Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINI RISET

“Kemampuan Siswa SD Kelas Tinggi Dalam


Menggunakan Kata Baku Dan Tidak Baku”

Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Dr.Inayah Hanum M.Pd

OLEH KELOMPOK 11

NISA FITRIYANA HSB (1191111012)


YUSWIDA YANTI HARAHAP ( 1191111023)
ANNISA AZZAHRA (1192111012)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAyang berjudul “Kemampuan Siswa SD
Kelas Tinggi Dalam Menggunakan Kata Baku Dan Tidak Baku”.
Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.

Medan, Mei 2021

Penulis

i|LAPORANMINIRISET
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.....................................................................2
BAB II...........................................................................................................3
LANDASAN TEORI.....................................................................................3
A. Kajian Teori..................................................................................................3
Kata baku dalam bahasa indonesia............................................................................3
Fungsi kata baku dalam bahasa indonesia.................................................................4
BAB III..........................................................................................................6
METODE PENELITIAN...............................................................................6
A. Desain Penelitian...........................................................................................6
B. Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................7
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................................7
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data....................................................8
E. Teknik Analisis Data.....................................................................................8
BAB IV.........................................................................................................9
PEMBAHASAN............................................................................................9
A. Hasil Penelitian.............................................................................................9
B. Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................11
BAB V........................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................13
LAMPIRAN ANGKET................................................................................14

ii | L A P O R A N M I N I R I S E T
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang penting dalam
dunia pendidikan dan pengajaran. Hal ini dapat diamati dan dirasakan pada waktu
kegiatan belajar-mengajar. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sarana
berkomunikasi, sarana berpikir, sarana persatuan dan sarana kebudayaan. Pembelajaran
bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, meliputi empat aspek keterampilan
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan tersebut
saling berkaitan satu sama lain dengan cara yang beraneka ragam. Bahasa memiliki peran
sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan
merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Untuk dapat
berbahasa dengan baik dan benar, diperlukan pembelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena
itu pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan kepada
siswa pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai
denganPerguruanTinggi(PT)

1|LAPORANMINIRISET
B. Rumusan Masalah
“Bagaimana Kemampuan Siswa SD Kelas Tinggi Dalam Menggunakan
Kata Baku Dan Tidak Baku .”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Untuk mengetahui Kemampuan Siswa SD Kelas Tinggi Dalam Menggunakan
Kata Baku Dan Tidak Baku .
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu yang artinya berasal dari tanah air Indonesia
sendiri. Dahulu memang namanya bukan bahasa Indonesia, melainkan bahasa Melayu.
Kemudian bahasa Melayu yang sudah lama digunakan oleh bangsa Indonesia serta
tatanan bahasanya yang mudah diterima dan dipahami menjadikannya bahasa persatuan
yang diikrarkan saat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan nama bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki berbagai fungsi dan juga kedudukan yang
menjadikannya sangat sakral dan dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu
kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari adanya rasa
kebangsaan. Hal ini berarti bahasa Indonesia menyatukan banyaknya bahasa daerah antar
suku di Indonesia sehingga terbentuk suatu kesatuan dan rasa kebangsaan. Oleh karena
itu, bahasa Indonesia yang digunakan haruslah dengan kata-kata baku serta baik dan
benar. Kata baku adalah kata yang digunakan telah sesuai dengan kaidah atau pedoman
bahasa yang sudah ditentukan. Dalam kehidupan ini, semua golongan masyarakat pasti
menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda daerah
atau berbeda latar belakang suku. Terutama remaja atau orang dewasa karena mereka
lebih sering bertemu dengan orang lain. Seperti saat di sekolah, di kampus, di tempat
kerja, dan lainnya. Namun terkadang bahasa yang digunakan tidak baku. Sehingga,
kegiatan komunikasi antara pembicara dan pendengar akan terhambat akibat ada kata-
kata yang tidak diketahui oleh salah satu pihak. Oleh karena itu, mempelajari serta
memahami kata-kata baku sangat penting untuk dilakukan karena hal ini merupakan
bagian mendasar dari sebuah bahasa sebagai alat pemersatu bangsa. Berdasarkan uraian
yang telah dipaparkan diatas, Penulis akan membuat jurnal yang berjudul “Pemahaman
Kata Baku dan Tidak Baku di Kalangan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta.”
Kata merupakan bentuk yang sangat kompleks yang tersusun atas beberapa unsur. Kata
dalam bahasa Indonesia terdiri atas satu suku kata atau lebih. Kata merupakan bagian
yang sangat penting dalam kehidupan berbahasa. Bidang atau kajian mengenai kata telah
banyak diselidiki oleh para ahli bahasa. Penyelidikan tersebut menghasilkan berbagai
3|LAPORAN MINI RISET
teori-teori antara yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Perbedaan ini terjadi karena
adanya perbedaan sudut pandang antara ahli bahasa yang satu dengan yang lainnya.
Adanya perbedaan konsep antara ahli yang satu dengan yang lainnya tentu akan
membingungkan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengurangi kebingungan tersebut,
dikelompokanlah jenis kata yaitu kata baku dan kata tidak baku. Kata baku dan tidak
baku sering dijadikan sebagai pembahasan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Kata
baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan penyerapan kosakata
bahasa asing dan berhubungan juga dengan kaidah penulisan yang benar. Kata baku
adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan sumber utama dan menjadi acuan untuk
menentukan kata baku bahasa Indonesia. Kata tidak baku adalah kata yang digunakan
tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Kata tidak baku cenderung
lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan kata baku dan tidak
baku dihadapkan kepada dua ragam yaitu ragam resmi dan tidak resmi. Ragam resmi
merupakan keadaan atau situasi yang bersifat formal seperti penulisan karya ilmiah,
pidato kenegaraan, dan lain-lain. Ragam tidak resmi merupakan keadaan atau situasi yang
bersifat tidak formal seperti dalam percakapan sehari-hari. Banyak anak-anak yang belum
mengetahui mana yang menjadi kata baku dan mana yang menjadi kata tidak baku dari
sebuah kata. Hal ini dikarenakan penggunaan kata baku tidak begitu sering diterapkan
kepada anak dalam bentuk penulisan. Selain pada anak-anak, penggunaan kata baku juga
sering salah penggunaannya oleh orang yang sudah dewasa, akan tetapi kesalahan
tersebut sudah lebih minim daripada kesalahan yang ditemukan pada anak yang berusia 9
sampai 15 tahun.

KATA BAKU DALAM BAHASA INDONESIA


Mungkin semua orang sering sekali mendengar istilah kata baku. Akan tetapi, tidak
semua orang tahu definisi dan hal-hal yang berkaitan dengan kata baku dan kata tidak
baku. Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah sesuai dengan pedoman
atau kaidah bahasa yang sudah ditentukan. Dalam KBBI Edisi Keempat disebutkan
pengertian baku adalah pokok, utama; tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas dan
kualitas yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar (Setiawati, Sulis, 2016:48).
Sementara menurut Kosasih dan Hermawan (2012:83) kata baku adalah kata yang
diucapkan atau ditulis oleh seseorang sesuai dengan kaidah atau pedoman yang
dibakukan. Kaidah standar yang dimaksud dapat berupa pedoman ejaan (EYD), tata
4|LAPORAN MINI RISET
bahasa baku, dan kamus. Kata baku umumnya sering dipakai pada kalimat resmi atau
ragam bahasa baku, baik itu melalui lisan ataupun tulisan. Kata baku dalam bahasa
Indonesia ini juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, baik secara lisan maupun
tulisan, kata baku digunakan dalam situasi resmi, seperti surat menyurat dinas,
perundang-undangan, karangan ilmiah, laporan penelitian dan lainnya. Ragam bahasa
baku tidak diwarnai atau dicampuri oleh dialek atau logat tertentu. Kedua, baik secara
lisan maupun tulisan, kata baku menggunakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ketiga, baik secara lisan maupun tulisan,
ragam baku memenuhi fungsi gramatikal seperti subjek, predikat, dan objek secara
eksplisit dan lengkap (Sugihastuti & Siti Saudah, 2018:17-18). Bedasarkan definisi-
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang lazim
digunakan dalam situasi formal atau resmi yang penulisannya sesuai dengan kaidah-
kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat dari segi lafal, ejaan,
gramatika, dan kenasionalan saat diucapkan atau ditulis (Chaer, 2011:131). Suatu kata
bisa disebut dengan kata tidak baku bila kata yang dipakai tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia. Ketidakbakuan suatu kata bukan hanya diakibatkan oleh salah
penulisan saja, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh pengucapan yang salah dan
penyusunan suatu kalimat yang tidak benar. Kata tidak baku ini sering kali muncul dalam
kehidupan kita sehari-hari.

FUNGSI KATA BAKU DALAM BAHASA INDONESIA


Kata baku dalam bahasa Indonesia mendukung empat fungsi. Tiga diantaranya bersifat
pelambang atau simbolis, sedangkan yang satu bersifat objektif. Fungsi-fungsi itu ialah
(1) fungsi pemersatu,
(2) fungsi pemberi kekhasan,
(3) fungsi pembawa kewibawaan, dan
(4) fungsi kerangka acuan (Sugihastuti & Siti Saudah, 2018:18).
Kata baku sebagai pemersatu artinya mempersatukan penutur atau penulisnya menjadi
satu masyarakat bahasa. Dapat dikatakan juga bahwa pemakaian kata baku dalam bahasa
Indonesia dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu kesatuan masyarakat.
Kata baku sebagai pemberi kekhasan artinya pembakuan kata dalam bahasa dapat
menjadi pembeda dengan masyarakat pemakai bahasa lainnya. Kata baku sebagai
pembawa kewibawaan artinya kata baku yang diterapkan dalam bahasa dapat
memperlihatkan kewibawaan pemakainya. Ahli bahasa dan beberapa kalangan di
5|LAPORAN MINI RISET
Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa perkembangan bahasa Indonesia dapat
dijadikan teladan bagi bangsa lain di Asia Tenggara (dan mungkin juga Afrika) yang juga
memerlukan bahasa yang modern. Dapat juga dikatakan bahwa fungsi pembawa
kewibawaan ini beralih dari pemilikan bahasa baku yang nyata ke pemilikan bahasa yang
berpotensi menjadi bahasa baku. Walaupun begitu, menurut pengalaman, sudah dapat
disaksikan di beberapa tempat bahwa penutur yang mahir berbahasa Indonesia “dengan
baik dan benar” memperoleh wibawa di mata orang lain (Supriadin, 2016:5). Kata baku
sebagai kerangka acuan artinya kata baku menjadi patokan bagi benar atau tidaknya
pemakaian bahasa seseorang atau kelompok.

6|LAPORAN MINI RISET


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi untuk
melakukan penelitian.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi-
situasi sosial. Penelitian deskriptif yang biasa disebut juga penelitian taksonomik
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan
sosial dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah
dan unit yang diteliti (Mulyadi, 2012:73)
Metode Penelitian

C. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017:14) metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
Lokasi Penelitian

D. Lokasi
Lokasi observasi penelitian kami lakukan dikarenakan adanya wabah covid-19, kami
melakukan observasi di tempat daerah asal kami masing- masing. Lokasi penelitian kami
ada 3 lokasi diantaranya , SD Hang Tuah II Titipapan, SD Muhammadiyah 2 kisaran dan
SD S Assyafiyah Internasional
Waktu Penelitian
Dikarenakan penelitian kami dilakukan di tempat yang berbeda-beda diakibatkan adanya
wabah virus corona, kami melakukan waktu penelitian dimulai dari hari kamis tanggal 07
Mei 2021.

E. Populasi dan Sampel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 3 siswa SD yang merupakan asal SD atau tempat
daerah yang berbeda-beda.

Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penlitian ini adalah simple random sampling. Menurut
Sugiyono (2017:120) dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara purposiverandom sampling, yang sejumlah 3 siswa
Sekolah Dasar.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel yaitu: Motivasi Belajar Siswa SD Pada
Mata Pelajaran IPS.
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
Dari variabel yang disebutkan di atas maka dapat dibuat defenisi operasional variabelnya
yaitu: Motivasi Belajar Siswa SD Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan (Sugiyono, 2017:308). Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan angket atau kuesioner dan observasi.

G. Jenis Data
Jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan data
sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2017:308)
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Jenis data primer yang digunakan pada penelitian ini adalah angket atau kuesioner dan
observasi.
Jenis data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan jurnal-jurnal
yang sesuai dengan judul penelitian ini.

H. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pertanyaan
berupa angket atau kuesioner yang disebarkan berupa pertanyaan yang akan dijawab
dengan menceklis kolom ya dan tidak.

I. Teknik Analisis Data


Analisa data dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan cara interpretasi data dan
informasi yang telah dikumpulkan melalui pemahaman mendalam dengan prinsip
validitas, objektifitas, dan reabilitas. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan
sejak awal sampai sepanjang proses penelitian berlangsung.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan dalam penelitian kami ialah di 3 tempat SD yang berbeda-beda,
diantaranya SD Hang Tuah II Titipapan, SD Muhammadiyah 2 Kisaran dan SDS
Assyafiyah Internasional .

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan dengan metode penyebaran angket. Dari penelitian yang kami
lakukan, kami menyebarkan angket kepada 3 siswa SD di daerah yang berbeda-beda.
Masing-masing siswa mendapatkan satu angket. Angket yang kami sebarkan kemudian
dijawab oleh seluruh siswa dengan waktu yang kami tetapkan dalam pengisian, yaitu 60
menit. Kemudian angket yang sudah diisi oleh siswa kami kumpulkan kembali untuk
menarik kesimpulan dari penelitian kami mengenai Kemampuan Siswa SD Kelas Tinggi
dalam menggunakan kata baku dan non baku .
Dari penelitian yang kami lakukan dengan metode penyebaran angket, kami menemukan
bahwa dari 3 siswa dengan 10 pertanyaan yang diajukan di angket dengan persentase
jawaban sebagai berikut:

Persentase jawaban

No. Pernyataan Ya Tidak Ya Tidak


Saya selalu hadir tepat
1 waktu ketika pelajaran 3 0 100% 0%
bahasa indonesia
dimulai.

Saya mengerti tentang


2 bahasa baku 2 1 83% 17%

saya selalu berusaha


3 menyimak pelajaran 3 0 100% 0%
bahasa indonesia
dengan baik

Saya mengerti tentang


4 bahasa non baku 2 1 83% 17%

Saya selalu berbicara


5 menggunakan bahasa 0 3 0% 100%
baku kepada teman
6 Saya suka mempelajari 1 2 17% 83%
bahasa baku

Saya selalu berusaha


menjawab pertanyaan
7 dari guru karena materi 1 2 17% 83%
bahsa baku dan non
baku
menarik bagi saya.

8 Saya memiliki buku 0 3 0% 100%


catatan yang lengkap
pada materi bahasa
baku dan non baku

9 Saya suka mempelajari 2 1 83% 17%


bahasa non baku

10 Saya kesulitan 3 0 100% 0%


mempelajari bahasa
baku dan non baku

Dari persentase yang dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan siswa SD
kelas tinggi dalam menggunakan kata baku dan non baku pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini cukup baik dan juga dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


Dari penelitian yang kami lakukan, diketahui bahwa kemampuan siswa SD kelas tinggi
dalam menggunakan kata baku dan non baku sudah cukup baik tetapi masih perlu adanya
tambahan atau pengulangan pembelajaran yang lebih baik lagi agar siswa mampu
membahami kata baku dan non baku dengan sangat baik .Hal ini dapat dilihat dari
persentase yang menunjukkan angka 100% untuk pernyataan pertama yakni selalu hadir
tepat waktu ketika pelajaran Bahasa Indonesia akan berlangsung dan menunjukkan angka
100% untuk pernyataan ke 3 mengenai bahwa mereka mau berusaha untuk menyimak
saat pembelajaran Bahasa Indonesia ini sedang berlangsung . Dari pertanyaan yang kami
ajukan, keseluruhan siswa menjawab dengan jujur dan juga bekerja sendiri, tidak saling
mencontek.

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh 3 siswa SD yang
kami teliti telah cukup baik dalam membedakan penggunaan kata Baku dan Non Baku
dab mereka masih mau berusaha untuk menyimak mata pelajaran ini dengan baik.
Dengan persentase yang ada, dapat diketahui kemampuan siswa SD kelas tinggi dalam
menggunakan kata Baku dan Non baku ini sudah baik dan juga dapat dikembangkan
menjadi lebih baik lagi.

B. Saran
Hendak nya guru mampu meningkatkan pembelajaran yang lebih baik lagi yang mampu
membuat siswa mudah mengerti dalam penggunaan kata Baku dan Non baku , guru dan
siswa hendak nya mencontohkan secara langsung kalimat Baku dan Non baku saat
berinteraksi sehingga mampu membuat siswa lebih mudah mengerti , mudah ingat serta
mudah membedakan penggunaan keduanya. 

Angket
Persentase jawaban
Ya Tidak
No. Pernyataan Ya Tidak
Saya selalu hadir tepat
1 waktu ketika pelajaran 3 0 100% 0%
bahasa indonesia
dimulai.

Saya mengerti tentang


2 bahasa baku 2 1 83% 17%

saya selalu
3 menyimak pelajaran 3 0 100% 0%
bahasa indonesia
dengan baik

Saya mengerti tentang


4 bahasa non baku 2 1 83% 17%

Saya selalu berbicara


5 menggunakan bahasa 0 3 0% 100%
baku kepada teman

6 Saya suka mempelajari 1 2 17% 83%


bahasa baku

Saya selalu berusaha


menjawab pertanyaan
7 dari guru karena materi 1 2 17% 83%
bahsa baku dan non
baku
menarik bagi saya.

8 Saya memiliki buku 0 3 0% 100%


catatan yang lengkap
pada materi bahasa
baku dan non baku

9 Saya suka mempelajari 2 1 83% 17%


bahasa non baku
10 Saya kesulitan 3 0 100% 0%
mempelajari bahasa
baku dan non baku

Anda mungkin juga menyukai