Anda di halaman 1dari 2

Analisis Tren Praktek Konsumsi TTD Pada Remaja Putri Di Indonesia

Tahun 2019-2022

Analysis of Trends in the Practice of Consuming Blood-Added Tablets in Pregnant Women


in Indonesia in 2019-2022

Gebi Pransiska1*, Demsa Simbolon2


1
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes, Bengkulu
E-mail: Gebipransiska112@gmail.com

ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan jenis huruf Times New Roman,
font 11 pt, spasi tunggal. Jumlah kata tidak melebihi 250 kata, disusun dalam 1 (satu) paragraf,
mencantumkan kata-kata kunci (keywords) yang pada bagian bawah paragraf abstrak sebanyak 3-5
kata spesifik dan sering dipakai dalam artikel. Hindari kutipan dan penggunaan singkatan pada
abstrak. Abstrak memuat informasi singkat latar belakang masalah yang diangkat, tujuan penelitian,
ringkasan singkat metode (desain penelitian, pemilihan subyek, metode analisa), hasil dan
pembahasan (gunakan data yang paling spesifik menjawab tujuan dengan disertai tingkat
signifikansi hasil uji statistik, jika ada), kesimpulan serta manfaat/urgensi kesimpulan yang didapat.

Kata kunci—3-5 kata kunci, kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3 (urut abjad)

ABSTRACT
Abstract is written in Bahasa Indonesia and English in Times New Roman, 11 pt, single-spaced.
Abstract should not exceed 250 words, arranged in one paragraphs, 3-5 keywords that are specific
and frequently used in the article and should be mentioned at the end of the abstract paragraph.
Avoid the use of abbreviations and citations in the abstracts. Abstract contains brief overview of the
background of the study, the objectives of the research, a brief summary of methods (research
design, subjects selection, methods of analysis), results and discussion (use the most specific data in
answering the objectives of the study, along with the signification results of statistical test, if any),
conclusion as well as the significance/urgency of obtained conclusion.

Keywords—3-5 keywords, keyword 1, keyword 2, keyword 3 (alphabetically order)


hari sejak hari pertama kehamilan. Remaja putri
PENDAHULUAN
secara langsung tidak disebutkan dalam 1000
Remaja putri (10-19 tahun) merupakan
salah satu kelompok yang rawan mengalami
anemia. Remaja putri merupakan generasi HPK, namun status gizi remaja putri atau
masa depan bangsa yang nantinya akan pranikah memiliki kontribusi besar pada
menentukan generasi berikutnya. Gerakan kesehatan dan keselamatan kehamilan dan
1000 HPK mendukung upaya perbaikan gizi kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu.
untuk meningkatkan mutu SDM generasi masa Remaja perempuan merupakan
datang. Kegiatan 1000 HPK dibentuk dengan kelompok usia yang paling banyak
tujuan untuk perluasan dan percepatan membutuhkan zat gizi dibanding kelompok usia
perbaikan gizi di dunia dengan fokus pada lainnya. Pematangan seksual pada remaja
1000 menyebabkan kebutuhan zat gizi meningkat.
Kebutuhan zat besi remaja perempuan lebih
Media Gizi Indonesia, Vol. xx, No. x Bulan Tahun: hlm. 1–10

tinggi dibandingkan dengan remaja laki-laki, dari hewani, sehingga asupan zat besi sebagian
karena dibutuhkan untuk mengganti zat besi besar remaja putri tidak mencukupi kebutuhan
yang hilang pada saat menstruasi. Anemia harian sesuai dengan yang dianjurkan (Arisman,
pada remaja berdampak buruk terhadap 2007).
penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi Menurut WHO prevalensi anemia di
belajar, kebugaran remaja. Kesehatan remaja dunia diperkirakan 1,32 miliar jiwa atau sekitar
sangat menentukan keberhasilan dari 25% dari populasi manusia di dunia. Data
pembangunan kesehatan, terutama dalam Riskesdas RI menunjukkan prevalensi anemia
upaya mencetak kualitas generasi penerus pada wanita perempuan dewasa (>15 tahun)
bangsa di masa depan. mengingat mereka sebanyak 19,7% dan pada remaja (15-24 tahun)
adalah para calon ibu yang akan hamil dan sebesar 18,4%. Pemberian TTD merupakan cara
melahirkan seorang bayi, sehingga yang efektif untuk mengatasi masalah anemia,
memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, apabila dikonsumsi rutin akan terjadi
bayi lahir prematur dan berat bayi lahir rendah peningkatan pada kadar Hb 8,6 Selain itu
(BBLR). Remaja putri diharuskan untuk menurut penelitian Falkingham et al (2010)
mengkonsumsi TTD karena mengalami menyebutkan bahwa konsumsi TTD dapat
menstruasi setiap bulan. TTD juga berguna meningkatkan kosentrasi pada wanita dan
untuk mengganti zat besi yang hilang karena remaja serta meningkatkan IQ pada penderita
menstruasi dan untuk memenuhi kebutuhan zat anemia Hal ini juga didukung oleh pemerintah
besi yang belum tercukupi dari makanan. Zat dengan program pemberian suplemen tambah
besi pada remaja putri juga bermanfaat untuk darah pada remaja putri sesuai dengan
meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga PERMENKES RI No 88 tahun 2014 tentang
kebugaran dan mencegah terjadinya anemia standar TTD bagi wanita usia subur dan ibu
pada calon ibu di masa mendatang. hamil dan Surat Edaran (SE) Kementerian
Remaja putri merupakan kelompok Kesehatan RI No HK.03.03/V/0595/2016
yang rawan terhadap anemia karena masa tentang Pemberian tablet tambah darah pada
remaja merupakan masa pertumbuhan yang remaja putri dan wanita usia subur Pemberian
membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk TTD in umumnya dilakukan pada anak Sekolah
zat besi. Selain itu, kebutuhan zat besi remaja Menengah Pertama (SMP)/sederajat dan
putri juga mengalami peningkatan akibat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat.
kehilangan darah melalui siklus haid setiap Berdasarkan uraian diatas penelitian ini
bulan. Sedangkan dari sisi asupan zat besi pada bertujuan untuk mengetahui gambaran konsumsi
umumnya masyarakat Indonesia (termasuk TTD pada remaja putri di Indonesia pada tahun
remaja putri) lebih banyak mengkonsumsi 2019-2022.
makanan yang berasal dari sumber nabati yang
kandungan zat besinya lebih sedikit,
dibandingkan dengan makanan yang berasal

Anda mungkin juga menyukai