Kelompok 1
1. Enia 2286232094
2. Putri 2286232059
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini tentang “ Pendekatan, Metode,Dan Teknik Untuk Materi
Pembelajaran Bahasa Sd/Mi ”. Dalam menyusun Makalah ini, ada sedikit
kesulitan dan hambatan yang kami alami, namun berkat dukungan, dorongan dan
semangat dari orang terdekat, sehingga kami mampu menyelesaikannya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir, Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Hakikat Pendekatan, Metode dan Teknik....................................................5
2.1.1 Pendekatan...............................................................................................5
2.1.2 Metode.....................................................................................................9
2.1.3 Teknik....................................................................................................16
2.2 Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa............................................20
2.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD........................................23
2.3.1 Pembelajaran Terpadu Lintas Materi....................................................23
2.3.2 Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum.............................................25
BAB III PENUTUP..............................................................................................28
3.1 Kesimpulan...........................................................................................283.2
Saran.........................................................................28DAFTAR PUSTAKA
29
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai pendekatan,
metode dan teknik pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar serta
pembelajaran bahasa Indonesia terpadu di Sekolah dasar.
1
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia?
2. Apa yang dimaksud dengan metode dalam pembelajaran bahasa
Indonesia?
3. Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan teknik dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
5. Apa saja teknik yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia?
6. Bagaimana proses pembelajaran bahasa Indonesia terpadu di Sekolah
Dasar?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan sesuatu yang biasanya berupa
asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan
sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatannya bersifat aksiomatis, artinya
tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pengajaran bahasa,
pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentag
hakikat bahasa, dan pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.
Pada dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu
menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris dan rasionalis. Aliran empiris
3
mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran
Bloomfield. Dalam dunia pengajaran bahasa dewasa ini aliran
Bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli ilmu bahasa struktural dan
ilmu bahasa deskriptif. Adapun prinsip-prinsip pokok aliran ini adalah:
a. Bahasa adalah ujaran , bukan tulisan;
b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan;
c. Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya;
d. Bahasa adalah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan
apa yang oleh seseorang seharusnya dikata demikian;
e. Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang
lain.
4
dikatakan demikian itu”. Seperti anda ketahui, di dalam bahasa
Indonesia ada awalan me- yang bermakna aktif, dan awalan di- yang
bermakna pasif. Kedua awalan ini berlawanan maknanya sehingga tidak
mungkin ada bentukan kata “dimemukul” yang ada adalah bentuk
“dipukul” yang mengandung makna ‘pasif’ dan “memukul” yang
bermakna ‘aktif’. Berdasarkan data ini maka paham yang normatif akan
menolak bentukan kata “dimengerti” karena bentukan kata ini
merupakan gabugan dari dua awalan yang berawalan maknanya, yaitu
“di-“ bermakna ‘pasif’ dan meN- yang bermakna ‘aktif’. Jadi, menurut
paham ini seharusnya bentuk kata “dimengerti” tidak ada yang ada
untuk mengganti bentukan kata ini adalah “dipahami”, padahal menurut
kenyataannya dalam bahasa Indonesia kita jumpai bentukan kata
“dimengerti” dan “dipahami” yang memang maknanya berbeda. Jadi,
yang benar adalah bahasa yang menentukan kaidah bahasa, bukan
kaidah bahasa menentukan bahasa.
Prinsip kelima adalah “tidak ada satupun persis bahasa yang sama
dengan bahasa lain”. Kalau mau diperinci lebih lanjut yang
membuktikan bahwa setiap bahasa itu tidak sama, bisa kita lihat dari
kosakata bahasa-bahasa yang kita bandingkan. “kata” yang hakikatnya
merupakan lambang lingual terjadi dari aspek fonis, yaitu yang berupa
sederetan huruf/fonem tersebut.
Ditinjau dari struktur bahasa tidak ada satupun struktur bahasa yang
sama. Misalnya, struktur bahasa indonesia yang sederhana “saya
minum”, dengan pengertian yang sama dalam bahasa inggris yang
struktur kalimatnya adalah I am drink (waktu sekarang), I am drinking
(waktu sedang), dan I was drink (waktu lampau), dan dalam bahasa
arab subjeknya (saya) tidak berdiri sendiri, melainkan inklusif di dalam
kata kerjanya yang berfungsi sebagai predikat (minum). Dengan
demikian, “saya minum” dalam bahasa Arab berbunyi “Asrabu”.
5
Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama
aliran mentalis, atau aliran Noam Chosky. Aliran ini memandang
bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan mental. Prinsip-prinsip
yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah (1) suatu bahasa yang
hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan, (2)
aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan,
(3) manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa; (4)
bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir
(Hidayat dkk., 1990).
Yang dimaksud prinsip (1), yaitu suatu bahasa yang hidup ditandai oleh
kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan, contohnya seperti bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup. Bahasa
yang sudah mati, artinya sudah tidak dipakai lagi sebagai alat untuk
berkomunikasi lisan, tetapi bukti keberadaan bahasa itu dahulu masih
ada, yaitu yang merupakan dokumen tulis.
6
Prinsip (3) manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar bahasa.
Hal ini, seperti dikatakan Marsoedi (1938: 18) “bahasa itu murni
manusiawi” artinya yang dapat mengeluarkan bunyi bahasa itu adalah
manusia, sedangkan binatang tidak berbahasa. Jadi, “bahasa binatang”
itu terbatas pada bunyi-bunyi tertentu, sedangkan manusia
menghasilkan bunyi-bunyi bahasa yang bermacam-macam yang
dihasilkan oleh alat ucap atau daerah artikulasi yang disebut “bunyi-
bunyi yang berartikulasi”. Itulah sebabnya mengapa dikatakan bahwa
bahasa itu murni manusiawi.
Prinsip terakhir aliran ini, yaitu bahasa yang hidup adalah bahasa yang
dapat dipakai dalam berpikir. Seperti pernyataan yang dikemukakan
oleh Rita L. Atkinson (tanpa tahun: 548) berpikir mencakup banyak
aktivitas mental. Kita berpikir saat kita mencoba memecahkan soal
yang diberikan di kelas, kita berpikir saat kita melamun sambil
menunggu pelajaran dimulai. Kita berpikir saat memutuskan barang apa
yang akan dibeli ditoko, merencanakan, liburan, menulis surat, atau
mengkuatirkan suatu persahabatan yang terganggu. Dari ilustrasi di atas
dapat kita ketahui bahwa walaupun kita kelihatannya diam, seperti pada
waktu kita melamun, tetapi sesungguhnya ada keaktifan mental dalam
diri kita, yaitu kita menggunakan bahasa dengan diri kita sendiri atau
kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Begitu juga ketika
memecahkan suatu masalah terjadilah dialog dalam diri kitadengan
menggunakan bahasa yang sudah kita kuasai. Nah, itulah sebabnya
mengapa dikatakan bahwa bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat
dipakai dalam berpikir. Kemajuan pikiran anak itu ditentukan oleh
perkembangan bahasanya. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian
Frohn (dalam Sumadi Suryabrata, 2002: 59) bahwa “kemajuan pikiran
anak bisu-tuli terhambat oleh terhambatnya perkembangan bahasa”.
7
2.1.2 Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya
pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar,
sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk
mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal
berikut.
a. Pemilihan bahan.
b. Urutan bahan.
c. Penyajian bahan.
d. Pengulangan bahan.
8
d. Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran itu sendiri.
9
a. Direct Method
b. Natural Method
c. Psychological Method
d. Phonetic Method
e. Reading Method
f. Grammar Language Method
g. Translation Method
h. Grammar Translation Method
i. Eclectic Method
j. The Unit Method
k. Language Control Method
l. Mim-Mem Method
m. Practice-theory Method
n. The Dual Language Method
o. Cognate Method
10
supaya siswa paham akan maknanya perlu didemonstrasikan dengan
gerakan dan sebagainya. Sejak awal pembelajaran, siswa dibiasakan
mendengarkan pola-pola nama, dan intonasi bahasa yang dipelajari
dan didorong untuk menggunakannya sebanyak mungkin.
11
1) Guru memulai pelajaran dengan dialog atau humor yang pendek
dalam bahasa (BI), dan ragam bahasa yang digunakan ialah ragam
bahasa formal dan informal.
2) Guru, kemudian mulai menyajikan materi secara lisan dengan
gerakan-gerakan, isyarat-isyarat, dramatisasi-dramatisasi, atau
gambar-gambar.
3) Guru mengadakan tanya jawab dalam bahasa sasaran (BI)
berdasarkan dialog atau dialog yangdisampaikan pada butir (1).
4) Guru mengajarkan tata bahasa secara induktif dengan
memberikan contoh-contoh yang merangsang siswa untuk
menyimpulkan sendiri.
5) Guru memberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan
kenikmatan, tetapi tidak sampai menganalisis secara struktural.
6) Guru mengajarkan budaya yang relevan pada aspek-aspek bahasa
secara induktif.
Kegiatan siswa adalah berikut ini.
1) Siswa memperhatikan apa yang disampaikan guru.
2) Siswa menjawab pertanyaan guru menggunakan bahasa sasaran
(BI) tentang apa-apa yang disampaikan guru.
3) Siswa berusaha menarik kesimpulan dalam pembelajaran secara
induktif.
4) Siswa menerima dan membaca bacaan sastra yang diberikan guru.
5) Siswa berusaha memahami dan menikmati bacaan tersebut.
b. Natural Method
Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode
Alamiah adalah metode yang pelaksanaannya penggunaan peraga
yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara
langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau Metode
Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini.
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata
yang sudah dikatahui siswa sebelumnya.
12
2) Makna sesuatu kata diajarkan dengan cara inferensi/menarik
kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingat kata-kata yang dilupakan atau
mencari makna kata-kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.
5) Penyajia pelajaran mengikuti urutan: mendengarkan (menyimak),
berbicara, membaca, dan menulis, kemudian baru diajarkan tata
bahasa.
13
tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberi
pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang
mereka perlukan dalam studi mereka.
14
paling cocok dengan situasi kelas yang akan diajar. Guru dapat
mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan jalan
memasukkan metode lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tidak ada metode pengajaran bahasa yang baik, yang ada adalah guru
bahasa yang baik.
15
Teknik ceramah sampai saat ini masih digunakan, karena
menganggap bahwa mengajar itu adalah menerangkan dengan
berbicara/berceramah. Itulah fungsi guru didalam kelas senagai
informator, yaitu pemberi informasi kepada siswa-siswanya. Teknik
ceramah memang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi,
terutama kepada mereka yang sudah termotivasi untuk mendapatkan
informasi. Supaya lebih menarik teknik ini dapat dilengkapai dengan
peragaan, gambar-gambar atau yang lain untuk menghindari
verbalisme.
16
Teknik tanya-jawab ini mengikuti teknik ceramah yang telah
dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau bisa juga
pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa
terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Teknik dapat dilakukan
untuk membuka pelajaran, untuk mengetahui bagaimana penguasaan
siswa terhadap materi yang akan diajarkan. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru biasanya untuk :
1) mengetahui hal-hal yang dirasa belum jelas, sekalipun sudah
diterangkan guru;
2) memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dihadapinya;
dan
3) memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan pendapat
siswa sendiri.
c. Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini bertujuan untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat
dan menerima kritikan jika pendapatnya kurang benar. Dalam
diskusi kelompok terkadang hanya didominasi oleh beberapa siswa
tertentu saja. Untuk menghindari hal semacam itu, diperlukan
seorang moderator yang mengatur jalannya diskusi. Guru dapat
menunjuk salah satu siswa yang dianggap cakap, untuk menjadi
moderator.
17
Sedangkan kekurangan dari teknik ini antara lain.
1) Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar.
2) Jika kurang terkendali bisa saja menyimpang dari tujuan.
3) Membutuhkan moderator yang terampil.
4) Adaklanya hanya didominasi oleh siswa yang suka dan berani
bicara.
d. Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini biasanya diberikan secara individual atau kelompok.
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami
pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu. Untuk siswa kelas
rendah tugas individual, seperti membuat catatan kegiatan harian
atau disuruh menghapal puisi atau lagu. Teknik pemberian tugas
disebut juga resitasi.
e. Teknik Ramu Pendapat (Brainstorming)
Teknik ini merupakan perpaduan dari teknik tanya-jawab dan teknik
diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra,
seperti puisi, cerpen atau novel. Kelebihan dari teknik ramu pendapat
antara lain.
1) Dapat membangkitkan pikiran yang kreatif.
2) Dapat merangsang partisipasi siswa.
3) Dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru.
4) Menghasilkan reaksi berantai.
5) Dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun besar.
6) Tidak memerlukan moderator yang hebat.
7) Hanya sedikit peralatan yang digunakan.
Sedangkan kekurangan dari teknik ini relatif sedikit, seperti jika guru
tidak dapat mengendalikan kelas, maka kelas akan lepas kontrol.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini digunakan
untuk melatih keterampilan berbicara siswa, seperti bermain peran.
Dalam pelaksanaannya, guru terlebih dahulu menetapkan peran-
18
peran yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan simulasi.
Guru memberikan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-
masing siswa yang telah ditunjuk. Siswa yang belum mendapat
giliran memainkan suatu peran, ditugaskan sebagai penonton untuk
mencatat kemungkinan adanya kesalahan bahasa yang dilakukan
oleh temannya. Kesalahan-kesalahan itu nantinya akan disikusikan
setelah permaianan nmemainkan peran selesai. Teknik simulasi ini
juga disebut teknik bermain peran.
Sekarang pembelajaran DDCH (duduk, dengar, catat dan hapal) seperti yang
dikemukakan oleh Conny Semiawan (1985) ditinggalkan jauh-jauh, dan
diganti dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Dalam
19
pendekatan CBSA, guru harus mampu membuat pelajaran itu menantang dan
merangsang daya cipta untuk menemukan serta mengesankan. Untuk itu guru
harus enghayati prinsip-prinsip berikut ini.
1) Motivasi
2) Latar atau konteks
3) Keterarahan kepada titik pusat atau fokus tertentu
4) Hubungan sosial atau sosialisasi
5) Belajar sambil bekerja
6) Perbedaan perorangan dan individual
7) Menemukan
8) Pemecahan masalah
Dengan pengenalan dan pemahaman serta penerapan prinsip-prinsip tersebut
dalam pembelajaran di dalam kelas, maka siswa akan menjadi aktif. Jadi,
pendekatan CBSA ini menuntut kreativitas guru untuk mengupayakan
bagaiman caranya suapaya siswa dapat aktif dalam pembelajaran.
Sebagai guru kita harus mengupayakan, agar materi yang kita sajikan kepada
siswa mampu dicerna, dipahami dan ditemukan oleh siswa. Untuk itu semua,
perlu adanya proses di dalam diri siswa. Itulah sebabnya disamping
pendekatan CBSA, guru juga harus mampu menerapkan pendekatan
keterampilan proses (PKP). Pada hakikatnya tugas guru adalah
mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa. Untuk mengembangkan
kompetensi siswa dapat menggunakan pendekatan keterampilan proses.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Mengamati :
Melihat
Mendengar
Merasa/meraba
Mencium/membau
Mencicipi/mengecap
Mengukur
20
Mengumpulkan data/informasi
2) Mengklarifikasi :
Mencari persamaan
Mencari perbedaan
Membandingkan
Mengontraskan
Menggolong-golongkan
3) Menafsir :
Menaksir
Memberi arti
Menarik kesimpulan
Membuat inferensi
Menggeneralisasi
Mencari hubungan antara dua hal
Menemukan pola
4) Meramalakan
5) Menerapkan :
Penggunaan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori, sikap, nilai)
Menghitung
Menghubungkan konsep
Menyusun hipotesis
Membuat model
6) Merencakan penelitian :
Menentukan masalah
Menentukan tujuan penelitian
Menentukan ruang lingkup penelitian
Menentukan sumber data atau informasi
Menentukan cara menganalisis
Menentukan langkah-langkah untuk memperoleh data
21
Menentukan cara melakukan penelitian
7) Mengkomunikasikan :
Berdiskusi
Mendeklamasikan
Mendramakan
Mengarang, memperagakan
Melaporkan dalam bentuk lisan, tulis, gambar atau penampilan
22
keterampilan membaca maka waktu dalam pertemuan dikelas
dialokasikan membaca yang lebih banyaka dari pada keterampilan yang
lain.
23
3. Setelah selesai membaca, siswa tersebut menceritakan isi teks yang
telah dibacanya dengan kalimat sendiri (membaca dipadukan dengan
berbicara).
4. Siswa yang lain mendengarkan dan mencatat, jika ada kekurangan
isi yang diceritakan, ada kesalahan kalimat atau penggunaan kata
yang kurang tepat (berbicara dipadukan dengan mendengarkan dan
menulis serta kebahasaan).
5. Seluruh siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis
(membaca dipadukan dengan menulis).
6. Setelah selesai menjawab pertanyaan bacaan secara tertulis, salah
satu siswa membacakan jawabannya, sedangkan yang lain diberi
kesempatan untuk mengajukan pendapatnya yang lain, yang
berhubungan dengan jawaban pertanyaan bacaan tersebut secara
lisan (menulis dipadukan berbicara).
Sumber : Lancar Berbahasa Indonesia 1 (Buku Pelajaran
dapat dipakai sambil menunggu Buku Paket
untuk penunjang Kurikulum 2004)
Penilaian :Dilakukan selama dalam kegiatan
pembelajaran.
2.3.2 Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum
Pembelajaran terpadu lintas kurikulum, artinya yang dipadukan itu
antara beberapa mata pelajaran, misalnya pelajaran bahasa Indonesia
dipadukan dengan sains. Pada hakikatnya belajar apa pun modal
utamnya adalah keterampilan baca-tulis (dua aspek dalam pembelajaran
bahasa Indonesia). Kemampuan dan keterampilan baca tulis, khususnya
keterampilan membaca, harus segera dikuasai oleh para siswa di SD,
karena kemampuan dan keterampilan ini secara langsung berkaitan
dengan seluruh proses belajar siswa di SD.
24
membaca mereka. Siswa yang tidak mampu membaca dengan lancar,
akan kesulitan dalam proses pembelajaran. Sebagai ilustrasi bahwa ada
perpaduan lintas kurikulum di SD/MI akan diambilkan contoh silabus
SD/MI.
Mata Pelajaran : Sains
Satuan Pendidikan : SD/MI
Kelas/Semester : IV/2
Waktu : 4 x pertemuan (4 x 40 menit)
Kompetensi Dasar : Siswa diharapkan mampu mengidentifasikan
perubahan benda yang dapat kembali ke bentuk
semula.
Hasil Belajar : Siswa mampu membedakan perubahan wujud
yang dapat bolak-balik.
Indikator Hasil Belajar : Siswa dapat melakukan percobaan untuk
mengidentifikasi perubahan wujud benda yang
dapat dengan mudah kembali ke wujud semula.
Langkah pembelajaran :
Pengorganisasian : Kelompok Kecil
1. Pertemuan pertama : Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan
kembali lagi menjadi air.
a. Tanya jawab tentang pengalaman siswa mengenai terjadinya
hujan (secara tidak langsung melatih kemahiran berbicara).
b. Penjelasan singkat tentang penggunaan alat (secara tidak
langsung, melatih menangkap informasi lisan – keterampilan
mendengarkan).
c. Kegiatan percobaan
d. Melaporkan hasil percobaan (melaporkan secara lisan – melatih
keterampilan berbicara atau melaporkan secara tertulis – melatih
keterampilan menulis).
e. Menyimpulkan hasil kegiatan (lisan – keterampilan berbicara,
tulis – keterampilan menulis).
25
f. Memberi contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari
(lisan – keterampilan berbicara).
2. Pertemuan kedua : Menyelidiki perubahan
wujud lilin yang dipanaskan, kemudian
didinginkan.
3. Pertemuan ketiga : Menyelidiki perubahan
wujud gula pasir yang dipanaskan, kemudian
mengkristal lagi.
4. Pertemuan keempat : Menyelidiki
perubahan wujud air menjadi es dan kembli
menjadi air.
Catatan :
Langkah-langkah kegiatan sama dengan pertemuan pertama.
Penilain :
a. Penilaian pengamatan : Diberikan oleh gutu pada saat siswa
melakukan kegiatan.
b. Penilaian materi : Tanya-jawab tentang yang baru saja dilakukan
siswa disesuaikan dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam pembelajaran bahasa terdapat tiga istilah yang saling berhubungan
satu sama lain, yaitu pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan adalah
sikap atau pandangan tentang hakikat bahasa dan pengajarannya. Metode
berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan bahan, penyajian bahan
dan pengulangan bahan, beberapa metode yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia di SD yaitu direct method, natural method,
reading method, dan eclectic method. Sedangkan teknik adalah cara-cara
yang dilakukan guru dalam kelas untuk mencapai tujuan pembelajaran,
beberapa teknik yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD
yaitu teknik ceramah, tanya-jawab, diskusi kelompok, pemberian tugas, ramu
pendapat dan simulasi.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini membutuhkan referensi buku dan
sumber yang sangat mendukung, agar tercapai makalah yang sesuai keinginan
dan kebutuhan.
27
DAFTAR PUSTAKA
28