Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Roja’I Rosan

Asal Sekolah : SMP HANG TUAH 2

IKHTIAR MODEL PEMBELAJARAN PAI ABAD 21

  Beberapa kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 disebut 4C, diantaranya
yaitu Critical thinking and problem solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah),
Creativity (kreativitas), Communication skills (kemampuan berkomunikasi), dan Ability to
work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama). Agar dapat mewujudkan kompetensi
tersebut, maka guru PAI harus memahami pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan
karakteristik siswa di abad 21, diantaranya melalui :

Critical thinking and problem solving, artinya, proses pembelajaran hendaknya membuat
siswa dapat berpikir kritis dengan menghubungkan pembelajaran dengan masalah-masalah
kontekstual yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

Creativity and innovation, artinya, pembelajaran harus menciptakan kondisi dimana siswa
dapat berkreasi dan berinovasi sehingga guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran
yang berpusat pada siswa.
Communication, artinya, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa harus terjadi
secara dua arah dimana komunikasi yang terjadi yakni timbal balik antara guru dengan siswa,
siswa dengan guru, maupun antarsiswa.
Collaboration, artinya pada proses pembelajaran guru hendaknya menciptakan situasi dimana
siswa dapat belajar bersama-sama atau berkelompok (team work), sehingga akan tercipta
proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar menghargai perbedaan pendapat maupun
mengerjakan tanggung jawabnya masing-masing.

Setelah mengamati dan melakukan obseravsi dikelas maka kami bisa menyimpulkan
ada beberapa permasalahan yang sering terjadi. Beberapa permaslahan yang sering terjadi
dalam pembelajarn PAI adalah sebagai berikut :
1. Minat Belajar Peserta Didik Rendah Pada Pembelajaran PAI.
2. Kurangnya Alokasi Waktu. 
3. Problem Pada Pendidik yang kurang semangat
4. Problem Pada Sarana dan Prasarana. 
5. Problem Pada Metode Pembelajaran PAI. 
6. Problem Pada Evaluasi Pembelajaran.

I. AKAR SOLUSI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PAI


 Adapun upaya guru PAI dalam mengatasi problematika pembelajaran afektif tersebut
adalah dengan berdoa setiap awal pembelajaran, memberikan teguran, guru
memberikan rangsangan berupa cerita, menjalin kedekatan dengan siswa, menerapkan
metode diskusi, menyelipkan sebuah cerita, menerapkan metode market place,
 Menyediakan pojok literasi untuk menumbuh kembangkan minat baca anak didik 
 Guru mengupayakan metode pembelajaran yang ramah dan persuasif secara maksimal
kepada anak didik yang punya kelainan ganda.
 Sistem evaluasi lebih ditingkatkan dan diperketat.

II. PENAFSIRAN DARI PERMASALAHAN PEMBELAJARAN PAI


1. Sarana Dan Prasarana  Di antara permasalahan dalam bidang sarana dan prasarana
adalah:  a) Kurang lengkapnya sarana dan prasarana.  b) Kurangnya  rasa 
tanggungjawab  dan  loyalitas  civitas  akademik  dalam merawat dan menjaga asset
dan sarpras sekolah.  Diantara solusiyang ditawarkan adalah:  a) Pemberdayaan 
semua  pihak  terkait  (stakeholder)  untuk  ikut menanggulangi kekurangan sarana
dan prasarana di sekolah.  b) Pemberianarahan  yang  berkesinambungan  kepada 
seluruh  civitas akademik dalam hal perawatan asset.  c) Adanya  aturan  pengelolaan 
asset  yang  lengkap  dan  terlaksana  dengan baik. 
2. Kurikulum Dunia  Pendidikan  Kurikulum  merupakan  suatu  hal  yang  sangat 
esensial untuk membawa suatu proses pendidikan sampai pada capaian yang
diinginkan.  Dalam  Undang  Undang  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem 
Pendidikan Nasional  Bab  I,  Pasal  1,  ayat  19  disebutkan  bahwa  “Kurikulum 
adalah seperangkat  rencana  dan  pengaturan  mengenai  tujuan,  isi,  dan  bahan 
pelajaran serta  cara  yang  digunakan  sebagai  pedoman  penyelenggaraan  kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.  Dari  pengertian  di  atas 
dapat  dipahami  bahwa  kurikulum  dalam  sebuah lembaga  pendidikan  memuat 
komponen  tujuan  pendidikan,  isi  dan  bahan pelajaran,  serta  cara  pembelajaran 
baik  yang  terkait  dengan  strategi  maupun evaluasi  pembelajarannya.  Oleh 
karena  itu  berbicara  mengenai  kurikulum pendidikan  sebenarnya  mencakup 
semua  komponen  yang  digunakan  untuk mencapai tujuan pendidikan. 
Sebagaimana  yang  pernah  diketengahkan  oleh  Menteri  Agma  RI  (Maftuh
Basyuni)  bahwa  Pendidikan  Agama  Islam  dewasa  ini  lebih  cenderung
mengedepankan aspek kognisi dari pada aspek afeksi dan psikomotorik, Artinya
bahwa Pendidikan Agama Islam lebih terfokus pada pemikiran dan belum banyak
menyentuh  pada  aspek  kemauan  dan  tekat  untuk  mengamalkan  ajaran  yang
terkandung  di  dalamnya.  Peserta  didik  hanya  dipacu  untuk  menghafal  muatan
bahan pembelajaran yang ada sehingga bisa mendapat nilai raport yang bagus.
3. Kompetensi Tenaga Pendidik  Permasalahan dalam hal tenaga pendidik:  a)
Kurangnya keteladanan  b) Kurangnya kemampuan menguasai materi  c) Kurangnya
kemampuan dalam mengelola kelas  d) Kurangnya rasa tanggung jawab  e) Evaluasi
hanya berorientasi terhadap penilaian kognitif  Solusi yang ditawarkan adalah:  a)
Menggalakkan  program-program  peningkatan  kemampuan  guru  seperti pemberian
beasiswa untuk melanjutkan studi, melaksanakan diklat-diklat dan lain-lain.  b)
Evaluasi mencakup penilaian kognitif, afektif dan psikomotorik. 
4. Peserta Didik  Permasalahan yang ada pada peserta didik:  a. Kurangnya minat belajar
agama  b. Adanya  perbedaan tingkat pemahaman, pengamalan  serta penghayatan 
nilai agama di antara peserta didik. Solusi yang ditawarkan adalah :  a) Semua  pihak 
(stakeholder)  berusaha  menyadarkan  peserta  didik  akan pentingnya belajar agama
Islam.  b) Pemisahan  peserta  didik  dan  mengelompokkan  mereka  berdasarkan 
tingkat kemampuan yang sama.  
5. Dukungan Orang Tua Permasalahan  yang  berkaitan  dengan  orang  tua  diantaranya 
adalah  kurangnya rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap pendidikan agama
anaknya.  Adapun  solusi  yang  ditawarkan  adalah  pihak  sekolah  sering  mengajak 
POM (persatuan  orangtua  murid)  dalam  membahas  Problematika  pendidikan 
agama  di sekolah.

III. STRATEGI PENYELESAIAN PERMASALAHAN DALAM


PEMBELAJARAN PAI
Belajar merupakan kewajiban yang harus dilakukan, tak terkecuali untuk anak
yang sedang bersekolah. Menghabiskan sekian jam lamanya di sekolah, ditambah
dengan jadwal les atau kelas di luar sekolah terkadang membuat anak mudah lelah.
Metode yang digunakan, baik di sekolah, mau pun di luar sekolah pun biasanya tetap
sama. Guru di depan kelas, sedangkan murid mendengarkan dan terjadi tanya jawab.

Wajar bila anak mudah bosan. Namun, seiring berjalannya waktu dan adanya
teknologi yang semakin canggih membuat banyaknya ide baru bermunculan. Hal ini
pun terjadi dalam metode pembelajaran. Berbagai metode belajar bisa digunakan
sebagai variasi belajar dan tentunya membuat proses belajar menjadi lebih
menyenangkan. Selain guru, orang tua pun bisa menerapkannya di rumah.
1. Metode Demonstrasi
Metode ini mengharuskan guru untuk memperagakan sebuah kejadian, cara kerja
suatu alat, dan teori-teori tertentu. Hal ini digunakan untuk membuat anak benar-
benar mengerti materi yang disampaikan dan paham dengan apa yang harus mereka
lakukan.

2. Metode Diskusi
Metode ini membuat anak melakukan interaksi dengan temannya dan mengutarakan
pendapat apakah setuju atau tidak setuju terhadap suatu hal. Metode ini juga
membantu anak memahami ide dan pendapat mereka lebih dalam. Bisa juga memicu
temannya yang mungkin pasif menjadi aktif.

3. Metode Debat
Metode ini biasanya sering digunakan untuk mahasiswa dalam mata kuliah sastra atau
logika. Namun, metode ini ternyata juga bisa diaplikasikan pada anak-anak. Mulai
dari materi yang ringan, metode ini dapat melatih anak untuk memahami materi,
menyampaikan ide, mempertahankan argumen, sekaligus menghormati pendapat
lawan bicara.

4. Metode jigsaw
Dalam metode ini, anak akan terbagi ke dalam beberapa kelompok agar dilatih
bagaimana memiliki cara kerjasama yang baik. Setiap anggota harus mempelajari dan
memahami materi yang sedang dipelajari. Setelah itu, masing-masing anggota
kelompok menggabungkan materi yang sudah dipelajari. Selain metode debat, metode
ini juga melatih anak untuk saling mendengarkan dan mendukung satu sama lain
sebagai kelompok.

5. Metode studi kasus


Metode ini banyak digunakan, di mana anak belajar langsung dari kasus yang terjadi.
Dari berbagai kendala yang terjadi, anak akan melihat bagaimana asal kendala dan
bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Sehingga, membuat
anak memiliki peluang besar untuk menguasai tema atau materi yang sedang
dipelajari.

6. Metode Karyawisata
Khusus metode yang satu ini, tampaknya sudah dilakukan di berbagai sekolah dengan
berbagai tujuan destinasi. Biasanya, anak akan study tour ke luar kota yang
didampingi oleh para guru untuk usia SMP ke atas, sekaligus bisa didampingi oleh
orang tua untuk usia anak SD ke bawah. Metode ini biasanya menjadi momentum
yang dinantikan oleh anak. Karena, anak bisa bermain sekaligus belajar di tempat
baru.

7. Metode Resitas
Pada metode ini, anak diharuskan merangkum materi yang disampaikan, baik secara
audio mau pun visual. Mereka akan mengingat materi dan menuliskan kembali apa
saja informasi yang diperoleh. Salah satunya adalah menonton film sejarah atau film
dengan jenis tertentu dalam bahasa asing.

8. Metode Praktikum
Metode praktikum tentu sudah sering digunakan di sekolah-sekolah. Anak akan
diajarkan untuk melakukan eksperimen langsung, seperti membuat layang-layang,
lava lamp, dan bebagai eksperimen lainnya. Hal ini memudahkan anak agar langsung
melakukan percobaan.

Itu dia beberapa metode yang bisa dilakukan sebagai variasi cara belajar. Selain
membantu anak memahami materi yang sedang dipelajari lebih detail, anak juga akan
memiliki bounding yang kuat satu sama lain, baik dengan teman, guru, mau pun
dengan orang tua.

IV. KESIMPULAN
Prinsip Pembelajaran abad 21 di laksanakan dalam pembelajaran PAI karena
merupakan tuntutan perkembangan zaman sehingga pelaku pendidikan juga memang
seharusnya melaksanakannya dalam rangka agar tercapai cita-cita bangsa Indonesia,
kemudian pembelajaran abad 21 juga dirasa sangat relevan dengan masa saat ini ,
anak-anak milenial, karena semua syarat dengan teknologi informasi dan siswa juga
dituntut menjadi sosok yang berani tampil berani menunjukkan kemampuaannya serta
mampu berkolaborasi dalam segala hal dan semua itu terdapat dalam prinsip
pembelajaran abad 21, suatu keharusan dikarenakan sudah disesuaikan dengan
kebutuhan siswa pada zaman sekarang. Melaksanakan karena semua aspek
mendukung dari guru siswa sarana dan prasarana nya juga, dari pihak sekolah sangat
mendukung kegiatan pembelajaran abad 21 pada pembelajaran PAI sekolah
menyediakan akses internet yang bagus, lab komputer yang cukup, dilaksanakan
pembelajaran abad 21 dan prinsip-prinsip nya juga sangat bagus untuk mendorong
siswa menjadi manusia yang berani dan mampu berkolaborasi serta menjadikan siswa
berfikir kritis kreatif dan berinovasi terutama dalam pembelajaran PAI, pembelajaran
abad 21 melalui pembelajaran PAI akan melatih siswa siswi berani tampil di depan,
berani bertanya, berani melihat secara langsung praktek dari pembelajaran yang ada di
sekolah.

V. BIODATA
Penulis adalah Guru Agama Islam di SMP Hang Tuah 2 Jakarta, kelahiran
Majalengka, Kota kecil bersebelahan dengan kota Cirebon. Penulis pernah
mengenyam Pendidikan di Pondok Pesnatren Lirboyo Kediri dan menyelesaikan
kuliah di UIN Sunan Ampel Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai