Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran
Bahasa Indonesia
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kekhadirat Allah SWT penyusun panjatkan dengan penuh kerendahan
hati, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah mengenai “Pengembangan Instrumen Asesmen Dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia MI” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah
Pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan khususnya bagi para penyusun.
1. Bapak Tanto Aljauharie Tantowie, M.Pd.I. selaku Dosen Pengampu dalam mata
kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Seluruh anggota kelompok 8 pada mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan
semangat dalam proses penyelesaian makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya, dan umumnya bagi semua pembaca, serta dapat berguna bagi kemajuan
Institut Agama Islam Darussalam Ciamis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam mencapai tujuan pendidikan yang optimal salah satunya adalah kualitas
instrumen yang digunakan oleh guru agar mampu mengembangkan kemampuan berpikir
siswa. Namun kenyataannya, instrumen yang digunakan guru terbatas pada bank soal
maupun soal-soal latihan yang tersedia pada modul siswa. Guru lebih menekankan pada
penguasaan konsep dan belum dirancang untuk berpikir mengembangkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi. Instrumen yang telah tersedia tanpa adanya pengembangan oleh
guru tersebut memiliki kualitas kurang baik.
Tuntutan zaman saat ini menjadikan seorang guru harus mengubah mindset tentang
hasil pembelajaran dengan mencapai tujuan pembelajaran abad 21. Agar siswa mampu
mencapai keterampilan Abad 21 maka guru harus memiliki instrumen yang relevan
dengan memenuhi kebutuhan kemampuan berpikir siswa. Salah satu faktor yang dapat
menimbulkan kemampuan berpikir rendah siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
terintegrasi adalah kualitas instrumen yang kurang baik. Oleh sebab itu perlu adanya
pengembangan instrumen untuk kemampuan keterampilan menulis dan berpikir kritis
siswa.
Pembelajaran tematik di Sekolah Dasar (SD) dengan pembelajaran yang berbasis abad
21 masih perlu dievaluasi, masih terbatas alat evaluasi atau instrumen asesmen peserta
didik, masih banyak guru melakukan penilaian hanya sebatas hafalan siswa dikarenakan
kesulitan yang guru dalam mengembangkan instrumen asesmen. Rosyida, et al., (2016)
mengemukakan bahwa pengembangan keterampilan menulis dan berpikir kritis dalam
pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya diberdayakan.
Rendahnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif lulusan pada sekolah dasar sampai
dengan perguruan tinggi di Indonesia masih sering dikeluhkan (Reta, 2012). Oleh karena
itu, dibutuhkan asesmen yang mampu meningkatkan keterampilan menulis dan berpikir
kritis siswa. Kualitas pembelajaran ditentukan salah satunya oleh kualitas asesmen yang
dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran (Kusairi, 2012). Instrumen asesmen
memegang peran penting untuk menunjang proses pembelajaran. Peran tersebut tidak bisa
1
dilepaskan dari fungsi instrumen itu sendiri, yaitu untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar siswa. Dari hasil pengukuran, guru dapat mengetahui kelemahan dan kekurangan
siswa. Instrumen penilaian merupakan bagian integral dari suatu proses penilaian dalam
pembelajaran, apa yang hendak diukur terkait dengan ketersediaan alat ukur yang
dikembangkan, apa yang diukur dalam pembelajaran juga menentukan kualitas
pembelajaran (Khaerunnisa & Pamungkas, 2018).
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sasaran asesmen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
2. Apa saja ragam instrumen asesmen dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa saja sasaran asesmen dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja ragam instrumen asesmen dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a) Tes Jawaban Singkat (frasa)
Tes jawaban singkat atau respon terbatas adalah tes yang jawabannya
berupa sepatah dua patah kata saja, tes ini cocok untuk siswa-siswi kelas
rendah yang kemampuan berbahasanya masih terbatas. Tes ini berbentuk
tes benar-salah, tes ya-tidak, tes pilihan gambar, atau menulis jawaban
singkat lainnya.
Contoh:
Siswa-siswi diperdengarkan pernyataan:
Ikan bernafas dengan insang
Pada lembar jawaban siswa ada dua pilihan jawaban: benar-salah.
4
pilihan ganda yang disediakan
Pertanyaan 1
Apakah yang diperlukan oleh tubuh?
(siswa diberi jeda waktu beberapa detik)
Pertanyaan 2
Apa saja kandungan makanan yang bergizi?
Pada lembar jawaban terdapat alternatif jawaban yang harus dipilih (pilihan
ganda)
d) Menceritakan Kembali
Contoh: Siswa-siswi diperdengarkan sebuah wacana, ceramah atau sebuah
cerita, kemudian siswa-siswi diminta untuk menceritakan kembali isi
wacana, ceramah atau cerita dengan bahasanya sendiri.
5
demikian, sebagai salah satu kemampuan yang harus dicapai dalam
pembelajaran bahasa, asesmen kemampuan berbicara harus tetap
dilaksanakan.
c) Tes Bercakap-Cakap
Contoh: (1) Guru membagikan bahan dialog/ percakapan kepada
siswa-siswi. Siswa-siswi membaca bahan dialog/ percakapan kemudian
diminta bercakap- cakap, mengungkapkan kembali bahan dialog secara
berpasangan. (2) Guru membimbing siswa-siswi melakukan wawancara
antar siswa-siswi tentang kehidupan sehari-hari, menanyakan nama, umur,
asal dan lain-lain.
6
d) Tes Berbicara Bebas
Contoh: Guru memberikan bermacam-macam topik kepada siswa-
siswi untuk berbicara selama beberapa menit.
Topik yang dapat dipilih siswa-siswi antara lain:
- Binatang kesayanganku
- cita-citaku
- pengalaman liburan
- film kesukaanku
Beberapa jenis tes untuk mengukur kemampuan membaca siswa-siswi yaitu tes
pemahaman kalimat dan pemahaman wacana.
Contoh:
7
Semua makhluk hidup memerlukan sinar matahari (B-S)
A. Air
B. Udara
C. Darat
- Melengkapi Wacana
Contoh :
*Tina dan Tono membeli buku baru di........ Tina dan Tono adalah anak
yang.........belajar. Mareka rajin belajar agar.........dalam menempuh ujian.
- Menjawab Pertanyaan
Contoh:
"Aku anak desa, namaku Badu, aku lahir di desa, besar dan tinggal di desa.
Aku bergaul dengan orang-orang desa. Kami bermain bersama di sawah, di
8
sungai, mencari jagung di ladang dan menggembala kambing di padang
rumput. Itulah kegiatanku dengan teman-temanku”.
Pertanyaan (1)
Jawabannya di desa
Pertanyaan (2)
Secara umum tes tulis dapat diselenggarakan secara terbatas dan secara bebas.
Pada tes menulis jenis pertama tes dilakukan dengan batasan-batasan tertentu
secara terbimbing. Batasan tersebut dapat berupa kata-kata/ frasa, kalimat,
masalah, judul yang sudah ditetapkan, selain waktu dan panjang kalimat.
Sebaliknya pada tes menulis bebas siswa-siswi dapat menentukan sendiri apa yang
ingin ditulisnya, ddan bagaimana menyusun tulisan. Di antara bentuk-bentuk tes
kemampuan menulis adalah sebagai berikut:
Contoh:
9
Susunlah kata-kata berikut menjadi kalimat yang benar!
Sawah-di-bekerja-Bapak
b) Menceritakan Gambar
Contoh:
Guru menunjukkan sebuah gambar benda atau peristiwa kemudian
meminta siswa-siswi mendiskripsikan atau menceritakan peristiwa dalam
gambar dengan bahasa mereka sendiri secara tertulis.
Jenis tes ini sangat efektif untuk mengukur kemampuan menulis siswa-
siswi, sekaligus mengontrol mereka yang tidak siap menulis dengan bahasanya
sendiri.
Contoh:
10
2. Macam Macam Asesmen Alternatif (Nontes)
a. Pengamatan/Observasi
Pengamatan yaitu pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mengamati
dan mencatat perilaku siswa-siswi dalam belajar. Pengamatan/ observasi ini dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen berikut:
Lembar catatan perilaku siswa-siswi dalam belajar, kemajuan belajar, sikap, emosi,
masalah atau kesulitan siswa-siswi dalam belajar. Kita dapat menggunakan buku
tulis untuk mencatat kemajuan belajar siswa-siswi secara perorangan atau
kemajuan belajar seluruh siswa-siswi di dalam kelas.
Contoh:
Mata Pelajaran:
Semester/Cawu:
Kelas:
Catatan:
10 orang siswa dan 12 orang siswi telah dapat membaca sesuai dengan tanda
baca/ ejaan yang benar.
Daftar Cek (chek list) untuk melihat perkembangan kemampuan dan performen
siswa-siswi.
11
Nama Siswa - Siswi Kelas:
No. Hari/Tgl Aspek Perkembangan Keterangan /
Ceklis
1 Huruf tersusun dengan benar
2 Perlu waktu mengingat huruf
3 Mengeja huruf
4 Bahasa Indonesia menulis dan membaca
5 Bahasa Indonesia menjelaskan maksud-
tulisan
6 Bahasa Indonsia menceritakan kembali
b. Wawancara
d. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan hasil pekerjaan siswa-siswi yang menggambarkan
perkembangan mereka selama pembelajaran berlangsung.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sasaran asesmen pembelajaran Bahasa Indonesia ada dua, yaitu komponen
kebahasaan yang terdiri dari bunyi bahasa, kosa kata, dan tata bahasa. Dan komponen
kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak dan berbicara, dan
kemampuan berbahasa tulis yang meliputi keterampilan membaca, dan menulis.
13
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Groundlound, N.E. dan Linn, R.L. 1990. Measurement and Evaluation in Teaching. Edisi VI.
New York: MacMillan
Harsiati, T. 2003. Penggunaan Rubrik, Jurnal, dan Observasi dalam Penilaian Pembelajaran
Bl. Makalah disajikan dalam Lokakarya Pengembangan Model Asesmen
Hasanah, M. 2003. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Bahan Ajar.
Disajikan dalam pemagangan Dosen PGSD Universitas Negeri Bengkulu. Malang:
Fakultas Sastra.
Popham, W. J. 1995. Classroom Assessment.. What Teachers Need to Know. Boston: Allyn
and Bacon.
Rofi'uddin, A. 1996. Penilaian Pengajaran Bahasa Indonesia di SD. Makalah disajkan dalam
Seminar PB1 di SD, 13 Januan" 1996. PPS-UM.
15
Santoso, P. 2005. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Tarigan D. dkk.2000. Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta:
Universitas Terbuka
16