Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

”PERKEMBANGAN STUDI NASKAH/MANUSKRIP DI EROPA DAN NUSANTARA”

DOSEN PENGAMPU : MOHAMMAD SAIRIN, S.Pd., MA.

OLEH : KELOMPOK 5 :

1. Rezkia S. (194180002)
2. Rahmat Hidayat (194180023)
3. Fira yanti (194180014)
4. Lismawati (194180008)

UIN DATOKARAMA PALU

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Pemurah dan lagi Maha
Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
melimpahkan Hidayah dan Rahmat Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan
makalah mata kuliah Manajemen Manuskrip Lokal dengan judul “Perkembangan Studi
Naskah/Manuskrip di Eropa dan Nusantara”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini selesai tepat waktu,
khususnya kepada Dosen pengampu kami Bapak MOHAMMAD SAIRIN, S.Pd., MA.

Akhirul kalam, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak dan
untuk menyempurnakan makalah ini, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Palu, 22 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

A. Sejarah Studi Naskah/Manuskrip................................................................


B. Perkembangan Filologi................................................................................
C. Perkembangan Manuskrip di Eropa............................................................
D. Perkembangan Manuskrip di Nusantara......................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manuskrip atau Studi Naskah bisa juga disebut filologi sudah dikenal sejak
beberapa abad yang lalu, terutama dalam pengkajian tentang teks klasik maupun
pernaskahan. Mengetengahkan Filologi sama artinya dengan membicarakan bahasa,
kesejarahannya. Disiplin ilmu yang disebutkan di atas selalu berhubungan dengan
filologi, baik secara sadar maupun tidak sadar  tetap memandang perlu adanya
filologi. Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya dunia filologi bagi pengembangan
dan perkembangan dunia keberadaan filologi, hal in disebabkan kehadiran berbagai
teks, catatan dan tulisan yang terhimpun dalam naskah tersebut senantiasa
memberikan gambaran kehidupan masa lampau dimana dimensi ruang dan waktunya
mengkilas balikan fenomena yang ada pada saat itu membuat catatan dan teks-teks
tersebut menjadi tolak ukur kegunaan filologi sebagai salah satu bentuk ilmu yang
mempunyai Sebagai salah satu contoh yang diungkapkan Robson dalam naskah yang
Principles of Indonenesian Philologi, dikatakan bahwa ditulis ole penulis itu disebut
autografi. Sedikit sekali autografi yang dilestarikan yang dapat kita acu. Teks lain
yang diteruskan kepada kita Vol. I No.1 Juli – Desember 2002 budaya, sejarah,
antropologi, sosial, dan hukum karena erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
Misalnya seorang pujangga yang sangat akrab dengan dunia sastra, seorang
budayawan senantiasa bersahabat dengan budaya, begitu pula seorang sejarawan tetap
lekat dengan ilmu pengetahuan, khususnya pernaskahan.
Dunia pernaskahan sangat besar andilnya terhadap laju pesatnya
berlangsungnya kehidupan sat itu. Kondisi dan situasi yang demikian  mana dan
bernilai dalam percaturan ilmu pengetahuan. Selain itu filologi akan tetap menjadi
induk segala bagiannya, jika kehadiran dan keberadaan naskah tetap menjadi
perhatian utama di kalangan ilmuan.
Sebagai salah satu contoh yang diungkapkan Robson dalam Principles of
Indonenesian Philologi, dikatakan bahwa naskah yang dilestarikan yang dapat kita
acu. Teks lain yang diteruskan kepada kita adalah tradisi naskah yakni :
1. Kita membuat perbedaan antara teks dengan naskah, teks tidak
tergantung pada naskah tertentu, tetapi disampaikan oleh naskah itu.
2. Konsep sebuah teks tradisi menyatakan rangkaian yang berhubungan
antara satu sama lain, rangkaian itu adalah naskah dan kaitan itu adalah
tindakan yang menyalin membuat dari yang baru dari yang lama
(Robson, 1988: 13).
Selanjutnya, Partini Sardjono dalam bukunya pengkajian sastra mengatakan
bahwa mempelajari dengan seksama hasil karya secara ilmiah disebut ilmu sastra.
Objek ilmu sastra meneliti  sekelompok teks tertentu. Teks ialah ungkapan bahasa
yang pragmatik, ilmu sastra; kita membatasi diri pada teks tertulis dengan alasan
secara praktis. Secara teoritis, bahasa lisan pun, asal merupakan suatu kesatuan
termasuk teks (Sardjono, 2002 : 23 ).
Adapun judul makalah ini adalah Sejarah Perkembangan Filologi. Kata filologi
berasal dari bahasa Yunani, Philologia artinya kegemaran berbincang-bincang.
Kegemaran berbincang sangat. Dibina menjadi cinta kepada kata. Untuk lebih jelasnya
dikatakan juga bahwa filologi dalam arti sempit berarti mempelajari teks-teks lama yang
sampai kepada kita dalam bentuk-bentuk salinannya dengan tujuan menemukan bentuk
teks asli dan untuk mengetahui maksud penyusunan teks tersebut (Sadjuman, 1994 10).
Selanjutnya disebutkan filologi dalam arti luas berarti mempelajari kebudayaan, pranata
dan sejarah bangsa sebagai yang terdapat dalam bahan-bahan tertulis (Depdikbud, 1994 :
227 ).

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis bermaksud mencoba memaparkan


peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa Vol. I No. 1 Juli - Desember 2002 adalah
tradisi naskah, yakni pertama, kita membuat perbedaan antara tetapi disampaikan oleh
naskah itu. Kedua, konsep sebuah tradisi menyatakan rangkaian yang berhubungan antara
Selanjutnya, Partini Sardjono dalam bukunya Pengkajian sintatik dan simantik/isi
merupakan suatu kesatuan. Dalam praktek oleh bangsa Yunani kuno, karena itu kata
filologi berubah artinya lampau yang kaitannya dengan filologi dan perkembangannya
sehingga filologi juga dikenal di nusantara ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Studi Naskah/Manuskrip?
2. Bagaimana Perkembangan Filologi?
3. Bagaimana Perkembangan Manuskrip di Eropa?
4. Bagaimana perkembangan Manuskrip di Nusantara?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Sejarah Studi Naskah/manuskrip
2. Untuk Mengetahui Perkembangan Filologi
3. Untuk Mengetahui Perkembangan Manuskrip di Eropa
4. Untuk mengetahui Perkembangan Manuskrip di Nusantara
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Studi Naskah/Manuskrip


Studi Naskah/Manuskirp adalah sebagai suatu bentuk kegiatan yang sudah cukup
lama dilakukan orang. Ilmu ini mulai berkembang sejak abad ke-3 Sebelum Masehi di
Yunani kuna. Pada masa itu di Iskandariyah (Yunani), filologi Pada masa itu tidak
terlepas dari kegiatan ritual pemujaan terhadap Dewi Muses yang dianggap sebagai dewi
ilmu pengetahuan, sehingga kegiatan filologi berpusat di kuil Muses yang disebut
Museum ( Reynold dan Wilson, 1968: 6).

Kebudayaan Yunani lama merupakan salah satu dasar pemikiran yang sangat
besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Barat. Dalam segala bidang
kehidupan dapat dirasakan berakar pada kebudayaan Yunani lama, yang aspek-aspek
yang tersimpah dalam naskah-naskah bangsa tersebut. Diantara cabang ilmu yang
mampu membuka aspektersebut adalah ilmu filologi. Maka ilmu filologi Yunani lama
merepakan ilmu abad ini tetap berperan dalam memperluas seta memperdalam tetapi
berpengaruh juga di belahan dunia yang lain seperti kawasan kota yang termasuk ke
dalam imperium Yunani pada abad ke-3 SM. naskah Yunani lama pada abad ke-8
yang umumnya ditulis pada gulungan Papyrus dengan tulisan Funisia yang kemudian
dikenal dengan huruf Yunani (Baried, dkk, 1985 : 32/33 ). Studi filologi pada masa
permulaan ini lebih diarahkan pada Vol. I No. 1 Juli - Desember 2002 Filologi
sebagai suatu bentuk kegiatan yang sudah cukup lama terdapat kegiatan pengkajian
terhadap naskah-naskah klasik. Kegiatan aspeknya tersimpan dalam naskah-naskah
bangs tersebut. yang penting untuk menyajikan kebudayaan Yunani lama, yang
hingga pengetahuan mengenai sumber dari ilmu pengetahuan. Kebudayaan Yunani
lama tidak hanya berpengaruh di dalam dunia Barat.
Filologi pertama kali dikembangkan di Iskandariyah, sebuah Istilah ini pertama kali
digunakan oleh Erastothenes untuk merujuk pada sekelompok ahli yang memusatkan
studinya pada teks-teks klasik dalam bahasa Yunani.Para ahli-ahli ini berhasil
membaca naskah-naskah Yunani lama.
B. Perkembangan Filologi
perpindahan kekuasaan oleh bangsa Romawi di Eropa Selatan. Pada abad ke-1 SM
perkembangan tradisi Yunani berupa pembuatan resensi terhadap naskah-naskah tertentu
dan perkembangan ini berkelanjutan hingga pecahnya kerajaan Romawi pada abad ke-4
M menjadi kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur. Peristiwa tersebut periode atau
zaman yakni periode kejayaan, periode kemunduran, dan periode renaisans.

C. Perkembangan Manuskrip di Eropa


Awal Pertumbuhan Filologi Studi Filologi mula-mula berkembang pada abad ke-3
SM. di kawasan kerajaan Yunani, kota Iskandariah. Kota itu merupakan pusat kajian ilmu
pengetahuan seperti perpustakaan yang menyimpan sejumlah besar naskah Yunani lama
yang ditulis pada daun Papirus, kira-kira pada abad ke-8SM. Naskah itu berisi berbagai
ilmu pengetahuan seperti ilmu filsafat, kedokteran, perbintangan, ilmu sastra, dan hukum
sebagai milik bangsa Yunani lama. Perpustakaan itu menempati bangunan yang disebut
Museum, yang aslinya sebuah kuil untuk memuja 9 orang dewi Muses, dewi kesenian dan
ilmu pengetahuan dalam mitologi Yunani.

Tujuan penulisan teks pada naskah adalah sebagai upaya untuk merekam tradisi
lisan yang telah mereka miliki berabad-abad sebelumnya. Kemudian naskah itu disalin
secara berulang-ulang sebagai upaya mereka untuk menyelamatkan teks dari kemusnahan.
Para penggarap naskah itu disebut sebagai ahli filologi dan orang pertama yang memakai
nama itu Eratosthenes. Pada waktu itu, filolog harus memiliki wawasan luas, ia harus
mengenal tulisan, bahasa, dan ilmu yang dikandungnya. Setelah membaca dan memahami
isinya, ia pun harus pandai menulis dengan huruf dan bahasa yang dikenal dan digunakan
pada waktu itu.

Metode yang digunakannya: memperbaiki bacaan yang rusak (korup): huruf, kata,
ejaan, bahasa, dan tata tulisnya. Kemudian menyajikannya dalam suntingan teks yang
mudah dibaca dan bersih dari kesalahan. Teks yang tidak cacat itu kemudian disalin lagi
berulang-ulang. Selain disalin, kadang-kadang salinannya diberi komentar yang berupa
tafsiran atau penjelasan lain secukupnya. Tujuan lain, kegiatan filologi dipandang sebagai
kegiatan perdagangan. Di sini budak belian berperan karena mudah didapat. Karena itu,
penyimpangan menjadi lebih banyak karena penyalin tidak memiliki kesadaran yang
tinggi terhadap keasliannya. Teks yang dijadikan bahan kajian seperti karya Homerus,
Plato, Socrates, Herodotus, dan Aristoteles.

Filologi di Romawi Setelah Iskandariah jatuh ke tangan bangsa Romawi, kegiatan


filologi pindah ke Eropa Selatan, pusatnya Roma. aktifitasnya melanjutkan tradisi Yunani
atau madzhab Iskandariah. Pada abad ke-1 – ke-4 kegiatan ditambah dengan meresensi
teks tertentu dalam bahasa Yunani kuno. Bahasa Yunani menjadi bahasa kedua pada
bangsa itu. Kerajaan Romawi kemudian pecah dan mempengaruhi kegiatan filologi.
Kegiatan filologi di Romawi Barat diarahkan pada - tradisi latin yang berupa puisi atau
prosa sebagai ilmu pengetahuan. Isi naskah itu mewarnai dunia pendidikan di Eropa pada
abad-abad selanjutnya. Sejak terjadinya kristenisasi, kegiatan filologi diarahkan pada
keagamaan dan yang melakukannya pendeta. – codex.

Romawi Timur Sejak abad ke-4 telah ditulis dalam bentuk codex , yaitu bahan
dari kulit binatang, terutama dari kulit domba yang dikenal dengan nama perkament
Naskah dalam bentuk tersebut telah diberi halaman sehinga mudah dibaca Bahan
perkamen memiliki keungulan tahan lama dari pada bahan pepirus Pada periode itu
muncul tradisi menulis tafsir scholia yaitu menulis tafsir isi naskah pada tepi halaman
dengan bahan yang digunakan dari tulisan lain yang membicarakan masalah yang sama
Di wilayah Eropa timur muncul pusat-pusat studi teks Yunani seperti di Antioch, Athena,
Iskandariah, Beirut, Konstantinopel, dan Gaza Iskandariah merupakan pusat studi filsafat
Aristoteles dan Beirut merupakan pusat studi bidang hukum Pusat-pusat studi ini
kemudian berubah menjadi perguruan tinggi yang dapat mengeluarkan tenaga ahli di
bidang pemerintahan, administrasi, dan pendidikan.s Karena kekurangan tenaga ahli,
Teks-teks yang diangap penting diajarkan di perguruan tinggi untuk mencetak tenaga ahli
filologi.

Filologi zaman Renaisance Aliran Humanisme Humanisme berasal dari kata


humaniora (Yunani= guru yang mengelola tata bahasa, retorika, puisi dan filsafat).
Karena bahan yang diperlukan bersumber dari teks klasik, Humanisme kemudian
diartikan sebagai aliran yang mengkaji sastra klasik yang meliputi keagamaan, filsafat,
hukum, sejarah, ilmu bahasa, kesastraan dan kesenian. Pada zaman renaisance, kegiatan
telaah terhadap teks klasik timbul kembali, kajiannya berpijak pada kritik teks dan
sejarahnya. Pengaruh penemuan mesin cetak Pada abad ke-15, filologi mengalami
perkembangan baru penyalinan teks dilakukan dengan mesin cetak, dalam jumlah yang
banyak dan mudah Penggandaan teks dengan mesin cetak menuntut tersedianya teks yang
siap cetak dalam bentuk yang baik dan bersih dari korup. Hal ini dapat dihasilkan lewat
kajian filologi secara cermat Kritik teks perlu penyempurnaan dengan jumlah yang lebih
banyak dan dari berbagai tempat. Akibatnya hasil terbitan lebih banyak dan
penyebarannya lebih meluas Sejak saat itu kekeliruan pada penyalinan teks semakin
berkurang, tidak seperti penyalinan teks dengan menggunakan tangan Perkembangan
filologi di Eropa Ilmu filologi diterapkan untuk telaah naskah lama nonklasik, seperti
Germania dan Romania karenanya keorang ahli filologi dituntut menguasai bahasa-
bahasa tersebut. Sejak saat itu batas antara filologi dengan ilmu bahasa (linguistik)
menjadi kabur karena kegiatan linguistik juga menelaah teks.

D. Perkembangan Manuskrip di Nusantara


Kawasan Nusantara terbagi dalam banya kelompok etnis, memiliki bentuk
kebudayaan khas, tanpa meninggalkan sifat kekhasan budaya Nusantara.

1. Naskah Nusantara dan Para Pedagang Barat Hasrat mengkaji naskah


Nusantara timbul dengan kehadiran bangsa barat abad ke-16. Yang
mengetahui pertama naskah lama adalah para pedagang. Dan maraknya
perdagangan naskah kuno. Peter Floris dan Pieter Wilemsz van el binck adalah
seseorang bergerak dalam perdaangan naskah kuno. Di zaman VOC usaha
mempelajari bahasa-bahasa Nusantara hampir terbatas pada bahasa Melayu.
(Yudiafi dan Mu’jizah, 2001: 2.18).
2. Telaah Naskah Nusantara oleh Para Penginjil Sesuai dengan teori filologi,
sastra lisan termasuk kajian filologi, maka diantara penginjil ada yang
mengkaji sastra lisan daerah yang didatanginya, karena kelompok etnis belum
mengenal huruf sehingga budayanya masih disimpan dalam sastra lisan,
seperti daerah Toraja oleh. N. Adriani dan Kruijt.
3. Kegiatan Filologi terhadap Naskah Nusantara Kehadiran NBG ke Indonesia
mendorong tumbuhnya kegiatan untuk meneliti naskah-nasah Nusantara.
Minat itupuun timbul pada para tenaga Belanda dan Inggris. Kajian ahli
filologi bertujuan untuk menyunting, membahas serta menganalisis isinya
dengan menggunakan metode intuitif atau diplomatik.
selanjutnya disunting dalam bentuk transliterasi huruf Latin dan berkembang
lagi dalam bentuk bahasa asing terutama bahasa Belanda. Adanya telaah naskah untuk
tujuan pembahasan isinya, yang ditinjau dari berbagai disiplin.
Kegiatan filologi terhadap naskah Nusantara, mendorong berbagai kegiatan ilmiah, terutama
dimanfaatkan oleh disiplin humaniora dan disiplin ilmu-ilmu social. Semua kegiatan itu telah
memenuhi tujuan filologi, ialah melalui telaah naskah-naskah dapat membuka kebudayaan
bangsa dan telaah mengangkat nili-nilai luhur yang tersimpan di dalamnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Studi Naskah/Manuskirp adalah sebagai suatu bentuk kegiatan yang sudah


cukup lama dilakukan orang. Ilmu ini mulai berkembang sejak abad ke-3
Sebelum Masehi di Yunani kuna. Pada masa itu di Iskandariyah (Yunani),
filologi Pada masa itu tidak terlepas dari kegiatan ritual pemujaan terhadap
Dewi Muses yang dianggap sebagai dewi ilmu pengetahuan, sehingga
kegiatan filologi berpusat di kuil Muses yang disebut Museum
2. Yunani berupa pembuatan resensi terhadap naskah-naskah tertentu dan
perkembangan ini berkelanjutan hingga pecahnya kerajaan Romawi pada abad
ke-4 M menjadi kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur.
3. Di wilayah Eropa timur muncul pusat-pusat studi teks Yunani seperti di
Antioch, Athena, Iskandariah, Beirut, Konstantinopel, dan Gaza Iskandariah
merupakan pusat studi filsafat Aristoteles dan Beirut merupakan pusat studi
bidang hukum Pusat-pusat studi ini kemudian berubah menjadi perguruan
tinggi yang dapat mengeluarkan tenaga ahli di bidang pemerintahan,
administrasi, dan pendidikan.s Karena kekurangan tenaga ahli, Teks-teks yang
diangap penting diajarkan di perguruan tinggi untuk mencetak tenaga ahli
filologi.

4. Kegiatan filologi terhadap naskah Nusantara, mendorong berbagai kegiatan


ilmiah, terutama dimanfaatkan oleh disiplin humaniora dan disiplin ilmu-ilmu
social. Semua kegiatan itu telah memenuhi tujuan filologi, ialah melalui telaah
naskah-naskah dapat membuka kebudayaan bangsa dan telaah mengangkat
nili-nilai luhur yang tersimpan di dalamnya.

B. Saran
Berdasarkan ksimpulan diatas kita seharusnya memahami bagaimana kegiatan
filologi di Eropa dan Nusantara yang sangat berperan penting diberbagai kegiatan
ilmiah juga bagaimana filologi dapat mengangkat nilai-nilai luhur yang mengatur
kehidupan kita
Daftar Pustaka

Baried, dkk. Barorah, 1985. Pengantar Tori Filologi. Jakarta : Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Bachtiar, Harsja W. 1974. Filologi dan Pengembangan Kebudayaan Nasional Kita. Budaya
Jaya. Claredom Press.

Robson, S.O. 1988. Principles Of Indonesian Philogy. USA: Foris Publications.

Ruhaillah, 1996. Sejarah Perkembangan Filologi. Bandung : KIP


Sardjono Pradotokusumo, Partini, 2002. Pengkajian Sastra. Bandung
Wacana.

Soebadio, Haryati, 1973. Masalab Filologi. Makalah dalam seminar bahasa daerah :  Bali,
Sunda, Jawa. Yogyakarta : Fakultas Sastra; Universitas Gajah Mada.

Sudjiman, Panuti. 199, Filologi Melayu. Jakarta : Pustaka Jaya.


Sudardi, Bani. 2001. Dasar-Dasar Teori Filologi. Surakarta
Badan Penerbit Sastra Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai