Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK.TEORI ANTROPLOGI
KLASIK

Skor Nilai:

JURNAL LINGUA
(Realitas Bahasa Dalam Postulat Sapir Dan Whorf)

Nama Mahasiswa : Sulastri Sitanggang


Nim : 3172122006
Dosen Pengampu :
Mata Kuliah : Teori Antropologi Klasik

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur riviewer hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana karena
penyertaanya riviewer dapat menyelesaikan tugas kritik jurnal ini. Dimana kritik jurnal ini
merupakan, dalam rangka menyelesaikan tugas yang dan diberikan oleh dosen pengampu kami.
Kemudian membahas jurnal dengan memperhatikan isi jurnal dan kesesuaian jurnal dengan
metode yang digunakan. Dan juga membahas mengenai kelemahan dan kelebihan yang terdapat
dalam jurnal serta saran dan kesimpulan yang riviewer dapat dari jurnal. Dengan penugasan ini
para mahasiswa diharapkan lebih banyak untuk membaca dan untuk mempelajari bagaimana
caranya untuk menulis sebuah jurnal.

Medan, Desember 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN JURNAL .................................................................................................... 2
A. Identitas Jurnal ..................................................................................................................... 2
B. Ringkasan Jurnal .................................................................................................................. 2
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 6
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................................................... 6

ii
BAB I PENDAHULUAN

Teori antropologi klasik adalah salah satu mata kuliah yang ada di jurusan pendidikan
antropologi unimed. Dalam mata mata kuliah ini, kita membahas banyak teori yang berhubungan
dengan antropologi, yaitu ada teori evolusi, teori kebudayaan dan karsa, teori kebudayaan dan
kepribadian, teori etnosains, teori struktur fungsional, teori liminalitas, teori responsinitas
(pemberian), teori matrialisme kultural, teori strukturalisme levistar. Mata kuliah Teori
antropologi klasik, sangat di perlukan oleh mahasiswa untuk memahami lebih mendalam tentang
jurusan yang diampu dan dan dapat mendalami dan memahmi tentang studi kasus yang ada
masyarakat.

Untuk mendalami sebuah teori, kita tidak cukup hanya mendengar tentang konsep teori
tersebut. Akan tetapi, kita dapat lebih memahaminya dengan melihat buku dan jurnal. Pada
makalah ini, saya akan membahas lebih mendalam tentang teorilinguistik yang ada di jurnal ini.
Jurnal ini tersusun sistematis, yang dimulai dengan adanya judul jurnal, abstrak, riwayat tokoh,
implikasi teori, pendukung dan hambatan teori.

1
BAB II RINGKASAN JURNAL
A. Identitas Jurnal
1. Judul : Realitas Bahasa Dalam Postulat Sapir Dan Whorf
2. Nama jurnal : LINGUA
3. Penerbit : Pusat Kajian Bahasa dan Budaya
4. Tahun Terbit : September 2016
5. Penulis : Wuwuh Yunhadi
6. ISSN : 1979-9411
7. Volume : Vol. 13, No. 2
8. Halaman : 169-180

B. Ringkasan Jurnal
1. Riwayat hidup
Edward Sapir (1884)-1939) dan Benyamin Lee Whorf (1897-1941) sebenarnya
bukan tokoh aliran linguistik. Sapir memulai karir sebagai peneliti bidang antropologi
yang mengkaji bahasa bahasa di pantai Pasifik Amerika Utara dan penanggungjawab
penelitian di Museum Nasional Kanada. Pada 1925 Sapir mengajar di University of
Chicago dan pada 1931 pindah ke Yale University. Tulisan Sapir diterbitkan dua kali,
yaitu: Language (1921) dan Selected Writing in Language, Culture, and Personality
(1949). Pikiran-pikiran Sapir diterbitkan dalam Selected Writings in Language, Culture,
and Personality (1949). Benyamin Lee Whorf keturunan emigran Inggris yang pindah ke
Massachusetts, abad 17. Pikiran-pikiran Whorf meliputi katagori gramatika terdiri dari
katagori”overt” dan katagori “covert”.
2. Hipotesis Sapir-Whorf
Hipotesis pertama, lingusitic relativity hypothesis menurut Sapir penunjukkan
bahwa perbedaan struktur bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non
bahasa (nonlinguistic cognitive). Hipotesis kedua, linguistics determinism menyatakan
bahwa struktur bahasa mempengaruhi cara inidvidu mempersepsi dan menalar dunia
perseptual. Para peneliti kemudian membagi hipotesis Whorf menjadi dua. Pertama,
Determinisme Linguistik dan Kedua, Relativitas Linguistik.
3. Implikasi Hipotesis Bahasa Sapir–Whorf
Hipotesis bahasa Sapir–Whorf mempunyai implikasi dari pada kebudayaan saat ini,
di antaranya:
a. Jika suatu komunitas budaya menggunakan banyak kosakata untuk suatu hal atau
suatu aktivitas, maka hal atau aktivitas tersebut adalah penting dalam komunikasi
budaya tersebut.
b. Lebih dari cara mempengaruhi mempersepsi objek dan lingkungan kita, bahasa dan
pikiran juga mempengaruhi tindakan kita.
c. Adanya hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran adalah sebenarnya bahasa
(lewat penciptaan kata-kata, istilah-istilah, dan julukan-julukan baru) dapat digunakan
oleh suatu rezim atau sekelompok orang untuk merendahkan, mendiskriminasi dan
menguasai kelompok orang lainnya.

2
4. Dukungan terhadap Teori Sapir-Whorf
Dukungan teori Sapir-Whorf dalam dunia modern tampak dalam kajian
antropologi dengan language relativism-nya. Language relativistics melihat bahwa
kategori yang ada dalam bahasa menjadi dasar dari aktifitas mental, seperti kategorisasi,
ingatan dan pengambilan keputusan.
5. Keberatan terhadap Teori Sapir-Whorf
Konsep Sapir dan Whorf mengundang beberapa keberatan di kalangan ahli bahasa
dan peneliti psikolinguistik. Dasar yang dipakai sebagai bentuk keberatan tersebut adalah
bahwa pikiran yang sama dapat diekspresikan dalam beberapa cara. Manusia dapat
mengatakan apa saja yang dimauinya dalam sebuah bahasa sehingga antara satu bahasa
dengan bahasa lainnya memiliki karakter yang paralel.
Salah satu fakta yang dipaparkan untuk menunjukkan keberatan ini adalah dalam
bidang perkembangan anak. Beberapa kasus di kehidupan sehari-hari menunjukkan
bahwa bayi yang belum memiliki bahasa secara optimal sudah mampu menalar lebih dari
hal-hal yang menarik bagi mereka. Bukti kedua yang menunjukkan bahwa manusia dapat
berpikir meski tanpa menggunakan bahasa adalah kasus anak-anak tuna rungu yang tidak
mampu memahami struktur simbol bahasa. Bukti ketiga adalah kasus penggunaan mental
image yang diperagakan oleh beberapa individu.
6. Bahasa Dan Masyarakat
Pandangan yang menyatakan bahwa struktur sebuah bahasa berpengaruh/
menentukan bagaimana penuturnya memandang dunia sangat berkaitan erat dengan
pendapat seorang ahli bahasa (linguist) Edward Sapir dan muridnya Benjamin Lee Worf.
Sapir sangat meyakini adanya hubungan antara bahasa dan budaya/masyarakat
sedemikian eratnya sehingga bisa dikatakan bahwa kita tidak bisa memahami salah satu
di antaranya tanpa memiliki pengetahuan tentang yang lainnya.
Worf kemudian mengembangan pandangan ini. Pandangan Whorf berkembang
jauh dengan tidak hanya mengatakan bahwa bahasa “berpengaruh” pada masyarakat,
tetapi Whorf berani mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan masyarakat sampai
pada tingkat deterministik (menentukan). Sehingga menurut Whorf bahasa tidak hanya
berpengaruh pada masyarakat tetapi menentukan masyarakat.
Kita bisa mengeksplorasi isi alam, mengorganisasikannya menjadi konsepkonsep
dan memilih mana yang penting dan yang tidak karena kita sebagian besar menggunakan
kesepakatan tentang bagaiman mengorganisasikannya dengan sebuah cara – dan
kesepakatan itu diperoleh dari masyarakat tutur kita yang tersusun dalam pola-pola
bahasa. Meskipun pandangan Whorf di atas bersifat determinisik, dalam pernyataannya
Whorf dua kali menggunakan kata sebagain besar. Dengan menggunakan kata itu dia
ingin mengatakan bahwa struktur dari sebuah bahasa tidak sepenuhnya menentukan cara
penuturnya memandang dunia.

3
BAB III PEMBAHASAN

Pada jurnal ini, membahas tentang teori linguistic oleh Safir dan Worlf. Jurnal ini
berisikan tentang riwayat hidup tokoh, hipotesis sapir-whorf, implikasi hipotesis bahasa sapir–
whorf, dukungan terhadap teori sapir-whorf, keberatan terhadap teori sapir-whorf, bahasa dan
masyarakat. Dalam teori Safir dan Wolf, pada jurnal ini di jelaskan yang mendukung dan
menolak teori mereka. Jurnal ini berisikan hipotesis-hipotesis oleh Safir dan Worlf. Hipotesis
pertama, lingusitic relativity hypothesis menurut Sapir penunjukkan bahwa perbedaan struktur
bahasa secara umum paralel dengan perbedaan kognitif non bahasa (nonlinguistic cognitive).
Perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
Hipotesis ini berimpilikasi bahwa pemikiran dua orang yang berbeda bahasa yang digunakan,
misalnya penutur Bahasa Inggris dan penutur Bahasa Indonesia, akan berbeda cara perpikirnya.
Hipotesis kedua, linguistics determinism menyatakan bahwa struktur bahasa
mempengaruhi cara inidvidu mempersepsi dan menalar dunia perseptual. Struktur kognisi
manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa. Implikasi dari
hipotesis ini ialah pikiran manusia mengikuti pola bagaimana struktur bahasa berlaku. Jadi,
pikiran manusia mengikuti struktur dan kosa kata yang digunakan dalam bahasa yang dituturkan.
Bersamaan dengan jurnal yang berjudul “Hipotesis Sapir-Whorf Dan Struktur Informasi
Klausa Pentopikalan Bahasa Minangkabau” yang berisikan relativitas linguistic. Pada jurnal
pembanding ini, Teori relativitas linguistik yang menjadi dasar perumusan hipotesis Sapir-Whorf
mengungkapkan ada keberhubungan antara bahasa, budaya, dan pikiran manusia.
1. Kelebihan jurnal
Berdasarkan hasil riview, kelebihan jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
 Isi pembahasan dalam jurnal lengkap.
 Dijelaskan riwayat tokoh dan juga hipotesa dan implikasi hipotesa dari teori yang
dibahas.
 Penulis dalam hal ini menggunakan kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian
dan menggunakan kepustakaan yang relevan.
 Penulis memfokuskan satu teori untuk dibahas dan memperdalam
pembahasannya.
 Kepustakaan jurnal sudah sesuai.
 Dilengkapi dengan identitas yang baik, yaitu memiliki nama jurnal, volume,
ISSN, dan juga tahun terbitnya jurnal.
2. Kekurangan jurnal
Berdasarkan hasil riview, kekurangan jurnal tersebut adalah sebagai berikut:
 Pada jurnal ini ada abstrak, akan tetapi tidak memiliki pendahuluan, metode
penelitian dan juga kesimpulan dari jurnal tersebut.
 Pada jurnal ini membahas tentang teori tentang linguistic, akan tetapi kurang
lengkap dengan adanya penambahan gambar, table atau bagan dan juga foto tokoh
pencetus teori tersebut.
4
3. Implikasi teori
Pada jurnal ini, dijelaskna implikasi dari teori linguistic. Bahasa memberikan
pandangan perseptual dan sekaligus memaksakan pandangan konseptual tertentu. Bahasa
merupakan kacamata untuk melihat realitas budaya. Maka hipotesis bahasa Sapir–Whorf
mempunyai implikasi dari pada kebudayaan saat ini, di antaranya:
1. Jika suatu komunitas budaya menggunakan banyak kosakata untuk suatu hal atau suatu
aktivitas, maka hal atau aktivitas tersebut adalah penting dalam komunikasi budaya
tersebut. Misalnya, kata salju dalam budaya Eskimo diantaranya, Qana (salju yang
sedang turun, serpihan salju), Akilukak (salju lunak), Aput (salju diatas tanah),
Kaguklaich (salju yang tertiup angin membentuk jajaran dam Qinuqsuq (timbunan salju)
2. Lebih dari cara mempengaruhi mempersepsi objek dan lingkungan kita, bahasa dan
pikiran juga mempengaruhi tindakan kita. Misalnya: salah satu temuan menunjukkan
bahwa orang Inggris menekankan waktu dan jumlah sedangkan pembicara orang Navaho
menekankan ciri-ciri bentuk.
3. Adanya hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran adalah sebenarnya bahasa
(lewat penciptaan kata-kata, istilah-istilah, dan julukan-julukan baru) dapat digunakan
oleh suatu rezim atau sekelompok orang untuk merendahkan, mendiskriminasi dan
menguasai kelompok orang lainnya. Misalnya: Orang Amerika menggunakan kata Negro
untu kelompok yang berkulit hitam.

5
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada jurnal ini membahas tentang teori linguistik oleh Safir dan Whorf. Pada jurnal lebih
membahas tentang riwayat hidup tokoh, hipotesis teori, implikasi teori dan dukungan dan juga
hambatan atau penolakan terhadap teori ini. Pada jurnal ini, ada dua hipotesis yang digunakan,
yaitu hipotesis pertama, lingusitic relativity hypothesis, dan hipotesis kedua, linguistics
determinism. Pada jurnal ini juga terdapat dukungan dan penolakan terhadap teori Safir dan
Wolf. Jurnal ini tidak seperti jurnal biasa, jurnal ini tidak memiliki pendahuluan, metode
penelitian, teknik penelitian dan kesimpulan. Pada jurnal ini juga terdapat kekurangan dan
kelibihan jurnal yang dibahas reviewer.

B. Saran
Sebagai mahasiswa dan sebagai calon guru, marilah kita lebih mendalami dan memahami
yang berkaitan dengann jurusan kita yaitu pendidikan antropologi, agar kita dapat
mengimplementasikan pada kehidupan sehari hari dan studi kasus.

Anda mungkin juga menyukai