Anda di halaman 1dari 7

Mengapa remaja putri membutuhkan zat besi ?

1. Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat


2. Haid: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
3. Calon ibu
4. Periode usia melahirkan: kehilangan darah saat persalinan; jumlah persalinan; jarak antar
persalinan; usia melahirkan saat remaja;
5. Bila ibu sudah hamil akan terlambat, terutama untuk perkembangan organ yang
memerlukan asam folat
6. Pola makan untuk menjaga penampilan
7. Untuk mengatasi anemia/defisiensi besi, dll

Dampak Anemia Pada orang Dewasa adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas darah untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan
otot, juga rendah
2. konsentrasi belajar dan produktivitas kerja turun

Dampak Anemia pada Siswa/mahasiswa adalah sebagai berikut :

1. Konsentrasi belajar
2. Prestasi disekolah rendah atau tidak optimal
3. Produktivitas kerja turun
4. Imunitas lebih rendah sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi;

Upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk
meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita
anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek
(stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena kurangnya supply
oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.

Cara mengkonsumsi Tablet Tambah Darah ( TTD )

Sasarannya adalah seluruh remaja putri ( rematri ) usia 12 – 18 th (kelas, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12).
Tablet Fe yang sudah didistribusikan oleh Puskesmas ke sekolah, akan diberikan ke remaja putri
di sekolah tersebut dan mengkonsumsinya dihadapan guru / walikelas masing-masing. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa remaja putri itu benar-benar mengkonsumsi tablet Fe. Dosis
yang diberikan adalah setiap orang mendapat 1 tablet per minggu selama setahun dan dipantau
setiap sebulan sekali oleh Petugas Puskesmas.

Diharapkan dengan adanya program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri ini dapat
menurunkan gejala anemia pada remaja putri sehingga mereka dapat memiliki kesehatan yang
optimal menjelang kehamilan.

, terdapat data presentase ibu hamil dan remaja putri (12-18 tahun) yang mendapat tablet tambah
darah (TTD) pada tahun 2018 yaitu 73,2 persen dan 76,2 persen (Riskesdas, 2018).

World Health Organizations (WHO) memperkirakan sekitar 1,62 miliar kasus anemia dan kasus
terbesar disebabkan karena kekurangan zat besi (WHO, 2008). Remaja putri (12-18 tahun) dan
ibu hamil merupakan kelompok yang rawan mengalami anemia karena kekurangan zat besi.
Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko anemia saat hamil maka Kementerian Kesehatan
memperluas sasaran pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri.

Anemia bukanlah penyakit tetapi suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) darah lebih
rendah dari normal akibat kekurangan satu atau lebih nutrisi esensial, terutama zat besi yang
penting untuk pembentukan hemoglobin (Durrani, 2018). Anemia kekurangan zat besi
merupakan masalah utama kesehatan global daripada penyebab anemia lainnya, seperti
kekurangan folat, kekurangan vitamin B12, kekurangan vitamin A, peradangan kronis, infeksi
parasit, dan ganggauan sintesis hemoglobin. Pengukuran konsentrasi Hb paling sering digunakan
untuk anemia zat besi karena relatif mudah dan murah.
Prevalensi anemia di dunia tahun 2008 adalah 24,8% dengan cakupan populasi 48,8%. Pada
anak-anak usia prasekolah, prevalensi anemia adalah 47,4%. Pada wanita hamil dan tidak hamil
prevalensi tertinggi yaitu di Afrika dan Asia Tenggara (WHO, 2008). Di Indonesia, proporsi
anemia tahun 2013 sebesar 21,7% (Riskesdas, 2013). Proporsi anemia terbesar pada ibu hamil
yaitu 48,9% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018).

Remaja putri memiliki risiko tinggi untuk anemia dan kekurangan gizi (Upadhye JV dkk, 2017).
Kebutuhan zat besi pada remaja putri meningkat karena mengalami pertumbuhan yang pesat
pada masa pubertas. Anemia pada remaja putri dapat menurunkan daya tahan tubuh, kebugaran,
dan prestasi belajar. Selain itu, tidak hanya memengaruhi kehidupannya dalam jangka pendek,
namun berpengaruh pada jangka panjang yaitu kehamilan nantinya. Remaja putri merupakan
calon ibu yang dapat meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), prematur,
BBLR, stunting dan gangguan neurokognitif (Kemenkes, 2016).

Program pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja putri oleh Kementerian
Kesehatan dimasukkan ke dalam Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019 dengan target
pemberian TTD pada remaja putri sebesar 30%. Pada pedoman program pencegahan dan
penanggulangan anemia diharapkan nantinya pada remaja putri dapat tumbuh dan berkembang
menjadi calon ibu yang sehat serta melahirkan bayi sehat. Pemberian TTD pada remaja putri
mengandung minimal 60 mg zat besi dan 400 mcg asam folat. Untuk remaja putri TTD diminum
dalam waktu seminggu satu kali dan saat menstruasi sepuluh hari beturut-turut.

Menurut Putri dkk, faktor yang dapat memengaruhi anemia yaitu pengetahuan dan kepatuhan
konsumsi TTD. Remaja putri yang tidak patuh menonsumsi TTD berisiko lebih besar mengalami
anemia (Putri RD dkk, 2017). Pemberian TTD tidak berpengaruh terhadap kada Hb pada remaja
putri dikarenakan tingkat kepatuhan yang sangat rendah (Listiyani, B, 2004).

Sosialisasi untuk meningkatkan kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri salah satunya dapat
dilakukan penyuluhan di sekolah SMP dan SMA. Selain itu, sosialisasi konsumsi TTD pada
remaja putri dapat dilakukan pada orangtua siswa di sekolah agar memahami pentingnya
kepatuhan mengonsumsi TTD bagi anaknya. Terkait kepatuhan konsumsi TTD guru di sekolah
juga berperan penting dalam pelaksanaannya sehingga perlu dilakukan edukasi dan pelatihan
oleh tenaga kesehatan (Permatasari, T, 2017)

Kepatuhan konsumsi TTD pada remaja putri dapat ditingkatkan melalui sosialisasi kepada
remaja putri di sekolah, orang tua, dan guru. Setelah dilakukan sosialisasi, untuk melihat tingkat
kepatuhan konsumsi TTD dilakukan pemantauan yang dilakukan orang tua dan guru di sekolah
dengan melakukan pencatatan. Sehingga, dapat tercapai tujuan program pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putri untuk menurunkan prevalensi anemia di Indonesia.

Kenapa Ibu Hamil Perlu Minum Tablet


Penambah Darah?
Saat hamil, kebutuhan akan zat-zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh tentu mengalami
peningkatan. Peningkatan ini berhubungan dengan perubahan tubuh ibu, sekaligus untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dalam kandungan.

Salah satu zat gizi yang mengalami peningkatan dan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil adalah zat
besi. Ibu hamil disarankan untuk mencukupi kebutuhan zat besinya saat hamil karena jika tidak,
maka dapat menyebabkan masalah pada ibu dan bayinya.

Mengapa ibu hamil butuh tablet penambah darah?

Zat besi merupakan salah satu zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Bahkan sebelum
hamil, wanita direkomendasikan untuk mencukupi kebutuhan zat besinya. Hal ini disebabkan
karena berbagai alasan, seperti:

 Zat besi diperlukan untuk membuat hemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel darah merah
yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh.
 Zat besi juga sebagai senyawa penting dalam mioglobin, yaitu protein yang membantu
menyediakan oksigen pada otot. Selain itu, juga sebagai komponen untuk membentuk kolagen
(protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan konektif lainnya), dan dibutuhkan untuk
membentuk banyak enzim.
 Zat besi diperlukan untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.

Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan zat besi Anda makin meningkat karena jumlah sel darah
pada tubuh Anda meningkat selama kehamilan. Peningkatan ini mencapai 50% atau lebih dari
jumlah darah Anda biasanya. Jadi Anda membutuhkan lebih banyak zat besi untuk membentuk
hemoglobin. Anda juga memerlukan zat besi tambahan untuk pertumbuhan bayi dan plasenta
Anda dalam rahim, terutama pada trimester kedua dan ketiga.

Banyak wanita membutuhkan zat besi dalam jumlah lebih karena mereka hamil dalam keadaan
kekurangan cadangan zat besi dalam tubuh. Kekurangan cadangan zat besi sebelum hamil dapat
berkembang menjadi anemia defisiensi besi pada saat kehamilan. Selain itu, risiko anemia
defisiensi besi juga tinggi pada ibu yang hamil anak kembar atau mempunyai jarak kehamilan
yang pendek dengan kehamilan sebelumnya.

Dari mana ibu hamil bisa mendapatkan tambahan zat besi?

Untuk mencegah anemia saat hamil, Anda dapat mengonsumsi tablet besi atau tablet tambah
darah. Walaupun ada banyak cara untuk mendapatkan zat besi dari makanan, tetapi ada baiknya
Anda juga mengonsumsi tambahan zat besi yang bisa Anda dapatkan dari tablet tambah darah.

Di Indonesia, pemerintah merekomendasikan konsumsi tablet tambah darah (TTD)/ tablet besi
untuk ibu hamil sebanyak 90 tablet atau lebih selama kehamilan guna mencegah anemia
defisiensi besi saat hamil. Anda bisa mendapatkan TTD secara gratis di puskesmas atau Anda
bisa membeli TTD komersial di apotek terdekat.

Apa yang terjadi jika ibu menderita anemia defisiensi besi saat hamil?

Anemia defisiensi besi dapat membuat ibu hamil mudah lemas dan kelelahan. Anemia yang
sudah parah juga dapat menyebabkan komplikasi saat kehamilan. Misalnya, anemia dapat
membuat sistem kekebalan tubuh ibu menjadi lemah, sehingga ibu mudah terkena penyakit
infeksi.

Selain berisiko pada ibu, anemia defisiensi besi juga dapat menimbulkan risiko pada bayi.
Anemia defisiensi besi berhubungan dengan kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan
kematian bayi.

Anemia yang parah jarang terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan selalu menjaga pola makannya. Tetapi, anemia dapat menyebabkan masalah
kesehatan yang serius pada ibu yang tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Apakah ada efek samping dari tablet besi?

Saat Anda mengonsumsi tablet besi, sebaiknya Anda mengetahui dosis yang harus Anda
konsumsi. Lebih baik jika Anda berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu sebelum
Anda mengonsumsi TTD/ tablet besi. Dokter akan menyesuaikan asupan tablet besi Anda
dengan asupan zat besi yang biasa Anda dapatkan dari makanan.

Walaupun kelebihan zat besi dapat disimpan oleh tubuh sebagai cadangan, namun terlalu tinggi
dosis tablet besi dapat menyebabkan masalah. Dosis tablet besi yang terlalu tinggi mungkin akan
menyebabkan masalah pada sistem pencernaan Anda, seperti sembelit atau konstipasi, muntah,
mual, dan diare. Ketika tablet besi dikonsumsi saat keadaan perut sedang kosong, mereka
mungkin dapat merusak lapisan lambung.

Anda bisa mengonsumsi tablet besi sebelum tidur malam agar Anda tidak merasa mual setelah
mengonsumsinya. Jika tablet besi menyebabkan Anda sembelit, Anda bisa lebih banyak makan
sayuran dan buah-buahan (seperti bayam yang juga sumber zat besi) dan minum lebih banyak air
untuk membantu mengatasi kesulitan buang air besar. Selain itu, jangan khawatir jika warna
feses Anda terlihat lebih gelap setelah mengonsumsi tablet besi karena hal ini adalah normal dan
tidak menimbulkan bahaya.

Mengapa Wanita Perlu Mengonsumsi Folat


Sebelum Hamil?
Tidak hanya mengonsumsi makanan bergizi saat hamil, wanita juga sebaiknya sudah
mempersiapkan tubuhnya sejak masih dalam tahap merencanakan untuk hamil. Untuk apa?
Supaya saat hamil, wanita sudah siap memenuhi gizi yang dibutuhkan tubuh dan janinnya. Salah
satu zat gizi yang sudah harus dipersiapkan wanita sebelum hamil adalah folat.

Folat atau asam folat adalah bentuk sintetis dari vitamin B9 yang diperlukan wanita sebelum
hamil untuk membantu pertumbuhan janin dan melindungi sel tubuh. Tubuh membutuhkan folat
saat sel tumbuh dengan cepat, seperti pada saat kehamilan. Saat kehamilan, ukuran rahim
(uterus) membesar, plasenta berkembang, tubuh mengalirkan lebih banyak darah, dan
pertumbuhan janin sangat cepat.

Mengapa wanita butuh folat sebelum hamil?

Janin tumbuh dengan cepat saat kehamilan. Konsumsi folat sebelum hamil dan selama sedang
hamil akan membantu mengurangi risiko cacat lahir pada bayi. Folat membantu menurunkan
risiko cacat lahir, seperti neural tube defect (NTD), cacat pada jantung dan anggota tubuh,
gangguan pada saluran kemih, penyempitan katup lambung, dan sumbing oral-wajah, seperti
bibir sumbing dan celah pada langit-langit mulut.

Pada awal kehamilan atau bahkan sebelum wanita tahu bahwa dirinya hamil, folat berperan
penting dalam perkembangan awal janin, saat janin masih berbentuk tabung saraf. Tabung saraf
terbentuk pada minggu ketiga dan keempat selama kehamilan dan tumbuh menjadi otak dan
sumsum tulang belakang. Tabung saraf yang tidak tertutup secara sempurna dinamakan neural
tube defect (NTD). Contoh dari NTD adalah spina bifida (tulang belakang tidak tertutup
sempurna), anencephaly (tidak adanya bagian otak), dan encephalocele (tengkorak bayi tidak
tertutup sempurna).

Selain untuk mengurangi risiko bayi cacat lahir, folat juga diperlukan untuk membentuk sel
darah merah normal dan mencegah anemia. Folat juga penting untuk memproduksi,
memperbaiki, dan untuk fungsi DNA. Terpenuhinya kebutuhan folat sangat penting untuk
pertumbuhan sel plasenta yang sangat cepat serta untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.

Kapan harus mulai mengonsumsi folat, dan berapa banyak?

The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan
wanita usia subur mengonsumsi 0,4 mg (400 mcg) folat/hari untuk mencegah cacat lahir,
setidaknya sebulan sebelum hamil. Indonesia melalui Angka Kecukupan Gizi 2013
merekomendasikan untuk mengonsumsi folat sebesar 400 mcg/hari sebelum hamil dan ditambah
200 mcg/hari selama hamil.

Wanita yang mengonsumsi folat setiap hari sesuai dosis yang direkomendasikan mulai dari
setidaknya satu bulan sebelum konsepsi (pembuahan) dan selama trimester pertama kehamilan
dapat menurunkan risiko bayinya mengalami NTD lebih dari 70%.

Makanan apa saja yang mengandung folat?

Folat dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau, buah jeruk, gandum utuh, dan makanan lain.
Bayam, hati sapi, asparagus, dan brussels sprouts adalah makanan sumber folat yang paling
tinggi. Di Indonesia, pemerintah telah mewajibkan fortifikasi folat pada semua terigu yang
dipasarkan yang bertujuan untuk perbaikan gizi.

Berikut ini beberapa makanan sumber folat:


 Terigu yang telah difortifikasi folat
 Sayuran berdaun hijau, seperti bayam, asparagus, brokoli, brussels sprouts, lobak hijau, lettuce
 Buah-buahan, seperti jeruk, alpukat, pepaya, pisang
 Kacang-kacangan, seperti kacang chickpea (kacang arab)
 Kacang polong
 Jagung
 Produk susu
 Ayam, daging sapi, telur, dan ikan
 Gandum

Kapan butuh asupan folat tambahan?

Folat sangat dibutuhkan saat kehamilan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan bayi,
sehingga asupan folat yang cukup sangat diperlukan pada saat ini. Namun, ada beberapa kondisi
tertentu yang mengharuskan wanita mengonsumsi folat dengan jumlah lebih dari yang
direkomendasikan pada umumnya (400 mcg), kondisi tersebut yaitu:

 Wanita yang mengalami obesitas memiliki risiko mempunyai bayi dengan NTD lebih besar,
sehingga dibutuhkan asupan folat lebih besar dari 400 mcg.
 Wanita yang sebelumnya mempunyai bayi dengan NTD, sehingga disarankan untuk
mengonsumsi folat lebih dari yang direkomendasikan pada umumnya.
 Pada kehamilan kembar, direkomendasikan konsumsi folat lebih besar dari 400 mcg.
 Beberapa orang dengan variasi genetik, dikenal dengan mutasi methylenetetrahydrofolate
reductase (MTHFR) yang membuat tubuh sulit memproses folat.
 Wanita yang menderita diabetes dan mengonsumsi obat antikejang berisiko mempunyai bayi
dengan NTD, sehingga disarankan untuk mengonsumsi folat lebih besar dari 400 mcg

Bagi wanita yang mengalami kondisi tersebut, sebaiknya konsultasikan dengan dokter
setidaknya sebulan sebelum hamil untuk mengetahui kebutuhan folat yang harus dikonsumsi.

Apakah perlu minum suplemen folat?

Asupan folat sangat penting dari sebelum hamil, tahap awal kehamilan sampai setidaknya 4-6
minggu setelah kelahiran, dan selama menyusui. Mungkin sedikit sulit untuk menjamin
terpenuhinya kebutuhan folat. Apalagi makanan tertentu yang mengandung folat kadang tidak
menjadi sumber folat yang tinggi karena kandungan folat tersebut dapat hilang dari makanan
selama penyimpanan atau dapat rusak saat dimasak. Oleh karena itu, konsumsi suplemen folat
mungkin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan folat yang diperlukan tubuh.

Namun, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum Anda memutuskan
untuk mengonsumsi suplemen folat, karena folat yang berlebihan juga malah bisa berdampak
buruk bagi janin.
Mengenal Tablet Tambah Darah untuk
Mengobati Anemia
TTD berisi zat besi dan asam folat yang dapat membentuk hemoglobin darah

Anemia merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja dan dikenal sebagai silent disease.
Mengapa disebut demikian? Hal ini dikarenakan gejala yang dimiliki anemia merupakan gejala
umum yang sering terjadi. Lemah, lunglai, lesu , letih dan lemah atau yang kerap disebut sebagai
5L itulah yang menjadi gejala anemia.

Meski gejalanya tampak sepele, ternyata dampak anemia begitu besar. Anemia dapat
menurunkan tingkat produktivitas seseorang karena membuat badan menjadi lemah serta
kemampuan berpikir menurun. Untuk mengobati anemia, salah satunya kita bisa menggunakan
tablet tambah darah. Mari kita kenal lebih lanjut TTD untuk mengobati anemia!

Tablet Tambah Darah untuk Obati Anemia

Tablet tambah darah atau TTD merupakan suplemen yang berisi zat besi dan asam folat yang
berfungsi untuk membantu membentuk hemoglobin darah.

Efek samping yang mungkin timbul ketika kita mengonsumsi TTD adalah perut perih, mual,
sembelit hingga tinja berwarna hitam. Tenang saja Moms, meski demikian tablet ini sama sekali
tak berbahaya dan gejalanya biasanya akan berkurang setelah beberapa waktu.

TTD yang dianjurkan untuk dikonsumsi seminggu sekali ini juga tentunya tak berbahaya bila
diminum sesuai dengan anjuran, kecuali bagi Moms yang memiliki penyakit darah seperti
thalassemia dan hemoichromatosis

Tubuh memiliki mekanisme penyerapan besi ke dalam tubuh, yakni bila tubuh mempunyai
cadangan zat besi yang cukup, maka besi dari makanan atau TTD hanya sedikit diserap dan
sisanya dibuang bersama kotoran. Sebaliknya bila tubuh kekurangan zat besi atau bahkan telah
menderita anemia, maka zat besi yang diserap akan lebih banyak.

Sekarang Moms sudah paham bukan bahwa TTD atau tablet tambah darah rupanya aman
dikonsumsi karena memang kandungannya sangat dibutuhkan untuk tubuh. Tak hanya itu saja,
tablet ini juga rupanya aman dikonsumsi ibu hamil, lho.

Moms hanya perlu mengonsultasikannya dengan dokter agar dapat mengonsumsinya sesuai
dengan anjuran yang benar.

Anda mungkin juga menyukai