a. Permasalahan Kurikulum
- Kepala sekolah : dalam hal ini seharusnya kepala sekolah mempunyai latar
belakang mendalam tentang teori dan praktek kurikulum. Kepala sekolah
merupakan peranan yang penting dalam pengembangna kurikulum.
- Birokrasi : terdiri dari para inspeksi di Kanwil dan juga orang tua maupun
tokoh- tokoh masyarakat. Kepala sekolah dan stafnya tidak dapat bekerja dalam
kerangka patokan yang ditetapkan oleh Depdikbud.
b. Kurikulum di MI
c. Kurikulum di SD
Mengajar anak Sekolah Dasar (SD) tentunya akan lebih sulit, karena pada
tahap ini mereka mengalami masa transisi di mana baru memasuki proses belajar
yang serius. Menjadi seorang guru SD tentunya banyak hal yang harus
diperhatikan agar pembelajaran menjadi efektif, seperti : suara yang lantang dan
juga intonasi yang beragam, selain itu dibutuhkan juga waktu untuk beristirahat
dengan menyediakan ice breaker mengingat bahwa waktu konsentrasi mereka
cenderung singkat. Berikut adalah beberapa teknik mengajar anak SD :
Dalam permainan edukatif, daya pikir anak menjadi lebih aktif dibandingkan
pada saat anak duduk diam mendengar penjelasan guru. Ketika anak belajar
sambil bermain, mereka menjadi lebih fokus karena pada kegiatan bermain
terdapat aturan yang bisa menstimulus anak. Anak akan lebih mudah mengingat
pelajaran ketika kegiatan belajar dikemas dalam bentuk permainan edukatif
Cara mengajar anak SD yang menjadi salah satu metode yang paling efektif
adalah dengan menggunakan sistem belajar kelompok. Materi pelajaran anak SD
dapat dibahas lewat topik-topik kecil di kelompok belajar. Guru sering membagi
kelas ke dalam beberapa kelompok untuk membahas topik tertentu. Selanjutnya,
antarkelompok akan membagikan rangkuman dari masing-masing topik. Selain
menyenangkan, cara belajar kelompok juga efektif untuk merangkum bab
pelajaran yang terdiri dari banyak topik. Selain membahas pelajaran, dalam
kelompok belajar, guru juga dapat memberikan tugas. Dengan mengerjakan tugas
dalam kelompok, anak yang kurang paham pelajaran dapat dibantu oleh teman
kelompoknya yang lebih paham. Kegiatan belajar kelompok ini bukan hanya
dapat dilakukan di sekolah, tetapi dapat juga dilakukan di rumah dengan
pengawasan orang tua.
3. Langsung Praktik
Cara mengajar anak SD tidak melulu harus dengan penjelasan dari buku.
Anak terkadang penasaran dengan praktik atau pengerjaan di lapangan. Ajak anak
untuk melakukan praktikum. Praktikum dapat dimulai dengan melakukan
observasi pada lingkungan, atau melakukan percobaan yang mudah dilakukan.
Kegiatan praktik yang melibatkan gerak tubuh anak juga menjadi salah satu cara
mengajar anak SD yang efektif. Dengan menggunakan pola belajar yang banyak
melibatkan gerakan akan membuat anak lebih memahami pelajaran. Beberapa
anak memang mengandalkan kinetik ketika belajar dan justru lebih sulit jika
hanya lewat bacaan atau mendengar penjelasan guru.
Cara belajar anak SD juga menjadi efektif ketika menggunakan media audio
visual. Media ini sudah sering dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari. Anak
akan menjadi lebih tertarik belajar jika menggunakan media yang erat dengan diri
mereka. Beberapa pelajaran seperti pelajaran bahasa dapat menampilkan tayangan
atau percakapan yang dapat dibahas di kelas. Materi yang berkaitan tentang
sejarah atau cerita tokoh juga dapat dikemas melalui tayangan atau film singkat.
Anak akan lebih tertarik untuk mengulas materi tersebut dibandingkan lewat
pembelajaran tatap muka biasa. Dengan menggunakan variasi belajar yakni
melalui media audio visual anak menjadi tidak mudah jenuh.
Cara mengajar anak SD tidak lagi seperti anak TK yang lebih fleksibel.
Meskipun harus menarik dan menyenangkan, anak SD sudah harus mengenal
disiplin dalam hal waktu. Guru sudah mulai mengajari anak tentang manajemen
waktu. Ketika dalam sesi belajar sambil bermain, anak harus diberikan batas
waktu dan harus dibiasakan melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan.
Mengenai tugas, guru sudah membiasakan anak untuk menyelesaikan sesuai batas
waktu yang diberikan. Akan ada konsekuensi apabila anak tidak disiplin mengenai
waktu belajar. Orang tua juga dapat melatih anak tentang disiplin waktu belajar di
rumah. Hal ini akan membantu anak terbiasa dengan manajemen waktu yang baik
ke depannya.
1. Guru tidak menekuni profesinya secara utuh, hal tersebut dapat terlihat
dari rendahnya profesionalisme guru.Masalah yang timbul adalah seorang gur
tidak bida mendidik anak didiknya dengan baik, misalnya malah melakukan
tindak kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi pada muri sekolah dasar JIS.
4. Beban kerja guru tinggi, sehingga akan berdampak pada kualitas materi
yang disampaikan guru kepada peserta didik. Karena terkadang para guru
memikirkan akan banyak tugas yang dijalaninya, akan dijadikan suat beban,
sehingga dalam proses pembelajaran anak SD/MI yang butuh kesabaran lebih
dalam mengajar tidak akan terealisasikan.
guru.
2. Bahan pengajaran siswa yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa.
4. Hendaknya memilih media yang sesuai dengan materi yang sesuai dengan
yang akan
dikomunikasikan.
tingkat pendidikannya.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di
dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut
Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
1. Keluarga
Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah, merupakan peletak
dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat
anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga
yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak
adalah masa yang paling baik.Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik
untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama.Dalam hal ini biasakanlah anak-
anak untuk pergi ke gereja/masjid untuk bersama-sama menjalankan ibadah,
mendengarkan khutbah-khutbah atau ceramah-ceramah agama.Jangan hendaknya
penanaman dasar-dasar hidup beragama ini ditunda-tunda, dinanti sampai anak
mencapai kedewasaan, dan dibiarkan memilih agama mana yang disukai.
2. Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan.Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.Di sekolah, anak
bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang tidak ada hubungan kodrati.
Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang bermacam-macam sifat dan
perangainya. Bercampur dan bergaul dengan anak-anak lain, yang mempunyai
hak-hak yang sama dengan dirinya. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak
istimewa” seperti halnya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak
yang sama. Semua anak mempunyai kewajiban yang sama. Semua anak
diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip
kehidupan demokratis.Anak-anak dilatih untuk belajar hidup secara demokratis.
3. Masyarakat