Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG STRUKTUR FISIK PUISI:KATA KONKRET

CITRAAN DAN IRAMA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 14
1.DESIS TRY YANTI GULO( 200701006)
2.SARI ROSA JELI LUMBAN TORUAN(200701028)
3.ANDRIANUS PRANATA BARUS (200701102)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa.Berkat rahmat dan anugerahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Makalah ini.Dalam melaksanakan tugas ini MAKALAH
TENTANG STRUKTUR FISIK PUISI:KATA KONKRET CITRAAN
DAN IRAMA kami memperoleh banyak bantuan.Karena itu kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan tugas ini.Dari makalah ini semua bisa
mendapatkan pengetahuan .Oleh karenaitu,kami mengharapkan kritik
dan sarana agar tujuan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,07 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang Masalah……………………..……………...1
I.2 Rumusan Makalah …………………….……………………2
I.3 Tujuan Makalah …………………………………………….2
Bab II.Pembahasan
II.1 Pengertian Puisi …………………………………………….3
II.2 Kata Konkret…………………………………………………5
II.3 Citraan ………………………………………………………..6
II.4 Rima……………………………………………………..……7
Bab III.Penutup
III.1 Kesimpulan ……………………………………………….....9
III.2 Saran…………………………………………………………9
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Makalah


Salah satu cabang kajian tentang sastra adalah puisi. Puisi merupakan bagian dari ilmu
sastra. Sastra dalam bahasa Sansekerta berarti tulisan atau karangan. Puisi termasuk salah satu
genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta
diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat. Ciri-ciri puisi dapat dilihat dari bahasa
yang digunakan serta wujud puisi tersebut. Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan.
Wujud puisi dapat dilihat dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, letak tertata, dan tidak
mementingkan ejaan. Puisi dapat juga membedakan wujudnya dengan membandingkan dari
prosa. Ada empat unsur yang merupakan hakikat puisi, yaitu: tema, perasaan penyair, nada puisi,
serta amanat. Selain itu, ada lima unsur yang merupakan metode puisi terdiri dari diksi,
pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, ritma dan rima.Pengertian puisi sendiri sampai saat
ini masih terlalu sulit untuk di definisikan. Kebanyakan para ahli telah membuat definisi puisi
dari berbagai sudut pandang mereka sendiri. Genre sastra akan dibagi menjadi dua bagian yaitu
sastra imajinatif dan sastra non imajinatif. Puisi sendiri terdapat pada bagian imajinatif bersama
dengan prosa. Sastra imajinatif sendiri memiliki ciri-ciri isinya yang bersifat khayali,
menggunakan bahasa yang konotatif dan memenuhi syarat-syarat estetika seni.Puisi mengandung
karya estetis yang bermakna, mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan,
merangsang panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan
interpretasi pengalaman manusia yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat
membuat kita tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan
marah. Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua lapisan masyarakat
karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan masyarakat dari masa kemasa selalu
meningkat, maka corak, sifat dan bentuk puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan
selera, konsep estetika yang selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.

Puisi diciptakan dan ditulis diperdengarkan, agar keindahannya dapat dinikmati khalayak
ramai. Pembacaan puisi atau “Poetry reading” mulai akrab dengan masyarakat dunia sejak tahun
1800. Definisi paling populer tentang puisi oleh S. T. Coleridge bahwa puisi atau poetry: “ The
Best Words in the best order” Puisi adalah kata – kata terindah dalam susunan yang terindah,
sebelum membaca puisi kita harus terlebih dahulu memahami beberapa istilah atau hal-hal yang
berkaitan dengan puisi itu sendiri, sehingga pembacaan puisi dapat semaksimal mungkin. Setiap
puisi selalu terdiri dari organisme yang kompleks, yang terdiri dari beberapa unsur yang saling
bergantung dan isi – mengisi.

1
1.2 Rumusan Masalah
12..1 Mencakup apa sajakah struktur batin puisi itu?

1.2.2 Apa pengertian dan bagaimana cara mencari tema dari puisi?

1.2.3 Apa pengertian perasaan(feeling) dari puisi?

1.2.4 Apa pengertian nada dari puisi?

1.2.5 Apa pengertian amanat dari puisi?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Untuk mendeskripsikan apa saja struktur batin puisi.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan tema dari puisi.

1.3.3 Untuk mendeskripsikan perasaan(feeling) dari puisi.

1.3.4 Untuk mendeskripsikap nada dari puisi.

1.3.5 Untuk mendeskripsikan amanat dari puisi.

2
Bab II
Pembahasan
II.1 Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati
penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet
dan –poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet
berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata
poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai
dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam,
orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak
kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi
puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.

(1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-
baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
berhubungannya, dan sebagainya.

(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal.
Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam
puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang
merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.

(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang
imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan
bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur- baur.

(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara
konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan
citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata- katanya tepat,
dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi
kata-katanya berturu-turut secara teratur).

3
(5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah
dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan
keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan
kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang
paling indah untuk direkam. Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan
pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7)
menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu
sebenarnya.

4
II.2 Pengertian Kata Konkret
Kata konkret dalam puisi adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imajinasi.

Kata-kata ini biasanya berhubungan dengan kiasan atau lambang.

Contohnya:

HUJAN BULAN JUNI

Tak ada yang lebih tabah Tak ada yang lebih tabah

Dari hari hujan bulan Juni Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya Dihapusnya jejak-jejak kakinya

Kepada pohon yang berbunga itu Yang ragu-ragu dijalan itu

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu

(Hujan Bulan Juni,1994)

Dari puisi diatas,ada contoh kata konkret yang dapat kita lihat, yaitu:

- Hujan, yang mewakili manusia .

- Jalan yang dapat kita artikan sebagai jalan

kehidupan.

- Pohon yang mewakili manusia yang diam saja tapi

terlihat indah

- Akar yang dimaknai sebagai tindakan diam-diam.

- Bunga yang dapat di artikan sebagai perempuan

5
II.3 Pengertian Citra
Citraan dalam puisi merupakan salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk
memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca.

Adapun macam-macam citraan dalam puisi adalah:

Citraan penglihatan,yaitu citraan yang memberikan rangsangan kepada indra penglihat sehingga
seolah kita bisa melihat hal yang tertulis secara nyata.

cth: Pada ilalang membentang sepanjang jalan

Citraan pendengaran,yaitu citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan dan menggunakan bunyi
suara dimana dengan citraan ini pembaca akan mendaatkan kesan suara atau bunyi dari lirik
puisi.

cth: Semerdu kicauan burung dipucuk cemara,suaramu merasuki kesepian jiwaku.

Citraan taktil,yaitu citraan yang menimbulkan kesan yang dapat dihayati denganindra peraba
atau perasaan.

cth: Cintamu selembut sutra,meluluhkan kerasnya hatiku.

Citraan penciuman,yaitu citraan yang dapat dirasakan melalui indra oenciuman.

Cth: Semerbak melingkupi ruang hati,ketika kau menghembuskan nafas cintamu.

Citraan gerak,yaitu citraan yang menggambarkan sesuatu yang bergerak ataupun tidak tidak
bergerak tetapi dilukiskan dapat bergerak.

cth: Sang penari gemulai menyibak tirai,melambai pada daun-daun yang tertiup bayu.

Citraan pengecapan,yaitu citraanyang menggunakan gambaran angan indra pengecap..

cth: pahit pekat tetap kau jalani dalam kebisuan

6
II.4 PENGERTIAN RIMA DAN MACAM-MACAM RIMA
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang,baik dalam larik sajak maupun pada akhir larik
sajak. Keindahan suatu puisi tercipta mealui rima.Rima tidak selalu terdapat di akhir baris dalam
satu bait,tetapi dapat ditemukan dalam satu baris.
Berdasarkan Letak Kata atau Suku Kata
1. Rima Awal
Rima awal merupakan pengulangan bunyi pada kata atau suku kata yang terletak pada awal
kalimat.
Contoh:
Pada apa aku berpegangPada siapa aku bersandar
2. Rima Tengah
Rima tengah merupakan pengulangan bunyi pada kata atau suku kata yang terletak pada tengah
kalimat.
Contoh:
Siapa sangka hidup terasa riang Si tua bangka tak pernah merasakan
3. Rima Akhir
Rima akhir merupakan pengulangan bunyi pada kata atau suku kata yang terletak pada akhir
kalimat.
Contoh:
Pohon durian menjulang tinggi Buah terasa manis sekali
Berdasarkan Letak Persamaan Bunyi
1.Rima Datar
Rima datar merupakan persamaan bunyi pada suku kata secara berderet dalam suatu baris
kalimat.
Contoh:
Lika menganga membuka lara
2. Rima Tegak
Rima tegak merupakan persamaan bunyi pada suku kata yang diletakkan pada baris yang
berbeda.
Contoh:
Dinding tebing begitu rapuh Hutan didepan begitu lebat Kepercayaan ini telah runtuh
Merasakan kecewa yang begitu berat

7
Berdasarkan letak pasangannya:
1. Rima Bebas
Rima bebas merupakan persamaan bunyi pada kata atau suku kata yang diletakkan secara bebas,
bisa di awal, tengah, maupun akhir kalimat.
Contoh:
Sepi terasa menikam hatiMarah bergejolak bagaikan api Tidak tahu arah kemana Tak mengerti
jalan tuk pulang
2. Rima Kembar
Rima kembar merupakan persamaaan bunyi pada kata atau suku kata yang saling berpasangan
antara baris 1 dengan baris yang lain.
Contoh:
Gejolak hati begitu bergelora
Seperti api yang membara
Memberi dampak yang terasa
Hingga nampak rasa kecewa
3. Rima Peluk
Rima peluk merupakan persamaan bunyi yang saling berapitan antara satu atau dua kata atau
suku kata yang sama.
Contoh:
Hati yang bening makin bergeming
Jantung berdegup membuat gugup
Cinta yang nampak memberi dampak
Sayang yang indah tanpa gunda

4. Rima Putus
Rima putus merupakan persamaan bunyi pada kata atau suku kata yang putus.
Contoh:
Ku relakan semua hartaku
Untuk sekedar memilikimu
Namun tetap kau diam membisu
Meski rela ku menunggu
Sendu
5. Rima Terus
Rima terus merupakan persamaan bunyi pada kata atau suku kata yang terletak pada bagian
akhir setiap baris.

8
Contoh:
Bagai lahir sebagai putra raja
Selalu didamba bagai baginda
6. Rima Silang
Rima silang merupakan persamaan bunyi pada kata atau suku kata yang teletak secara
bersilangan antar satu baris dengan baris lainnya.
Contoh:
Kalau ada padi di ladang
Boleh saya meminta nasi
Kalau bisa saya memandang
Boleh kita berbagi hati

9
BAB III
PENUTUP

III. 1KESIMPULAN

Kata konkret,citraan dan rima merupakan struktur fisik puisi yang dapat dilihat dan diamati
secara langsung dengan mata.
Kata konkret dalam puisi adalah kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imajinasi.
Citraan dalam puisi merupakan salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk
memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca.
Macam-macam citraan yaitu, citraan penglihatan,citraan pendengaran,citraan taktil,citraan
penciuman,citraan gerak,citraan pengecapan,
Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang,baik dalam larik sajak maupun pada akhir larik sajak.
Keindahan suatu puisi tercipta mealui rima.Rima tidak selalu terdapat di akhir baris dalam satu
bait,tetapi dapat ditemukan dalam satu baris.
Macam-macam rima yaitu dapat dilihat berdasarkan letak kata atau suku kata, letak kata atau suku
kata,dan berdasarkan letak pasangannya.

3.2 SARAN
Demikianlah makalah dari kelompok kami,kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
memperluas wawasan tentang struktur fisik puisi.Apabila ada saran dan kritik yang ingin
disampaikan,kami persilahkan.
Apabila terdapat kesalahan penulisan kata yang tidak berkenan,kiranya dapat dimaafkan dan dimaklumi.
Sekian dan terimakasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://pustamun.blogspot.com/2017/10/kata-konkret-dalam-puisi-hujan-bulan.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Citraan

https://bandungekspres.co.id/citraan-dalam-puisi-serta-jenis-dan-contohnya/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rima

https://haloedukasi.com/jenis-rima-dalam-puisi

11

Anda mungkin juga menyukai