Anda di halaman 1dari 5

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN PENJAS

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd.

Oleh :

Nama : Rolas Leonardo Simaremare


Nim : 6193311009
Kelas : PJKR V D 2019
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Penjas

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2021
Konsep dasar penelitian kualitatif

A. Definisi
Peneliti kualitatif dapat dimetaforakan sebagai “Bricoleur” –yakni pola kerja penciptaan
perupa yang memberi tekanan pada proses kerja merakit dari berbagai bahan, benda, dan bentuk.
Dengan demikian hasil kerja bricoler (brikolase) merupakan sebuah ciptaan yang kompleks,
padat, refleksif dan mirip kliping yang mewakili citra, pemahaman dan interpretasi peneliti
mengenai dunia /fenomena yang dianilisis (Denzin & Lincoln, 2009).
Penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis interpretatif, di
mana proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan daripada hasil, dalam penelitian
kualitatif (Nelson, Treichler, & Grosberg, 1992).

B. Karakteristik
(1) Latar alamiah,
(2) manusia sebagai alat (instrumen),
(3) metode kualitatif,
(4) analisis data secara induktif,
(5) teori dari dasar (grounded theory),
(6) deskriptif,
(7) lebih mementingkan proses daripada hasil,
(8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus,
(9) adanya kriteria khusus untuk keabsahan data,
(10) desain yang bersifat sementara,
(11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
C. Landasan Filsafat Kualitatif
Landasan filsafat pada penelitian kualitatif yaitu Postpositivisme yang dimana :
• Ingin memperbaiki kelemahan pada Positivisme.
• Postpositivisme sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata, ada sesuai
hukum alam.
• Manusia tidak mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak
dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas.
• Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif
• Perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber
data, data, dan lain-lain.

D. Ciri Penelitian Kualitatif


Ada sepuluh ciri penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Latar alamiah, penelitian kualitatif melekukan penelitian pada latar (setting ) almiah atau
pada konteks dari suatu keutuhan ( entity ). Hal ini dilakukan, karena ontologi alamiah
menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami
jika dipisahkan dari konteksnya. Menurut lincoln dan Guba hal tersebut didasrkan atas
beberapa asumsi : (1) tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena itu
hubungan penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk
keperluan pemahaman; (2) konteks sangat menentukan dalam menepatkan apakah suatua
penemuan mempunyai arti bagi konteks lainya, yang berarti bahwa suatu fenomena harus
diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan dan (3) sebagian strurtur nilai kontekstual 
bersifat determinatif terhadap apa yang akan dicari.
2. Manusia sebagai alat ( instrumen ), dalam penelitia kualitatif, peniliti sendri dengan
batuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal ini dilakukan jika
memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan nya lebih dahulu yang lazim
digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan
penyesuian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan. Oleh karena itu pada
waktu mengumpulkan data dilapangan , peneliti berperan serta dalam kegiatan
kemasyarakatan ,yang olehLexy J.Moleong (1999) disebut pengumpulan “pengamatan
berperan serta “(participant-participant).
3. Metode data secara induktif, penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara
induktif. Analisis induktif ini digunakan karena beberapa alasan. Pertama, proses induktif
lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang terdapat dalam data;
kedua, analisi induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti responden menjadi
ekplisit, dapat dikenal, dan ekontebel; ketiga, analisis demikian lebih dapat menguraikan
latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat-tidaknya
pengalihan kepada sutu latar lainya; keempat, analisis induktif lebih dapat menmukan
pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-nubungan;dan terakhir, analisis
demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian dari struktur
analitik. 
4. Metode kualitatif, penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif
ini digunakan karena beberapa pertimbanga. Pertama, menyesuakan metode kualitatif
lebih mudah apabila berhadaadapan dengan kenyataan ganda; kedua, metode ini
meyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan ketiga,
metode ini lebih peka dan lebih dapat menyasuakan diri dengan banyak penajaman
pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
5. Teori dari dasar (grounded theory), penelitian kualitatif lebih menghedaki arah
bimbingan  penyusunan teori subtantif yang berasal dari data. Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal; pertama, tidak ada teori a priori yang menyukupi kenyataan-keyataan ganda
yang mungkin akan dihadapi; kedua, penelitian ini mempercayai apa yang dilihat
sehingga ia berusaha umtuk sejauh mungkin menjadi netral; dan ketiga, teori dari dasar
lebih dapat responsif terhadap nilai-nilai konstekstual. Dengan menggunakan analisis
secara induktif, berarti bahwa pencarian data bukan dimaksudkan untuk membuktikan
hipotesis yang telah dirumuskan sebelum penelitian diadakan. Analisis ini lebih
merupakan pembentukan abstraksi berdasarkan bagian-bagian yang telah dikumpulkan,
kemudian dikelompok-kelompokkan. Jadi peneliti dalam hal ini menyusun atau membuat
gambaran yang makin menjadi jelas sementaradata dikumpulkan dan bagian-bagiannya
diuji. Dalam hal ini peneliti tidak berasumsi bahwa sudah cukup yang diketahui untuk
memahami bagian-bagian peting sebelum mengadakan penelitian.
6. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal
inidisebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang
dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan
demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan -kutipan data untuk memberi gambaran
penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto-vidiotape, dokuken pribadi, catatan atau memo dan dokumen
resmi. Pada penulisan laporan ini , peneliti menganalisis data yang sangat kaya tersebut
dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. Hal ini hendaknya dilakukan seperti orang
merajut sehingga setiap bagian ditelaah stu demi satu.
7. Lebih meningkatkan proses dari pada hasil, penelitian kualitatif lebih banyak
mementingkan segi “proses” dari pada “hasil”. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-
bagian yang sedang diteliti akan juah lebih jelas pabila diamati dalam proses. Bogdan dan
Biklen (1982;28)memberikan contoh seorang peneliti yang menelaah sikap guru terhadap
jenis siswa tertentu. Peneliti mengamatinya dalam hubungan sehari-hari, kemudian
menjelaskan tentang sikap yang diteliti. Dengan kata laian, peranan proses dalam
penelitian kualitatif besar sekali.
8. Adanya “Batas” yang ditemukan oleh “Fokus”, penelitian kualitatif menghendaki
ditetapkanya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah
dalam penelitian. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, batas menentukan
kenyataan ganda yang kemudian mempertajam fokus. Kedua penetapan fokus dapat lebih
dekat dihubungkan oleh interaksi antara peneliti dan fokus.dengan kata lain,
bagaimanapun, penetapan fokus sebagai masalah penelitian penting artinya dalam usaha
menemukan batas penelitian. Dengan hal itu dapatlah peneliti menemukan lokasi
penelitan.
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, penelitian kualitatif meredifisikan
validitas, realibitas dan obyektifitas dalam versi  lain dibandingkan dengan lazim
digunakan dalam penelitian klasik. Menurut Lincoln dan Guba (1985:43) hal ini
disebabkan oleh validitas internal cara lama telah gagal karena hal itu menggunakan
isomorfisme antara hasil  penelitian dan kenyataan tunggal dimana penelitian dapat
dikonvergensikan. Kedua, validitas eksternal gagal karena tidak taat pada asa dengan
aksioma dasar dari generalisinya; ketiga, kreteria reliabitas gagal karena
mempersyaratkan stabilitas dan keterlaksanaan secara mutlak dan keduanya tidak
mungkin digunakan dalam paradigma yang didasarkan atas desain yang dapat berubah-
ubah. Keempat, kreteria obyektifitas gagal karena penelitian kualitatif justru memberi
kesempatan iteraksi antara peneliti-responden dan peranan nilai.
10. Desain yang bersifat sementara, penelitian kualitatif menyusun desain yang secaraterus
menerus disesuaikan dengan kenyataan lapangan. Jadi, tidak menggunakan desain yang
telah disusun secara katat dan kaku sehingga tidak dapat diubah lagi. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal. Pertama, tidak dapat dibayangkan sebelumnya tentang kenyataan-
kenyataan ganda dilapangan; kedua, tidak dapat diramalkan sebelumnya apa yang akan
berubah karena hal itu akan terjadi dalam interaksi antara peneliti deangan kenyataan
ketiga, bermacam sistim nilai yang terkait berhubungan dengan carayang tidak dapat
diramalkan.

Anda mungkin juga menyukai