DI SUSUN OLEH
LISA MEGAWATI
105611110416
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
1-3 ( C )
KATA PENGANTAR
Puji sykur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena dengan rahmat karunia-Nya
saya dapat menyusun karya tulis ini tanpa suatu halangan apapun.
Karya tulis ini disusun dengan harapan agar semua mengetahui hubungan antara bahasa dengan
budaya.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan,oleh karena itu saya mengharap kritik dan sarannya yang bermanfaat bagi saya.
Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIN YA Robbal ‘alamin
ii
DAFTAR ISI
Halaman pengesahan………………………………………………………i
Kata pengantar………………………………………………………….ii
Daftar isi………………………………………………………..iii
Bab 1 PENDAHULUAN…………………………………….1
Bab 3 PEMBAHASAN
4.1 Kesimpulan…………………………7
4.2 Saran…………………………7
DAFTAR PUSTAKA……………..8
iii
Bab 1
PENDAHULUAN
Telah dilakukan oleh para linguist bahwa bahasa sebagai alat komunikasi secara genetic
hanya ada pada manusia. Implementasinya manusia mampu membentuk lambing atau memberi
nama guna menandai setiap kenyataannya. Bahasa hidup berada di dalam masyarakatnya .
Kelangsungan hidup sebuah bahasa sanagat dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi dalam dan
dialami penuntutnya.
Bahasa dan budaya adalah dua bentuk hasil pemikiran manusia. Banyak ahli yang
mengemukakan teorinya mengenai kaitan antara bahasa dan budaya, salah satunya Williem von
Humboldt seorang filosoft Jerman, menurutnya’’languange by its very nature represents the
spirit and national character of a people(bahasa adalah perwujudan semangat alami dan karakter
nasional masyarakat)”(Steinberg dkk,2001:244). Humboldt yakin setiap bahasa di dunia pasti
merupakan perwujudan budaya dari masyarakat penuturnya. Jadi, pandangan yang dimiliki oleh
suatu masyarakat bahasa tertentu akan tercermin atau terwujud dalam bahasanya.
Bahasa merupakan priduk budaya. Bahasa adalah wadah dan refleksi kebudayaan masyarakat
pemiliknya.
1.4Manfaat penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka karya tulis ini diharapkan
member informasi bagaimana hubungan antara bahasa dengan budaya dan seperti apa
penertian bahasa menurut para ahli.
Bab 2
METODE PENELITIAN
Karya tulis ini terdiri dari 4 bab pertama diuraikan tentang latar belakang masalah,rumusan
masalah ,tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab kedua diuraikan tentang metode
penelitian dan sistematis penelitian. Pada bab ketiga akan diuraikan tentang pembahasan dan bab
keempat diuraikan tentang kesimpulan dan saran.
Bab 3
PEMBAHASAN
❖ Bahasa
Istilah bahasa dalam bahasa Indonesia,sama dengan language,dalam bahasa inggris,taal
dalam bahasa belanda ,sparche dalam bahasa jerman, lughatun dalam bahasa arab
bahasa dalam bahasa sansekerta. Istilah-istilah tersebut, masing-masing mempunyai
aspek tersendiri,sesuai dengan pemaikainya,untuk menyebutkan suatu unsure
kebudayaan yang mempunyai aspek yang sangat luas,sehingga merupakan konsep yang
tidak mudah didefinisikan. Seperti yang diugkapkan oleh para ahli:
✓ Menurut Sturtevent berpendapat bahwa bahasa adalah system lambang
sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suati
kelompok social untuk kerjasama dan saling berhubungan.
✓ Menurut Chomsky language is a set of sentences, each finite length and
contructed out of a finite set of elements.
✓ Menurut Keraf, bahasa adalah alat komunikasi anatara anggota
masyarakat,berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Masih banyak lagi definisi tentang bahasa yang dikemukakan oleh para ahli bahasa. Setiap
batasan yang dikemukakan tersebut, pada umumnya memiliki konsep-konsep yang sama,
meskipun terdapat perbedaaan dan penekanannya. Terlepas dari kemungkinan perbedaan
tersebut, dapat disimpulkan sebagaimana dinyatakan Linda Thomas dan Shan Wareing dalam
bukunya Bahasa, Masyarakat dan Kekuasaan bahwa salah satu cara dalam menelaah bahasa
adalah dengan memandangnya sebagai cara sistematis untuk mengabungkan unit-unit kecil
menjadi unit-unit yang lebih besar dengan tujuan komunikasi. Sebagai contoh, kita
menggabungkan bunyi-bunyi bahasa (fonem) menjadi kata (butir leksikal) sesuai dengan aturan
dari bahasa yang kita gunakan. Butir-butir leksikal ini kemudian digabungkan lagi untuk
membuat struktur tata bahasa, sesuai dengan aturan-aturan sintaksis dalam bahasa.
Dengan demikian bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbal secara arbitrer.
Lambang, simbol, dan tanda-tanda yang digunakan dalam bahasa mengandung makna yang
berkaitan dengan situasi hidup dan pengalaman nyata manusia.
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan
kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang
dimiliki oleh suatu masyarakat. Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus berubah sesuai
dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut, bahasa adalah aspek
terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat. Koentjaraningrat
dalam bukunya Sosiolinguistik (1985), bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Artinya,
kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat di bawah kebudayaan, tetapi sangat berkaitan.
Namun, beberapa pendapat lain mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan kebudayaan
merupakan hubungan yang bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.
❖ Budaya
Kebudayaan menurut Clifford Geertz sebagaimana disebutkan oleh Fedyani Syaifuddin
dalam bukunya Antropologi Kontemporer yaitu sistem simbol yang terdiri dari simbol-
simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama, yang dapat diindentifikasi, dan bersifat
publik. Senada dengan pendapat di atas Claud Levi-Strauss memandang kebudayaan
sebagai sistem struktur dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama,
yang dapat diindentifikasi, dan bersifat publik.
Dalam konsep ini kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga
pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat. Karenanya
tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat akan terikat oleh kebudayaan yang
terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol bagi
tingkah laku manusia
Adapun Menurut Canadian Commision for UNESCO seperti yang dikutip oleh Nur Syam
mengatakan kebudayaan adalah sebuah sistem nilai yang dinamik dari elemen-elemen
pembelajaran yang berisi asumsi, kesepakatan, keyakinan dan atauran-atauran yang
memperbolehkan anggota kelompok untuk berhubungan dengan yang lain serta
mengadakan komunikasi dan membangun potensi kreatif mereka.
Definisi-definisi di atas dan pendapat para ahli lainnya dapat dikelompokkan menjadi 6
golongan menurut Abdul Chaer yaitu:
1. Definisi deskriptif yakni definisi yang menerangkan pada unsur-unsur kebudayaan.
2. Definisi historis yakni definisi yang menekankan bahwa kebudayaan itu diwarisi
secara kemasyarakatan.
3. Definisi normatif yakni definisi yang menekankan hakekat kebuadayaan sebagai aturan
hidup dan tingkah laku.
4. Definisi psikologis yakni definisi yang menekankan pada kegunaan kebudayaan dalam
menyesuaikan diri kepada lingkungan, pemecahan persoalan dan belajar hidup.
5. Definisi sturktural definisi yang menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu sistem
yang berpola teratur.
6. Definisi genetik yang menekankan pada terjadinya kebudayaan sebagai hasil karya
manusia
Dengan demikian kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama
secara sosial, oleh para anggota suatu masyarakat. Sehingga suatu kebudayaan bukanlah
hanya akumulasi dari kebiasaan dan tata kelakuan tetapi suatu sistem perilaku yang
terorganisasi. Dan kebudayaan melingkupi semua aspek dan segi kehidupan manusia,
baik itu berupa produk material atau non material.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, yang terdiri dari berbagai budaya,
menjadikan perbedaan antar-kebudayaan, justru bermanfaat dalam mempertahankan
dasar identitas diri dan integrasi sosial masyarakat tersebut. Pluralisme masyarakat dalam
tatanan sosial agama, dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek moyang, kebhinekaan
budaya yang dapat hidup berdampingan secara damai merupakan kekayaan yang tak
ternilai dalam khasanah budaya nasional.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang terdiri dari sistem lambang, yang dikomposisikan
pada kerangka hubungan kelompok sosial, dapat berimbas pula pada struktur interaksi
kebudayaan secara menyeluruh. Para ahli sepakat mendefinisikan kebudayaan sebagai
sebuah sistem struktur yang terdiri dari simbol-simbol, perlambang dan makna-makna
yang dimiliki secara komunal atau bersama, yang dapat diidentifikasi, sekaligus bersifat
publik.
Fungsi bahasa dalam arti luas dapat dipergunakan sebagai media komunikasi untuk
menyampaikan segala perlambang kebudayaan antar anggota masyarakat. Sifat khas
suatu kebudayaan memang hanya bisa dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang
terbatas dalam suatu kebudayaan, yaitu dalam bahasanya, keseniannya, dan dalam adat
istiadat upacaranya. Bahasa dan budaya, sangat sarat dengan daya-daya kohesif dan
saling mempengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa masing-masing entitas yang satu
tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang lain.
Sedemikian eratnya hubungan antara kebudayaan dan bahasa sebagai wadahnya, hingga
sering terdapat kesulitan dalam menerjemahkan kata-kata dan ungkapan dari satu bahasa
ke bahasa yang lain. Sebagai contoh, perkataan village, dalam bahasa Inggris tidaklah
sama dengan desa dalam bahasa Indonesia. Sebab konsep village dalam bahasa Inggris
adalah lain sekali dari desa dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu ungkapan yang
pernah di keluarkan oleh penulis asing menyebut kota Jakarta sebagai big village akan
hilang maknanya jika diterjemahkan dengan ” desa yang besar”.
3.3 Bahasa sebagai sarana
Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian atau subsistem dari
sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti kebudayaan. Bahasa terlibat dalam semua
aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah dari unsur-
unsur dari semua aspek kebudayaan itu. Lebih penting lagi, kebudayaan manusia tidak
akan mungkin terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang menentukan
terbentuknya kebudayaan.
Pembelajaran budaya suatu masyarakat hendaknya mengutamakan unsur-unsur bahasa
yang digunakan dalam masyarakat tersebut. Budaya dan bahasa merupakan dua hal yang
saling berkaitan erat. Untuk belajar suatu budaya sekelompok masyarakat, seseorang
harus menguasai bahasa sekelompok masyarakat tersebut. Abdul Chaer mengatakan
bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan
budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa
itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.Bahasa Indonesia yang
berperan sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi di wilayah Republik Indonesia
sudah mulai diminati oleh penutur asing untuk dipelajari. Di luar negeri, telah banyak
universitas-universitas dan lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Indonesia
kepada para mahasiswanya. Berdasarkan data yang tercatat di Pusat Bahasa, Bahasa
Indonesia telah diajarkan kepada orang asing di berbagai lembaga, baik di dalam maupun
di luar negeri. Di dalam negeri misalnya, saat ini tercatat tidak kurang dari 76 lembaga
yang telah mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing, baik di perguruan tinggi,
sekolah maupun di lembaga-lembaga kursus.