Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmatNya penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pentingnya
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Proses Pembelajaran di Sekolah
Menegah Atas” Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh sebab itu, saran
dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang
penggunaan Bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................6
C. Tujuan......................................................................................................................6
BAB II.................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
A. Asal Usul Bahasa Indonesia......................................................................................7
D. Perkembangan Bahasa Indonesia di Jenjng SMA................................................9
E. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Jenjang SMA.................................9
B. Kurikulum............................................................................................................10
BAB III..............................................................................................................................19
PENUTUP........................................................................................................................19
A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil analisis lebih jauh untuk studi PIRLS menunjukkan bahwa soal-soal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat
kategori, yaitu:
1) low mengukur kemampuan sampai level knowing, 2) intermediate mengukur
kemampuan
sampai level applying, 3) high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan
4) advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete
information.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASA
Bahasa Indonesia mempunyai sejarah jauh lebih panjang daripada Republik ini
sendiri. Bahasa Indonesia telah dinyatakan sebagai bahasa nasional sejak tahun
1928, jauh sebelum Indonesia merdeka. Saat itu bahasa Indonesia dinyatakan
sebagai bahasa persatuan dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai perekat
bangsa. Saat itu bahasa Indonesia menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua
franca) yang mampu merekatkan suku-suku di Indonesia. Dalam perdagangan dan
penyebaran agama pun bahasa Indonesia mempunyai posisi yang penting.
Pada tahun 1930-an muncul polemik apakah bisa bahasa Indonesia yang hanya
dipakai sebagai bahasa pergaulan dapat menjadi bahasa di berbagai bidang ilmu.
Akhirnya pada tahun 1938 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia yang pertama di
Solo. Dalam pertemuan tersebut, semangat anti Belanda sangat kental sehingga
melahirkan berbagai istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia. Istilah belah
ketupat, jajaran genjang, merupakan istilah dalam bidang geometri yang lahir dari
pertemuan tersebut.
Bentuk yang lebih formal, disebut Melayu Tinggi, pada masa lalu digunakan
kalangan keluarga kerajaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa
ini lebih sulit karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak
seekspresif bahasa Melayu Pasar.
Pemerintah kolonial Belanda yang menganggap kelenturan Melayu Pasar
mengancam keberadaan bahasa dan budaya. Belanda berusaha meredamnya
dengan mempromosikan bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan
karya sastra dalam bahasa Melayu Tinggi oleh Balai Pustaka. Tetapi bahasa Melayu
Pasar sudah terlanjur diadopsi oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Penyebutan pertama istilah “Bahasa Melayu” sudah dilakukan pada masa sekitar
683-686 M, yaitu angka tahun yang tercantum pada beberapa prasasti berbahasa
Melayu Kuna dari Palembang dan Bangka. Prasasti-prasasti ini ditulis dengan aksara
Pallawa atas perintah raja Sriwijaya, kerajaan maritim yang berjaya pada abad ke-7
dan ke-8. Wangsa Syailendra juga meninggalkan beberapa prasasti Melayu Kuna di
Jawa Tengah. Keping Tembaga Laguna yang ditemukan di dekat Manila juga
menunjukkan keterkaitan wilayah itu dengan Sriwijaya.
Karena terputusnya bukti-bukti tertulis pada abad ke-9 hingga abad ke-13, ahli
bahasa tidak dapat menyimpulkan apakah bahasa Melayu Klasik merupakan
kelanjutan dari Melayu Kuna. Catatan berbahasa Melayu Klasik pertama berasal dari
Prasasti Terengganu berangka tahun 1303. Seiring dengan berkembangnya agama
Islam dimulai dari Aceh pada abad ke-14, bahasa Melayu klasik lebih berkembang
dan mendominasi sampai pada tahap di mana ekspresi “Masuk Melayu” berarti
masuk agama Islam.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di
Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri,
Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih
Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di
Riau.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi
seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan
persatuan dan kebangsaan. Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian
distandardisasi (dibakukan) lagi dengan nahu (tata bahasa), dan kamus baku juga
diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan Jepang.
KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis isi dan aspek 4.2 Mengkonstruksi-kan teks
kebahasaan dari minimal dua laporan dengan memerhatikan
teks laporan hasil observasi isi dan aspek kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.3 Mengidentifikasi 4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi rekomendasi) teks eksposisi
yang didengar dan atau dibaca secara lisan dan/tulis
3.4 Menganalisis struktur dan 4.4 Mengonstruksikan teks
kebahasaan teks eksposisi eksposisi dengan
memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur dan
kebahasaan
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 4.5 Mengonstruksi makna tersirat
aspek makna tersirat dalam sebuah teks anekdot
baik lisan maupun tulis
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menciptakan kembali teks
kebahasaan teks anekdot. anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan baik
lisan maupun tulis
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan 4.7 Menceritakan kembali isi cerita
isi yang terkandung dalam rakyat (hikayat) yang didengar
cerita rakyat (hikayat) baik dan dibaca
lisan maupun tulis
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.8 Mengembangkan cerita rakyat
kebahasaan cerita rakyat dan (hikayat) ke dalam bentuk
cerpen cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.
3.9 Mengidentifikasi butir-butir 4.9 Menyusun ikhtisar dari dua
penting dari dua buku nonfiksi buku nonfiksi (buku
(buku pengayaan) dan satu pengayaan) dan ringkasan dari
novel yang dibaca.gkan nilai- satu novel yang dibaca
nilai dan kebahasaan cerita
rakyat dan cerpen
3.10 Mengevaluasi pengajuan, 4.10 Menyampaikan pengajuan,
penawaran dan persetujuan penawaran, persetujuan dan
dalam teks negosiasi lisan penutup dalam teks negosiasi
maupun tertulis. secara lisan atau tulis
3.11 Menganalisis isi, struktur 4.11 Mengkonstruksikan teks
(orientasi, pengajuan, negosiasi dengan
penawaran, persetujuan, memerhatikan isi, struktur
penutup) dan kebahasaan teks (orientasi, pengajuan,
negosiasi penawaran, persetujuan,
penutup) dan kebahasaan
3.12 Menghubungkan 4.12 Mengonstruksi
permasalahan/ isu, sudut permasalahan/isu, sudut
pandang dan argumen pandang dan argumen
beberapa pihak dan simpulan beberapa pihak, dan simpulan
dari debat untuk menemukan dari debat secara lisan untuk
esensi dari debat menunjukkan esensi dari debat
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, prosedural dan ranah abstrak terkait
berdasarkan rasa ingintahunya dengan pengembangan dari
tentang ilmu pengetahuan, yang dipelajarinya di sekolah
teknologi, seni, budaya, dan secara mandiri, dan mampu
humaniora dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengidentifikasi laporan hasil 4.1 Menginterpretasi isi teks
observasi yang dipresentasikan laporan hasil observasi
dengan lisan dan tulis berdasarkan interpretasi baik
secara lisan maupun tulis
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.13 Menganalisis isi debat 4.13 Mengembangkan
(permasalahan/isu, sudut permasalahan/ isu dari
pandang dan argumen berbagai sudut pandang yang
beberapa pihak, dan dilengkapi argumen dalam
simpulan) berdebat
3.14 Menilai hal yang dapat 4.14 Mengungkapkan kembali hal-
diteladani dari teks biografi hal yang dapat diteladani dari
tokoh yang terdapat dalam teks
biografi yang dibaca secara
tertulis
3.15 Menganalisis aspek makna dan 4.15 Menceritakan kembali isi teks
kebahasaan dalam teks biografi baik lisan maupun
biografi tulis.
3.16 Mengidentifikasi suasana, 4.16 Mendemonstrasikan
tema, dan makna beberapa (membacakan atau
puisi yang terkandung dalam memusikalisasikan) satu puisi
antologi puisi yang dari antologi puisi atau
diperdengarkan atau dibaca kumpulan puisi dengan
memerhatikan vokal, ekspresi,
dan intonasi (tekanan dinamik
dan tekanan tempo)
3.17 Menganalisis unsur 4.17 Menulis puisi dengan
pembangun puisi memerhatikan unsur
pembangunnya (tema, diksi,
gaya bahasa, imaji, struktur,
perwajahan)
3.18 Menganalisis isi dari minimal 4.18 Mempresentasikan replikasi isi
satu buku fiksi dan satu buku buku ilmiah yang dibaca dalam
nonfiksi yang sudah dibaca bentuk resensi
KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2)
sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi
peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumukan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan
menganalisis pengetahuan menyaji dalam ranah konkret
faktual, konseptual, dan ranah abstrak terkait
prosedural, dan metakognitif dengan pengembangan dari
berdasarkan rasa ingin yang dipelajarinya di sekolah
tahunya tentang ilmu secara mandiri, bertindak
pengetahuan, teknologi, seni, secara efektif dan kreatif, serta
budaya, dan humaniora mampu menggunakan metoda
dengan wawasan sesuai kaidah keilmuan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Mengonstruksi informasi 4.1 Merancang pernyataan umum
berupa pernyataan-pernyataan dan tahapan-tahapan dalam
umum dan tahapan-tahapan teks prosedur dengan
dalam teks prosedur organisasi yang tepat secara
lisan dan tulis
KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut
dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua
kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching),
yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam
mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Rumusan kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumukan sebagai
berikut.
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji,
menganalisis dan mengevaluasi dan mencipta dalam ranah
pengetahuan faktual, konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan
metakognitif berdasarkan rasa dari yang dipelajarinya di
ingin tahunya tentang ilmu sekolah secara mandiri serta
pengetahuan, teknologi, seni, bertindak secara efektif dan
budaya, dan humaniora kreatif, dan mampu
dengan wawasan menggunakan metoda sesuai
kemanusiaan, kebangsaan, kaidah keilmuan
kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah
PENUTU
A. Kesimpulan
B. Saran
Siswa agar siswa SMA lebih memahami penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar serta lebih memahami pokok-pokok pembahasan atau materi
dalam pembelajaran bahsa Indonesia apalagi ditengah pandemi seperti sekarang ini
yang dimana siswa lebih aktif dibandingkan guru sendiri
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.ums.ac.id/25067/2/02_BAB_I.pdf http://lpmpaceh.kemdikbud.go.id/?
p=2066 https://ditsmp.kemdikbud.go.id/dari-mana-datangnya-bahasa-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013
https://zuhriindonesia.blogspot.com/2019/06/ki- dan-kd-bahasa-indonesia-sma.html