Beberapa kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 disebut 4C, diantaranya
yaitu Critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah),
Creativity (kreativitas), Communication skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to
work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama). Agar dapat mewujudkan kompetensi
tersebut, maka guru PAI harus memahami pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan
karakteristik siswa di abad 21, diantaranya melalui :
Critical thinking and problem solving, artinya, proses pembelajaran hendaknya membuat
siswa dapat berpikir kritis dengan menghubungkan pembelajaran dengan masalah-masalah
kontekstual yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Creativity and innovation, artinya, pembelajaran harus menciptakan kondisi dimana siswa
dapat berkreasi dan berinovasi sehingga guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
Communication, artinya, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa harus terjadi
secara dua arah dimana komunikasi yang terjadi yakni timbal balik antara guru dengan siswa,
siswa dengan guru, maupun antarsiswa.
Collaboration, artinya pada proses pembelajaran guru hendaknya menciptakan situasi dimana
siswa dapat belajar bersama-sama atau berkelompok (team work), sehingga akan tercipta
proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar menghargai perbedaan pendapat maupun
mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing.
Setelah mengamati dan melakukan obseravsi dikelas maka kami bisa menyimpulkan
ada beberapa permasalahan yang sering terjadi. Beberapa permaslahan yang sering terjadi
dalam pembelajarn PAI adalah sebagai berikut :
1. Minat Belajar Peserta Didik Rendah Pada Pembelajaran PAI.
2. Kurangnya Alokasi Waktu.
3. Problem Pada Pendidik yang kurang semangat
4. Problem Pada Sarana dan Prasarana.
5. Problem Pada Metode Pembelajaran PAI.
6. Problem Pada Evaluasi Pembelajaran.
Wajar bila anak mudah bosan. Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya
teknologi yang semakin canggih membuat banyaknya ide baru bermunculan. Hal ini
pun terjadi dalam metode pembelajaran. Berbagai metode belajar bisa digunakan
sebagai variasi belajar dan tentunya membuat proses belajar menjadi lebih
menyenangkan. Selain guru, orang tua pun bisa menerapkannya di rumah.
1. Metode Demonstrasi
Metode ini mengharuskan guru untuk memperagakan sebuah kejadian, cara kerja
suatu alat, dan teori-teori tertentu. Hal ini digunakan untuk membuat anak benar-
benar mengerti materi yang disampaikan dan paham dengan apa yang harus mereka
lakukan.
2. Metode Diskusi
Metode ini membuat anak melakukan interaksi dengan temannya dan mengutarakan
pendapat apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu hal. Metode ini juga
membantu anak memahami ide dan pendapat mereka lebih dalam. Bisa juga memicu
temannya yang mungkin pasif menjadi aktif.
3. Metode Debat
Metode ini biasanya sering digunakan untuk mahasiswa dalam mata kuliah sastra atau
logika. Namun, metode ini ternyata juga bisa diaplikasikan pada anak-anak. Mulai
dari materi yang ringan, metode ini dapat melatih anak untuk memahami materi,
menyampaikan ide, mempertahankan argumen, sekaligus menghormati pendapat
lawan bicara.
4. Metode jigsaw
Dalam metode ini, anak akan terbagi ke dalam beberapa kelompok agar dilatih
bagaimana memiliki cara kerjasama yang baik. Setiap anggota harus mempelajari dan
memahami materi yang sedang dipelajari. Setelah itu, masing-masing anggota
kelompok menggabungkan materi yang sudah dipelajari. Selain metode debat, metode
ini juga melatih anak untuk saling mendengarkan dan mendukung satu sama lain
sebagai kelompok.
6. Metode Karyawisata
Khusus metode yang satu ini, tampaknya sudah dilakukan di berbagai sekolah dengan
berbagai tujuan destinasi. Biasanya, anak akan study tour ke luar kota yang
didampingi oleh para guru untuk usia SMP ke atas, sekaligus bisa didampingi oleh
orang tua untuk usia anak SD ke bawah. Metode ini biasanya menjadi momentum
yang dinantikan oleh anak. Karena, anak bisa bermain sekaligus belajar di tempat
baru.
7. Metode Resitas
Pada metode ini, anak diharuskan merangkum materi yang disampaikan, baik secara
audio mau pun visual. Mereka akan mengingat materi dan menuliskan kembali apa
saja informasi yang diperoleh. Salah satunya adalah menonton film sejarah atau film
dengan jenis tertentu dalam bahasa asing.
8. Metode Praktikum
Metode praktikum tentu sudah sering digunakan di sekolah-sekolah. Anak akan
diajarkan untuk melakukan eksperimen langsung, seperti membuat layang-layang,
lava lamp, dan bebagai eksperimen lainnya. Hal ini memudahkan anak agar langsung
melakukan percobaan.
Itu dia beberapa metode yang bisa dilakukan sebagai variasi cara belajar. Selain
membantu anak memahami materi yang sedang dipelajari lebih detail, anak juga akan
memiliki bounding yang kuat satu sama lain, baik dengan teman, guru, mau pun
dengan orang tua.
IV. KESIMPULAN
Prinsip Pembelajaran abad 21 di laksanakan dalam pembelajaran PAI karena
merupakan tuntutan perkembangan zaman sehingga pelaku pendidikan juga memang
seharusnya melaksanakannya dalam rangka agar tercapai cita-cita bangsa Indonesia,
kemudian pembelajaran abad 21 juga dirasa sangat relevan dengan masa saat ini ,
anak-anak milenial, karena semua syarat dengan teknologi informasi dan siswa juga
dituntut menjadi sosok yang berani tampil berani menunjukkan kemampuaannya serta
mampu berkolaborasi dalam segala hal dan semua itu terdapat dalam prinsip
pembelajaran abad 21, suatu keharusan dikarenakan sudah disesuaikan dengan
kebutuhan siswa pada zaman sekarang. Melaksanakan karena semua aspek
mendukung dari guru siswa sarana dan prasarana nya juga, dari pihak sekolah sangat
mendukung kegiatan pembelajaran abad 21 pada pembelajaran PAI sekolah
menyediakan akses internet yang bagus, lab komputer yang cukup, dilaksanakan
pembelajaran abad 21 dan prinsip-prinsip nya juga sangat bagus untuk mendorong
siswa menjadi manusia yang berani dan mampu berkolaborasi serta menjadikan siswa
berfikir kritis kreatif dan berinovasi terutama dalam pembelajaran PAI, pembelajaran
abad 21 melalui pembelajaran PAI akan melatih siswa siswi berani tampil di depan,
berani bertanya, berani melihat secara langsung praktek dari pembelajaran yang ada di
sekolah.
V. BIODATA
Penulis adalah Guru Agama Islam di SMP Hang Tuah 2 Jakarta, kelahiran
Majalengka, Kota kecil bersebelahan dengan kota Cirebon. Penulis pernah
mengenyam Pendidikan di Pondok Pesnatren Lirboyo Kediri dan menyelesaikan
kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya.