BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari
jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya
orang tua sekitar 50%, bayi dan anak 1-2 tahun 48%, anak sekolah 40%,
perempuan tidak hamil 35%, remaja 30-55% dan anak prasekolah 25%.
dunia. Sekitar setengah dari semua wanita anemia tinggal di bagian benua
kelamin proporsi anemia pada wanita sebesar 23,9% dan pada pria
kelompok usia 5-14 tahun sebesar 26,4% dan kelompok usia 15-24 tahun
remaja putri (usia 10-19 tahun) sebesar 30%. Data penelitian di berbagai
Sedangkan dari hasil survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Cimahi pada tahun 2017 dari 20 SMA dan sederajat menunjukan sebesar
Anemia karena kurang zat besi adalah masalah yang paling umum
sel-sel darah merah, remaja putri membutuhkan lebih banyak zat besi
berat badan yang juga berpengaruh terhadap status gizi remaja putri
tubuh (IMT) penelitian yang dilakukan oleh Listiana pada 255 remaja putri
terdapat hubungan antara IMT dengan kejadian anemia. Hasil analisis juga
setiap bulan sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat
seperti menstruasi yang lebih panjang dari biasanya atau darah menstruasi
yang keluar lebih banyak dari biasanya. Remaja putri yang menderita
anemia ketika menjadi ibu hamil berisiko melahirkan Berat Bayi Lahir
penelitian yang dilakukan oleh Prastika pada tahun 2011 menunjukan hasil
bahwa remaja putri yang mempunyai lama menstruasi lebih dari rata-rata
menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan anak,
tidak patuh dalam minum TTD memiliki kadar Hb di bawah normal dengan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
anemia pada remaja putri di SMK Negeri 1 Kota Cimahi tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
suplementasi TTD.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
Monks, dkk tahun (1999 dalam Pratiwi, 2016) yang membagi fase-fase
sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini
2016).
badaniah sendiri. Pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan pada diri
7
sendiri yang lebih berbobot. Pada masa ini remaja mulai menemukan diri
Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja
sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang
B. Anemia
1. Pengertian Anemia
protein dan zat besi dan membentuk sel darah merah/eritrosit. Anemia
8
RI, 2012).
2. Klasifikasi Anemia
3. Penyebab Anemia
defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia
c. Hemolitik
Sumber utama zat besi adalah pangan hewani (besi heme), seperti: hati,
daging (sapi dan kambing), unggas (ayam, bebek, burung), dan ikan.
10
Zat besi dalam sumber pangan hewani (besi heme) dapat diserap tubuh
4. Gejala Anemia
(Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing
dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak
tangan.
5. Dampak Anemia
Dampak anemia pada remaja putri dan WUS akan terbawa hingga
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan
Putri dan Wanita Usia Subur cara untuk mencegah dan mengobati
anemia adalah:
terutama sumber pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme)
dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu
meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-
jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain,
zat gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan
a. Sosial Ekonomi
seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila
tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi
zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh
14
konsumsinya.
b. Status Gizi
dan gizi lebih (Almatsier, 2004). Keadaan status gizi remaja pada
2016).
c. Kehilangan Darah
1. Menstruasi
2004).
2. Penyakit Infeksi
d. Kebiasaan Makan
besi di dalam tubuh. Pemberian TTD pada remaja putri dan WUS
elemental besi dan 400 mcg asam folat. Pemberian suplementasi ini
WUS terdiri dari 30-60 mg elemental iron dan diberikan setiap hari
2012).
C. Status Gizi
bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel
Status gizi adalah keadaan tubuh karena konsumsi makan dan penggunaan
zat-zat gizi, dibedakan menjadi gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih
(Almatsier, 2004).
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi
yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi
yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak
merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah
energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw,
dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah
secara langsung dan metode tidak langsung. Indikator status gizi terbagi
faktor ekologi.
keseluruhan dari tubuh manusia pada tingkat umur dan derajat status
tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain
barat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan tebal lemak dibawah
2. Jenis Parameter
a. Umur
gizi. Hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan yang akurat
yang tepat.
19
b. Berat Badan
pertumbuhan.
c. Tinggi Badan
yang telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui
dengan tepat. Selain itu, tinggi badan merupakan ukuran kedua yag
3. Indeks Antropometri
Massa Tubuh (IMT) atau yang disebut dengan Body Mass Index
(Supariasa, 2001).
20
atau
Tabel 2.2
D. Menstruasi
psikologis dan lainnya. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 24-35 hari,
1. Siklus Menstruasi
yaitu:
a. Siklus Endomentrium
yaitu :
1) Fase menstruasi
2) Fase proliferasi
yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari
tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari
ovarium.
3) Fase sekresi/luteal
kelenjar.
4) Fase iskemi/premenstrual
b. Siklus Ovulasi
oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai
yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi
c. Siklus Hipofisis-hipotalamus
hormone (LH). LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-
ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar
2. Gangguan Menstruasi
disebut polimenorea.
disebut oligomenore.
tidak tentu.
brakimenore.
besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
a. Pengetahuan
yang menanyakan tenatang isi materi yang ingin diukur dari subjek
b. Sikap
objek
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini
penting.
tingkatan.
dan sesuai.
b. Mekanisme (mecanism)
c. Adopsi (adoption)
anemia (p-value= 0,009 < α = 0,05). Remaja putri dengan status gizi
periode dari perubahan yang terjadi secara berulang pada uterus dan
Pratiwi, 2016).
dilakukan oleh Eka Pratiwi di MTS Ciwandan Kota Cilegon Tahun 2015
0,00 < α = 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
2017).
31
G. Kerangka Teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
dari volume darah yang terdiri dari sel darah merah (Allen and Gillespie,
disebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu
pada remaja, karena kebutuhan zat besi yang tinggi untuk pertumbuhan.
prestasi menurun, sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan
Status Gizi
2. Rancangan Penelitian
3. Hipotesis Penelitian
diantaranya adalah :
34
2018.
4. Variabel Penelitian
5. Definisi Operasional
1. Populasi
data laboratorium, dan lain – lain) yang akan diteliti dan memenuhi
ini adalah seluruh siswa remaja putri yang mendapatkan tablet tambah
2. Sampel
NZ P(1−P)
( 1−∝
2 )
2
n= 2
Nd + Z P(1−P)
(1−∝
2 )
2
Keterangan:
n = besar sampel
N = besar populasi
Z
( 1−∝
2 )
= nilai sebaran normal baku, besarnya tergantung tingkat
2
99%= 2,57
647,3096
¿
7,7004
38
¿ 84,06−→84 sampel
(Riyanto, 2011).
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi:
Kota Cimahi
b. Kriteria Eksklusi:
C. Pengumpulan Data
a. Data Sekunder
b. Data Primer
Data primer yang dikumpulkan meliputi data kadar Hb, status gizi
meliputi berat badan, tinggi badan dan umur dan pola menstruasi
2. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
c. Microtoise
D. Prosedur Penelitian
sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
d. Menarik kesimpulan.
3. Tahap akhir
1. Pengolahan Data
41
a. Editing
lengkap.
b. Coding
c. Scoring
d. Processing
diukur
e. Cleaning
2. Analisis Data
meliputi :
a. Analisis Univariat
f
x 100 %
n
Keterangan:
n = total sampel
b. Analisis Bivariat
keterangan :
x2 = nilai chi-square
fe=¿ ¿
dk = (k-1) (b-1)
Keterangan :
k = jumlah kolom
b = jumlah baris
ketentuan:
1) p value > 0,05 berarti Ho gagal ditolak (p > α), uji statistik
Hasil uji Chi Square dapat dilihat pada kotak “Chi Square test”
1) Perhitungan Pearson Chi Square dipakai bila tabel lebih dari 2x2
ada nilai E (expected) < 5 atau kurang dari 20% dari jumlah sel
dalam tabel
3) Perhitungan Fisher Exact dipakai bila tabel 2x2 dan dijumpai nilai
pada kelompok subjek yang memiliki faktor risiko dan prevalensi efek
Penyakit
Kaktor Resiko Total
Ya Tidak
Terpapar A b a+b
Keterangan:
berikut:
PR=
[ ]a
( a+b )
[ ] c
( c +d )
tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek atau dengan kata lain
terjadinya efek.
F. Etika Penelitian
dignity).
mencakup :
ditimbulkan
diajukan
asal subyek dalam kuesioner dan alat ukur apapun untuk menjaga
penelitian.
beneficence).
responden.
1. Lokasi Penelitian
Cimahi.
2. Waktu Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Afnita, D., (2004). Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan
Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Badrul Aini Medan Tahun
Almatsier S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku
Fikawati, S., Syafiq, A. and Nurjuaida, S. (2005) ‘Pengaruh suplementasi zat besi
satu dan dua kali per minggu terhadap kadar hemoglobin pada siswi
Pada Siswi Mts Ciwandan Kota Cilegon Tahun 2015’. Available at:
http://repository.uinjkt.ac.id//dspace/handle/123456789/29680.
10.3406/arch.1977.1322.
(WUS)’.
Manuaba, dkk, (2006). Buku Ajar Patalogi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
http://repository.uinjkt.ac.id//dspace/handle/123456789/29680.
Nix, S. (2005). William’s Basic Nutrition & Diet Therapy, Twelfth Edition. Elsevier
http://eprints.uns.ac.id/4881/1/210451511201107561.pdf.
52
http://repository.uinjkt.ac.id//dspace/handle/123456789/29680.
Prawihardjo
134.
Nuha Medika
Universitas Indonesia
Smeltzer, S.C. & B.C Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Refika Aditama