Anda di halaman 1dari 3

Artikel tersebut telah menggambarkan keadaan permasalahan-permasalahan yang ada di

sekolah, juga di sekolah kami. Merujuk pada permasalahan-permasalahan tersebut, tentunya


kita sebagai pendidik berusaha mencari solusi agar permasalahan tersebut tidak mengganggu
dalam proses pembelajaran.
Selain permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan dalam artikel tersebut, kurangnya
tenaga pendidik di sekolah juga sangat berpengaruh pada proses pembelajaran. Di sekolah
kami dari 6 rombongan belajar hanya ada 5 guru kelas (3 PNS dan 2 WB), sehingga kepala
sekolah difungsikan sebagai guru kelas yang tak jarang ditinggalkan karena kepala sekolah
harus mengikuti rapat dinas. Hal ini tentu sangat mengganggu proses belajar mengajar yang
muaranya peserta didiklah yang dirugikan.
Pemberlakuan kurikulum 2013 sampai saat ini masih menyisakan permasalahan-permasalahan
yang belum seluruhnya dapat dipecahkan. Sebagian besar guru masih kebingungan beralih dari
pendekatan mata pelajaran ke pendekatan tematik terpadu. Mereka masih merasa kesulitan
untuk menerapkannya dalam pembelajaran di kelasnya, yang terjadi sebagian besar guru hanya
tex book, mengajarkan sesuai dengan buku guru yang ada dan jarang mengembangkanya.
Pembelajaran era sekarang menuntut siswa yang aktif, guru akan merasa kesulitan untuk
mengaktifkan anak-anak terutama pada sekolah-sekolah di pedesaan. Sebagian besar sekolah-
sekolah di pedesaan masih kaku dalam proses belajar mengajar. Guru menerangkan materi
pembelajaran sementara siswa-siswi diam seribu basa dengan tangan dilipat dan tak bergerak.
Lingkungan siswa, baik keluarga, teman bermain, lingkungan rumah yang berbeda-beda akan
tercermin dalam kelas pembelajaran. Guru harus mampu mengenal karakteristik siswa-
siswanya dalam kelasnya, untuk selanjutnya memberikan layanan yang tepat sehingga siswa
siswanya dapat berkembang optimal.
Kaitan isi artikel permasalahan-permasalahan pendidikan di sekolah dasar dengan prinsip dasar
pendidikan dasar, bahwa karena prinsip dasar pendidikan dasar adalah keyakinan utama yang
menjadi acuan berpikir dan bertindak dalam penyelenggaraan pendidikan dasar, secara konkret
adalah sebuah pondasi dari penyelenggaraan pendidikan.
Keterkaitanya kita kelompokan sebagai berikut :

1. Prinsip dasar yang terkait dengan filosofi, anthropologi dan sosiologi

Keragaman karakteristik peserta didik yang unik yang berasal dari berbagai keluarga menjadi
satu komunitas pembelajaran di kelas tentunya perlu mendapatkan pelayanan yang tepat.

1. Prinsip dasar yang terkait dengan psikologi dan paedagogi

Kondisi kejiwaan peserta didik sangatlah perlu diperhatikan oleh guru, sehingga diharapkan
guru dapat menerapkan strategi pembelajaran di kelasnya dengan tepat

1. Prinsip dasar yang terkait dengan Undang-undang, idiologi, sejarah, budaya

Negara harus hadir untuk melindugi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, dengan
mengambil kebijakan-kebijakan yang bermanfaat bagi peserta didik yang kelak akan menjadi
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara

1. Prinsip dasar yang terkait dengan teknologi

Perkembangan iptek yang sangat pesat menuntut perubahan-perubahan pembelajaran di kelas


opik diskusi MPDR5101 2020
Teman-teman mahasiswa, untuk melakukan diskusi dalam tuton ini, anda harus membentuk
kelompok diskusi dengan 3 orang mahasiswa yang berada di kelas tuton ini. Catat nama dan
nim setiap teman mahasiswa anda dan namai kelompok anda. Misalnya kelompok mawar
anggotanya 4 orang terdiri dari Ahman, NIM…..dst. kemudian pelajari topik diskusinya dan
tuliskan hasil diskusi kelompok mawar dalam bagian diskusi 1-12. Berikut ini adalah topik
diskusi 1.
Bacalah modul 1 dari BMP MPDR5101 dan pelajari artikel di bawah ini dan renungkanlah,
bagaimanakah pendapat anda mengenai artikel tersebut. Menurut anda apakah masalah
pendidikan dalam artikel tersebut juga anda rasakan? Tuliskan apa yang anda pelajari dari
artikel tersebut, lalu diskusikan isi artikelnya dan tuliskan pula bagaimana kaitan isi artikel
dengan prinsip dasar Pendidikan Dasar
 
http://koranbogor.com/berita/kampus-kita/problematika-pendidikan-di-sekolah-dasar-2/
Problematika Pendidikan Di Sekolah Dasar
Kampus Kita
16 Oktober 2019Admin
KORANBOGOR.com,YOGYAKARTA-Berbagai permasalahan pendidikan di sekolah dasar
sepertinya tidak habis dibicarakan.Masalah-masalah yang akhir-akhir ini mencuat yaitu mutu
pendidikan,perubahan kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan,sistem evaluasi, sertifikasi
guru,dan masalah-masalah lain yang menjadi proses belajar mengajar.
Persoalan alam pembelajaran merupakan suatu dinamika kehidupan guru dan murid di sekolah.
Masalah itu tidak akan pernah habis untuk dikupas dan tidak pernah tuntas dibahas.
Maka dari itu, guru hendaknya dengan seprofesional mungkin, begitu juga dengan murid-murid,
setiap tahun berganti murid, masalah yang dihadapi guru akan berbeda pula. 
Salah satu masalah yang juga menarik untuk segera ditangani secara mendalam salah satunya
adalah permasalahan pembelajaran di dalam kelas. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1.      Guru kurang menguasai materi pembelajaran
Guru yang kurang menguasai materi akan membuat siswa sulit untuk memahami apa yang
telah diajarkan karena pemahaman setiap siswa berbeda-beda. Bisa-bisa konsep yang
diajarkan akan melenceng dari konsep yang seharusnya.
Solusi :
1.      Guru haruslah sering membaca dan mempelajari dengan detail apa yang akan dia ajarkan
kepada siswanya sehingga pada waktu pembelajaran berlangsung semua tersampaikan dengan
baik.
2.        Guru mengajak siswa untuk sama-sama berfikir dan membangun (menkonstruksi)
pengetahuannya juga secara bersama-sama.
2.      Guru kurang kreatif dan inovatif dalam mengajar
Guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya sebagai pendengar sehingga
pelajaran terasa kurang menarik sehingga siswa menjadi jenuh dan kurang memperhatikan.
Solusi :
1.      Guru harus sering melatih diri untuk lebih banyak berkreasi dalam mengajar, seperti
mengikuti seminar-seminar atau workshop yang dapat menambah pengalaman baru.
2.      Sering bertukar pikiran dan pengalaman sesama guru agar lebih banyak ilmu yang
didapat.
3.       Guru harus mampu membuat media-media pembelajaran yang inovatif dan kreatif
sehingga menarik siswa untuk lebih memperhatikan proses pembelajaran.
3.      Kurangnya kesiapan guru dalam mengajar
Guru tidak siap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Seperti
contohnya saat ini ketika pergantian kurikulum terjadi, dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menjadi Kurikulum 2013, terjadi kebingungan luar biasa dari guru-guru dalam
menjalankan metode dan model pembelajaran.
Dari pembelajaran yang terpisah-pisah antar bidang studi menjadi pembelajaran terpadu tematik
integratif membuat kebingungan guru dalam mengajar.
Sehingga tidak semua guru mampu menerapkan dengan cepat perubahan tersebut. Hal
tersebut membuat pembelajaran kurang maksimal karena proses ini memerlukan sosialisasi
yang tidak sebentar.Guru pun juga harus siap mengahdapi perubahan terhadap pergantian
siswa setiap tahunnya. Setiap tahun  siswa berganti-ganti, tentunya dengan watak dan karakter
yang berbeda pula.
Solusi :
1.      Guru harus bersiap diri atas segala kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dunia pendidikan.
2.       Pergantian terhadap kurikulum harus dikaji secara mendalam sehingga tidak membuat
guru dan siswa kebingungan terhadap perubahan.
4.      Kurangnya konsentrasi siswa
Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
a.       Lingkungan
Faktor lingkungan di sini adalah faktor dari sekelilingnya. Misalnya, anak diberi tugas
menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik
perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi
konsentrasinya.
b.      Psikologi
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami
tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang
berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani,
sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya,
konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi, karena faktor psikologis
anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak
menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
c.       Internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi karena adanya gangguan
perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung
menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon yang dihasilkan oleh
neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.
5.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa
Guru yang cenderung kaku dan kurang bersahabat dengan siswanya akan membuat hubungan
terasa ada jarak. Sehingga jika terjadi kebingungan siswa terkadang malu dan takut untuk
bertanya sehingga siswa menjadi pas

Anda mungkin juga menyukai