Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah


SD Inpres Kolongan
Kecamatan Kalawat, Minahasa Utara
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah

Dosen Pengampu:
1. Dr. Dra. Djeinnie Imbang, M.Hum
2. Dra. Femmy Lumempouw, M.Hum

Disusun oleh:

Deniks Gery Antou


20091101024

Prodi Sastra Indonesia


Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sam Ratulangi
2020
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………............................... i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….............................. ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………............................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………….......…………. 1, 2


B. Rumusan Masalah …………………………………………………....……….................. 2
C. Tujuan …………………………………………………………………………......................... 2, 3
D. Manfaat Observasi ……………………………………………………………................... 3
1. Manfaat teoritis ......................................................................... 3
2. Manfaat praktis ......................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI

1. Deskripsi Teori ....................................................................................... 4,5,6


2. Hasil Observasi ....................................................................................... 7
• Gambaran Objek ……………………..……………………………………................ 7,8
• Kegiatan Pembelajaran ………………………………………….…………............ 8,9
• Pembahasan .................................................................................... 10
• Akhir Pembahasan ........................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….................... 12
B. Saran ………………………………………………………………................................... 12
Dokumentasi ………………………………………………………………….................... 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….....…………....................... 21


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Hasil Observasi
Pembelajaran di Sekolah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagaimana cara kita sebagai calon guru untuk memberi didikan
kepada siswa-siswi kita kelak.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Djeinnie Imbang, M.Hum dan
Dra. Femmy Lumempouw, M.Hum selaku Dosen Pengampu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni
ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua,
terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Kemudian, saya menyadari bahwa tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk saya butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Manado, 29 Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak mengenal bahasa ketika berumur kurang dari setahun. Anak belum dapat mengucapkan
kata namun mereka dapat membedakan ucapan orang dewasa. Ketika anak mulai menginjak
usia untuk memasuki sekolah dasar, pelajaran bahasa Indonesia merupakan materi ajar yang
sudah tidak asing untuk mereka. Namun perlu disadari pula, sebagian besar peserta didik
menganggap sebelah mata terhadap pelajaran bahasa Indonesia bahkan kurang menyenangi
mata pelajaran ini. Salah satu penyebabnya adalah guru memberikan pembelajaran yang
membosankan dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Jika keadaan
seperti itu terus terjadi, maka guru harus segera mengatasinya dengan cara mengubah model
pembelajaran yang membuat pembelajaran bahasa Indonesia dapat digemari oleh peserta didik.

Pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna dapat terwujud dengan menggunakan konsep
pembelajaran yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Saat proses belajar-
mengajar berlangsung, peserta didik tidak merasa pembelajaran di kelas yang hanya monoton
dengan guru sebagai teacher center tetapi peserta didik dapat ikut merasakan pengalaman
belajar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, peserta didik tidak hanya dituntut untuk terus
mendengarkan materi dari guru tetapi mereka harus ikut aktif. Aktif yang dimaksudkan disini
adalah peserta didik harus berani mengeluarkan pendapat dan percaya diri dalam berbicara.

Salah satu tugas pendidik adalah dengan menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan
bermakna untuk peserta didik. Selain itu, guru harus memberikan pembelajaran yang tidak
hanya mengembangkan aspek kognitif namun aspek keterampilan dan sikap juga perlu
dikembangkan. Guru perlu menyusun sebuah rancangan pembelajaran yang menyangkut ketiga
aspek di atas, sehingga hasil yang akan di dapat akan sangat menguntungkan untuk semua
pihak, terutama bagi peserta didik tersebut.

Berdasarkan fakta di lapangan, pembelajaran dengan menggunakan tematis-integratif dapat


menjadi suatu alternatif pembelajaran yang tepat untuk digunakan di sekolah dasar. Sudah
banyak sekolah-sekolah yang menggunakan pendekatan tersebut dalam proses pembelajaran
yang dilakukan. Melalui pendekatan pembelajaran tersebut, segala aspek kebahasaan dapat
terintegrasi menjadi satu dan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna untuk peserta
didik. Selain itu, anak akan ikut merasakan pengalaman pembelajaran langsung dan bukan hanya
sebuah teori saja.

Salah satu keterampilan berbahasa adalah menulis. Dari fakta di lapangan, pada kegiatan
menulis beberapa peserta didik masih banyak yang mengalami kekeliruan dan memerlukan
perbaikan atau koreksi dari guru. Kesulitan yang dialami adalah berkaitan dengan kegiatan
menulis permulaan seperti, sulit untuk membedakan penggunaan huruf kapital dan huruf kecil
serta penulisan nama orang.

Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas, dari segi penilaian untuk peserta didik, guru harus
memberikan penilaian yang objektif. Dalam penerapannya, beberapa guru sudah menerapkan
sistem penilaian menyeluruh yang dimulai dari sikap, keterampilan dan pengetahuan pada
peserta didik. Pada pembelajaran diterapkan pula penilaian dengan sistem poin kelompok yang
membuat peserta didik bersemangat dalam pembelajaran.
Pada akhirnya, hal terbaik yang bisa dilakukan untuk menyikapi permasalahan di atas adalah
dengan ditingkatkannya pantauan guru terhadap peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung. Pembelajaran perlu diberikan selingan berupa nyanyian, tepuk tangan dan
permainan sederhana yang membuat siswa tidak bosan dalam belajar dan fokus peserta didik
jadi lebih terarah.

Objek observasi ini adalah SD INPRES KOLONGAN dengan alasan yang mendasarinya adalah
karena sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah terbaik di Kecamatan Kalawat. Hal-hal
yang diobservasi meliputi bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut,
model pembelajaran seperti apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di
sekolah tersebut, permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran, dan sistem penilaian
yang diterapkan. Observasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam mengetahui
bagaimana cara mengajar yang baik. Dalam hal ini saya selaku mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya
jurusan Sastra Indonesia melakukan observasi di SD INPRES KOLONGAN untuk memenuhi tugas
dalam bentuk laporan observasi pembelajaran di kelas. Laporan hasil observasi ini disusun guna
mememenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah. Dengan
adanya observasi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana seorang guru mengajar suatu
pembelajaran. Kemudian kita sebagai seorang calon guru tentunya dapat memilih mana yang
baik dan tidak baik untuk diajarkan kepada murid kita ketika sudah mengajar kelak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari observasi ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di


sekolah tersebut?

2. Apa saja pendekatan dan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut dengan
mengacu pada pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna?

3. Apa saja kendala dan masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa Indonesia?

4. Bagaimanakah penilaian pembelajaran yang diterapkan pada sekolah tersebut?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diketahuilah tujuan-tujuan yang ingin dilakukan,
yaitu:

1. Untuk mengetahui proses dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di


sekolah tersebut.

2. Untuk mengetahui pendekatan dan model pembelajaran yang diterapkan di sekolah


tersebut dan menilai keseusaian dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan.

3. Untuk mengetahui dan membahas masalah yang muncul dalam pembelajaran bahasa
Indonesia serta memberikan alternatif solusi pemecahan masalah.

4. Untuk mengetahui penilaian pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut.


D. Manfaat Observasi

1. Manfaat Teoritis

Observasi ini diharapkan dapat berkontribusi bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia terutama di
Sekolah Dasar Kelas Rendah. Dan diharapkan dari hasil observasi ini dapat menambah khasanah
pustaka di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam Ratulangi tempat penulis menimba ilmu di
bangku perkuliahan. Selain juga dapat menjadi salah satu acuan kepada pihak-pihak yang
mungkin ke depan akan melakukan observasi dalam bidang yang sama atau berkaitan dengan
apa yang penulis lakukan saat ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

Hasil observasi ini diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan serta minat
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia bagi peserta didik di sekolah.

b. Bagi pendidik

Hasil observasi ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan kemampuan pendidik
mengenai pembelajaran bahasa Indonesia yang menyenangkan dan bermakna dengan
menyuguhkan model pembelajaran yang menarik minat siswa untuk belajar.

c. Bagi kepala sekolah

Hasil observasi ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan masukan untuk supervisi
terhadap program pengajaran dan kinerja pendidik.

d. Bagi observer

Hasil observasi ini diharapkan mampu menambah wawasan dari pentingnya pengetahuan
mengenai pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar khususnya kelas rendah dan model
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna untuk siswa. Selain itu hasil observasi ini
dapat menjadi acuan untuk observer mengenai tugas guru untuk memberikan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat.

e. Bagi observer lain

Hasil observasi ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang mungkin sedang
berada dalam situasi yang sama dengan apa yang dilakukan di dalam observasi ini.
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Deskripsi Teori

a. Pendekatan Pembelajaran Tematis – Integratif untuk Sekolah Dasar

Yang dimaksud dengan pendekatan tematis – integratif adalah pembelajaran bahasa harus
dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang sewajarnya. Pengorganisasian materi tidak
diwujudkan dalam bentuk pokok bahasan secara terpisah tetapi diikat dengan menggunakan
tema-tema tertentu dengan menganut asas kesederhanaan, kebermaknaan dalam komunikasi,
kewajaran konteks, keluwesan (disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, dan tempat),
keterpaduan, dan kesinambungan berbagai segi dan keterampilan berbahasa. Unsur-unsur
bahasa dipelajari dalam konteks wacana dan penggunaan bahasa selalu berada dalam integrasi
berbagai keterampilan berbahasa.

Pendekatan tematis – integratif ini dituangkan dalam rambu-rambu pembelajaran, yang antara
lain berupa:

a) Tema yang digunakan untuk pengembangan dan perluasan kosa kata siswa serta sebagai
pemersatu kegiatan belajar bahasa Indonesia siswa sehingga pembelajaran bahasa Indonesia
berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar,

b) Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan


menulis. Pembinaan keempat aspek ini harus dilakukan secara terintegrasi.

Lewat kegiatan pengajaran membaca, pemahaman tentang ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat,
makna, dan penanda hubungan kewacanaan terolah secara serempak. Selain itu, guru akan
merasakan bahwa pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh setelah membaca ternyata juga
berperanan dalam mengembangkan kemampuan menulis, bermanfaat ketika melakukan
kegiatan wicara, baik yang formal maupun informal.

Selain itu, pengalaman dan pengetahuan tersebut juga membantu mengembangkan


kemampuan menyimak. Berdasarkan pengalaman demikian, maka guru dapat menarik
kesimpulan bahwa dalam belajar bahasa, jabaran butir pembelajaran yang satu dengan yang
lain tidak dapat disusun dalam tata urutan yang terpisah-pisah. Pembelajaran yang berkaitan
dengan materi kebahasaan, kesusastraan, menyimak, membaca, wicara, menulis, harus dijalin
secara padu.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara
aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan
terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui
pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang
mencakup:

· Implikasi bagi guru, pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam
menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari
berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan dan utuh.

· Implikasi bagi siswa:

1) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya;


dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

2) Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya
melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

Resmini (2006:19) berpendapat bahwa pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan


kelemahan. Di antaranya sebagai berikut:

· Kelebihan Pembelajaran Tematik

1)Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

2)Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk
mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari
matapelajaran lain.

3)Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

4)Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar


antar matapelajaran dalam tema yang sama.

5)Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam
konteks tema yang jelas.

6)Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.

7)Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

8)Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

9)Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain.

10) Mendorong guru berkreatifitas, sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan,
pemahaman, dan kreatifitas dalam pembelajaran.

11) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain
dengan pengalaman pribadi siswa.

12) Memberikan guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh, dinamis,
menyeluruh, dan bermakna sesuai kemampuan, kebutuhan, dan kesiapan siswa.

13) Mempermudah dan memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap, dan
memahami hubungan antara konsep, pengetahuan, dan nilai yang terdapat dalam setiap mata
pelajaran.

14) Menghemat waktu, tenaga, biaya dan sarana, juga menyederhanakan langkah-langkah
pembelajaran.hal ini karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan
sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan
untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
· Kekurangan Pembelajaran Tematik:

1) Menuntut peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas, kreatifitas tinggi,
keterampilan, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan
mengembangkan materi. Namun tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

2) Dalam pengembangan kreatifitas akademik, menuntut kemampuan belajar siswa yang baik
dalam aspek intelegensi.

3) Pembelajaran tematik memerlukan sarana dan sumber informasi yang cukup banyak dan
beragam serta berguna untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.

4) Memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.

5) Pembelajaran tematik memerlukan system penilaian dan pengukuran (obyek, indikator,


dan prosedur) yang terpadu.

b. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Penilaian dalam pembelajaran merupakan suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi
secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar. Penilaian di
SD kelas rendah mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut.

1) Penilaian mengikuti aturan-aturan mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat siswa
kelas I SD belum semua lancar membaca dan menulis, cara penilaian tidak ditekankan pada
penilaian tertulis.

2) Kemampuan membaca, menulis, berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai


oleh siswa SD kelas rendah sehingga penguasaan terhadap ketiga kemampuan tersebut
merupakan prasyarat untuk kenaikan kelas.

3) Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari tiap-tiap kompetensi dasar dan
hasil belajar dari mata pelajaran-mata pelajaran yang ditematikkan.

4) Penilaian dilakukan secara terus – menerus dan selama proses belajar, misalnya ketika
siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan
akhir.

5) Hasil kerja/karya siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil
keputusan.

Penilaian bisa dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Teknik tes mencakup: tes tertulis dan
lisan, sedangkan teknik nontes mencakup tes perbuatan, catatan harian perkembangan siswa
(diperoleh melalui pengamatan), dan portofolio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal SD
penilaian yang sering dilakukan adalah penilaian melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru
menilai anak melalui pengamatan yang dicatat pada sebuah buku bantu. Tes tertulis digunakan
untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan
tanda baca, kata, angka, dan kalimat-kalimat sederhana.
2. Hasil Observasi

Pada hari Selasa, 17 Mei 2022 adalah hari pertama mendatangi SD INPRES KOLONGAN bersama
3 orang teman yang satu lokasi dengan tujuan membawa surat keterangan izin melakukan
observasi aktivitas belajar siswa di lokasi tersebut. Setelah sedikit berbicang bersama kepala
sekolah, akhirnya kami mendapatkan izin dari sekolah untuk melakukan observasi. (Gambar 1).

Observasi ini dilakukan pada hari Rabu, Senin dan Selasa tanggal 18, 23 dan 24 Mei 2022 yang
bertempat di SD INPRES KOLONGAN bersama 3 orang teman yang satu lokasi. Saya melakukan
observasi pada kelas 5A di hari pertama, kelas 4A di hari kedua dan kelas 1A dan B di hari ketiga,
dan mendapat respon yang sangat baik dari guru-guru dan peserta didik di kelas tersebut.
Pembelajaran menggunakan pendekatan tematis – integratif, sehingga beberapa mata pelajaran
dipadukan menjadi satu tema.

• Hari Pertama : Rabu, 18 Mei 2022


• Gambaran Objek
- Pelaksanaan Observasi
Tempat: Kelas 5 A
Waktu: 08.00-11.00 WITA
Jumlah Peserta Didik: 21 Orang
Wali Kelas: Karolina Suoth, S.Theo
• Kegiatan Pembelajaran
- Kegiatan Inti
Pada hari pertama di kelas 5A pembelajaran bertemakan
keagamaan. Pada awal pembelajaran, guru memerintahkan salah
satu siswa untuk memimpin do’a di depan kelas dan guru
mendampingi serta mengarahkan agar berjalan dengan tertib.
Kemudian, guru menyampaikan beberapa hal yang berkaitan
dengan unsur keagamaan, seperti cara berdo’a yang baik kepada
peserta didik. Setelah itu, guru menyuruh membuka buku dan
membaca sebuah cerita yang ada dalam buku tersebut selama 10
menit.
Kemudian guru menanyakan siapa yang ada dalam cerita tersebut?
Sontak mereka menjawab “Budi”, yang di mana Budi dalam cerita
tersebut sedang berbohong. Lalu guru menjelaskan kepada peserta
didik agar peserta didik tidak mengikuti perlakuan Budi. Setelah itu,
guru memberi tugas kepada peserta didik untuk menjawab dalam
waktu 45 menit. Peserta didik mengumpulkan tugas mereka yang
sudah dberikan tadi. Dan bagi siswa yang tidak mengumpulkan tetap
mendapat konsekuensinya yaitu nilai tidak memenuhi kriteria. Hal
itu bertujuan mendidik agar pentingnya mengerjakan tugas ndan
mengumpulkan tepat waktu. Guru menjelaskan pemecahan masalah
dari tugas yang sudah diberikan kepada siswa agar siswa tahu
apabila ada kesalahan dari soal yang sudah para siswa kerjakan.
Setelah itu, guru melihat secara langsung buku catatan para siswa,
apakah para siswa mencatat materi yang sudah diajarkan.
Selama pembelajaran berlangsung sekitar 60 menit, saya selaku
observer melakukan wawancara bersama ibu Karolina Suoth
mengenai pembelajaran bahasa Indonenia dan mengambil
dokumentasi pada saat di kelas. Proses belajar mengajar di kelas
masih dibatasi karena covid-19 sehingga waktu belajar di sekolah
hanya berlangsung 3-4 jam setiap harinya. (Gambar 3)

• Hari Kedua: Senin, 23 Mei 2022


• Gambaran Objek
- Pelaksanaan Observasi
Tempat: Kelas 5 B
Waktu: 08.00-11.15 WITA
Jumlah Peserta Didik: 23 Orang
Wali Kelas: Selvi Mokodongan, S.Pd
• Kegiatan Pembelajaran
- Orientasi:
Pada hari kedua di kelas 5 B, pembelajaran bertemakan “Kayanya
Negeriku (Tema 9) dengan sub tema “Pemanfaatan Kekayaan Alam
di Indonesia”. Kelas dimulai dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa. Kemudian menyanyikan salah satu lagu
wajib dan atau nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat nasionalisme. Setelah itu, guru
mengulas sedikit tentang materi yang telah disampaikan hari
sebelumnya. Orientasi tersebut berlangsung selama 10 menit.
- Inti:
Setelah berdoa dan mengulas materi sebelumnya, pembelajaran
dimulai dengan menyanyikan lagu “Desaku yang Kucinta”. Guru
memberi contoh cara menyanyikan lagu itu, lalu mengajak siswa
menyanyikan bersama-sama.
Setelah itu masuk dalam keterampilan membaca dan mengamati.
Guru memberi waktu 15 menit kepada siswa untuk membaca dan
mengamati gambar tentang pemanfaatan sumber daya alam.
Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok
dan berdiskusi tentang data yang disajikan dalam bentuk grafis.
Kemudian siswa berdiskusi untuk mengidentifikasi pemanfaatan
sumber daya alam dalam kehidupan sehari-hari. Penutup:
Siswa mengisi tabel mengenai kompetensi yang sudah dipelajari
berkaitan dengan siklus hidup hewan, lingkungan, dan keterampilan
wawancara. Kemudian guru meminta agar siswa kerjasama dengan
orang tuanya menceritakan tentang pemanfaatan sumber daya alam
di daerah tempat tinggalnya kemudian menuliskan kembali cerita
tersebut menjadi sebuah cerita yang menarik. Setelah pembelajaran
berakhir, siswa menyanyikan salah satu lagu nasional untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi. Setelah itu,
salam dan doa penutup dipimpin oleh salah satu siswa.
Setelah mengikuti pembelajaran di kelas, saya melakukan
wawancara dengan guru di dalam kelas. Wawancara meliputi
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya mengenai
pembelajaran bahasa Indonesia dan beberapa hal yang berkaitan
dengan hal tersebut. Wawancara diakhiri dengan berfoto bersama
guru dan siswa di dalam kelas.
• Hari Ketiga: Selasa, 24 Mei 2022
• Gambaran Objek
- Pelaksanaan Observasi
Tempat: 1 A dan 1 B
Waktu: 08.00-10.00 WITA
Jumlah Peserta Didik: 34 Orang dan 35 Orang
Wali Kelas: Leydi D. Nayoan S.Pd dan Kasandra Runtu S.Pd
• Kegiatan Pembelajaran
- Orientasi
Pada hari ketiga di kelas 1 A dan B, pembelajaran bertemakan “
Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku” dengan sub tema “Benda
Hidup dan Tak Hidup di Sekitar Kita”. Kelas dimulai dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian
menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau nasional. Guru
memberikan penguatan tentang pentingnya menanamkan semangat
nasionalisme. Setelah itu, guru mengulas sedikit tentang materi
yang telah disampaikan hari sebelumnya. Orientasi tersebut
berlangsung selama 10 menit.
- Kegiatan Inti
Siswa disuruh untuk mendengarkan sebuah lagu. Kemudian, siswa
mengidentifikasi perbedaan panjang bunyi dari lagu yang
diperdengarkan. Setelah itu, siswa berlatih menyanyikan lagu “Topi
Saya Bundar”. Kemudian siswa disuruh untuk memperhatikan tanda
yang ada pada lirik lagu, kemudian berdiskusi tentang benda lain
yang memiliki kesamaan dengan topi, baik kesamaan topi ataupun
kesamaan ciri.
Setelah itu, masuk dalam keterampilan berbahasa, yaitu mengamati.
Setelah mengenal perbedaan benda hidup dan tak hidup, siswa
mengamati berbagai benda yang ada di sekitar. Kemudian siswa
mengelompokkan ke dalam benda hidup dan tak hidup.
Siswa mengamati berbagai gambar benda, lalu menggunting dan
menempel pada tempat yang tersedia. Kemudian siswa
mengidentifikasi keberadaan benda di kelas sesuai daftar yang
diberikan.
- Penutup
Guru menyampaikan tugas di rumah kerja sama dengan orang tua.
Siswa menyelesaikan tugas rumah sendiri dengan bimbingan orang
tua. Setelah pembelajaran berakhir, siswa menyanyikan salah satu
lagu nasional untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi. Setelah itu, salam dan doa penutup dipimpin oleh salah
satu siswa.
Setelah mengikuti pembelajaran di kelas, saya melakukan
wawancara dengan guru di dalam kelas. Wawancara meliputi
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya mengenai
pembelajaran bahasa Indonesia dan beberapa hal yang berkaitan
dengan hal tersebut. Wawancara diakhiri dengan berfoto bersama
guru dan siswa di dalam kelas.
3. Pembahasan

A. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data-data yang diinginkan maka teknik pengumpulan data yang penulis
gunakan adalah:
1. Observasi
2. Wawancara

B. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SD INPRES KOLONGAN

Nomor Statistik Sekolah : 101170201031

Kepala Sekolah : Adrie Sem Justus Legi, S.Pd.K

Provinsi : Sulawesi Utara

Kecamatan : Kalawat

Kabupaten/Kota : Minahasa Utara

Jalan dan No : Kolongan I

Kode Wilayah : 95371

Daerah : Pedesaan

Status Sekolah : Negeri

Akreditasi :B

Kurikulum : 2013

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi dan siang

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Waktu Penyelenggara : Sehari penuh (5h/m)

C. Permasalahan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah


Pelajaran bahasa Indonesia di SD INPRES KOLONGAN dilakukan sudah terintegrasi dengan
mata pelajaran lainnya dan membentuk menjadi satu tema. Pada satu tema terdapat
beberapa sub tema. Meskipun sudah terintegrasi, pembelajaran bahasa Indonesia tidak
terlebur menjadi satu. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat penting dan pokok karena
digunakan pada setiap aspek pembahasan mata pelajaran lainnya. Maka dari itu,
pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah
pendekatan tematis – integratif. Pendekatan tematis – integratif sangat baik digunakan
untuk proses pembelajaran terutama di sekolah dasar. Melalui pendekatan ini siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
pengetahuan yang dipelajarinya.
D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Masalah
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya masalah dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah tersebut, yaitu:
1. Ketika dalam proses pembelajaran, siswa masih kurang tertib dan tidak
fokus pada pembelajaran, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan guru
masih sulit mengawasi keseluruhan siswa dengan tata letak tempat duduk
yang sulit menjangkau pandangan secara keseluruhan. Sistem yang
dipakai di dalam sekolah tersebut adalah penataan bangku dengan
berkelompok. Ada pula yang membelakangi papan tulis sehingga siswa
harus menyerongkan badannya untuk menghadap papan tulis. Selain itu
ketika tubuh siswa membelakangi guru dan papan tulis, siswa akan
cenderung kurang memperhatikan pembelajaran dan sibuk dengan teman
di depannya atau bermain-main dengan media pembelajaran yang
dibawanya. Dan guru kurang bisa menjangkau anak secara keseluruhan
dan hanya dapat menanggapi tanggapan anak yang dekat dengannya saja.
2. Beberapa siswa masih membutuhkan arahan dalam menulis sebuah
huruf, kata, dan kalimat yang benar. Hal tersebut dapat terjadi karena
siswa memerlukan proses menulis dalam setiap kesempatan.
3. Beberapa siswa terlihat kurang percaya diri ketika berbicara di depan
teman-temannya. Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya latihan
untuk berbicara.
4. Terdapat siswa yang kurang cepat dan tepat dalam menyelesaikan soal
diakhir pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa kurang
memperhatikan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

E. Alternatif Solusi Pemecahan Masalah


Alternatif soslusi pemecaan masalah dari beberapa masalah yang teruraikan di atas yaitu
bahwa guru perlu mengatur tata letak tempat duduk siswa secara benar agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan tertib dan guru dapat dengan teliti memperhatikan
siswa secara satu per satu.
Untuk melatih kemampuan menulis, guru perlu memberikan pelatihan menulis pada setiap
kesempatan kepada keseluruhan siswa agar mereka dapat terlatih untuk menulis dengan
baik dan benar. Guru senantiasa harus mengoreksi setiap tulisan anak dari mulai menulis
pola huruf, menulis sebuah kata, menulis kalimat, menuliskan nama orang dengan benar,
dan mengenalkan macam-macam bentuk simbol seperti titik (.), koma (,), dan lain-lain.
Pada kegiatan penilaian, usahakan untuk menilai secara objektif dan tidak terpaku pada
siswa yang pintar akademik saja. Penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dari berbagai
aspek diantaranya aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian yang dilakukan dapat
berupa penilaian secara langsung atau pun tidak. Dan diharapkan dari hasil penilaian
tersebut, jika terdapat siswa yang kurang maka dapat diadakan perbaikan.

4. Akhir Pembahasan
Setelah saya melakukan observasi di beberapa kelas, saya dan 3 teman lainnya menghampiri
kepala sekolah dan memberikan surat kerja sama untuk menandatangani surat antara pihak
kampus dan pihak sekolah. Setelah itu, kami mengambil dokumentasi bersama kepala
sekolah beserta staf yang ada di kantor. Dan tidak lupa berterima kasih atas kerja sama yang
baik selama observasi yang kami lakukan di lokasi tersebut.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat penulis


simpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan observasi mengenai pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar khususnya pada kelas rendah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sudah dirancang oleh guru
mengikuti rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
Meskipun kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 dan pembelajaran bahasa
Indonesia diintegrasikan tetapi tidak menghilangkan unsur bahasa Indonesia dalam setiap
pelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan adalah pendekatan
pembelajaran tematis – integratif.
3. Permasalahan yang terjadi pada pembelajaran bahasa Indonesia di SD INPRES KOLONGAN
(kelas 1) ketika penulis melakukan observasi yaitu:
1. Kurang tertibnya siswa ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
2. Pandangan siswa tidak dapat fokus pada pembelajaran yang disampaikan
oleh guru.
3. Beberapa siswa masih membutuhkan arahan dalam menulis sebuah huruf,
kata, dan kalimat yang benar.
4. Beberapa siswa terlihat kurang percaya diri ketika berbicara di depan
teman-temannya.
5. Terdapat siswa yang kurang cepat dan tepat dalam menyelesaikan soal
diakhir pembelajaran.

4. Sistem penilaian sudah sesuai dengan penilaian di kurikulum 2013 yang meliputi tiga aspek,
yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pada saat proses pembelajaran, penilaian
dilakukan dengan penilaian kelompok dan individu.

B. Saran

Kegiatan observasi di kelas merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat, untuk itu di sarankan
pada calon guru terutama mahasiswa FIB dapat mengetahui bagaimana seorang guru mengajar
suatu pembelajaran. Dan diharapkan mahasiswa FIB dapat memberikan inovasi yang berbeda dan
menarik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar, agar di dalam diri siswa dapat timbul rasa
cinta terutama kepada pembelajaran bahasa Indonesia.
C. Dokumentasi

Berikut dokumentasi yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung dan foto bersama guru
dan kepala sekolah SD INPRES KOLONGAN:

Selasa, 17 Mei 2022

(Pertemuan untuk izin observasi bersama kepala sekolah dan guru)

Kelas 5 A

Rabu, 18 Mei 2022


Kelas 5 B

Senin, 23 Mei 2022


Kelas 1 A dan 1 B

Selasa, 24 Mei 2022


Dokumentasi lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Evertson, Carolyn. 2011. Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan

Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama.

Sumber lain:

Linda. Proses Membaca dan Menulis Permulaan pada Anak SD Kelas Rendah

[online] (https://lindaajja.wordpress.com/2011/04/18/proses-membaca

Dan-menulis-permulaan-pada-anak-sd-dikelas-rendah/ ) diakses pada 28 Mei 2022, 19.15 WITA

Sudrajat, Akhmad. Pembelajaran Tematik di Kelas Awal Sekolah Dasar. [online]

(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik

di-kelas-awal-sekolah-dasar/) diakses pada 29 Mei 2022, 15.22 WITA

Anda mungkin juga menyukai