Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN IBU


HAMIL DALAM MENGKONSUMSI VIT.Fe

DISUSUN OLEH :
MEISA DIKA OVIANA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen essensial bagi tubuh yang
diperlukandalam sintesa hemoglobin. Konsumsi tablet Fe sangat berkaitan
dengan kadar hemoglobinpada ibu hamil. Anemia defesiensi zat besi yang
banyak dialami ibu hamil disebabkan oleh kepatuhan mengonsumsi tablet Fe
yang tidak baik ataupun cara mengonsumsi yang salah sehingga menyebabkan
kurangnya penyerapan zat besi pada tubuh ibu. (yenni, 2013).
Pada masa kehamilan zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ
reproduksi ibu maupun untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan zat besi ibu
selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya 300 mg untuk janin
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk itu ibu hamil
membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba, 2010). Pola makan
masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi hewani yang
rendah dan tinggi sumber besi nabati yang merupakan penghambat
penyerapan gizi (Dan and Yang, 2012).
Menurut WHO(2010) dalam Manda 2012, 40% kematian di negara
berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.Angka kematian Ibu (AKI)
merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan suatu negara.
Kematian tersebut dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya anemia. Anemia
merupakan keadaan dimana masa eritrosit atau masa hemoglobin yang beredar tidak
dapat memenuhi fungsinya untuk mengangkut oksigen bagi jaringan. Anemia dalam
kehamilan dapat memberi pengaruh buruk bagi Ibu seperti abortus, dan bagi hasil
konsepsi seperti kematian mudigah, kematian perinatal, bayi lahir. prematur, cacat
bawaan, dan cadangan besi kurang, sehingga meningkatkan mortalitas dan morbiditas
Ibu dan janin.
Anemia defisiensi besi sering terjadi karena pada ibu hamil terjadi
peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat peningkatan volume darah tanpa
ekspansi volume plasma untuk memenuhi kebutuhan ibu agar mencegah kehilangan
darah pada saat melahirkan dan pertumbuhan janin. Pemeriksaan anaemia sangat
penting pada kunjungan pertama kehamilan. Jika tidak mengalami anemia pada
kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan selanjutnya.
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr % pada
trimester 2 (Soebroto, 2010).Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama bagi
WUS(Wanita Usia Subur) (Novita, 2012).
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah
terkena infeksi. Saat kehamilan ibu dapat mengalami abortus, persalinan
prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini.
Kemudian saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio
plasenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri (Styawati,
2013).Anemia dalam kehamilan dapat memberi pengaruh buruk bagi Ibu seperti
abortus, dan bagi hasil konsepsi seperti kematian mudigah, kematian perinatal, bayi
lahir. prematur, cacat bawaan, dan cadangan besi kurang, sehingga meningkatkan
mortalitas dan morbiditas Ibu dan janin.
Program pencegahan anemia pada Ibu hamil Di Indonesia adalah
dengan memberikan suplemen Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
Namun banyak ibu hamil tidak mematuhi anjuran ini karena berbagai alasan
sehingga prevalensi anemia masih tinggi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah peran pelayan kesehatan. Hal ini sangatlah penting baik
sebagai sumber informasi yang terpercaya maupun sebagai pemberi pelayanan
medis untuk pencegahan anemia pada Ibu hamil. Informasi pelayanan
kesehatan kurang lengkap sehingga Ibu hamil kurang mengerti bahaya dan
pentingnya pemberian tablet besi, kebanyakan beranggapan mengkonsumsi
tablet Fe dapat menimbulkan efek samping sehingga orang cenderung
menolak. Penelitian ini merupakan study Deskriptif cross sectional untuk
mengetahui tingkat kepatuhan Ibu hamil minum tablet besi.
Di Indonesia, program pencegahan anemia pada Ibu hamil yaitu
dengan memberikan suplemen Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan.
Namun banyak Ibu hamil yang menolak atau tidak mematuhi anjuran ini
karena berbagai alasan sehingga prevalensi anemia pada Ibu hamil masih
tinggi.6 Seorang Ibu disebut patuh minum tablet Fe apabila ≥ 90% dari jumlah
seharusnya telah diminum.Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7%
perempuan usia 10-59 tahun mendapat/membeli tablet tablet Fe. Masih ada
19,3% Ibu hamil yang tidak meminum tablet Fe dan dari yang mengkonsumsi
tablet Fe, hanya 18,0% yang meminum 90 hari atau lebih. Diantara Ibu hamil
tersebut ada 15,3% yang menjawab tidak tahu aturan mengkonsumsi tablet Fe.
Dan sebanyak 36,3% mengaku mengonsumsi tablet besi antara 0-30 hari.Hasil
penelitian Chi, dkk(, menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70%
untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu yang non- anemia. Kematian
ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia.
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan
ibu (Ridwan, 2007).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
kehamilan diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status
ekonomi dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dan pola makan (Keisnawati, dkk,
2015). Hasil penelitian Ridayanti (2012), menyebutkan bahwa ibu hamil
dengan anemia juga disebabkan oleh faktor primigravida. Ibu primigravida
yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu
multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut
disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga
kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnyakarena baru pertama kali
hamil (Farsi, 2011).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2016, prevalensi
anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet Fe di
Indonesia pada tahun 2015 sebesar 85 %. Presentase ini mengalami
peningkatan dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 83,3 %. Meskipun
pemerintah sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil
yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode
kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian
anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa 80,7% perempuan usia 10-
59 tahun yang mendapat/membeli tablet tablet Fe dengan jumlah hari minum
zat besi. Masih ada 19,3% ibu hamil yang tidak minum tablet Fe dan hanya
18,0% yang minum tablet Fe 90 hari atau lebih. Diantara ibu hamil tersebut
ada 15,3% yang menjawab tidak tahu. Dan sebanyak 36, 3 % mengaku
mengonsumsi tablet besi antara 0-30 hari. Sedangkan untuk Sulawesi Selatan
sendiri, menurut Riskesdas 2010 bahwa 15 % ibu mengaku tidak
mengonsumsi tablet Fe, 14,2% tidak tahu dan 56,8% mengonsumsi 0-30 hari
(Alfia, 2012).
Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2012,
angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 170 orang dari jumlah 6.856
ibu hamil, tahun 2013 angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 168
orang dari jumlah 7.251 ibu hamil, dan tahun 2014 angka kejadian ibu hamil
dengan anemia sebesar 279 orang dari jumlah 7.093 ibu hamil. Puskesmas
Jalan Gedang merupakan Puskesmas yang memiliki jumlah penderita anemia
pada ibu hamil terbanyak dibandingkan Puskesmas lainnya di wilayah Kota
Bengkulu dengan jumlah penderita anemia ibu hamil setiap tahunnya selalu
meningkat, tahun 2014 sebesar 60 orang dari 429 orang ibu hamil (Dinkes
Kota Bengkulu, 2015).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Amirudin (2007), bahwa
penyebab kejadian anemia dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak
cukup dan penyerapan tidak adekuat serta peningkatan kebutuhan akan zat
besi untuk pembentukan sel darah merah, masa pubertas, masa kehamilan dan
menyusui serta pola makan yang tidak seimbang. Dengan pola makan yang
tidak seimbang yaitu tidak memenuhi persyaratan pola makan empat sehat
lima sempurna, maka ibu dan bayi akan mengalami kekurangan zat-zat yang
dibutuhkan terutama zat besi yang lebih besar untuk pembentukan sel darah
merah yang sangat berguna bagi partum buhan bayi. Dengan pola makan yang
tidak seimbang, zat besi tersebut tidak akan dapat terpenuhi sehingga ibu
hamil akan mengalami kejadian anemia.
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil program
suplementasi tablet tambah darah yang bisa didapatkan di Puskesmas di Kota
Bengkulu. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia besi dan anemia
asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi tablet zat besi
minimal 90 tablet selama hamil.Menurut Notoamodjo, perilaku kesehatan
dipengaruhi oleh faktor predisposing (predisposisi) diantaranya adalah
pengetahuan. Mengonsumsi tablet zat besi dapatmenimbulkan efek samping
yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan.
Faktor enabling (pemungkin) meliputi ketersediaan sarana dan prasana atau
fasilitas kesehatan dan faktor reinforcing (penguat) meliputi dukungan
keluarga,dukungan petugas kesehatan dan ketersediaan Fe.
Untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet fe.
Petugaskesehatan harus mengikutsertakan keluarga dalam pengawasan makan
obat, pengawasan minum obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin kepatuhaan minun obat sesuai dengan dosis dan jadwal seperti yang
telah ditetapkan (Maulana, 2008). Hasil penelitian Ramawati (2008)
menunjukkan bahwa kepatuhan ibu dalam mengonsumsi zat besi dipengaruhi
oleh tersedianya tablet Fe di tempat pelayanan kesehatan, meskipun untuk
mendapatkannya perlu mengeluarkan biaya yang tinggi. Menurut BKKBN
(2009) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan
berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program
pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.
Dari uraian sebelumnya menunjukkan bahwa ibu hamil dalam
mengonsumsi zat besi merupakan masalah penting yang erat hubungannya
dengan mortalitas maternal dan perinatal, sehingga dianggap penting untuk
dilakukannya suatu identifikasi berbagai gambaran hubungan dan pengaruh
dominan melalui suatu penelitian mengenai kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi zat besi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas ketidakpatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet Fe sehingga menyebabkan angka kematian ibu
dikarenakan anemia semakin tinggi.40% kematian di negara berkembang
berkaitan dengan anemia dalam kehamilan sebagai berikut:
Apakah ada pengaruh dengan dilakukan pendampingan tentang
pengetahuan ibu hamil mengenai vit.Fe akan meningkat?.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui adanya Pengaruh dengan dilakukan pendampingan pada
ibu hamil terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe di
puskesmas Sidomulyo kota bengkulu.

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet Fe.
b. Untuk mengetahui sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe.
c. Untuk mengetahui tindakan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe.

D. Manfaat penelitian
1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan pertimbangan untuk
nantinya disampaikan kepada masyarakat terutama ibu hamil agar
pentingnya ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan pertimbangan untuk
membuat program pklt untuk menyadarkan ibu hamil akan pentingnya
tablet Fe.

3. Bagi responden
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman pada masa
hamil pentingnya tablet Fe.

Anda mungkin juga menyukai