Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BEBERAPA PANDANGAN/FAHAM TENTANG MANAJEMEN DAN


PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam


Internasional

Dosen Pengampu: Dr. H. Tatang Ibrahim, M.Pd

Disusun oleh:

Henti Resti Ristiana Tari 1212010049

Tanti Fitri 1212010170

Taufiq Hamdani 1212010171

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2024
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Atas rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta
salam tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, sehingga makalah “Beberapa Pandangan/Faham tentang
Manajemen Pendidikan Islam” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan Islam Internasional.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis terbuka terhadap kritik dan
saran pembaca demi memperbaiki makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun konten, penulis
memohon maaf.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Bandung, 11 Maret 2024

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................3
A. Manajemen Sebagai Sains ..........................................................................3
B. Manajemen Sebagai Seni ............................................................................4

C. Manajemen Sebagai Profesi .......................................................................6


D. Manajemen Sebagai Applied Sains ............................................................8
BAB III ....................................................................................................................9
PENUTUP ...............................................................................................................9
A. Kesimpulan ..................................................................................................9
B. Saran .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen adalah bidang yang kompleks, dengan dimensi ilmiah, seni, dan
profesi yang saling melengkapi. Pertama-tama, dalam konteks ilmu, manajemen
dipahami sebagai suatu disiplin yang terorganisir dan sistematis. Manajemen
melibatkan proses penelitian, analisis, dan penerapan teori serta prinsip-prinsip ilmiah
untuk memahami dan meningkatkan efektivitas dalam mengelola sumber daya dan
mencapai tujuan organisasi. Awal mula pengakuan manajemen sebagai ilmu dapat
ditelusuri kembali ke karya-karya Frederick W. Taylor yang memperkenalkan konsep-
konsep efisiensi dan efektivitas melalui pendekatan ilmiah dalam manajemen pada awal
abad ke-20. Kemudian, berkembanglah berbagai teori dan prinsip manajemen yang
didukung oleh riset empiris dan pemahaman konseptual yang mendalam.
Namun, manajemen juga memiliki dimensi seni. Sebagai seni, manajemen
menekankan pada aspek-aspek kreatif, intuitif, dan humanistik dalam pengambilan
keputusan dan kepemimpinan. Seorang manajer tidak hanya mengandalkan
pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga mengintegrasikan kecerdasan
emosional, kemampuan interpersonal, dan naluri kepemimpinan untuk mencapai tujuan
organisasi. Pandangan bahwa manajemen adalah seni juga diperkuat oleh fakta bahwa
setiap manajer memiliki gaya kepemimpinan dan pendekatan yang unik dalam
mengelola tim dan sumber daya. Bakat alami, kreativitas, dan kemampuan personal
memainkan peran krusial dalam kesuksesan seorang manajer.
Selain itu, manajemen juga dianggap sebagai profesi. Sebagai profesi,
manajemen menuntut pemahaman mendalam, keterampilan khusus, dan penerapan
kode etik yang tinggi dalam praktiknya. Profesionalisme dalam manajemen ditandai
oleh tanggung jawab terhadap kepentingan organisasi dan masyarakat, serta kewajiban
untuk terus-menerus meningkatkan kualifikasi dan kompetensi diri. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai manajemen sebagai sains, profesi, seni, dan applied sains.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Sains?
2. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Seni?

1
3. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Profesi?
4. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Applied Sains?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Sains.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Seni.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Profesi.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Manajemen Sebagai Applied Sains.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Sebagai Sains

Berbicara tentang Sains, maka kita akan dihadapkan dengan sebuah pengertian
bahwa sains adalah sekumpulan pengetahuan yang sistematis yang muncul disebabkan
oleh proses sebab akibat yang dialami oleh manusia. Walaupun pada dasarnya tidak
semua pengetahuan dapat dikategorikan sebagai sains, bisa jadi hanya sebatas
pengetahuan baru, atau hanya sebatas pengetahuan, tidak lebih. Pengetahuan yang baru
saja diperoleh hakikatnya merupakan langkah awal bagi sains untuk mencari penjelasan
lebih detail dan mendalam. Muhammad Hatta berpendapat bahwa seorang memperoleh
pengetahuan terhadap sesuatu masalah dengan cara menjelaskannya, menyusun teori
guna mengetahui sebab dan akibat sebuah kejadian, menurutnya di saat itulah proses
ilmu pengetahuan terjadi. Manajemen sebagai sebuah ilmu atau sains, dapat dilihat dari
klasifikasi tentang sesuatu dapat dikatakan sebagai Ilmu. Dari sini, maka manajemen
dapat digolongkan sebagai ilmu sosial, yaitu sebuah ilmu yang termasuk bagian dari
Ilmu Administrasi sebagai ilmu terapan (Applied Science), karena melihat ilmu ini akan
terlihat manfaatnya bila diterapkan dalam kehidupan untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia. Apabila mengklasifikasikan manajemen sebagai sebuah ilmu,
maka dapat disimpulkan bahwa siapapun mampu menjadi seorang manajer/pemimpin
berkualitas bila telah memperoleh memperoleh pendidikan ataupun pelatihan terkait
ilmu manajemen. Selain itu, manajemen dapat dilihat sebagai suatu ilmu disebabkan
pemecahan masalah yang digunakan adalah asumsi serta menggunakan landasan
berfikir ilmiah, sehingga Manajemen dapat dipelajari dan dikaji secara mendalam.
Frederick W. Taylor pada tahun 1886, telah melakukan beberapa riset tentang Time and
Motion Study dengan teori Ban Berjalannya, yang kemudian melahirkan sebuah konsep
efisiensi dan efektifitas. Hal ini kemudian diungkapkan oleh Frederick dalam sebuah
bukunya yang berjudul The Principle of Scientific Management (1911), yang ditandai
sebagai awal lahirnya manajemen sebagai suatu ilmu. Dari pendapat tersebut maka
dapat dikatakan bahwa Manajemen adalah salah satu Ilmu yang tergolong Disiplin Ilmu
sosia. Dalam sebuah proceeding seminar yang dilakukan mengenai konsep manajemen,
PPM (1979) yang dihadiri oleh beberapa pakar bidang manajemen, tokoh/ilmuwan
sosial, birokrat Indonesia, dan beberapa Peneliti, seperti M. Dawam Raharjo,
3
Christianto Wibisono, Kwik Kian Gie, T.B. Simatupang, Muchtar Lubis, Roosseno,
Siswanto Sudomo, Harsya W. Bachtiar, Astrid S. Soesanto dan lain-lain, dimana pada
mulanya manajemen merupakan sebuah aktivitas yang menggunakan keterampilan,
pengetahuan dan usaha yang dilakukan secara sungguh-sungguh untuk mencapai
sebuah tujuan, kemudian dapat terlihat bahwa manajemen merupakan sebuah seni (art),
namun semakin luasnya pengetahuan, dan melalui beberapa penelitian berdasarkan
data-data yang terkumpul serta analisa mendalam, maka manajemen telah mengalami
perkembangan menjadi suatu Ilmu. Manajemen termasuk sebagai ilmu beberapa syarat
yaitu (1) Terususun secara Sistematis dan teratur (2) objektif dan Rasional sehingga
dapat dipelajari (3) Menggunakan metode Ilmiah (4) Memiliki Prinsip-prinsip Tertentu
(5) Dapat dijadikan sebuah teori. Keberadaan manajemen sebagai ilmu tentunya
diperlihatkan oleh banyaknya kajian-kajian yang dipelajari dari masa ke masa,
kemudian diorganisir menjadi sebuah teori. Selain itu, dalam mewujudkan tujuannya,
manajemen membutuhkan berbagai disiplin ilmu lain, seperti Ekonomi, statistic,
akuntansi dan lain-lain. Manajemen juga menggunakan kaidah ilmiah yang sistematis
dalam upaya mencapai tujuannya.

B. Manajemen Sebagai Seni

Manajemen dipandang sebagai sebuah seni terlihat dimana upaya untuk


mencapai sebuah tujuan, seorang manajer sangat dipengaruhi oleh karakter,
kemampuan, bakat dan keterampilan pribadinya. Hal ini merupakan sebuah seni
tersendiri yang asumsinya bahwa tidak semua orang mampu melakukannya. Pernyataan
ini didukung oleh beberapa ciri yang mengidentifikasikan manajemen sebagai sebuah
seni: (1) Proses untuk mencapai tujuan yang dilakukan oleh seorang manajer sangat
dipengaruhi oleh sifat, bakat dan keterampilan manajer, (2) Selalu melibatkan naluri,
intelektual, dan perasaan dalam proses pencapaian tujuan, (3) Kekuatan pribadi dan
kreativitas menjadi faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan seorang manajer
dalam mencapai tujuannya. Namun demikian, manajemen juga dapat dilihat sebagai
seni sekaligus ilmu dalam aplikasinya, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
pengarahan/ supervisi, memotivasi dan mengendalikan sumberdaya yang dimiliki
untuk mencapai tujuan. Mohammad Hatta berpendapat bahwa seni memusatkan
perhatiannya pada keindahan dan mencari keharmonisan dengan alam. Sedangkan Ilmu
menggiring manusia untuk mengenal mengetahui sesuatu, sedangkan seni mengajarkan

4
manusia untuk tahu bagaimana melakukan sesuatu secara harmonis dan indah. Kamus
Webster’s New Collegiate Dictionary, mengidentifikasi kata art (seni) berakar kata dari
bahasa latin “artus” yang memiliki makna: (1) Daya cipta yang timbul dari dalam untuk
mewujudkan sesuatu. (2) Kemahiran yang diperoleh dari pengalaman. Bila manajemen
kita kaitkan dengan definisi Seni tersebut, maka dapat kita klasifikasikan manajemen
sebagai sebuah seni. Karena sejarah perkembangan manusia, jauh sebelum munculnya
manajemen sebagai sebuah ilmu, manusia telah melakukannya dalam bentuk tindakan
praktis. Sehingga implementasi manajemen dalam pengertian seni (art) telah dimulai
dan dilakukan oleh manusia, sejak mereka bermasyarakat. Karena menjadi sifat dasar
manusia yang hidup berkelompok, bermasyarakat, berinteraksi, dan memiliki tujuan
yang tidak sederhana, pasti membutuhkan seorang pemimpin yang mampu membantu
mereka untuk mencapai tujuan bersama mereka. Dengan demikian, memandang
Manajemen sebagai sebuah seni, sedangkan seni berkaitan erat dengan bakat,
kreativitas, rasa dan daya cipta, maka implementasi proses manajemen oleh seorang
pemimpin/ manajer hanya dapat dilakukan oleh mereka yang terlahir dengan bakat
bawaannya. Artinya tidak dapat dilakukan oleh orang yang terlahir tanpa bakat tersebut.
Sehingga, dengan cara pandang demikian, fungsi manajemen hanya sebatas prosedur,
atau hanya sebatas pengetahuan yang sulit diajarkan, karena memandang manajemen
ditentukan oleh subyektifias dan style. Selain itu, Follet dan beberapa ahli lainnya
menganggap manajemen merupakan sebuah seni. Mereka memandang bahwa
kepemimpinan yang dilakukan manusia sangat membutuhkan kemampuan menjalin
hubungan antar manusia, memiliki kejujuran, memiliki wibawa, mampu menstabilkan
emosi dan yang paling utama tentunya memiliki Kharisma, dimana semua itu hanya
dimiliki oleh seseorang yang terlahir telah memiliki bakat yang dibawanya sejak lahir,
dan sulit sekali untuk diajarkan. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa manajemen
tidak hanya dapat diidentifikasi sebagai ilmu, atau hanya didefinisikan hanya sebagai
sebuah seni. Namun, manajemen secara utuh adalah kombinasi antara Ilmu dan Seni.
Dimana kedua definisi dan cara pandang tersebut setidaknya saling melengkapi satu
dan lainya. Selain manajemen memerlukan eksekutor yang memiliki pribadi yang
berwibawa, kreatif dan memiliki kharisma, manajemen juga membutuhkan pribadi
yang handal dan berwawasan terkait administrasi dan manajemen.

5
C. Manajemen Sebagai Profesi
Secara bahasa, kata profession berasal dari bahasa latin yaitu profesus yang
artinya suatu pekerjaan. Menurut Vollmer dan Mill (2017) yang dikutip oleh Peter
Jarvis, profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual dan
latihan khusus yang bertujuan untuk menyediakan pelayanan keterampilan atau advice
terhadap orang lain dengan upah tertentu. Sedangkan menurut Cogan (2017) yang
dikutip oleh Peter Jarvis, profesi adalah suatu keterampilan yang pada prakteknya
didasarkan pada struktur tertentu dari beberapa bagian ilmu pengetahuan. Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua pekerjaan dapat dikatakan
sebagai profesi, karena hanya pekerjaan-pekerjaan yang memiliki ciri tertentu yang
dapat dikatakan sebagai profesi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Abin Syamsudin
bahwa profesi adalah pekerjaan tertentu yang menuntut syarat khusus atau istimewa,
sehingga mampu meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
membutuhkannya.
Manajemen sebagai sebuah profesi atau Management as a profession adalah
suatu kegiatan atau bidang keahlian tertentu dalam memanajemen seperti kedokteran,
teknik, hukum dan lain sebagainya. Robert L. Katz mengatakan bahwa seorang
profesional harus memiliki beberapa kemampuan, seperti kemampuan konseptual,
sosial atau hubungan manusiawi dan teknikal. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang dilakukan seseorang dengan
keahlian yang diperoleh dari pendidikan atau beberapa pelatihan tertentu dengan syarat
khusus serta memiliki tanggungjawab atau kode etik tertentu.
Menurut Oteng Sutisna (1993) dalam bukunya yang berjudul Administrasi
Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional, ada beberapa sifat atau karakter
profesi antara lain yaitu :
1. Profesi berbeda dari pekerjaan lain karena manajemen memiliki beberapa
pengetahua unik yang perlu dikuasai dan dipraktekan.
2. Profesi memiliki suatu organisasi yang mengikat dan terdiri dari beberapa anggota
seprofesi serta aktif dalam mengatur persyaratan memasuki organisasi profesi..
3. Profesi memiliki kode etik dan bersifat memaksa.
4. Profesi biasanya menyediakan dan memberikan jasa dan layanan kepada
masyarakat yang digerakkan oleh cita-cita untuk mencapai tujuan tersendiri.

6
5. Profesi biasanya tidak hanya secara personal, tapi juga masyarakat melihat
demikian.
Sedangkan Glen Langford dalam Martinis Yamin (2007) menyatakan bahwa
kriteria profesi terdiri dari :
1. Mendapatkan upah
2. Berpengetahuan dan keterampilan tertentu
3. Memiliki rasa tanggung jawab dan tujuan
4. Selalu mengutamakan pelayanan
5. Memiliki kesatuan
6. Memperoleh pengakuan dari orang lain atas pekerjaan yang digeluti.
Robert W. Richey dalam buku yang ditulis oleh Yunus Namsa (2006) berjudul
Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi Pengajaran Agama Islam
menyatakan beberapa ciri dan syarat sebuah profesi, antara lain yaitu :
1. Profesi lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan secara ideal dari pada
kepentingan pribadi.
2. Seorang profesional membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mempelajari
sebuah konsep khusus dan prinsip tertentu yang dapat memberikan pengaruh positif
terhadap keahlian yang dimiliki.
3. Profesi harus memiliki kualifikasi tertentu
4. Profesi harus memiliki kode etik yang dapat dijadikan sebagai aturan dalam
mengatur anggota, baik dari segi sikap, tingkah laku, maupun cara kerja.
5. Profesi memerlukan adanya suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
6. Profesi memerlukan adanya organisasi yang mampu mengembangkan dan
mengoptimalkan standar layanan
7. Profesi sebagai sebuah karir menjadikan anggotanya permanen
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sebagai sebuah
profesi bukanlah hal yang berlebihan, karena sudah menjadi suatu keharusan bagi suatu
organisasi yang memiliki tujuan tertentu untuk berani membayar mahal agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai. Bidang manajemen menjadi bidang yang sangat
dibutuhkan bagi suatu organisasi atau lembaga. Pelatihan-pelatihan mengenai
manajemen sudah banyak dilakukan du universitas-universitas atau lembaga
manajemen swasta dan pengembangan-pengembangan tersebut dilakukan oleh
eksekutif organisasi dan perusahaan manajemen terkait.

7
D. Manajemen Pendidikan Islam Sebagai Applied Sains
Manajemen pendidikan islam merupakan disiplin ilmu terapan (applied science)
dari kelompok ilmu-ilmu sosial karena kemanfaatannya hanya ketika prinsip-prinsip
yang ada diterapkan dalam meningkatkan kebaikan hidup manusia. Sebagai ilmu
terapan, baik manajemen pendidikan islam maupun kebijakan pendidikan islam dalam
prakteknya selalu berkaitan dengan disiplin ilmu lain, karena kedua hal tersebut adalah
turunan atau pecahan dari ilmu sosial-humaniora.
Kata “Islam” disini diartikan sebagai lembaga atau organisasi pendidikan yang
didirikan oleh umat islam. Lembaga pendidikan islam umumnya merujuk pada dua hal
:
1. Lembaga pendidikan dibawah pengelolaan, pembinaan, koordinasi atau
tanggungjawab organisasi sosial keagamaan. Dalam hal ini, hampir setiap
organisasi sosial keagamaan yang ada di Indonesia mengelola dan
mengembangkan pendidikan sesuai dengan arah dan tujuan perjuangan
organisasi seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persis (Persatuan
Islam), Mathlaul Anwar (MA), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Al-
Washliyah, dan lain sebagainya.
2. Lembaga pendidikan yang didirikan dan didedikasikan untuk pengembangan
dan pelaksanaan pendidikan pengajaran berbasis ideologi dan semangat
keislaman. Umumnya lembaga ini dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam
(YPI) yang berdiri sendiri dan tidak berafiliasi dengan lembaga sosial
keagamaan mainstream seperti NU atau Muhammadiyah.
Manajemen pendidikan islam sebagai ilmu menunjukan upaya sistematis
disiplin ilmu terapan dalam memahami alasan dan cara manusia bekerja sama dalam
mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama dapat bermanfaat bagi kemanusiaan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Manajemen dipandang sebagai sebuah seni terlihat dimana upaya untuk mencapai
sebuah tujuan, seorang manajer sangat dipengaruhi oleh karakter, kemampuan, bakat
dan keterampilan pribadinya. Hal ini merupakan sebuah seni tersendiri yang
asumsinya bahwa tidak semua orang mampu melakukannya.

2. Manajemen sebagai sebuah profesi atau Management as a profession adalah suatu


kegiatan atau bidang keahlian tertentu dalam memanajemen seperti kedokteran,
teknik, hukum dan lain sebagainya. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa
profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang dilakukan seseorang dengan
keahlian yang diperoleh dari pendidikan atau beberapa pelatihan tertentu dengan
syarat khusus serta memiliki tanggungjawab atau kode etik tertentu.

3. Manajemen pendidikan islam merupakan disiplin ilmu terapan (applied science) dari
kelompok ilmu-ilmu sosial karena kemanfaatannya hanya ketika prinsip-prinsip
yang ada diterapkan dalam meningkatkan kebaikan hidup manusia. Sebagai ilmu
terapan, baik manajemen pendidikan islam maupun kebijakan pendidikan islam
dalam prakteknya selalu berkaitan dengan disiplin ilmu lain, karena kedua hal
tersebut adalah turunan atau pecahan dari ilmu sosial-humaniora.

B. Saran
Adapun kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kami meminta saran dan kritik yang membangun
agar kami bisa memperbaikinya pada pembuatan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Echol, J. M., & Shadili, H. (1996). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Jarvis, P. (1983). Profesional Education. London: Croom Helm.
Machali, I. (2015). Pendekatan Integrasi-Interkoneksi Dalam Kajian Manajemen Dan
Kebijakan Pendidikan Islam. Jurnal El-Tarbawj, 35-42.
Namsa, M. Y. (2006). Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Pustaka Mapan.
Rusdiana, Asas-asas Manajemen Berwawasan Global, CV. Pustaka Setia, Bandung,
hlm. 27
Siswanto, Pengantar Manajemen, (Bandung, Bumi Aksara:2005) hlm. 2
Sutisna, O. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa.
Syamsuddin, M. A. (1996). Pengembangan Profesi dan Kinerja Tenaga Kependidikan.
Bandung: PPs IKIP Bandung.
Yamin, M. (2007). Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung
Persada Press.

10

Anda mungkin juga menyukai