Anda di halaman 1dari 22

KARYA ILMIAH

Pentingnya Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Proses Pembelajaran


di Sekolah Menegah Atas
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmatNya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Proses Pembelajaran di Sekolah
Menegah Atas” Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang
penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Asal Usul Bahasa Indonesia......................................................................................7
D. Perkembangan Bahasa Indonesia di Jenjng SMA................................................9
E. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jenjang SMA.................................9
B. Kurikulum............................................................................................................10
BAB III..............................................................................................................................19
PENUTUP........................................................................................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas dari


kehidupan manusia. Dalam zaman yang semakin modern ini, pendidikan merupakan
modal yang harus kita miliki dalam menghadapi tuntutan zaman. Maju mundurnya
suatu bangsa dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Jika pendidikan dalam suatu bangsa
itu baik, maka akan dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dalam
segi spiritual, intelegensi dan keterampilan. Selain itu, pendidikan merupakan proses
yang penting dalam mencetak generasi bangsa selanjutnya. Apabila hasil dalam proses
suatu pendidikan gagal maka akan sulit dicapainya kemajuan suatu bangsa. Dalam
rangka meningkatkan pendidikan suatu bangsa, guru dan siswa merupakan unsur yang
sangat penting dalam mencapai suatu keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, dalam
suatu proses pembelajaran antara guru dan siswa harus terjalin komunikasi yang
baik. Seperti halnya dalam metode pembelajaran yang digunakan hendaknya dapat
membangkitkan semangat siswa tanpa megesampingkan penguasaan dan
pemahaman materi yang disampaikan. Dalam suatu pembelajaran bukanlah sekedar
menyerap informasi dari guru, tetapi juga berbicara yang melibatkan berbagai kegiatan
dan proses belajar yang harus dilakukan untuk mendapatkan mutu pendidikan yang
berkualitas.

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan dalam suatu


pembelajaran antara lain proses pembelajaran yang kurang menarik perhatian siswa
apa lagi siswa SMA, karena masih menggunakan metode ceramah apalagi pada
pembelajaran Bahasa Indonesia yang membuat rendahnya minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran, serta model pembelajaran yang tidak efektif dalam
menanamkan konsep suatu materi sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi
rendah. Bahasa akan selalu berkembang hingga saat ini. Penggunaan bahasa
sekarang sudah banyak terdapat perbedaan dengan penggunaan bahasa dahulu. Kata,
kalimat, paragraf, dan teks yang ada di dalamnya juga sudah berkembang dan menjadi
dasar terbentuknya bahasa Indonesia sekarang apa lagi di kalangan anak sekolah
menengah atas yang sudah banyak menggunakan bahasa yang tidak baku.

Ragam bahasa yang cukup berpengaruh dalam kehidupan bahasa


Indonesia.Pemakaian ragam bahasa sangat perlu diperhatikan dalam pembelajaran
terdapat variasi bahasa yang sesuai dengan latar belakang pembelajaran pengguna
bahasa. Agar tidak terjadi kerancuan dalam penggunaan bahasa sangat perlu
memperhatikan bahasa baku atau kebakuan bahasa. Untuk mendapatkannya dianggap
perlu adanya kebakuan bahasa atau kestandaran bahasa apa lagi untuk siswa sekolah
menengah atas

Bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yang sangat penting, yaitu: 1)


Sebagai Bahasa Nsional, dan 2) Sebagai Bahasa Negara. Di dalam kedudukannya
sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai: a) Lambang
kebanggaan kebangsaan, b) Lambang identitas nasional, c) Alat penghubung
antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan d) Alat
yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial
budaya dan bahasa yang berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang
bulat. Sedangkan di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai: a) Bahasa resmi kenegaraan, b) Bahasa pengantar di dalam dunia
pendidikan, c) Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan, dan d) Alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan


peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia Rendahnya nilai ketersmpilan menulis paragraf pada
siswa merupakan masalah bagi guru. Salah satu upaya pemecahan masalah tersebut
adalah dengan penggunaan media dalam pembelajarannya. Terdapat berbagai macam
dan jenis media pembelajaran dengan manfaat dan keunggulannya masing-masing,
salah satunya yang digunakan dalam permasalahan kali ini adalah media gambar.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis paragraf membuat
pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran. Selain itu media gambar dapat membantu siswa untuk menentukan
tema, menemukan kosakata, mengungkapkan ide dan gagasan ke dalam kalimat demi
kalimat sehingga membentuk paragraf yang padu. Apabila keterampilan menulis
paragraf siswa meningkat, secara otomatis hasil/nilai prestasi belajar Bahasa
Indonesia khusunya juga akan meningkat

Pada Kurikulum 2013, pengembangan kurikulum mata pelajaran Bahasa


Indonesia menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa berbasis teks. Melalui
pendekatan ini diharapkan siswa mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai
dengan tujuan dan fungsi sosialnya, bahasa Indonesia diajarkan bukan sekadar
sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang mengemban fungsi untuk
menjadi sumber aktualisasi diri penggunanya pada konteks sosial-budaya akademis.
Metode pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SMA terdiri atas empat tahap,
yaitu: 1) membangun konteks, 2) pemodelan teks, 3) pembuatan teks secara bersama-
sama, dan 4) pembuatan teks secara mandiri. Dalam petunjuk teknis
implementasi Kurikulum 2013 setiap mata pelajaran (Permendikbud Nomor 58 Tahun
2014 dalam lampiran III) dinyatakan bahwa guru berperan aktif dalam pengembangan
budaya di sekolah. Perilaku dan sikap peserta didik tumbuh berkembang selama
berada di sekolah dan perkembangannya dipengaruhi oleh struktur dan budaya
sekolah, serta interaksi dengan komponen yang ada di sekolah, seperti kepala sekolah,
guru, dan antar peserta didik.

Hasil studi internasional untuk reading dan literacy (PIRLS) menunjukkan


bahwa sebagian besar (95%) siswa Indonesia hanya mampu menjawab persoalan
sampai tingkat menengah. Artinya, 5% siswa Indonesia hanya mampu memecahkan
soal yang memerlukan pemikiran.Persoalannya, mengapa pelajaran bahasa Indonesia
belum juga mampu membangun cara berpikir siswa, padahal fungsi utama bahasa
selain sebagai sarana komunikasi juga merupakan sarana pembentuk pikiran. Ada apa
dengan pelajaran bahasa Indonesia kita di sekolah-sekolah?

Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat
kategori, yaitu:
1) low mengukur kemampuan sampai level knowing, 2) intermediate mengukur
kemampuan
sampai level applying, 3) high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
4) advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete
information.

Dalam kaitan itu, perlu dilakukan langkah penguatan materi dengan


mengevaluasi ulang ruang lingkup materi yang terdapat di dalam kurikulum dengan
cara meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi peserta didik,
mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan
menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional agar
dapat meningkatkan bahasa kita dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar apa lagi
dalam jenjang pendidikan SMA

B. Rumusan Masalah

1. Bagaman awal bahasa Indonesia itu ?


2. Bagaiman perkembangan pendidikan bahasa Indonesia di jenjang SMA?
3. Serta apa saja tujuan pembelajaran bahasa Indonesia ditingkat SMA?
4. Bagaiman kurikulum terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di
jenjajng SMA serta apa saja kopetensi dasar yang digunakan?

C. Tujuan

1. Mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Indonesia


2. Mengetahui tentang bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia
pada jenjang SMA
3. Menambah pengetahuan tentang apa saja kopetensi dasar yang harus
dikembangkan pada pembelajaran bahasa Indonesia dan mengetahui
bagaimana kurikulum bahasa Indonesia pada tingkat SMA
BAB II

PEMBAHASA

A. Asal Usul Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini
sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun
1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan
sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat
bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua
franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan
penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.

Deklarasi Sumpah Pemuda membuat semangat menggunakan bahasa Indonesia


semakin menggelora. Bahasa Indonesia dianjurkan untuk dipakai sebagai bahasa
dalam pergaulan, juga bahasa sastra dan media cetak. Semangat nasionalisme yang
tinggi membuat perkembangan bahasa Indonesia sangat pesat karena semua orang
ingin menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa.

Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya
dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu.
Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di
Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga
melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah
ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari
pertemuan tersebut.

Bahasa Indonesia diresmikan pada kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1945.


Bahasa Indonesia adalah bahasa dinamis yang hingga sekarang terus menghasilkan
kata-kata baru, baik melalui penciptaan, maupun penyerapan dari bahasa daerah
dan asing. Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu. Fonologi dan
tata bahasa dari bahasa Indonesia cukuplah mudah, dasar-dasar yang penting untuk
komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagai pengantar pendidikan
di sekolah di Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu, sebuah bahasa
Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak
abad-abad awal penanggalan modern, paling tidak dalam bentuk informalnya.
Bentuk bahasa sehari-hari ini sering dinamai dengan istilah Melayu Pasar. Jenis ini
sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi
kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa
yang digunakan para penggunanya.

Bentuk yang lebih formal, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa
ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak
seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar
mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya
dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan
karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa Melayu
Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.

Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” sudah dilakukan pada masa sekitar
683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa
Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara
Pallawa atas perintah raja Sriwijaya, kerajaan maritim yang berjaya pada abad ke-7
dan ke-8. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di
Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila juga
menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.

Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli
bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan
kelanjutan dari Melayu Kuna. Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari
Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring dengan berkembangnya agama
Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang
dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti
masuk agama Islam.

Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca


(bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya
sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa
sampai sebanyak 360).

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di
Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri,
Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih
Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di
Riau.

Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi
seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan
persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian
distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga
diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.

Mulanya Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan


Belanda, hingga tahun 1972 ketika Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicanangkan.
Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa
Malaysia, semakin dibakukan
D. Perkembangan Bahasa Indonesia di Jenjang SMA

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui


kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang. Pada hakekatnya pembelajaran bahasa, khususnya bahasa Indonesia
yaitu belajar berkomunikasi dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa apa lagi
pada jenjang SMA untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta untuk
mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala
fungsinya yaitu sebagai sarana berpikir atau bernalar. Di lembaga pendidikan yang
bersifat formal seperti sekolah, keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari hasil
belajar siswa dalam prestasi belajarnya. Kualitas dan keberhasilan belajar siswa
sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru memilih dan
menggunakan metode pengajaran.

Kenyataan di lapangan, khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia,


kegiatan pembelajarannya masih dilakukan secara klasikal. Pembelajaran lebih
ditekankan pada model yang banyak diwarnai dengan ceramah dan bersifat guru
sentris. Hal ini mengakibatkan siswa kurang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Kegiatan siswa hanya duduk, diam, dengar, catat dan hafal.
Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran yang cenderung menjadikan mereka cepat bosan dan malas belajar.

Melihat kondisi demikian, maka perlu adanya alternatif pembelajaran yang


berorientasi pada bagaimana siswa belajar menemukan sendiri informasi,
menghubungkan topik yang sudah dipelajari dan yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari, serta dapat berinteraksi multi arah baik bersama guru
maupun selama siswa dalam suasana yang menyenangkan dan bersahabat.

E. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jenjang SMA

Dengan pembelajaran bahasa Indonesia agar siswa diharapkan memiliki


kemampuan sebagai berikut:
 Siswa diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan
benar serta dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan
maupun tulis sesuai dengan etika yang berlaku.
 Siswa bangga dan menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia.
 Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta dapat menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
 Siswa mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
 Siswa dapat membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
 Siswa diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia serta
menghargai dan bangga terhadap sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual Indonesia.
 Lentera kecil: Pengertian Konsep Belajar Tuntas
 Aspek kemampuan berbahasa yang meliputi keterampilan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis yang berkaitan dengan ragam bahasa maupun
ragam sastra merupakan ruang lingkup standard kompetensi pembelajaran Bahasa
Indonesia.
 Dapat membawa siswa agar sesuai dengan perkembangan
mentalnya, dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan
berpikir kritis.

B. Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem


Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6
tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaannya pada tahun 2013
dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan. Pada tahun
ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013
diimplementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas X
untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum SMA Kelas XI
dan XII. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326
sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki empat
aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan
perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran
terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi bahasa Indonesia selain kurikulum ada juga
kopetensi dasar yang harus di kuasai siswa kedepanya pada tingkatan SMA

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA


INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Mengkonstruksi-kan teks
kebahasaan dari minimal dua laporan dengan memerhatikan
teks laporan hasil observasi isi dan aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.3 Mengidentifikasi 4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar dan atau dibaca secara lisan dan/tulis
3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Mengonstruksikan teks
kebahasaan teks eksposisi eksposisi dengan
memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan
kebahasaan
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna tersirat
aspek makna tersirat dalam sebuah teks anekdot
baik lisan maupun tulis
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menciptakan kembali teks
kebahasaan teks anekdot. anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan 4.7 Menceritakan kembali isi cerita
isi yang terkandung dalam rakyat (hikayat) yang didengar
cerita rakyat (hikayat) baik dan dibaca
lisan maupun tulis
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan cerita rakyat
kebahasaan cerita rakyat dan (hikayat) ke dalam bentuk
cerpen cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.
3.9 Mengidentifikasi butir-butir 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua
penting dari dua buku nonfiksi buku nonfiksi (buku
(buku pengayaan) dan satu pengayaan) dan ringkasan dari
novel yang dibaca.gkan nilai- satu novel yang dibaca
nilai dan kebahasaan cerita
rakyat dan cerpen
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan,
penawaran dan persetujuan penawaran, persetujuan dan
dalam teks negosiasi lisan penutup dalam teks negosiasi
maupun tertulis. secara lisan atau tulis
3.11 Menganalisis isi, struktur 4.11 Mengkonstruksikan teks
(orientasi, pengajuan, negosiasi dengan
penawaran, persetujuan, memerhatikan isi, struktur
penutup) dan kebahasaan teks (orientasi, pengajuan,
negosiasi penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan
3.12 Menghubungkan 4.12 Mengonstruksi
permasalahan/ isu, sudut permasalahan/isu, sudut
pandang dan argumen pandang dan argumen
beberapa pihak dan simpulan beberapa pihak, dan simpulan
dari debat untuk menemukan dari debat secara lisan untuk
esensi dari debat menunjukkan esensi dari debat

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses


pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumukan sebagai
berikut.

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari
tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah
teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi laporan hasil 4.1 Menginterpretasi isi teks
observasi yang dipresentasikan laporan hasil observasi
dengan lisan dan tulis berdasarkan interpretasi baik
secara lisan maupun tulis
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.13 Menganalisis isi debat 4.13 Mengembangkan
(permasalahan/isu, sudut permasalahan/ isu dari
pandang dan argumen berbagai sudut pandang yang
beberapa pihak, dan dilengkapi argumen dalam
simpulan) berdebat
3.14 Menilai hal yang dapat 4.14 Mengungkapkan kembali hal-
diteladani dari teks biografi hal yang dapat diteladani dari
tokoh yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca secara
tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks
kebahasaan dalam teks biografi baik lisan maupun
biografi tulis.
3.16 Mengidentifikasi suasana, 4.16 Mendemonstrasikan
tema, dan makna beberapa (membacakan atau
puisi yang terkandung dalam memusikalisasikan) satu puisi
antologi puisi yang dari antologi puisi atau
diperdengarkan atau dibaca kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi,
dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur 4.17 Menulis puisi dengan
pembangun puisi memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi,
gaya bahasa, imaji, struktur,
perwajahan)
3.18 Menganalisis isi dari minimal 4.18 Mempresentasikan replikasi isi
satu buku fiksi dan satu buku buku ilmiah yang dibaca dalam
nonfiksi yang sudah dibaca bentuk resensi

KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumukan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait
prosedural, dan metakognitif dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah
tahunya tentang ilmu secara mandiri, bertindak
pengetahuan, teknologi, seni, secara efektif dan kreatif, serta
budaya, dan humaniora mampu menggunakan metoda
dengan wawasan sesuai kaidah keilmuan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengonstruksi informasi 4.1 Merancang pernyataan umum
berupa pernyataan-pernyataan dan tahapan-tahapan dalam
umum dan tahapan-tahapan teks prosedur dengan
dalam teks prosedur organisasi yang tepat secara
lisan dan tulis

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.2 Menganalisis struktur dan 4.2 Mengembangkan teks prosedur
kebahasaan teks prosedur dengan memerhatikan hasil
analisis terhadap isi, struktur,
dan kebahasaan
3.3 Mengidentifikasi informasi 4.3 Mengkonstruksi informasi
(pengetahuan dan urutan (pengetahuan dan urutan
kejadian) dalam teks ekplanasi kejadian) dalam teks
lisan dan tulis eksplanasi secara lisan dan
tulis
3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Memproduksi teks eksplanasi
kebahasaan teks eksplanasi secara lisan atautulis dengan
memerhatikan struktur dan
kebahasaan
3.5 Mengidentifikasi informasi 4.5 Menyusun bagian-bagian
berupa permasalahan aktual penting dari permasalahan
yang disajikan dalam ceramah aktual sebagai bahan untuk
disajikan dalam ceramah
3.6 Menganalisis isi, struktur, dan 4.6 Mengkonstruksi ceramah
kebahasaan dalam ceramah tentang permasalahan aktual
dengan memerhatikan aspek
kebahasaan dan menggunakan
struktur yang tepat
3.7 Mengidentifikasi butir-butir 4.7 Menyusun laporan butir-butir
penting dari satu buku penting dari satu buku
pengayaan (nonfiksi) yang pengayaan (nonfiksi)
dibaca
3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai 4.8 Mendemonstrasikan salah satu
kehidupan yang terkandung nilai kehidupan yang dipelajari
dalam kumpulan cerita pendek dalam cerita pendek
yang dibaca
3.9 Menganalisis unsur-unsur 4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita
pembangun cerita pendek pendek dengan memerhatikan
dalam buku kumpulan cerita unsur-unsur pembangun
pendek cerpen.
3.10 Menemukan butir-butir 4.10 Mempertunjukkan kesan
penting dari dua buku pribadi terhadap salah satu
pengayaan (nonfiksi) yang buku ilmiah yang dibaca dalam
dibaca bentuk teks eksplanasi singkat

3.11 Menganalisis pesan dari satu 4.11 Menyusun ulasan terhadap


buku fiksi yang dibaca pesan dari satu buku fiksi yang
dibaca
3.12 Mengidentifikasi formasi 4.12 Melengkapi informasi dalam
penting yang ada dalam proposal secara lisan supaya
proposal kegiatan atau lebih efektif
penelitian yang dibaca
3.13 Menganalisis isi, sistematika, 4.13 Merancang sebuah proposal
dan kebahasaan suatu karya ilmiah dengan
proposal memerhatikan informasi,
tujuan, dan esensi karya
ilmiah yang diperlukan
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.14Mengidentifikasi 4.14Merancang informasi,
informasi, tujuan dan tujuan, dan esensi yang
esensi sebuah harus
karya ilmiah yang dibaca disajikan dalam karya ilmiah
3.15Menganalisis sistematika 4.15Mengonstruksi sebuah
dan kebahasaan karya karya ilmiah dengan
ilmiah memerhatikan isi,
sistematika, dan
kebahasaan.
3.16Membandingkan isi 4.16Menyusun sebuah
berbagai resensi untuk resensi dengan
menemukan sistematika memerhatikan hasil
sebuah resensi perbandingan beberapa
teks
resensi
3.17Menganalisis 4.17Mengkonstruksi sebuah
kebahasaan resensi resensi dari buku
setidaknya dua karya kumpulan
yang berbeda cerita pendek atau novel
yang sudah dibaca
3.18Mengidentifikasi alur cerita, 4.18Mempertunjukkan salah
babak demi babak, dan satu tokoh dalam drama
konflik dalam drama yang yang dibaca atau ditonton
dibaca atau secara
ditonton lisan
3.19Menganalisis isi dan 4.19Mendemonstrasikan
kebahasaan drama yang sebuah naskah drama
dibaca atau ditonton dengan memerhatikan isi
dan
kebahasaan
3.20Menganalisis pesan dari 4.20Menyusun ulasan
dua buku fiksi (novel dan terhadap pesan dari
buku kumpulan puisi) dua buku
yang dibaca kumpulan puisi yang
dikaitkan dengan situasi
kekinian

KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumukan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
pengetahuan faktual, konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan
metakognitif berdasarkan rasa dari yang dipelajarinya di
ingin tahunya tentang ilmu sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora kreatif, dan mampu
dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Mengidentifikasi isi dan 4.1 Menyajikan simpulan
sistematika surat lamaran sistematika dan unsur-unsur
pekerjaan yang dibaca isi surat lamaran baik secara
lisan maupun tulis

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.2 Mengidentifikasi unsur 4.2 Menyusun surat lamaran
kebahasaan surat lamaran pekerjaan dengan
pekerjaan memerhatikan isi, sistematika
dan kebahasaan
3.3 Mengidentifikasi informasi, 4.3 Mengonstruksi nilai-nilai dari
yang mencakup orientasi, informasi cerita sejarah dalam
rangkaian kejadian yang saling sebuah teks eksplanasi
berkaitan, komplikasi dan
resolusi, dalam cerita sejarah
lisan atau tulis
3.4 Menganalisis kebahasaan 4.4 Menulis cerita sejarah pribadi
cerita atau novel sejarah dengan memerhatikan
kebahasaan
3.5 Mengidentifikasi informasi 4.5 Menyeleksi ragam informasi
(pendapat, alternatif solusi dan sebagai bahan teks editorial
simpulan terhadap suatu isu) baik secara lisan maupun tulis
dalam teks editorial
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Merancang teks editorial
kebahasaan teks editorial dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan baik secara
lisan maupun tulis
3.7 Menilai isi dua buku fiksi 4.7 Menyusun laporan hasil
(kumpulan cerita pendek atau diskusi buku tentang satu
kumpulan puisi) dan satu topik baik secara lisan maupun
buku pengayaan (nonfiksi) tulis
yang dibaca
3.8 Menafsir pandangan pengarang 4.8 Menyajikan hasil interpretasi
terhadap kehidupan dalam terhadap pandangan
novel yang dibaca pengarang baik secara lisan
maupun tulis
3.9 Menganalisis isi dan 4.9 Merancang novel atau novelet
kebahasaan novel dengan memerhatikan isi dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
3.10 Mengevaluasi informasi, baik 4.10 Menyusun opini dalam bentuk
fakta maupun opini, dalam artikel
sebuah artikel yang dibaca
3.11 Menganalisis kebahasaan 4.11 Mengonstruksi sebuah artikel
artikel dan/atau buku ilmiah dengan memerhatikan fakta
dan kebahasaan
3.12 Membandingkan kritik sastra 4.12 Menyusun kritik dan esai
dan esai dari aspek dengan memerhatikan aspek
pengetahuan dan pandangan pengetahuan dan pandangan
penulis penulis baik secara lisan
maupun tulis
3.13 Menganalisis sistematika dan 4.13 Mengonstruksi sebuah kritik
kebahasaan kritik dan esai atau esai dengan
memerhatikan sistematika dan
kebahasaan baik secara lisan
maupun tulis
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Ragam bahasa yang cukup berpengaruh dalam kehidupan bahasa Indonesia.


Pemakaian bahasa Indonesia sangat perlu diperhatikan dalam pembelajaran
apalagi pada tingkat SMA terdapat variasi bahasa yang sesuai dengan latar
belakang pembelajaran pengguna bahasa. Agar tidak terjadi kerancuan dalam
penggunaan bahasa sangat perlu memperhatikan bahasa baku atau kebakuan
bahasa. Untuk mendapatkannya dianggap perlu adanya kebakuan bahasa atau
kestandaran bahasa apa lagi untuk siswa sekolah menengah atas penggunaan
bahasa sekarang sudah banyak terdapat perbedaan dengan penggunaan bahasa
dahulu. Kata, kalimat, paragraf, dan teks yang ada di dalamnya juga sudah
berkembang dan menjadi dasar terbentuknya bahasa Indonesia sekarang apa lagi
di kalangan anak sekolah menengah atas yang sudah banyak menggunakan
bahasa yang tidak baku lagi maka dari itu dimana harus di perdalam lagi
pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat SMA agar lebih memahami lagi akan
bagaiman kopetensi dasar serta apa tujuan dari mempelajari bahasa Indonesia

B. Saran
 Siswa agar siswa SMA lebih memahami penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta lebih memahami pokok-pokok pembahasan atau materi
dalam pembelajaran bahsa Indonesia apalagi ditengah pandemi seperti sekarang ini
yang dimana siswa lebih aktif dibandingkan guru sendiri
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/25067/2/02_BAB_I.pdf http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?
p=2066 https://ditsmp.kemdikbud.go.id/dari-mana-datangnya-bahasa-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2019/06/ki- dan-kd-bahasa-indonesia-sma.html

Anda mungkin juga menyukai