Oleh
APRILYANI
NIM. P07131119002
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
zat-zat gizi menjadi cukup besar (Agus, 2009). Peningkatan kebutuhan zat gizi
pada masa remaja berkaitan dengan percepatan pertumbuhan, dimana zat gizi
yang masuk ke dalam tubuh digunakan untuk peningkatan berat badan dan tinggi
badan yang disertai dengan meningkatnya jumlah dan ukuran jaringan sel tubuh
(Soetjiningsi, 2007).
anemia tingkat ringan sampai berat. Berdasarkan survey kesehatan rumah tangga
(SKRT) tahun 1995 prevalensi anemia pada remaja adalah 57.1% sedangkan
anemia pada anak usia 1-4 tahun, 5-14 tahun, dan 15-24 tahun masing-masing
dengan survei sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2007, yaitu masing-masing
27,7%, 9,4% dan 6,9% pada anak usia 1- 4 tahun, 5-14 tahun dan 15-24 tahun.
Secara khusus, prevalensi anemia pada anak usia sekolah dan remaja hampir tiga
kali lipat (Linder, 1958). Menurut data hasil Riskedas tahun 2013 remaja putri
Riskesdas 2018, dengan proporsi anemia ada di kelompok umur 15- 24 tahun dan
(Kemenkes, 2007).
Secara universal, Iron Deficiency Anemia (IDA) adalah masalah nutrisi paling
mereka (89%) berada di negara berkembang. IDA mempengaruhi sekitar 300 juta
anak di seluruh dunia, berusia dari enam bulan sampai lima tahun. Di negara
berkembang, IDA adalah masalah kesehatan umum yang menyerang bayi, anak
dengan habisnya penyimpanan zat besi, kondisi hidup yang buruk dan pola
makan yang tidak memadai (Youssef, Hassan, & Yasien, 2020). Secara global,
sekitar 600 juta anak usia prasekolah dan sekolah menderita anemia. China telah
mengalami transisi ekonomi yang cepat selama beberapa dekade terakhir, pola
makan anak dan status gizi telah meningkat pesat dan prevalensi anemia di antara
anak usia sekolah menurun dari 18,8% pada tahun 1995 menjadi 9,9% pada tahun
Pada saat ini Indonesia dihadapkan pada masalah gizi, diantaranya adalah
iodium. Diantara 5 (lima) masalah di atas, maka yang sering terjadi sampai saat
ini adalah anemia gizi. Kekurangan gizi merupakan penyebab anemia yang
mencapai persentasi sekitar 85,5%. Asupan gizi sehari-hari ini dipengaruhi oleh
ketersediaan bahan pangan, pola makan dan peningkatan kebutuhan akan zat besi
untuk pembentukan sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa
19 tahun yang dibagi dalam dua terminasi yaitu remaja awal pada rentang umur
10-14 tahun dan remaja akhir 15-19 tahun. Masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami semua perkembangan semua
aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Masthalina dkk, 2015). Faktor
rendahnya asupan zat besi dan zat gizi lainnya misalnya vitamin A, vitamin C,
folat, riboflavin dan B12, kesalahan dalam konsumsi zat besi misalnya konsumsi
zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat mengganggu penyerapan zat besi
kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih
sarapan dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi mencapai
dkk, 2015).
Gejala anemia yang timbul adalah seperti kehilangan selera makan, sulit
fokus, penurunan sistem kekebalan tubuh dan gangguan perilaku atau orang
awam lebih mengenal dengan Gejala 5L (lemah, letih, lesu, lelah, lunglai), wajah
pucat dan kunang-kunang. Anemia adalah salah satu masalah gizi mikro yang
anak baru lahir dan perempuan. Anemia pada remaja akan berdampak pada
pertumbuhan sehingga tinggi badan dan berat badan tidak mencapai normal
dinas kesehatan kota Mataram pada tahun 2014 dan 2015 di atas di seluruh
sebanyak 355 siswa pada tahun 2014, dimana dari 355 siswa tersebut yang
mengalami anemia sebanyak 115 siswa atau 32,39%. Dan pada tahun 2015
jumlah siswa yang diperiksa sebanyak 485 siswa,dari 485 siswa tersebut yang
mengalami anemia sebanyak 321 siswa atau 66,19%. Dan dari SMP/SMA yang
yang tertinggi data anemia yaitu 92 siswa-siswi dari 129 siswa-siswi yang diukur
kadar Hb nya.
Anemia dapat membawa dampak yang kurang baik bagi remaja, Anemia yang
menimbulkan dampak daya tahan tubuh menurun, mudah lemas dan lapar,
Indonesia pada Oktober 2021. Jumlah ini turun 7,18% dibandingkan Agustus
Instagram di Indonesia adalah dari kelompok usia 18-24 tahun, yakni sebanyak
16.9%, sedangkan dan laki-laki sebesar 15,3%. Kemudian, kelompok usia 13-17
laki.
tentang survey kajadian anemia pada remaja di wilayah kota Mataram tepatnya di
Rumusan Masalah
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
2. Untuk mengetahui pola makan yang dapat mempengaruhi kejadian anemia pada
Manfaat Penelitian
pada remaja putri dan mendapatkan pengalaman pribadi dalam proses belajar-
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia
1. Defenisi Anemia
yang tidak hanya terjadi di Negara berkembang tetapi juga di Negara maju.
masalah kesehatan terbesar di abad modern ini. Kelompok yang berisiko tinggi
menderita adalah wanita usia subur, ibu hamil, anak usia sekolah dan remaja.
Meskipun demikian kelompok pria juga tidak terlepas dari kejadian anemia.
Briawan, 2012
2. Klasifikasi Anemia
Memiliki SDM lebih besar dari normal (MCI > 100) tetapi
ditemukan pada defensiensi B12, atau asam folat, dan bisa juga
2. Anemia mikrositik
Batasan Anemia
Anak Balita 11 gr %
Wanita Dewasa 12 gr %
Laki-laki Dewasa 13 gr %
Ibu Hamil 11 gr %
1. Cepat lelah
2. Pucat ( kulit , bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan)
4. Nyeri dada
7. Cepat marah
Remaja Putri
yang kurang mengkonsumsi makanan sumber hewani yang daya serapnya > 15%.
( Dodik Briawan, 2012 ) Pada umumnya anemia sering terjadi pada wanita dan
makanan hewani sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
asupan makanan.
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi
±1.3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada pria.
Penyebab anemia gizi pada remaja putri juga dapat terjadi karena asupan besi
yang tidak cukup, kehilangan darah yang menetap, penyakit dan kebutuhan
Apabila makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi dalam jumlah
cukup, maka kebutuhan terhadap zat besi tidak terpenuhi, ini dikarenakan
rendahnya kualitas dan kuantitas zat besi pada makanan yang kita konsumsi.
Remaja yang belum sepenuhnya matang baik secara fisik, kognitif, dan
makan. Aktivitas remaja yang padat menyebabkan mereka makan di luar rumah
atau hanya makan makanan ringan, yang sedikit mengandung zat besi , selain itu
seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus, vagina
oleh :
a. Pendarahan saluran
varises, esophagus dan hemoroid. Selain itu pendarahan juga dapat berasal dari
saluran kemih seperti hematuri, pendarahan pada saluran nafas seperti hemaptoe. (
akibatnya sebagian darah akan hilang dan akan dikeluarkan bersama tinja. Setiap
hari satu ekor cacing tambang akan menghisap 0.03 sampai 0.15 ml darah dan
terjadi terus menerus sehingga kita kan kehilangan darah setiap harinya, hal ini
Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pria karena terjadi menstruasi
dengan pendarahan sebanyak 50-80 ccc setiap bulan dan kehilangan zat besi
sebesar 30-40 mg. Remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan
wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi aman untuk hamil. Penambahan
berat badan yang tidak adekuat lebih sering terjadi pada orang yang ingin kurus ,
anemia pada remaja ini kan berdampak pada prestasi belajar siswa karena anemia
kesehatan reproduksi remaja yang anemia dan kurang berat badan lebih banyak
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan
wanita dengan usia aman dengan usia reproduksi aman untuk hamil.( Natalia
Erlina, 2017 )
B. Penyuluhan Gizi
pengertian dan sikap yang positif terhadap gizi agar yang bersangkutan dapat
memiliki dan membentuk kebiasaan makan yang baik dalam kehidupan sehari-
hari. Penyuluhan gizi secara singkat merupakan proses membantu orang lain
saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran
dalam kegiatan seperti penggunaan media atau alat peraga agar terjalinnya
penerima informasi. Media adalah suatu alat peraga dalam promosi dibidang
kesehatan yang dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang
menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan audien
(siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar atau memahami pada
informasi yang tersedia yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu
melalui media cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dan sebagainya ) dan media
Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia diterima atau ditangkap dengan panca indera. Semakin
banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan
alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada
harus mengetahui kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi dengan ketersediaan
baik mengenai sikap, pengetahuan atau keterampilannya supaya tahu, mau dan
mampu untuk menerapkan inovasi demi perbaikan mutu hidupnya, keluarganya
secara umum tujuannya adalah suatu usaha untuk meningkatkan status gizi
masyarakat dengan cara mengubah perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai
dengan prinsip ilmu gizi, penyuluhan gizi secara khusus yaitu meningkatkan
berperilaku positif sehubungan dengan pangan dan gizi, dan mengubah perilaku
konsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi, sehingga pada
menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata, dan memperlancar
komunikasi.
Media penyuluhan gizi dan kesehatan tidak kalah pentingnya dalam proses
2016):
d) Poster, yaitu bentuk media cetak berisi pesan-pesan/ informasi kesehatan, yang
2) Media elektronik
layanan berbagi foto atau video secara online. Instagram berasal dari pengertian
dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata "insta" berasal dari kata "instan", seperti
kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan "foto instan".
dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata "gram" berasal dari kata "telegram"
yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada orang lain dengan cepat.
diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram merupakan lakuran dari kata
C. Zat Besi
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh. Zat ini
eritriosit berfungsi penting bagi tubuh. Hemoglobin terdiri dari Fe (zat besi),
protoporfirin dan globin (1/3 berat Hb terdiri dari Fe) ( Dodik Briawan, 2012 )
Besi bebas terdapat dalam dua bentuk yaitu ferro dan ferri. Konversi kedua
bentuk tersebut relatif mudah. Pada umumnya besi dalam bentuk ferri karena
dalam bentuk feritin dan sintesis heme, besi dalam bentuk fero. Dalam tubuh ,
besi diperlukan untuk pembentukan kompleks besi sulfur dan heme. Kompleks
besi sulfur diperlukan dalam kompleks enzim yang berperan dalam metabolisme
energi. Heme tersusun atas cincin porfirin dengan atom besi di sentral cincin yang
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di
dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan
tubuh Rata-rata kadar besi dalam tubuh sebesar 3-4 gram. Sebagian besar ( ± 2
gram ) terdapat dalam bentuk hemoglobin dan sebagian kecil (±130 mg) dalam
bentuk miglobin. Simpanan besi dalam tubuh terutama terdapat dalam hati dalam
untuk dibawa ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai 24 mg per hari.
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah (hemogobin). Selain itu, mineral juga berperan sebagai komponen untuk
yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat
besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.( Merryana Adriana, 2015)
Sumber zat besi adalah makan heawani, seperti daging, ayam dan ikan.
hijau dan beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi, perlu diperhatikan
biologik sedang, dan besi dalam sebagian besar sayuran, terutama yang
yang terdiri atas campuran sumber besi bersal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan
serta sumber gizi lainyang dapat membantu sumber absorbsi. Berikut bahan
Kebutuhan besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan
wanita atau 50 mg/Kg berat badan pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam
sel-sel darah merah sebagai sebuah heme, suatu pigmen yang mengandung inti
sebuah atom besi. Dalam satu molekul hemoglobin terdapat empat heme. Besi
juga terdapat dalam sel-sel otot, khususnya dalam mioglobin ( Merryana Adriani,
2015 )
Kebutuhan zat besi pada seseorang sangat sangat bergantung pada usia dan
jenis kelamin. Kebutuhan zat besi pada wanita lebih banyak daripada laki-laki
karena wanita mengalami menstruasi setiap bulan. Wanita hamil, bayi dan anak-
anak lebih beresiko unyuk mengalami anemia zat besi daripada yang lainnya.
Berikut kebutuhan zat besi yang terserap menurut umur pada wanita. Kebutuhan
besi dalam badan sangat kecil yaitu 35 mg/Kg berat badan wanita atau 50 mg/Kg
berat badan pria. Besi dalam badan sebagian terletak dalam sel-sel darah merah
sebagai sebuah heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.
Dalam satu molekul hemoglobin terdapat empat heme. Besi juga terdapat dalam
D. Protein
Protein adalah molekul yang terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein mempunyai fungsi
membangun serta memelihara sel-sel dalam jaringan tubuh dan sintesis porfirin
baik karena memiliki susunan asam amino yang paling sesuai untuk kebutuhan
berfungsi sebagai zat pembangun yang berperan penting untuk pertumbuhan dan
salah dengan membatasi masukan makanan karena ingin menurunkan berat badan
atau diet vegetarian. Makanan sumber protein berasal dari bahan makanan hewani
yaitu telur, daging, ikan, unggas, susu serta hasil olahannya seperti keju
sehingga akan terjadi defisiensi zat besi, disamping itu makanan yang tinggi
protein terutama yang berasal dari hewani banyak mengandung zat besi.
( Tejasari , 2016 )
Tabel 2.2 Angka Kecukupan Protein yang Dianjurkan Pada Remaja Wanita
10-12 tahun 50
13-15 tahun 57
16-18 tahun 50
19-29 tahun 50
Sumber : DR. Merryana Adriani dalam buku pengantar gizi masyarakat tahun
2013 hal 41
E. Remaja
kematangan manusia dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan fisik, biologis,
dan psikologis yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik yang terjadi
asupan zat gizi dan kebutuhannya akan menimbulkan masalah gizi baik berupa
masalah gizi lebih maupun gizi kurang. Banyak kasus kesehatan saat dewasa
ditentukan oleh kebiasaan hidup sehat sejak usia remaja. Status gizi yang
optimal pada usia remaja dapat mencegah penyakit yang terkait dengan diet
WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja.
batasan ini berlaku juga untuk remaja pria dan WHO membagi kurun usia tersebut
dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Remaja yang masih dalam mencari identitas diri, seringkali mudah tergiur oleh
yang condong melihat ke makanan yang cepat saji dari pada kandungan gizi yang
ada di dalamnya. Salah satunya adalah fast food. Fast food adalah makanan cepat
saji yang diperoleh dari makanan luar rumah yang disajikan dengan sediki twaktu
dan tidak perlu menunggu waktu lagi sejak makanan dipesan sampai makanan di
mempengaruhi pola makan pada remaja. Beberapa tahun terakhir banyak tempat
untuk pembelian fast food di beberapa kota besar di Indonesia baik di Mall
kebiasaan mengkonsumsi fast food juga sudah menjadi gaya hidup bagi remaja.
Fast food umumnya mengandung lemak, kolestrol, garam dan energi yang sangat
tinggi. Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila terlanjur jadi pola makan,
akan berdampak negatif pada keadaan gizi pada remaja. Hal inilah yang
Kurangnya kesiapan secara mental dan fisik pada remaja putri akan member
2. Perubahan intelek
3. Perubahan emosi
kelenjar hormonal.
4. Perubahan sosial
5. Perubahan Moral
laku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini
pada remaja
F. Pola Makan
Pola makan adalah tingkah laku atau kelompok manusia dalam memenuhi
biasanya telah mempunyai kebiasaan terhadap pilihan makanan sendiri yang telah
ia senangi dan pada masa remaja telah terbentuk kebudayaan makan tergantung
Perkembangan dari seorang anak menjadi dewasa pasti melalui fase remaja. Pada
fase ini fisik seseorang terua berkembang, demikian pula aspek sosial maupun
yang akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan berpengaruh pada keadaan
gizi seorang remaja Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan, ada 2
1. Faktor Ekstrinsik yang merupakan faktor yang berasal dari luar diri
2. Faktor Intrinsik, merupakan faktor yang berasal dari dalam diri manusia
yang terdiri dari asosiasi emosional, keadaan jasmani dan kejiwaan yang
gizi.
tinggal.Salah satu fungsi utama makanan adalah memberikan energi. Energi itu
tidak hanya diperlukan untuk aktivitas atau kegiatan berat tetapi juga untuk
berfungsinya organ- organ tubuh. Jumlah energi yang dicerna dari makanan
diukur dalam kalori dan kebutuhan kalori harian seorang seorang akan bergantung
pada usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, laju metabolisme dan iklim dimana
pengalaman dan respon- respon yang diperlihatkan orang lain terhadap makanan
makanan sendiri yang ia telah senangi dan pada masa remaja telah terbentuk
kebudayaan makan tergantung pengalamam dan respon terhadap lingkungannnya.
remaja.Pada fase ini fisik seseorang terus berkembang, demikian pula aspek sosial
menentukan makanan apa yang akan dikonsumsi. Hal terakhir inilah yang akan
berpengaruh pada keadaan gizi seorang remaja. Pola makan individu dalam
sejak dini sampai dewasa dan akan berlangsung selama hidupnya. Kebiasaan
memungkinkan seseorang untuk makan secara kurang maupun lebih. Dan pada
masa remaja kegiatan maupun aktivitas sering sekali menurun dikarenakan oleh
jumlah konsumsi makanan yang kurang maupun lebih.Salah satu hal yang paling
penting yang harus dilakukan remaja agar selalu sehat bukan hanya untuk saat itu
vitamin dan mineral. Jika remaja cukup makan, maka remaja tersebut tidak akan
sakit. Ada jenis-jenis makanan tertentu yang sangat penting bagi gadis remaja.
Ketika ia mulai mendapat menstruasi,tiap bulan ada sejumlah darah yang keluar.
Remaja putri tersebut akan menghadapi resiko anemia atau kurang darah. Darah
haid harus diganti dengan memakan buah buahan yang mengandung zat besi dan
kebiasaan makan mareka. Mereka menjadi lebih aktif, lebih banyak makan diluar
rumah dan lebih banyak pengaruh dalam memilih makanan yang akan
dimakannya. Mereka juga lebih suka mencoba-coba makanan baru, salah satunya
adalah fast food. Pola makan remaja yang perlu dicermati adalah tentang
frekwensi makan, jenis makanan dan jumlah makan.Jumlah atau porsi merupakan
suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan.
b. Frekuensi Makan
alat- alatpencernaan mulai dari mulut samapi usus halus. Lama makanan dalam
makan pagitidak perlu sebanyak porsi makan siang dan makan malam secukupnya
saja.Menu sarapan yang baik harus mengandung karbohidrat, protein dan lemak,
serta cukup air untuk mempermudah pencernaan makanan dan penyerapan zat
c. Jenis Makanan
d. Tujuan makan
energi yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak,
Pola Makan
I. Defisi Operasional
ukur
putri untuk ≥ 13
yang berhubungan 12
yang meliputi
frekuensi makan,
jenis makanan,
tujuan makan,
kebutuhan cairan ,
dan pola
Makan
ujian jika
metode kadar Hb
digital ≥12gr%
Hemoq
ue
dengan
merek
Easy
Touch
J. Hipotesis
Ada pengaruh pola makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
B. Rancangan Penelitian
pertemuan kedua pertemuan untuk penjelasan tentang materi dan media yang akan
1. Populasi
Populasi menurut dahma (2011) adalah unit dimana suatu hasil penelitian
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 87 orang. Sampel dalam
penelitian ini adalah remaja putri yang berada diwilayah SMPN 6 Mataram.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang di ambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Besar sampel yang
72 orang
porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara pengambilan sampel
D. Besar Sampel
E. Pengambilan Sampel
F. Variabel penelitian
menciptakan suatu dampak pada variabel terikat (Setiadi, 2013). Variabel bebas
dari penelitian ini adalah penyuluha tentang pola kebiasaan makan dengan media
Aplikasi (instagram )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Setiasi,
2013). Variabel terikat dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan konsumsi
makan.
1. Data Primer
Nama, umur dan jenis kelamin dan tingkat pengetahuan pola kebiasaan
identitas.
dengan cara pre testt dan post test dengan 15 pertanyaan dengan skor 1
Jika jawaban Benar dan skor 0 jika jawaban Salah untuk setiap
identitas.
H . Pengolahan Data
1. Data Primer .
2. Data Sekunder
a. Umur 10 – 14 tahun
b. Umur 15 – 19 tahun
a. Perempuan
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
a. Bekerja
b. Tidak bekerja
Tingkat pengetahuan konsumsi buah dan sayur pada anak gizi lebih
b. Benar
c. Salah
meliputi luas wilayah, letak wilayah, jumlah siswa dan sarana prasarana.
I . Analisis Data
dalam Analisis ini hanya akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase
J. Instrumen Penelitian
responden, umur, jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan pendidikan orang tua
siswa SMPN 6 Mataram serta tingkat pengetahuan pola makan yang baik
menggunakan form.
K. Definisi Operasional
ukur
menggunakan media
aplikasi(instagram),
dengan penyajian
dalam siswa
mengetahui pola
piringku
yang baik
a. Hanpone (android)
b. Aplikasi instagram
A. Perencanaan/persiapan
Pada tahap perencanaan atau persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah :
B. Pelaksanaan
dan perkenalan tentang media yang akan digunakan yaitu Instagram dan
siswa diminta untuk memahami media yang digunakan dan meminta siswa
dan materi Anemia pada remaja putri dengan materi yang inti melalu
feed instagram
Sampel (n)
Pengetahuan Awal
(Pre Test)
Pengetahuan Akhir
(Pre Test)
Sebelum pre test dilakukan observasi dan adaptasi dengan lingkungan,
kelas, guru dan siswa serta menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan
sebagai peneliti, hari berikutnya dilakukan pre test yaitu sehari sebelum
sebelum perlakuan. Empat kali pertemuan selama Satu bulan dibagi menjadi
dua kali pertemuan untuk ceramah mengenai materi gizi yang akan
dari pertanyaan yang tidak bisa dijawab atau kurang dimengerti. Post test