NIM : 858818762
TUGAS 3
2. Uraikan hal-hal apa yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendekatan kontekstual
dan berikan contoh kegiatannya!
Jawab :
Jika seorang guru ingin menerapkan pendekatan kontekstual di dalam kelas dan
pembelajarannya maka ia harus memperhatikan pemikiran-pemikiran berikut :
1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal
Ujian merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari dunia persekolahan
kita. Sedemikian dianggap pentingnya ujian yang notabene lebih banyak menuntut
siswa menguasai hafalan, maka tak jarang siswa dibawa guru untuk belajar secara
menghafal. Ini tentu sesuatu yang salah dan harusnya dihindari. Memang ada dilema
dalam dunia persekolahan kita, di mana siswa dirtuntut untuk lulus ujian, dan ujian
menjadi suatu momok bagi sebagian siswa dan guru. Rendahnya nilai ujian juga akan
menjadi taruhan bagi sekolah bahkan institusi setingkat dinas pendidikan.
Seharusnya, mengajar siswa dengan cara menghafal harus dihindari karena bukan itu
esensi dari sebuah pengetahuan. Siswa sudah seharusnya mengkontruksi pengetahuan
di benak mereka secara bermakna sehingga mereka dapat menerapkannya untuk
kepentingan kehidupan mereka seperti untuk pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Siswa belajar dari mengalami
Ada pepatah yang mengatakan bahwa pengalaman adalah pelajaran yang sangat
berharga. Itu memang benar. Melalui pengalaman nyata yang dibawa guru ke
hadapan siswa, mereka akan mempunyai pengalaman nyata dan otentik. Pengalaman
yang benar-benar nyata ini akan membantu anak untuk merekam sendiri pola-pola
atau konsep-konsep yang terbentuk secara alamiah dan faktual. Anak mencatat
sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh
guru. Harus diingat bahwa guru bukanlah sumber informasi satu-satunya. Justru anak
harus memperoleh pengetahuan dari beragam sumber. Guru yang baik adalah guru
yang dapat menyajikan bahan-bahan untuk dipelajari secara mandiri oleh siswa
sehingga dengan demikian mereka membangun pengetahuan yang kokoh.
3. Pengetahuan itu harus diorganisasi sendiri oleh siswa
Guru memang dapat membantu mempermudah siswa memiliki atau memperoleh
sebuah pengetahuan baru. Akan tetapi tak ada seorang gurupun yang mampu
membangun pengetahuan dalam pikiran siswa secara kokoh jika siswa itu tidak
melakukannya sendiri. Inilah yang mendasari prinsip konstruktivisme dalam belajar.
Pemahaman yang baik terhadap suatu pengetahuan adalah pencerminan dari
kokohnya penguasaan dan organisasi pengetahuan itu di dalam benak siswa. Dengan
modal inilah, siswa akan dapat menerapkan pengetahuan itu dalam beragam
persoalan-persoalan baru, dalam situasi-situasi baru yang berbeda, dalam konteks
yang lain.
4. Penguasaan akan suatu keterampilan tidak terpisah dari pengetahuan
Penguasaan siswa terhadap suatu keterampilan sangat erat hubungannya dengan
pengetahuan yang dimiliki mereka. Pengetahuan faktual (pengetahuan deklaratif) dan
penguasaan akan konsep-konsep dan prinsip, hingga suatu prosedur akan
memantapkan keterampilan yang dimiliki siswa.
5. Pembiasaan dalam memecahkan masalah
Sebagai bagian penting dari penguasaan akan suatu pengetahuan, maka sudah
selayaknya siswa akan dengan baik menyelesaikan suatu persoalan atau
permasalahan. Guru dapat membantu siswa dengan memberikan latihan-latihan untuk
ini. Guru dapat menyediakan masalah-masalah untuk dipecahkan siswa. Tentu saja
masalah yang diberikan idealnya adalah masalah yang berkaitan dengan dunia nyata
dan dalam konteks kehidupan dan budaya mereka sehari-hari.
6. Struktur pengetahuan dalam benak siswa harus terus dikembangkan
Memiliki beberapa pengetahuan dalam pikiran siswa dapat menjadi modal untuk
terus mengembangkan pengetahuan mereka. Guru dapat memfasilitasi siswa untuk
membangun pengetahuan yang semakin besar dengan hubungan-hubungan yang kuat
satu sama lain dalam pikiran atau otak mereka. Hal ini dapat dilakukan tentunya jika
guru mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Guru harus
mengetahui bekal awal yang telah siswa miliki untuk membantu mereka berkembang
sesuai dengan tingkat mereka masing-masing.
5. Pembelajaran yang interaktif adalah proses belajar mengajar yang tidak didominasi guru,
melainkan dicirikan dengan ikut terlibatnya siswa secara aktif di dalamnya. Berikanlah
rekomendasi model pembelajaran interaktif yang pernah Anda lakukan di kelas dan
uraikan kelebihan serta kekurangan model pembelajaran tersebut!
Jawab :
Rekomendasi model pembelajaran interaktif yang pernah saya lakukan di kelas adalah
model pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari model ini adalah meningkatkan
keterlibatan siswa, meningkatkan keterampilan sosial, dan meningkatkan pemahaman
konsep. Namun, model ini juga memiliki kekurangan seperti membutuhkan waktu yang
lebih lama, tidak semua siswa aktif, dan membutuhkan pengelolaan yang baik dari guru.
Salah satu model pembelajaran interaktif yang pernah saya lakukan di kelas adalah model
pembelajaran kooperatif. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar dengan bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif adalah:
1. Meningkatkan keterlibatan siswa: Dalam model ini, siswa memiliki kesempatan untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Mereka dapat berdiskusi, berbagi ide, dan saling
membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2. Meningkatkan keterampilan sosial: Dalam kelompok kecil, siswa belajar untuk bekerja
sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan menghargai perbedaan. Hal ini membantu
mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
3. Meningkatkan pemahaman konsep: Dalam diskusi kelompok, siswa dapat saling
menjelaskan konsep dan membantu satu sama lain memahaminya. Hal ini dapat
memperdalam pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
Namun, model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama: Proses diskusi dan kerja kelompok dalam
model ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran
individual. Hal ini dapat menjadi kendala jika waktu pembelajaran terbatas.
2. Tidak semua siswa aktif: Meskipun model ini dirancang untuk melibatkan semua
siswa, tidak semua siswa mungkin aktif dalam diskusi kelompok. Beberapa siswa
mungkin lebih pasif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran.
3. Membutuhkan pengelolaan yang baik: Model pembelajaran kooperatif membutuhkan
pengelolaan yang baik dari guru untuk memastikan setiap kelompok bekerja dengan
efektif dan adil. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa terlibat dan mendapatkan
kesempatan yang sama dalam pembelajaran.