga pada masa yang akan datang.  seorang
ahli Manajemen Pemasaran, Kotler (1976), mengidentifikasi proses perencanaan
pemasaran sebagai urutan yang sentral dari pemasaran yang efektif. Ia tidak hanya
menggunakan proses perencanaan pemasaran sebagai pedoman yang menentukan
pada pembuatan keputusan pemasaran, Ia juga memberikan nasehat agar unsur-unsur
dapat menjadi taraf yang utama dalam pemeriksaan keuangan pemasaran.
1. Pasar
Setiap analisis pemasaran harus dimulai secara alamiah dengan
mempertimbangkan tempat penjualan produk maupun service, lebih khusus lagi suatu
evaluasi dari struktur pasar dan kebutuhan dari pelanggan yang potensial. Seseorang
mungkin akan bertanya pada tahap ini dengan pertanyaan: "Bagaimana anda
mengetahui apakah pasar anda itu, terkecuali anda mengetahui apakah produk Anda
itu"?

44
Kenyataannya adalah bahwa anda tidak mengetahui. Konsekuensi, langkah
pertama untuk pelaku Pemasaran adalah menciptakan suatu gagasan mula tentang
apakah konsep produk atau program atau posisi produk yang unik itu.
2. Konsep Produk atau Posisi
Dalam mendefinisikan konsep produk mungkin akan tampak bahwa
pendekatan optimistis akan mengidentifikasi suatu definisi yang ketat dari segmen
pasar di mana suatu produk yang sangat spesifik ditargetkan. Ini adalah kasus di
beberapa pasar dan tanpa kecuali kasus untuk suatu produk baru yang berusaha
menembus suatu pasar yang sudah ada.  Sebaliknya, banyak organisasi telah
menyadari manfaat akan pendefinisian konsep produknya secara luas dan
memberikan lebih dari suatu produk pilihan agar dapat menarik beberapa segmen
pasar.

45
3. Pelanggan Olahraga (Penonton Dan Peserta)
Barangkali salah satu dari faktor kunci pelaksanaan pemasaran harus
mengenalnya adalah bahwa pasar penonton dan peserta olahraga tidak pernah lebih
berubah pendirian dari pada keadaan sekarang ini.  Dalam waktu bersamaan,
kompetisi untuk memperoleh dollar pelanggan olahraga jarang lebih diintensifkan.
Tidak hanya karena pilihan pelanggan berubah, tetapi barangkali yang lebih
penting lagi adalah struktur dan komposisi esensial pasar juga sedang berubah.
Masyarakat menunjukkan minat yang kurang sebagai penonton dan lebih tertarik
menjadi peserta olahraga.
G. Komite Olahraga Internasional (IOC) Dan Komisi Pemasaran Olahraga
1. Komisi Pemasaran Olahraga dari IOC
Pada tahun-tahun awal IOC beroperasi, belum ada ketentuan khusus yang
dibuat untuk sumber-sumber penghasilannya. Kesemuanya itu diserahkan pada
panitia penyelenggara Olimpiade setempat dan anggota lain dari keluarga Olympic
(Olympic family) untuk mengumpulkan dana yang dibutuhkan guna menopang
kegiatannya.
2. Sponsor Yang Mempunyai Lingkup Dunia dari Gerakan Olympic
 pembiayaan Mitra bisnis Olympic, pengalaman, produk dan teknologi memberikan
support langsung pada panitia penyelenggara Olimpiade, komite Olimpiade
nasional, Federasi Internasional, dan IOC.

46
3. Strategi Pemasaran Olympic
a. Tujuan

 Menjamin akan stabilitas keuangan yang kontinu


 Menciptakan terus-menerus akan program pemasaran jangka panjang
 Menjamin pendistribusian perolehan dana yang sama untuk seluruh anggota
gerakan olympic.
 Menjamin bahwa akan sebanyak mungkin orang dapat melihat dan mendapat
pengalaman dari olimpiade.
 Mencatat bantuan dari mitra pemasaran untuk mempromosikan paham
olympic.

4. Strategi Bisnis yang Menyeluruh

 Strategi sponsorship atau corporate Olympic harus di persekutukan.


 Mengukur dan mengikuti jejak hasil bisnis.

H. Jenis Kerja untuk Jabatan Pemasaran Olahraga


1. Asisten Direktur, Event Khusus dan Promosi
Bertanggung jawab atas penulisan press release, pengembangan daftar yang
akan dikirimi, pemberian informasi lewat telepon dan membantu pelaksanaan
promosi event khusus.
2. Asisten Direktur Pemasaran Olahraga
Membantu koordinator karcis dalam semua aspek dari penjualan karcis dan
promosi; membantu direktur event dengan perencanaan dan pelaksanaan pengiklanan
dan pengoperasiannya; membantu koordinator sukarelawan (volunteer) dalam
mengorganisasikan dan mengadministrasikan event yang dilakukan oleh para pekerja
sukarelawan.
3. Asisten Direktur Hubungan Masyarakat

47
Suatu kantor liga olahraga profesional mencari individu yang dapat
memotivasi diri dengan sedikitnya telah berpengalaman 3 tahun bekerja pada kantor
hubungan masyarakat pada sebuah regu olahraga profesional. Seorang sarjana S1
komunikasi atau manajemen olahraga atau komunikasi sangat dihendaki. Si calon
juga harus dapat mendemonstrasikan keterampilan menulis yang baik dan
mengoperasikan  komputer dengan baik pula.
4. Koordinator Pengembangan Bisnis Baru
"Florida Fleet”, liga hoki es wanita profesional baru, Sedang mencari seorang
individu dengan pengalaman manajemen sedikitnya 5 tahun bekerja pada kantor Liga
atau regu olahraga profesional. Seorang sarjana S1 dalam manajemen
olahraga, manajemen atau pemasaran lebih diutamakan. Yang memiliki keterampilan
dalam perencanaan manajemen strategik, Pemasaran dan hubungan masyarakat
sangat dihendaki.
5. Manajer Operasi Tournament 
Suatu perusahaan manajemen olahraga yang bertanggung jawab untuk
pemasaran suatu turnamen tenis wanita profesional sedang mencari seorang individu
dengan pengalaman 1 sampai 3 tahun dalam pengoperasian turnamen olahraga
profesional. Seorang sarjana S1 di bidang manajemen olahraga lebih diutamakan. 
tanggung jawab kerja meliputi membantu turnamen direktur Dalam mengoperasikan
minuman dan makanan, manajemen fasilitas dan mengkoordinasikan serta pelayanan
operasi bagi pengaturan loket-loket makanan dan minuman untuk para sponsor yang
berbadan hukum.
 

48
6. Direktur Pemasaran
Suatu Universitas Besar sedang mencari individu dengan pengalaman 3
sampai 5 tahun dalam bidang pemasaran atau pemasaran olahraga. Sarjana S1 di
bidang pemasaran atau manajemen olahraga lebih diutamakan. Tanggung jawab kerja
meliputi penjualan karcis dan promosi, mempromosikan regu
olahraga, mengamankan sponsor yang berbadan hukum, penjualan ruang
advertensi di stadion dan program pengiklanan serta pengembangan dan pelaksanaan
pemasaran lain dan strategi promosi.
7. Direktur Hubungan Masyarakat
Suatu regu perluasan yang baru dari liga hoki es sedang mencari individu
yang kreatif dan dapat memotivasi diri guna mengembangkan dan melaksanakan
suatu program hubungan masyarakat. Seorang sarjana S1 di dalam manajemen
olahraga lebih diutamakan. Tanggung jawab kerja meliputi pengaturan perjanjian
bicara bagi pelatih dan pemain, pengorganisasian penataran hoki es bagi remaja,
Pengorganisasian penampilan pelatih dan pemain dengan organisasi masyarakat,
pengembangan strategi yang lain guna melibatkan para pelatih dan para pemain
dalam kegiatan masyarakat dan dalam event.
8. Direktur Pemasaran dan Promosi
"Santa Fe Blade runners” sedang mencari seorang individu guna memimpin
pemasaran dan promosi. Posisi ini melibatkan strategi mempertinggi kesadaran dan
minat dalam suatu olahraga yang tidak pernah dimainkan secara profesional dibidang
ini.  Pelamar harus mempunyai pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang promosi
atau pemasaran; lebih disukai calon mempunyai pengalaman di bidang promosi atau
pemasaran olahraga profesional.

49
BAB 11
KOMUNIKASI OLAHRAGA
Komunikasi dalam arti umum adalah suatu rantai kejadian di mana hubungan
yang signifikan adalah message (pesan).  Proses tersebut juga melibatkan message
untuk produksi, transmisi dan penerimaan. Dalam pengertian kemanusiaan yang luas,
komunikasi adalah suatu sumber dan perluasan dari imajinasi dalam bentuk yang
dapat dipelajari dan dibagi bersama. Ini adalah produksi, persepsi dan pengertian
tentang pesan yang mengemban gagasan manusia tentang apakah  itu,  apa yang
penting dan apa yang benar dan apa yang berkaitan dengan yang lain. 
Message adalah kejadian yang menandakan kejadian yang lain. Bagaimana
mereka menyelesaikan, itu adalah pokok pertentangan baik secara filosofi maupun
secara psikologi. Tetapi secara umum disepakati bahwa keberartian akar kata
pesan, dari bentuk, pola atau struktur dari hubungan sebab akibat lain atau secara
alamiah menentukan koneksi dengan event lain.
A. Model Proses Komunikasi 
Sebelum komunikasi dapat berlangsung, suatu maksud, yang dinyatakan
sebagai suatu pesan yang akan disampaikan sangat diperlukan.  urutan ini melewati
suatu sumber (pengirim) dan penerima (receiver). Pesan tersebut diberikan sandi atau
"encoded " (mengganti suatu ide atau pikiran dalam bentuk simbolik) dan melewati
jalan beberapa media (channel)  kepada penerima (receiver), yang menerjemahkan
(Decodes) pesan yang digagas oleh pengirim (sender).

50
B. Ruang lingkup komunikasi

1. Komunikasi intrapersonal, yaitu komunikasi dengan diri sendiri.  Dalam


komunikasi ini ia hanya memerlukan unsur komunikator, yaitu dirinya
sendiri, pesan, Juga dari dirinya sendiri dan komunikan juga dirinya sendiri.
2. Komunikasi interpersonal, agak lebih kompleks lagi, misalnya bisa terjadi
kegaduhan, kan karena kejadian yang timbal balik, artinya komunikator juga
dapat bertindak sebagai komunan dan sebaliknya.
3. Komunikasi kelompok, bisa terjadi dialog antar kelompok, maupun
perorangan dengan kelompok.  Misalnya guru yang mengajar di kelas dapat
dikategorikan dalam kelompok ini ataupun diskusi antar kelompok pada acara
tertentu.
4. Komunikasi massa, mempunyai ciri yang tersendiri. Bidang ini merupakan
bidang yang lebih kompleks lagi. Ini melibatkan banyak hal mulai dari
komunikator, komunikan, media massa, unsur proses penafsiran pesan
(decoder), serta feedback yang kompleks karena melibatkan khalayak dalam
jumlah besar. 

C. Komunikasi dalam Organisasi


1. Formal atau Informal
Komunikasi formal dapat berupa Superior-subordinate (atasan-bawahan),
Intra- administratif (di dalam administratif) atau eksternal.
Klasifikasi komunikasi yang disebutkan di atas semuanya mengambil tempat
di bawah sanksi formal organisasi. orang yang terkait pada komunikasi ke atas, ke
bawah, intra- administratif,dan eksternal,  sesuai dengan perannya diantara
dimintakan untuk bermain dalam posisi mereka di organisasi. Sebaliknya, semua
anggota organisasi juga terlibat dalam komunikasi informal. Pembentukan kelompok
komunikasi dan pemindahan informasi sepanjang "melewati sletingan" tidak dapat
dihilangkan.
2. Tertulis, Lisan dan Diam

51
Kebanyakan dari kita kenal baik dengan wahana tradisional guna
memancarkan informasi tertulis berupa, surat, memo, laporan kebijakan, prosedur,
peraturan dan isi kotak saran, papan buletin dan buku petunjuk, yang semuanya
adalah kelas yang besar tentang komunikasi tertulis dalam organisasi.
Sebagai tambahan, kebanyakan dari kita sadar akan percakapan seorang
dengan seorang, komunikasi telepon atau konferensi sebagai metode tentang
penyelenggaraan komunikasi lisan. sebaliknya, seringnya kita memandang ke bawah
sebagai bentuk besar dari komunikasi adalah pesan diam atau nonverbal.
D. Hambatan pada Komunikasi yang Efektif 
Di bawah ini adalah sejumlah faktor-faktor yang menghambat komunikasi yang
efektif, beberapa di antaranya ialah:

1. Fisik- hambatan fisik, gangguan kebisingan (noise)


2. Bahasa- jargon (logat khusus), istilah-istilah teknis, kata-kata klise.
3. Kegelisahan, ancaman, ketakutan, curiga, ketidakpastian- komunikasi terputus
dengan adanya hal-hal tersebut.
4. Status, power, otoritas dan hierarki mempengaruhi penerimaan komunikasi.
5. Permusuhan pribadi dan kebutuhan.
6. Malu dan perasaan tidak mampu.
7. Gaya partisipasi- terlalu banyak, terlalu sedikit, terlalu keras, tidak relevan
8. Sikap merendahkan diri, menggurui dan berbicara dari atas
9. Defensiveness (bertahan)-protektiveness, tetap tak mau berubah dari suatu
ide, meskipun sudah usang dan dengan adanya data baru.
10. Arogan, kesombongan, suka menguasai, menggurui.

E. Teknik Memperbaiki Komunikasi


Seperti yang telah didiskusikan di atas, mengungkapkan satu dari unsur-unsur
kunci guna keberhasilan komunikasi adalah "umpan balik" (feedback).  ini
menunjukkan pada pengirim (sender) apakah gagasannya telah diterima seperti yang
dimaksud aslinya.

52
Konsep umpan balik adalah sama pentingnya dalam penyiaran dengan
komunikasi, komunikasi tertulis dan juga lisan.  terlalu sering dalam pengaturan
Organisasi, diduga bahwa komunikasi yang efektif mengambil tempat terutama oleh
pengeluaran dari dokumen tertulis:  "tentu saja semestinya ia tahu tentang perubahan
kebijakan; kita telah mengirim suatu memo tentang masalah itu akhir bulan lalu ".
Penggunaan umpan balik memperbaiki proses komunikasi dan mengurangi
kesempatan akan adanya perbedaan besar antara informasi atau ide yang diterima dan
info yang dimaksud.
F. Jaringan dalam komunikasi
Sangat penting mengenali dengan sahabat kita berkomunikasi guna meningkatkan
Efisiensi dan efektivitas komunikasi, dengan mempertimbangkan kelompok luas
sebagai berikut.

1. Penerima langsung, seperti induk organisasi anda, atlet, coach, guru, penonton


dan media yang menjadi target langsung komunikasi
2. Komunikasi, departemen (bagian) rekreasi, administrator perkumpulan
olahraga, supervisor perkumpulan dalam masyarakat dan media harus
mendapatkan informasi akan jalannya kegiatan asosiasi yang sedang berjalan.
3. Distrik, (Kabupaten atau Kecamatan); asosiasi olahraga distrik, sponsor bisnis
atau swasta, Universitas atau colleges, media.
4. Regional (provinsi); Kementerian pemerintahan regional (catatan: di
Indonesia tidak ada), organisasi tingkat provinsi,  organisasi olahraga amatir, 
federasi kepelatihan dan perwasitan, Departemen Pemuda dan rekreasi,  serta
media.
5. Nasional; badan pemerintahan Federal, organisasi induk cabang olahraga
(fungsional), organisasi pelatih dan Wasit nasional, organisasi olahraga
profesional.
6. Federasi dan organisasi internasional.
7. Tipe dan banyaknya komunikasi berubah dalam setiap level.  Adalah sangat
penting bahwa saluran komunikasi yang efektif diciptakan dan dipertahankan

53
dengan masing-masing kelompok baik secara langsung atau melalui jaringan
hierarki. 

G. Tipe Komunikasi
1. Satu Jalur
Administratur memberikan informasi dan pengarahan.  umpan balik langsung
tidak diminta dan diperlukan.  komunikasi Pada kategori ini termasuk
pengumuman, siaran berita, informasi program, dan lain-lain.
2. Dua Jalur
Administrator mengirimkan informasi, Tetapi meminta umpan balik segera. 
komunikasi dalam kategori ini termasuk kontak tatap muka (misalnya dalam rapat
atau konferensi); dan pengumuman resmi tertulis yang menghendaki reaksi.

54
H. Metode Komunikasi
1. Tertulis
Metode ini merupakan hal yang paling efektif dan mudah dilaksanakan.

 Memorandum
 Surat
 Newsletter, bulletin
 Siaran pers
 Email

2. Presentasi Visual
Komunikasi yang sangat efektif,  namun membutuhkan sumber daya yang cukup. 

 Poster
 Peragaan
 Slide atau tape
 Overhead projector
 TV, video, film.

3. Temu Muka
Paling sering digunakan karena mudah mendapatkan feedback dan dapat
memperjelas rincian yang dibutuhkan. 

 Rapat
 Konferensi, Lokakarya, Seminar.

BAB 12
KEPEMIMPINAN

55
A. Pendahuluan
Membicarakan masalah kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat
menarik karena topik ini banyak didiskusikan secara luas, namun dalam waktu yang
sama juga merupakan hal yang sulit ditangkap dan dimengerti. Betapa tidak, hampir
semua bangsa sejak zaman dahulu selalu memiliki pemimpin mereka masing-masing.
Apa itu merupakan kepala suku, kelompok, pulau, wilayah atau daerah, bahkan dalam
setiap negara selalu mempunyai pemimpinnya masing-masing Apakah itu kepala
negara (Raja atau Presiden) maupun kepala pemerintah (Perdana
Menteri, Kanselir). Pada dasarnya kepemimpinan itu terdapat dalam tiga sektor
besar, yaitu pemerintahan, bisnis, dan organisasi nirlaba (nonprofit organization). 
B. Pengertian dan Definisi
Definisi yang akan dianut di sini adalah definisi yang diberikan oleh
IOC yaitu "kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain". (IOC, Olympic Solidarity, 2000). Seorang
pemimpin adalah seorang yang memberi motivasi, memberikan pengarahan atau
bimbingan, dan melimpahkan kewenangan dan tanggung jawab kepada anggotanya.
1. Pemimpin Versus Administrator
Administrator biasanya ditunjuk atau diangkat.  mereka mempunyai dasar
kekuasaan yang sah dan dapat menghukum (punish) ataupun memberi pujian
(reward). Kemampuan untuk memberi pengaruh didasarkan pada otoritas formal
melekat (inherent) dalam posisi (jabatan) mereka. Sebaliknya, pemimpin dapat
ditunjuk atau diangkat atau timbul dari kelompok itu sendiri.
2. Timbulnya Seorang Pemimpin
Terdapat banyak teori tentang timbulnya kepemimpinan. Misalnya alih
kepemimpinan Peter F. Dracker (1996) yang berpendapat bahwa "pemimpin
dilahirkan (born leaders) atau pemimpin dibentuk (leaders are made)”. 
C. Tipe Kepemimpinan
Para pemimpin dari dahulu hingga sekarang ini dapat digolongkan dalam tipe-
tipe kepemimpinan, yang meskipun dewasa ini telah jarang ada pemimpin yang betul-

56
betul dapat dikelompokkan dalam tipe ini. Melainkan ada kalanya bersifat gabungan
antara satu tipe dengan tipe lainnya atau bahkan lebih dari 2 tipu saja. 
Adapun tipologi dari pemimpin dapat dibagikan dalam 6 tipe yaitu:

1. Tipe Otokratik
2. Tipe Demokratik
3. Tipe Paternalistik
4. Tipe Karismatik
5. Tipe Militeristik
6. Tipe Laissez Faire (Sondang P. Siagian, 1989).

1. Persepsi Pimpinan Tentang Perannya


Persepsi merupakan cara pandang seseorang terhadap lingkungannya.  pandangan
tersebut dapat dikatakan sebagai subjektif. Cara pandang subjektivitas akan
mempengaruhi cara seseorang untuk melihat perannya selaku pimpinan, yang
menyangkut fungsi, hubungan, bentuk, sifat, serta intensitas keterlibatan bawahan
dalam pengambilan keputusan

57
2. Nilai-nilai yang Dianut
Nilai sangat bersifat filosofis, terkait dengan pandangan "baik" dan "buruk". Bidang
filsafat yang lain adalah logika yang membahas "benar" dan "salah", serta bidang
estetika yang membahas tentang "indah" dan "jelek".
3. Sikap
Sikap dapat bersifat positif dan bersifat negatif.  orang yang berkata: "Saya
mengagumi Anda", maka orang tersebut telah menyatakan sikapnya yang
positif. Sebaliknya, jika ia mencela temannya, maka dapat dikatakan bahwa ia
bersifat negatif. Menurut penelitian, sikap seseorang sudah  terbentuk sejak masa
kecil,  sebagai pengaruh dari orang tua,  guru dan teman-temannya.
4. Perilaku dalam Memimpin
Cara seseorang berinteraksi dengan orang lain khususnya dalam bidang organisasi
disebut perilaku dari orang itu. Semula pandangan perilaku seseorang terhadap orang
lain didasarkan pada intuisi dan bukan fakta. Berkas studi keperilakuan seperti
pedagogik psikologi, maupun sosiologi, kini dimungkinkan memahami perilaku
seseorang sedemikian rupa, sehingga perilaku tertentu dapat dijelaskan dan dapat
diduga sebelumnya.
5. Tipe Kepemimpinan yang Dominan
a. Tipe Otokratik
umumnya para ilmuwan menyatakan bahwa seorang pemimpin yang
mempunyai tipologi kepemimpinan yang otokratik, mempunyai serangkaian
karakteristik yang dapat dikatakan sebagai karakteristik yang negatif.
Dari sudut persepsinya, umumnya seorang pemimpin yang memiliki tipe yang
otokratis adalah seorang yang egois. Egoisme nya yang besar mendorong untuk
memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara
subjektif diinterpretasikan nya sebagai kenyataan.
b. Tipe Demokratis
Pada umumnya tipe kepemimpinan yang demokratif dikatakan sebagai tipe pemimpin
yang paling ideal dan paling disenangi dan didambakan. Memang diakui bahwa tipe

58
ini tidak selalu merupakan tipe pemimpin yang paling efektif dalam kehidupan
organisasi, karena ada kalanya dalam hal pengambilan keputusan, bisa terjadi
kelambatan sebagai konsekuensi keterlibatan bawahan dalam proses pengambilan
keputusan tersebut. Namun dengan berbagai kelemahannya, tipe pemimpin yang
demokratis tetap dipandang sebagai pemimpin terbaik, karena kelebihan-
kelebihannya mengalahkan kekurangan-kekurangannya.
c. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin yang paternalistik banyak terdapat di lingkungan masyarakat yang
masih bersifat tradisional, umumnya pada masyarakat yang agraris. Popularitas
pemimpin yang paternalistik di lingkungan masyarakat yang demikian mungkin
sekali disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1) kuatnya ikatan primordial;


2) sistem kekerabatan yang diperluas;
3) kehidupan masyarakat yang komunalistik;
4) peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat;
5) masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota
masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.

 
d. Tipe Karismatik
Bacaan akan kemimpinan yang karismatik ternyata kurang mencukupi untuk
membuat analisis berdasarkan instrumen yang disusun oleh Siagian, yang meliputi
persepsi, nilai, sikap, perilaku dan kepemimpinan. (Sondang P. Siagian, 1989). Ada
ciri khusus pada kepemimpinan yang bertipe karismatik, daya tarik yang sangat
memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar jumlahnya.
e. Tipe Militeristik
Pertama-tama perlu dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan tipe kepemimpinan
yang ada militeristik itu sama sekali berbeda dengan seorang pemimpin organisasi

59
militer.  tentunya di bidang non militer ada kemungkinan juga terdapat
kepemimpinan yang tipenya militeristik.
F. Tipe Laissez Faire (NonInterfering; Tolerant)
Sebagaimana hal kepemimpinan yang berarti pologi karismatik dan militeristik, tipe
kepemimpinan laissez-faire ini tidak banyak dijumpai dalam literatur. namun dapat
diupayakan kan untuk menggunakan kriteria, seperti persepsi tentang peranan, nilai-
nilai yang dianut, sikap terhadap bawahan, perilaku organisasi, dan gaya
kepemimpinannya.
D. Teori Kepemimpinan
1. Teori Sifat (Trait Theories)
Teori ini adalah salah satu teori yang mula-mula digunakan untuk penelitian
kepemimpinan. Premis dasarnya adalah "pemimpin yang baik adalah
dilahirkan", artinya pemimpin itu tidak dibuat, dibentuk atau pendidik. Keadaan ini
adalah, pemimpin memiliki kualitas diri tertentu yang membedakan mereka dari
anggota lain suatu organisasi.
2. Teori Perilaku (Behavioral Theories)
a. Pemusatan Pekerjaan Versus Pemusatan Karyawan (Job-Centered Versus
Employee-Centered)
Renses Likert membuat studi tentang kepemimpinan dan klasifikasinya dalam
pemusatan pekerjaan ataupun pemusatan karyawan.  pemusatan pekerjaan
menetapkan supervisi khusus dan pemusatan karyawan menetapkan supervisi umum. 
b. Berorientasi Pada Produksi Lawan Berorientasi Pada Orang (Production-
Oriented Versus People- Oriented)
Blake dan mouton mengembangkan suatu kisi-kisi manajerial (Manajerial
Grid) dengan menggunakan terminologi yang sama dengan kemampuan
Likert. Sumbu vertikal mewakili "kepedulian pada orang", sedangkan sumbu
horizontal "peduli kepada produksi ".
C. "Mengambil Prakarsa Struktur "Dan "Pertimbangan"
Yang sangat komprehensif dari " teori perilaku " adalah hasil penelitian
kepemimpinan yang dilakukan di Universitas Ohiyo, Amerika Serikat. Penelitian

60
tersebut mengembangkan dua dimensi yang memungkinkan pemimpin itu dapat
bercermin:  pengambilan prakarsa struktur dan perilaku pertimbangan. 
Pertimbangan digambarkan sebagai keperluan pada mana seseorang
dimungkinkan mendapat hubungan pekerjaan yang dicirikan oleh yang saling
percaya, format pada gagasan bawahan dan hormat pada perasaan mereka. 
sebaliknya, pengambilan prakarsa struktur, mencerminkan perluasan pada mana
seseorang itu mungkin mendefinisikan dan membangun peranannya serta
bawahannya dalam penyelidikan untuk pencapaian.

3.  Teori Situasional (Contigency Theories)


Berdasarkan penelitian terhadap orang-orang yang dianggap berhasil dalam
menjalankan kepemimpinan, diperoleh keyakinan bahwa meramalkan keberhasilan
kepemimpinan dan itu ternyata sangat rumit dan memerlukan ketekunan untuk studi
tersebut. Bahkan tidak hanya menganalisis berbagai sifat atau ciri-ciri serta perilaku
kepemimpinan saja, namun diperlukan parameter keberhasilan lain yang juga sangat
menentukan, yaitu kepemimpin massa memperhitung waktu.
E. Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan ini sebenarnya dikemukakan berdasarkan teori
situasional.  dengan demikian, model ini memang dikembangkan oleh para ahli
berdasarkan teori situasional tersebut.
1. Model Kontinum Otokratik- Demokratik
Bila dipandang sebagai dua posisi yang ekstrem, yaitu perilaku otokratik dan
demokratis, maka akan menjadi benar kalau disebut sebagai teori pelaku. Namun di
antara posisi ekstrem tersebut terdapat banyak posisi sepanjang continuum tersebut. 
pada satu ujung ekstrem, administrator membuat keputusan, memberikan perintah
pada bawahan dan mengharapkan mereka untuk mengerjakan keputusan itu.
2. Model Fiedler
Orang yang merumuskan model kepemimpinan situasional secara
komprehensif yang pertama adalah Fred Fielder. Model Fielder merumuskan bahwa
penampilan yang efektif dari kelompok tergantung pada kecocokan yang pantas

61
antara gaya kepemimpinan dan interaksinya dengan bawahannya dan derajat di mana
situasi memberikan pengawasan dari pengaruh kepada pemimpin. 
Fielder Menyatakan bahwa semakin positif hubungan pemimpin- anggota, atau lebih
besar posisi power; dan semakin tinggi struktur aktivitas kerja, akan semakin besar
pengaruh pimpinan.  sebagai misal, suatu situasi yang sangat disenangi, adalah di
mana tiga variabel adalah posisi- mungkin sebaik seorang administrator pembelian
yang dihormati. Sebaliknya, pada situasi yang tidak menyenangkan mungkin akan
terjadi pada tidak kesenangannya  kepada ketua kelompok dari pengumpul dana yang
berstatus relawan ( volunteer).

62
BAB III
KELEBIHAN & KEKURANGAN BUKU
3.1. Kelebihan Buku:
Pengantar Manajemen Olahraga

1. Cover buku sangat menarik sehingga dapat membuat orang lain tertarik untuk
membaca buku tersebut.
2. Penulis memaparkan pendapat menurut para ahli
3. Penulis mencantumkan berupa gambar-gambar, tabel-tabel, grafik dalam buku
4. Penulis menjelaskan materi secara detail dan terperinci
5. Penulis menambahkan daftar pustaka disetiap akhir bab dalam buku
6. Penulis memberikan biodata diakhir buku
7. Penulis mencantumkan ISBN pada buku yang merupakan salah satu syarat
sah pembuatan buku.

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga

1. Cover buku sangat menarik sehingga dapat membuat orang lain tertarik untuk
membaca buku tersebut.
2. Penulis memaparkan pendapat menurut para ahli
3. Penulis mencantumkan berupa tabel-tabel dan grafik-grafik dalam buku.
4. Penulis menjelaskan materi secara detail dan terperinci
5. Penulis menambahkan kesimpulan disetiap akhir bab dalam buku
6. Penulis memberikan biodata diakhir buku
7. Penulis mencantumkan ISBN pada buku yang merupakan salah satu syarat
sah pembuatan buku.

63
3.2. Kekurangan Buku:
Pengantar Manajemen Olahraga

1. Gambar-gambar dalam buku kurang menarik karena masih berwarna hitam


putih
2. Tidak terdapat kesimpulan diakhir bab sehingga periview harus memahami
materi secara keseluruhan.

Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga

1. Penulis tidak memberikan berupa gambar-gambar dalam buku yang dapat


bertujuan untuk memudahkan periview dalam memahami materi yang
diberikan.

64
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan :
Sejalan dengan hal diatas tujuan manajemen  pendidikan jasmani dan olahraga
secara umum karena para peserta didik tidak menutup kemungkinan ketika terjun di
masyarakat nanti akan menjadi  kepala  sekolah, Kepala  bagian, Kepala Biro,
menjadi pemimpin sebuah klub atau  perkumpulan olahraga, manajer perkumpulan
olahraga, ketua panitia pertandingan/kompetisi, dan lain sebagainya. Semua itu jika
ingin berhasil dalam memimpinnya dan melaksanakan tugas yang diamanahkan harus
menggunakan manajemen.
4.2. Saran :
Apa bila terdapat kesalahan dalam pengetikan terlebih dahulu saya minta
maaf serta beri lah kritikan dan saran terhadap Critical Book Report ini agar bisa jadi
pengalaman bagi saya dalam membuat Critical Book Report selanjutnnya serta bisa
membuat Critical Book Report yang lebih baik dari Critical Book Report yang
sebelumya dan semoga Critical Book Report ini bisa bermanfaat bagi orang lain, atas
kritikan dan sarannya saya mengucapkan banyak terimakasih.

65
DAFTAR PUSTAKA
Harsuki. 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Paturusi, Achmad. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

66

Anda mungkin juga menyukai