Anda di halaman 1dari 40

MENELAAH KARYA SASTRA INDONESIA LAMA

Perkembangan
Karya Sastra Indonesia Lama
Cikal bakal Sastra
Indonesia lama
adalah sastra
nusantara saat itu

Setiap daerah di
Nusantara memiliki
karya sastranya
masing-masing
Karya sastar
Indonesai lama mulai
berkembang,
terutama saat
pengaruh
kesusastraan India
masuk ke Nusantara

Banyak cerita yang


diadaptasi dari cerita
Mahabharata
Karya sastar
Indonesai lama
mulai ditulis saat
keusastraan Arab-
Persia masuk ke
Nusantara

Munculah jenis-
jenis karya sastra
baru, seperti
Hikayat dan Syair
Pada abad ke-19 , banyak karya-karya sastra
berbahasa Melayu yang di tulis dikawasan
wilayah Kepulauan Riau dan Sumatra seperti
Hikayah, syair, pantun dan karya sastra lain.

Banyak pengarang-pengarang saat itu


Pengarang-pengarang yang terkenal saat itu,
diantaranya Raja Ali Hadji, Nuruddin Ar-Raniri,
Tuan Sri Lang, Hamza Fashuri, Abdullah bin
Abdulkadir Munsji.
KARAKTERISTIK KARYA
SASTRA INDONEISA LAMA
KARAKTERISTIK KARYA SASTRA INDONEISA LAMA

1. Karya sastra disampaikan secara


lisan (leluri)
2. Tidak diketahui siapa pengarangnya
3. Isi karangan istana sentris atau
selalu menceritakan kehidupan raja,
istana dan putra-putri raja
4. Isi cerita bersifat khayalan fantastis
yang tidak masuk akal
5. Isi cerita mengandung pengaruh
agama dan kepercayaan Hindu dan
Arab.
Bentuk-bentuk
Karya Sastra Lama
KARYA SASTRA
INDONESIA LAMA

PUISI LAMA PROSA LAMA


puisi lama adalah puisi Prosa lama merupakan karya
yang belum dipengaruhi sastra yang belum mendapat
oleh puisi Barat, seperti pengaruh dari sastra atau
pantun, gurindam, syair, kebudayaan barat. Karya sastra
mantra, dan bidal. prosa lama yang mula-mula
timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk
tulisan
KARAKTERISTIK PUISI LAMA

Terdapat ciri-ciri dalam Puisi Lama, diantaranya:

• Puisi kerakyatan yang biasanya tidak dikenal siapa


pengarangnya atau anonim

• Tidak seperti puisi baru, puisi lama tersebar secara


lisan sehingga masuk kedalam jenis sastra lisan

• Tidak sebebas puisi baru yang sering mengabaikan


aturan - aturan, puisi lama terikat pada aturan -
aturan seperti persajakan, jumlah suku kata dan lain -
lain.
MANTRA
Mantera adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra.
Mantera diciptakan dalam kepercayaan animisme dan
dinamisme untuk dibacakan dalam acara berburu,
menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan untuk
membujuk hantu-hantu yang baik dan menolak hantu yang
jahat.
Mantera memiliki ciri yang khas, yaitu :

• pemilihan kata sangat saksama,


• bunyi-bunyi diusahakan berulang-ulang dengan
maksud memperkuat daya sugesti kata,
• banyak digunakan kata-kata yang kurang umum
dalam kehidupan sehari-hari dengan maksud
memperkuat daya sugesti kata,
• jika dibaca secara keras mantera menimbulkan
efek bunyi yang bersifat magis, yang diperkuat
oleh irama dan metrum yang biasanya hanya
dipahami secara sempurna oleh pawang ahli yang
membaca mantera secara keras.
Mantra orang menyadap nira (bahan
untuk gula aren/gula jawa)

Assalamu’alaikum putri satulung


besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
PANTUN
Pantun adalah bentuk puisi Indonesia (Melayu), tiap bait
(kuplet) biasanya terdiri atas empat baris yang bersajak (a-
b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris
pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan
(sampiran) saja dan baris ketiga dan keempat merupakan
isi.
Banyak sekali jenis-jenis pantun diantaranya :

pantun jenaka,
pantun budi,
pantun kepahlawanan,
pantun kias,
pantun nasihat,
pantun teka-teki,
pantun pribahasa,
patun perkenalan,
pantun perpisahan,
dan lain-lain.
Berikut salah satu contoh pantun
teka-teki,

Jika tuan membawa keladi


Bawakan pula si pucuk
rebung
Jika tuan bijak bestari
hewan apa tanduk di hidung?
GURINDAM
Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris, berirama
sama a a, kedua barisnya merupakan isi, baris pertama
merupakan sebab dan baris kedua merupakan akibat,
isinya berupa nasihat
Gurindam Dua Belas
Barang siapa tiada memegang Barang siapa mengenal diri
agama Maka telah mengenal akan
Sekali-kali tiada boleh Tuhan yang Bahari
dibilangkan nama  
  Barang siapa mengenal dunia
Barang siapa mengenal yang Tahulah ia barang yang
empat terperdaya
Maka ia itulah orang makrifat  
  Barang siapa mengenal
Barang siapa mengenal Allah akhirat
Suruh dan tegaknya tiada ia Tahulah ia dunia mudarat.
menyalah
 
SYAIR
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas
empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama.
Sumber lain berpendapat, Syair merupakan puisi yang
berlarik empat tiap bait dan bersajak a a a a yang
mengisahkan suatu hal.
Syair Ken Tambuhan
(Cerita Panji)
Lalulah berjalan Ken tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan
Tunduk menangis segala puteri
Masing-masing berkata sama sendiri
Jahatnya perangai permaisuri
Lakunya seperti jin dan peri.
BIDAL
Bidal adalah jenis puisi lama dalam bentuk peribahasa
dalam sastra Melayu lama yang kebanyakan berisi sindiran,
peringatan, nasihat, dan sejenisnya. Bidal merupakan jenis
peribahasa yang memiliki arti lugas, irama, dan rima.
Sehingga bidal dapat digolongkan ke dalam jenis puisi.
“Jika kali panjang sejengkal,
lautan dalam jangan diduga”
KARYA SASTRA
INDONESIA LAMA

PUISI LAMA PROSA LAMA


puisi lama adalah puisi Prosa lama merupakan karya
yang belum dipengaruhi sastra yang belum mendapat
oleh puisi Barat, seperti pengaruh dari sastra atau
pantun, gurindam, syair, kebudayaan barat. Karya sastra
mantra, dan bidal. prosa lama yang mula-mula
timbul disampaikan secara
lisan, disebabkan karena
belum dikenalnya bentuk
tulisan
KARAKTERISTIK PROSAI LAMA

Prosa memiliki ciri-ciri sebagai • Prosa lama sangat dipengaruhi


berikut: oleh budaya-budaya yang
berkembang pada saat itu.
• prosa lama kebanyakan Pengaruh budaya yang paling
menceritakan tentang kehidupan kuat adalah budaya Hindu dan
istana (istana sentris), cerita Arab.
kepahlawanan, dan fantasi-
fantasi yang tidak masuk akal. • Prosa lama pada umumnya tidak
memiliki nama pengarang
• Bahasa yang digunakan karena
kebanyakan memakai bahasa-
bahasa kedaerahan, khususnya • Proses penyebarannya pun
melayu kuno secara langsung atau melaui
mulut ke mulut.
• Pada awalnya bentuk-bentuk
prosa lama hanya memiliki tujuan • Prosa lama sangat sulit untuk
untuk menghibur. berkembang atau disebut
dengan statis.
HIKAYAT
Hikayat merupakan salah satu karya sastra lama yang
berbentuk prosa yang didalamnya mengisahkan tentang
kehidupan dari keluarga istana, kaum bangsawan atau
orang-orang ternama dengan segala kehebatan, kesaktian
ataupun kepahlawanannya.
Hikayat memiliki ciri yang khas, yaitu :

• Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama


• Istana sentries, artinya pusat ceritanya berada
didalam lingkungan istana
• Pralogis, artinya banyak cerita didalam hikayat
tidak dapat di terima oleh akal
• Statis, artinya bersifat kaku dan tetap
• Anonim, artinya tidak jelas siapa yang mengarang
hikayat tersebut
• Hikayat menggunakan kata arkhais, yakni kata-
kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan,
seperti syahdan dan sebermula.
Berikut beberapa hikayat yang terkenal pada
masa karya sastra Indonesia lama,
dianranya:

• Hikayat si miskin,
• Hikayat Indra Bangsawan,
• Hikayat Amir Hamzah.
TAMBO
Tambo adalah salah satu bentuk karya sastra lama
berbentuk prosa. Berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
tambe atau tambay yang berarti bermula atau dapat
dipahami sebagai asal-usul sesuatu. Secara umum, tambo
adalah cerita sejarah yang menceritakan asal-usul
keturunan raja yang merupakan campuran antara sejarah,
fakta, kepercaya dan mitos.
Berikut contoh dari tambo adalah

• Sejarah Melayu karya datuk Bendahara


Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang
ditulis tahun 1612
• tambo Minagkabau.
DONGENG
Salah satu bentuk prosa lama yang sangat popular adalah
dongeng. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang
khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam
dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan
isinya.
Myth (Mitos)
Mite atau Myth adalah dongeng yang bercerita tentang
kepercayan terhadap alam-alam ghaib atau benda-
benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Dongeng
tentang Batu Menangis, Dongeng asal-usul kuntilanak,
dan lain-lain.
Legenda
Bentuk dongen ini bercerita tentang riwayat
atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya
adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda
Pulau Jawa, dan lain-lain
Fabel
Fabel bercerita tentang kisah-kisah yang
menokohkan binatang. Cerita fable ini biasa
digunakan oleh orang-orang tua sebagai media
untuk mendidik anak-anak mereka. Contoh: Si
Kancil dan Buaya, Si Kancil yang Cerdik, dan
lain-lain.
Sage
Bentuk dongeng ini menceritakan tentang
kisah-kisah kepahlawanan, keberanian,
maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya
adalah Ciung Winara, Patih Gadjah Mada,
Calon Arang, dan lain-lain.
Jenaka atau
Pandir
Dongeng jenaka atau pandir menceritakan
tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial.
Dongeng ini biasanya bersifat humor dan
menghibur pendengarnya dengan kelucuan-
kelucuan yang ada di dalam cerita. Contoh:
Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan
lain-lain.
CERITA
BERBINGKAI
Cerita Berbingkat adalah salah suta corak kesusasteraan
Melayu pada zaman Islam di nusantara. Cerita berbingkai
adalah cerita biasa yang sentiasa disisipkan di dalamnya
dengan cerita-cerita lain atau ringkasnya cerita dalam
cerita.
Didalam cerita sisipan itu terdapat lagi cerita
sisipan yang lain hingga akhirnya cerita itu
menjadi panjang. Cerita sisipan tujuanya untuk
memanjangkan cerita utama(cerita pokok)
dengan maksud member pengajaran. Bingkai
merupakan dasar cerita/pokok cerita dan
sisipan ialah cerita kecil. (Amzar, 2016) Salah
satu karya cerita berbingkai yang terkenal
adalah Hikayat 1001 malam.
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai