REKAYASA IDE
Memanfaatkan Kearifan Nasional dalam Pemecahan Konflik Multikulturalisme
yang Terjadi di Tengah-tengah Masyarakat
DISUSUN OLEH:
(NIM: 6193311020)
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kasih
karunia-Nya saya bisa menyelesaikan laporan rekayasa ide. Saya sebagai penulis merasa
bersyukur dan bangga atas penyertaan Tuhan kepada saya. Saya juga berterimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah atas dukungannya saya bisa menyelesaikan laporan
rekayasa ide ini.
Rekayasa ide ini dimaksudkan sebagai gagasan pikiran terkait dengan permasalahan
multikulturalisme yang terjadi di masyarakat saat ini. Dengan membaca rekayasa ide ini,
pembaca diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang gagasan pemikiran yang
dimuat di dalamnya.
Dalam penulisan rekayasa ide ini, saya menyadari masih terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan masukan dan saran demi
kesempurnaan rekayasa ide ini. Demikianlah rekayasa ide ini saya buat, semoga rekayasa
ide ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Rekayasa Ide
Dapat lebih memahami inti dari seminar daring yang telah dilakukan, dan mahasiswa
mampu menuangkan ide untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam multikulturalisme
dalam ruang lingkup masyarakat, serta memahami perannya sebagai calon pendidik dalam
menghadapi multikulturalisme.
2
BAB II
3
memiliki kedekatan/ikatan emosional dengan sesama masyarakat indonesia. Mereka
hanya memiliki identitas yang kuat dan ikatan emosional antar sesama suku mereka
(misal antar orang Jawa dengan orang Jawa), bukan antar suku Jawa dengan suku
lainnya. Dari fenomena ini terlihat bahwa dari berbagai macam suku yang ada di
Indonesia, ternyata beberapa masyarakat dari tiap sukunya belum dapat memahami,
menerima, dan menghargai suku lainnya yang berbeda darinya. Padahal mereka berada
dalam satu nama, satu wilayah, satu bangsa, satu bahasa, yaitu Indonesia.
4
banyak orang. Oleh karena itu, bagaimana kita bersikap dalam keanekaragaman benar-
benar perlu diperhatikan.
Dari kasus-kasus yang telah dipaparkan, terrlihat betapa perbedaan mampu memicu
munculnya konflik sosial. Perbedaan-perbedaan yang disikapi dengan antisipasi justru akan
menimbulkan kesengsaraan dan penderitaan banyak orang. Oleh karena itu, bagaimana kita
bersikap dalam keanekaragaman benar-benar perlu diperhatikan.
5
BAB III
Pada saat kita dihadapkan pada beragam konflik dan sengketa yang terjadi di antara
etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia, belajar dari sejarah atau bisa kita sebut sebagai
kearifan nasioanal adalah cara yang paling tepat. Pada masa penjajahan Belanda kita
merasakan betapa sulit merangkai nilai persatuan untuk sama-sama menghadapi bangsa
penjajah. Hingga ketika kita mulai menyadarinya di tahun 1928. Saat itu kita mengakui
Indonesia sebagai identitas bersama, yang mampu mengatasi sejumlah perbedaan kebudayaan
di antara suku bangsa yang ada. Nasionalisme Indonesia pun terbentuk dalam wujud
pengakuan bahasa, tanah air, dan kebangsaan. Dampaknya adalah perjuangan menghadapi
kolonialisme Belanda semakin menampakkan hasilnya.
Puncak dari pencarian identitas itu ditemukan pada saat Pancasila disepakati sebagai dasar
negara dan petunjuk/arah kehidupan bangsa. Kompleksitas keragaman masyarakat dan
budaya di Indonesia pun bisa diakomodasi bersama. Dasar negara inilah yang digunakan oleh
para founding fathers kita pada saat mendirikan sebuah Negara nasional baru. Disebut negara
nasional karena negara Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang bisa hidup
berdampingan dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Laning, Vina Dwi, 2007, SOSIOLOGI Kelas XI, Klaten, Cempaka Putih.
Tafsiran Furnivall oleh Nasikun dalam Nasikun. 2006. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta:
Rajawali Press