Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
tentang "metode Demonstrasi dan Percobaan dalam pembelajaran IPA SD".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
…………………………………………......................................1
BAB II ISI...............................................................................8
ISI
sama.
terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber dari peristiwa – peristiwa
yang sangat relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi
seseorang, bagi orang lain mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka.
Dengan demikian, guru perlu berhati-hati dalam menentukan soal yang akan
masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan
tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam
solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak
mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula
sebagai berikut.
2) Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi
siswa.
melakukan penemuan.
1. Merumuskan masalah
masalah.
2. Menelaah masalah
sudut.
pembuktian hipotesis
pembuktian hipotesis.
4. Pembuktian hipotesis
terkumpul.
5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
seperti beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-
pemecahan-masalah-problem.html#ixzz7vKqtpWul
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-
masalah-problem.html#ixzz7vKpob6sg: http://
hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-
problem.html#ixzz7vKoDe2jM
PENGGUNAAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada saat sekarang dan
yang akan datang, (Munawarah dan Surya, 2017). Matematika
merupakan salah satu unsur dalam pendidikan. Menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
Isi disebutkan bahwa mata pelajaran matematika harus diberikan kepada
semua peserta didik, mulai dari sekolah dasar untuk membekali
mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif, dan kooperatif (dalam Hasanah & Surya, 2017).
Hal senada menurut Depdiknas (dalam Risqi & Surya, 2017) bahwa
salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah
untuk melatih pola pikir dan penalaran dalam mengambil kesimpulan,
mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, dan
mengembangkan kemampuan untuk memberikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan melalui lisan, tertulis, gambar, grafik, peta ,
diagram, dll. Meskipun matematika memiliki peran yang penting dalam
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, kebanyakan iswa masih
kurang mampu dalam memecahkan masalah. Hal ini senada dengan
pendapat Wulandari (dalam Simamora, Sidabutar & Surya, 2017) bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di PISA dan TIMSS
tidak menunjukkan kinerja yang baik, dan kemampuan pemecahan
masalah matematika internasional berada di bawah rata-rata baik dalam
tes. Seperti dalam (Rosauli & Surya 2017) bahwa kenyataan dilapangan
siswa sering sekali merasa takut untuk menyelesaikan soal-soal
matematika, khususnya soal cerita. Hal tersebut menunjukan bahawa
kemampuan matematika siswa untuk menyelesaikan masalah masih cukup
rendah, yang pasti akan berdampak pada kemampuan berpikir matematika
siswa. Pendapat Surya & Syahputra (2017), bahwa “Almost all of the
learning process of mathematics in school beginning with shares of
definition, formula, example, and ends with exercises”, yang artinya adalah
bahwa hampir semua proses pembelajaran matematika di sekolah
diawali dengan saham definisi, rumus, contoh, dan diakhiri dengan latihan.
METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini ialah riset pustaka.Dimana peneliti membaca
buku ataupun jurnal untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan pemecahan masalah dengan discovery learning. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu melacak
sumber tertulis yang berisi berbagai tema dan topik yang dibahas.
a. Kegiatan Pembelajaran
Dalam suatu kegiatan pembelajaran yang sudah terencana, tidak
menjamin bahwa kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan
lancar. Kemungkinan mengalami suatu hambatan/kendala terjadi
pada kegiatan tersebut, begitu pun dengan kegiatan pembelajaran
dalam penelitian ini.Beberapa kendala yang terjadi ketika
pelaksanaan pembelajaran, yaitu menajemen kelas atau pengkondisian
kelas(Lockood,E.2013). (Khairul & Surya 2018) Berdasarkan teori
perkembangan kognitif Piaget, anak usia SMP (12-15 tahun) belum
sepenuhnya dapat berpikir abstrak, dalam pembelajarannya kehadiran
benda-benda konkrit masih diperlukan. Meski begitu harus pula mulai
dikenalkan benda-benda semi konkrit. Namun pada level SMP ini, anak
sudah mulai dapat menangkap maksud dari suatu permasalahan secara
lebih jelas, mempertimbangkan, mengajukan dugaan, dan menganalisa
secara sederhana keterkaitan antar subjek permasalahan Selain itu,
kurangnya manajeman waktu yang baik menyebabkan terkadang
jam pelajaran matematika mengambil beberapa menit ke jam pelajaran
berikutnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut, guru lebih sering mengingatkan
waktu atau memberikan batas waktu kepada siswa ketika sedang
dalam aktivitas pembelajaranWalaupun terdapat beberapa kendala
yang terjadi ketika pembelajaran berlangsung sehingga ada aktivitas
guru dan aktivitas siswa yang tidak terlaksana pada beberapa ertemuan,
tetapi pada umumnya aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat
dikatakan cukup baik dan sesuai.
b. Internal Siswa
Kondisi teman-teman sekelas juga dapat mempengaruhi kemandirian,
sikap dan motivasi siswa untuk belajar. Hal ini berpengaruh kepada
pengelompokan siswa dan pengerjaan LKS, pengelompokan ini
hanya dilaksanakan pada kelas eksperimen dikarenakan pembelajaran
yang biasa dilakukan disekolah atau pembelajaran ekspository
adalah pembelajaran individu bukan kelompok. Hal yang sudah
dilakukan oleh guru pada kelas eksperimen, yaitu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih anggota kelompoknya masing-
masing agar siswa merasa nyaman untuk belajar bersama dengan
teman-teman yang dekat dengannya. Selain itu pada pertemuan
selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk berganti kelompok.
Kemandirian belajar siswa terhadap model discovery learning
tergolong positif. Ini menunjukkan bahwa siswa merasa senang
terhadap pembelajaran tersebut. Pada kelas kontrol tidak adanya
pengelompokan siswa dalam pengerjaan LKS maka diskusi siswa
hanya sebatas teman yang posisinya dekat dan guru sebagai pembimbing.
KESIMPULAN
Adanya pengaruh penggunaan model discovery learning dalam
kemampuan memcahkan masalah matematis.Tentunya didukung oleh
beberapa faktor seperti,
• kegiatan pembelajaran
• internal siswa
• kemandirian belajar siswa
DAFTAR PUSTAKA
Adelia,W.,Surya,E.2017.Resolution to Increase Capacity by Using Math
Student
Learning Guided Discovery Learning(gdl).International Journal of
Sciences Basic and Applied
Research(IJSBAR).Vol 34(1).pp 299-307
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VI
Kelas : II - D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR (PGSD)
STKIP TAMAN SISWA BIMA
MARET 2023