Anda di halaman 1dari 4

RESUME

PEMBELAJARAN IPS BAGI ABK

“Metode pembelajaran IPS “

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Damri , M,Pd

Iga setia utami, M.Pd.T

OLEH

Nabila Ramadhani (18003102)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
Pembahasan

1. Metode pembeljaran tuna grahita


a. Metode Problem Solving

sebagai guru harus mau mengetahui dan menerima kenyataan bahwa guru harus
senantiasa mau belajar dan berupaya untuk meningkatkan proses pembelajaran bermutu
dan berkualitas. Tidaklah akan berarti dan tercapai inovasiinovasi kurikulum yang sering
dilakukan pemerintah tanpa diimbangi oleh sikap guru dalam mengimplementasikan apa
yang dituangkan dalam kurikulum itu sendiri. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 22 Tahun 2006,

Tujuan pembelajaran IPS adalah sebagai berikut.

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan


lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Pencapaian tujuan pembelajaran IPS seperti di atas, harus didukung oleh iklim
pembelajaran yang kondusif, karena iklim pembelajaran yang dikembangkan oleh guru
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan dan kegairahan belajar
peserta didik (Wahab,1986). Ketepatan guru dalam memilih model pembelajaran akan
berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang di lingkungan sekolah dasar
dewasa ini masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan dan masih sedikit
yang mengacu pada pelibatan peserta didik dalam proses belajar itu sendiri. Dengan
diberlakukannya Kurikulum yang baru diharapkan pembelajaran berlangsung inovatif,
menyenangkan, efektif, dan bermakna.

Namun dalam kenyataannya guru-guru dalam memberikan pembelajaran di


SMALB khususnya dalam pelajaran IPS masih menganut paradigma lama yaitu,
pembelajaran masih berpusat pada guru, tidak inovatif, monoton, kurang kreatif, dan
tidak menyenangkan. Metode Problem Solving atau juga sering disebut dengan nama
metode pemecahan masalah merupakan suatu cara yang dapat merangsang seseorang
untuk menganalisis dan melakukan sintesis dalam kesatuan struktur atau situasi dimana
masalah itu berada, atas inisiatif sendiri.

Metode ini menuntut kemampuan untuk dapat melihat sebab akibat atau relasi-
relasi diantara berbagai data, sehingga dapat menemukan kunci pembuka masalahnya.
Metode pemecahan masalah (Problem Solving) adalah penggunaan metode dalam
kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah
baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama-sama. Metode Problem Solving (metode pemecahan
masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode
berfikir, sebab dalam metode Problem Solving dapat menggunakan metode-metode
lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan (Syaiful
Bahri Djamarah 2006 : 92).

b. Direct Introduction
Merupakan metode pengajaran yang menggunakan pendekatan
selangkahselangkah yang terstruktur dengan cermat, dalam memberikan instruksi atau
perintah. Metode ini memberikan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk berprestasi. Kelebihan strategi ini adalah mudah
untuk direncanakan dan digunakan. Sedangkan kelemahan utamanya dalam
mengembangkan kemampuan-kemampuan, proses-proses, dan sikap yang diperlukan
untukpemikiran kritis dan hubungan interpersonal serta belajar kelompok.
c. Tutorial
Merupakan metode pembelajaran dimana seorang siswa dipasangkan dengan
temannya yang mengalami kesulitan atau hambatan. Oleh karena itu lebih ditekankan
pada siswa yang mempunyai kemampuan di bawah kemampunannya. Sedangkan tujuan
pembelajaran tutorial yaitu sebagai berikut: 1) Meningkatkan pengetahuan para siswa, 2)
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa tentang cara memecahkan masalah
agar mampu membimbing diri sendiri, 3) Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara
belajar mandiri.
2. slow learner
Dengan adanya bantuan penempatan ditujukan untuk memperbaiki bantuan murid
dalam mengatasi khususnya yang menyangkut hubungan sosial siswa di dalam kelas dan
tingkat kemampuan siswa. Misalnya menempatkan siswa pada kelaskelas hiterogen yang
sesuai dengan tingkat kecerdasanya, penempatan siswa lambat belajar dengan siswa
normal lainya dalam satu bangku atau berdampingan bersama dan sebagainya.
3. Down sindrom
Behavior Analysis (ABA) merupakan metode yang mengajarkan kedisiplinan
dimana pada kurikulumnya telah dimodifikasi dari aktivitas sehari-14 hari dan
dilaksanakan secara konsisten untuk meningkatkan perilaku yang signifikan. Kepatuhan
dan kontak mata merupakan kunci utama dalam penerapan Metode ABA / Applied
Behavior Analysis), tanpa penguasaan kedua kemampuan tersebut anak autisme akan
sulit diajarkan aktivitas-aktivitas perilaku yang lain.
Metode ABA bisa menjadi salah satu alternative dari sebuah metode untuk anak down
sindrom .
4. Slow Learner

Metode pembelajaran bagi anak dengan kesulitam belajar adalah:

a) Anak berkesulitan belajar membeca yaitu melalui program delivery dan remidial
Teaching
b) Anak berkesulitan belajar menulis yaitu melalui remidial sesuai dengan tingkat
kesalahan
c) Anak berkesulitan belajar berhitung yaitu melalui program remidi yang sistematis
sesuai dengan urutan dari tingkat konkret, semi kongkret, dan tingkat abstrak.

Anda mungkin juga menyukai