Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENYULUHAN PENDIDIKAN DAN KONSULTASI GIZI

TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL

OLEH:

PUTRI HANDAYANI
NIM: PO7131216060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH
JURUSAN D-IV GIZI
2017
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah swt, karena dengan limpahan rahmat-nyalah
sehingga penulisan proposal ini yang berjudul “Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia di Puskesmas Lampeuneurut”.
terselesaikan dengan baik. Kita ketahui bahwa dengan mengadakan penyuluhan seperti ini
kita dapat mengetahui segala pengaruh yang ditimbulkan dari hal tersebut serta menjadi
acuan dalam tahap meningkatkan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Mungkin penulis
menyadari bahwa penulisan proposal ini masih relatiff sederhana, sehingga kritik dan saran
sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan pada penulisan berikutnya, karena proses ini masih
dalam tahap awal.

Aceh Besar, Juli 2018

putri handayani
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional dan internasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sangat besar terhadap kualitas
sumber daya manusia. Anemia dikenal dengan istilah “potential danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak) (Manuaba, 1998).

Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki angka kematian ibu (AKI)
yang 307 per 100.000 kelahiran hidup hal ini berarti setiap tahun ada 13.778 kematian ibu
atau setiap 2 jam ada dua ibu hamil, bersalin, nifas, yang meninggal karena berbagai
penyebab (Azwar, 2005). Laporan dari seluruh dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia
dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di negara-negara berkembang, yaitu sekitar 10 – 20
persen (Mochtar, 1998). Bahkan fakta (2000) menyebutkan, diperkirakan lebih dari 50 persen
wanita hamil di seluruh dunia menderita anemia. Salah satu indikator tingkat kesehatan yang
penting dan menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih tingginya angka kematian
ibu (AKI) yaitu 307/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2003).

Tingginya pravelensi anemia besi pada ibu hamil memberikan kontribusi terhadap
masih tingginya angka kematian ibu (AKI). Menurut SKRT 1999, AKI di Yogyakarta sebesar
110/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target yang ingin dicapai pada
akhir tahun 2004, yakni sekitar 65/100.000 kelahiran hidup.

Anemia ibu hamil dapat dicegah dengan pemberian tablet Fe. Namun pemberian
tablet Fe ini sulit dikonsumsi oleh ibu hamil karena ketidakpahaman tentang manfaat tablet
Fe terhadap kejadian anemia pada masa kehamilan. Dibandingkan dengan ibu hamil tidak
anemia sedikit memahami manfaat tablet Fe, karena ibu hamil tidak anemia mempunyai
pengetahuan yang baik sehingga dengan kesadaarannya ibu hamilpun dapat mengkonsumsi
tablet Fe.

Ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dilaporkan oleh beberapa peneliti hasilnya
bervariasi, ini disebabkan oleh faktor-fakor tertentu yang berpengaruh terhadap kepatuhan ibu
mengkonsumsi tablet Fe. Penelitian Rifadi dkk (1996) melaporkan bahwa rendahnya
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe disebabkan timbul perasaan ingin muntah, timbul
mual dan pusing-pusing. Kebosanan minum tablet Fe dan rendahnya dukungan atau bentuk
kepedulian lingkungan sekitar ibu hamil terutama kepedulian anggota keluarga, khususnya
peran suami juga merupakan salah satu faktor penyebab ibu menjadi tidak patuh.

Berbagai upaya di bidang kesehatan khususnya pada kehamilan utnuk menurunkan


frekuensi anemia ini, salah satunya adalah melalui penyuluhan-penyuluhan dan pemberian
zat Fe secara teratur dan peningkatan gizi di setiap daerah. Pengobatan anemia ini relativ
mudah bahkan murah sehingga semua ibu hamil dapat mengkonsumsinya. Namun setelah
dilihat, hasilnya belum begitu memuaskan. Ini dapat dilihat dari pravelensi anemia yang
masih saja tinggi, baru 20 persen yang tercakup di dalamnya (Departemen Kesehatan RI,
2002).

Penyebab anemia kehamilan adalah karena kurang zat besi ini mungkin disebabkan
oleh asupan nutrisi yang kurang pada ibu hamil. Asupan nutrisi yang kurang pada ibu hamil
dapat disebakan oleh ketidaktahuan ibu hamil itu sendiri terhadap pentingnya nutrisi untuk
kehamilan yang dapat mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Kurangnya informasi
tentang anemia dalam masa kehamilan dan cara pencegahannya merupakan hal yang harus
diatasi agar prevalensi ibu hamil dengan anemia berkurang (Manuaba, 1999)..

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami
anemia dalam kehamilan yang faktor utamanya adalah kurangnya asupan nutrisi yang
menyebabkan zat besi yang diperlukan dalam pembentukan sel darah merah berkurang
sehingga terjadi anemia.

Untuk mengurangi terjadinya angka kejadian anemia selama kehamilan dapat


dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya pencegahan anemia selama
kehamilan dengan cara meningkatkan asupan nutrisi yang banyak mengandung zat besi
sehingga produksi sel darah merah meningkat dan anemia kehamilan tidak akan terjadi.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang ”
Hubungan antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian
Anemia di Puskesmas Lampeuneurut ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi rumusan masalah adalah “ Adakah
pengaruh pengetahuan terhadap konsumsi tablet Fe terhadap anemia ibu hamil di puskesmas
Lampeuneurut?
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

 Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan gizi diharapkan ibu hamil di desa Lampeuneurut dapat
mengetahui akibat kekurangan zat besi, gejala kekurangan zat besi, kebutuhan zat besi, dan
upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil dengan benar.

 Tujuan Khusus
- Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui akibat kekurangan zat besi pada saat hamil.
- Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui gejala kekurangan zat besi pada saat hamil.
- Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui kebutuhan zat besi pada saat hamil.
- Diharapkan ibu hamil dapat mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan
anemia pada ibu hamil.

D. Manfaat Kegiatan Penyuluhan

 Bagi Sasaran

Untuk menambah informasi atau pengetahuan kepada ibu hamil mengenai Hubungan
antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia.

 Bagi Penyuluh

Untuk meningkatkan keterampilan terutama dibidang penyuluhan.

 Bagi Institusi

Untuk dapat meningkatkan peran dan tanggung jawab dibidang Gizi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Materi Penyuluhan

 Zat Besi

a. Defenisi Zat Besi

Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama kehamilan, bukan
hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan menyerap dan mengunakan zat besi
dengan cepat, sehingga jika ibu kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan
mengambil kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia dan
merasa lelah ( Sunririnah 2008 )

b. Fungsi zat besi bagi ibu hamil

Zat besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah, sementara sel darah merah
bertugas mengangkut oksigen dan zat – zat makanan keseluruh tubuh serta membantu proses
metabolisme tubuh untuk mengahasilkan energi,jika asupan zat besi kedalam tubuh
berkurang dengan sendirinya sel darah merah juga akan berkurang, tubuh pun akan
kekurangan oksigen akibatnya timbullah gejala – gejala anemia. ( Samuel 2006 )

c. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah
merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat –
zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup
baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus
menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan.

Dampak Anemia Pada Ibu Hamil dan Janin Akibat yang akan terjadi pada anemia
kehamilan adalah : kehamilan trisemster pertama: abortus, missed abortion dan kelainan
congenital, kehamilan trisemester kedua: persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, BBLR, infeksi dan kematian buat janin dan ibu (Sukarsih, 2002).

d. Gejala kekurangan zat besi


 Lemah, lesu, tidak bergairah

 Mudah pusing dan mata berkunang – kunang

 Gelisah dan mudah pingsan

 Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa

 Nafsu makan menurun

 Badan tidak bugar dan mudah lemah(Ridwamiruddin 2007 )

e. Kebutuhan zat besi pada kehamilan

Ekstra zat besi diperlukan pada kehamilan, kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan
janin tunggal adalah:

2.1.5.1 200 – 600 mg untuk memenuhi peningkatan masa sel darah merah

2.1.5.2 200 – 370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya

2.1.5.3 150 – 200 mg untuk kehamilan eksternal

2.1.5.4 30 – 170 mg untuk tali pusat dan plasenta.

2.1.5.5 90 – 310 mg untuk mengantikandarah yang hilang saat melahirkan.

Dengan demikian, kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 580-1340
mg, dan 440 – 1050 mg diantarannya akan hilang dalam tubuh pada saat melahirkan (hilman,
1996). Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil,memerlukan rata – rata 3,5 – 4 mg zat besi
perhari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan dalam trimester terakhir, yaitu dari
rata – rata 2,5 mg / hari pada awal kehamilan menjadi 6,6 mg / hari.(Sue jordan.2004)

Zat besi yang tersedia dalam makanan berkiosar dari 0,9 hingga 1,8 mg / hari dan
ketersediaan ini bergantung pada kecukupan dietnya. Karena itu pemenuhan kebutuhan pada
ke hamilan memerlikan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorpsi zat besi (Sue
jordan 2004).
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara yang paling
cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang di inginkan, karma
sangat efektip dimana satu tablet mengandung 60mg Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg
ferrosulfat. Selama kehamilan minimal di berikan 90tablet sampai 42 minggu setelah
melahirkan di berikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.

1. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat sebelum tidur.

2. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval sedikitnya 6 – 8 jam, dan
kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12 atau 24 jam jika timbul efek samping.

3. Muntah dank ram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda dini toksitasi zat
besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah (menurunkan) dosis zat besidengan segera.

4. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat mengurangi
gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.

 Anemia

a. Defenisi Anemia

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah (eritrosit) menurun atau menurunnya
hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ – organ vital
pada ibu dan janin menjadi berkurang. (Tarwoto, 2007)

b. Penyebab Anemia defisiensi zat besi

(a) Asupan yang tidak dekuat

Asupan zat makanan ./ gizi yang kurang, dimana makanan yang mengandung zat besi
sepeti berasal dari daging hewani, buah dan sayuran hijau tidak dapat dikonsumsi secara
cukup.

(b) Ibu hamil memerlukan zat besi yang lebih tinggi, sekitar 200 – 300% dari kebutuhan
wanita tidak hamil

Hal ini untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin dan pembentukan janin ibu,
jika peningkatan kebutuhan tidak diimbangi intare yang tidak adek kuat maka akan terjadi
ketidakseimbangan atau kekurangan zat besi.
Zat besi masuk kedalam tubuh malalui makanan. Pada jaringan tubuh besi berupa
senyawa fungsional seperti hemoglobin, mioglobin dan enzim – enzim senyawa besi
transportasi yaitu dalam bentuk transferin, dan senyawa besi cadangan seperti feritin dan
hemosiderin. Besi ferri dari makanan akan menjadi ferro jika dalam keadaan asam dan
bersifat mereduksi sehingga mudah diabsorpsi oleh mukosa usus. Dalam tubuh besi tidak
terdapat bebas tetapi berikatan dengan molekul protein membentuk ferritin yaitu apferritin,
sedangkan dalam bentuk transport zat besi dalam bentuk ferro berikatan dengan protein
membentuk transferin disebut apotrans ferin dalam plasma darah disebut setotransferin.

Zat besi yang berasal dari makanan seperti daging, hati, telor,sayuran hijau dan buah –
buahan diabsorpsi di usus halus. Rata – rata dari makanan yang termasuk mengandung 10 -15
mg zat besi tetapi hanya 5 -10% yang dapat diabsorpsi jadi apabila menurunya asupan zat
besi yang merupakan unsur utama pembentukan hemoglobin maka kadar / produksi
hemoglobin juga akan menurun dan mengakibatkan anemia.(Tarwoto, 2007)

d. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Ibu Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang zat besi
pada ibu hamil menurut Departemen Kesehatan 2001 adalah :

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dan sumber alami, terutama makanan sumber hewani
(hem iron ) yang mudah diserap seperti hati, daging, ikan. Selain itu perlu ditingkatkan juga,
makanan yang banyak mengandung Vitamin C dan Vitamin A ( buah – buahan dan sayuran )
untuk membantu penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

2. Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin A dan asam
amino esensial pada bahan makanan yang dimakan secara luas oleh kelompok sasaran.
Penambahan zat besi umumnya dilakukan pda bahan makanan hasil produksi industri pangan.

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan untuk
meningkatkan kadar Hb secara cepat. Dengan demikian suplemen zat besi hanya merupakan
salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan kurang zat besi yang perlu diikuti dengan
cara lain.
B. Metode Penyuluhan
 Ceramah
Ceramah adalah salah satu cara pendidikan kesehatan dimana kita menerangkan atau
menjelaskan sesuatu dengan lisan disertai dengan tanya jawab, diskusi kepada sekelompok
pendengar serta dibantu dengan beberapa alat peraga yang dianggap perlu.
Metode ceramah umumnya diselenggarakan dalam suatu tempat dengan suasana yang
cukup menunjang terselenggaranya suasana pembicaraan yang komunikatif. Pada kegiatan
pertemuan yang metode ceramah, penyuluh kesehatan sebaiknya hanya menyampaikan
pokok-pokok pikiran yang akan disampaikannya dan memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya kepada sasaran penyuluh kesehatan untuk menyampaikan tanggapan terhadap hal-hal
yang disampaikan, dengan catatan hal-hal yang disampaikan yang berupa pokok pikiran tadi
dikuasai penjelasannya secara mendetail oleh penyuluh.

Pelaksanaan ceramah dimulai dengan memperkenalkan diri, mengemukakan maksud


dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai, penjelasan secara sistematis isi dari ceramah
yang akan diberikan, suara cukup keras dan turun naik sehingga tidak membosankan,
diselingi humor segar. pemakaian alat peraga yang tepat dan benar dapat memperjelas materi
yang kurang jelas, usahakan suasana ceramah tersebut menyenangkan, setiap tiga menit
berikan waktu untuk mengajukan pertanyaan bagi sasaran, pakailah bahasa yang mudah
dimengerti, jawablah pertanyaan dengan meyakinkan, usahakan setiap pertanyaan dijadikan
bahan diskusi, ketika akan mengakhiri ceramah buatlah tinjauan kembali, setelah selesai
ceramah beramah tamahlah dahulu dengan para pendengar.(Artini, dkk, 2000).

 Diskusi

Metode diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk


menyampaikan tanggapannya, pendapatan, atau pun saran. Berbeda dengan metode ceramah,
peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai
fasilitator atau nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

Sebaiknya cara diskusi diselenggarakan pada waktu tertentu secara teratur. Usaha
menghidupkan suasana, acara diskusi merupakan media yang efektif. Topik diskusi
sebenarnya dapat berasal dari adanya media penyuluhan yang lain. Hasil diskusi dalam
penyuluhan harus berupa perumusan dari hasil beberapa pemikiran para ibu-ibu hamil untuk
kemudian dilaksanakan bersama. Dalam melaksanakan acara diskusi, seorang penyuluh tidak
perlu banyak berbicara dan memegang kendali diskusi.
C. Media Penyuluhan
 Flipchart

Flip chart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan,
skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran.
Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulisi, dan
berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi
desainnya.

Flip chart adalah lembaran kertas yang berisi pesan atau bahan pelajaran yang tersusun
rapi dan baik.
Flip chart merupakan media menulis yang sangat praktis dan menghemat ruang yang
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Flip chart atau dengan nama lain disebut juga sebagai bagan balik yang merupakan
kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik
materi pembelajaran.
Adapun chart itu sendiri dapat terbuat dari lembaran kertas karton atau jenis HVS yang
cukup tebal. Penggunaan kertas tebal tentu saja agar kertas tidak mudah robek dan tidak ada
bayangan antara satu kertas dengan kertas lain sehingga pesan gambar atau tulisan tidak
tumpang tindih dengan gambar di lembaran berikutnya
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
A. Sasaran

Peserta yang akan mengikuti kegiatan ini adalah ibu hamil yang berada di gampong
ateuk monpanah

B. Metode Penyuluhan
 Ceramah
Pelaksanaan ceramah dimulai dengan memperkenalkan diri, mengemukakan maksud
dan tujuan serta harapan yang ingin dicapai, penjelasan secara sistematis isi dari ceramah
yang akan diberikan, suara cukup keras dan turun naik sehingga tidak membosankan,
diselingi humor segar. pemakaian alat peraga yang tepat dan benar dapat memperjelas materi
yang kurang jelas, usahakan suasana ceramah tersebut menyenangkan, setiap tiga menit
berikan waktu untuk mengajukan pertanyaan bagi sasaran, pakailah bahasa yang mudah
dimengerti, jawablah pertanyaan dengan meyakinkan, usahakan setiap pertanyaan dijadikan
bahan diskusi, ketika akan mengakhiri ceramah buatlah tinjauan kembali, setelah selesai
ceramah beramah tamahlah dahulu dengan para pendengar.(Artini, dkk, 2000).
Sarana yang digunakan untuk menerapkan ceramah adalah microfon dan sound.
Sementara untuk persiapannya pertama merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan pokok materi dan mempersiapkan alat bantu sedangkan untuk pelaksanaannya
diawali dengan langkah pembukaan lalu langkah penyajian dan diakhiri dengan penutupan
ceramah.
 Diskusi

Metode diskusi memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada sasaran untuk


menyampaikan tanggapannya, pendapatan, atau pun saran. Berbeda dengan metode ceramah,
peran penyuluh dalam metode ini relative kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai
fasilitator atau nara sumber dan bukan semata-mata sebagai informan.

Langkah persiapan yang perlu dilaksanakan untuk menerapkan metode diskusi yaitu
merumuskan tujuan diskusi, menentukan jenis diskusiyang dapat dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yangingin dicapai, menetapkan masalah yang akan dibahas, dan mempersiapkan
segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelasanaan diskusi, untuk pekasanaannya
pertama memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhu kelancaran diskusi,
melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan, memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-
idenya, mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas
sementara untuk pentupannya buat pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan
hasil diskusi dan me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta
sebagai umpan balikuntuk perbaikan selanjutnya.

C. Media Penyuluhan
 Flipchart

Flip chart atau yang sering disebut sebagai bagan balik adalah kumpulan ringkasan,
skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik materi pembelajaran.
Bahan flip chart biasanya kertas ukuran plano yang mudah dibuka-buka, mudah ditulisi, dan
berwarna cerah. Untuk daya tarik, flip chart dapat dicetak dengan aneka warna dan variasi
desainnya.

Flip chart adalah lembaran kertas yang berisi pesan atau bahan pelajaran yang tersusun
rapi dan baik.
Flip chart merupakan media menulis yang sangat praktis dan menghemat ruang yang
dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar ataupun kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Flip chart atau dengan nama lain disebut juga sebagai bagan balik yang merupakan
kumpulan ringkasan, skema, gambar, tabel yang dibuka secara berurutan berdasarkan topik
materi pembelajaran.
Adapun chart itu sendiri dapat terbuat dari lembaran kertas karton atau jenis HVS yang
cukup tebal. Penggunaan kertas tebal tentu saja agar kertas tidak mudah robek dan tidak ada
bayangan antara satu kertas dengan kertas lain sehingga pesan gambar atau tulisan tidak
tumpang tindih dengan gambar di lembaran berikutnya

D. Waktu Penyuluhan

Kegiatan ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu 11 juni 2018 jam 14 :00 WIB s.d
selesai.

Materi pertemuan dibagi menjadi dua kali pertemuan, pertemuan pertama membahas
materi mengenai zat besi sekitar 20 menit, materi kedua membahas mengenai anemia pada
ibu hamil sekitar 20 menit, sesi tany jawab 10 menit, pembukaan, pembagian hadiah dan
penutupan 15 menit. Jadi, waktu yang dibutuhkan dalam penyuluhan ini sekitar 65 menit.

E. Tempat Penyuluhan

gampong ateuk monpanah, kec. simpang tiga, kab. aceh besar

F. Evaluasi Penyuluhan

tanya jawab yang akan di ajukan pada saat sebelum dan sesudah penyampaian materi.
DAFTAR PUSTAKA

 https://idtesis.com/contoh-proposal-kesehatan/

 https://www.academia.edu/28332997/PROPOSAL_KEGIATAN_KELAS_IBU_HAM
IL

 http://digilib.unila.ac.id/2382/11/BAB%20II.pdf

 http:///E:/jkptumpo-gdl-banguntrik-108-1-abstrak-i.pdf

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/44680/Chapter%20II.pdf?
sequence=4

 http:///E:/Maulida%20Nur%20Soraya-fkik%20(1)g.pdf

 http://eprints.umpo.ac.id/2091/1/jkptumpo-gdl-banguntrik-108-1-abstrak-i.pdf

 http://iinlaila.blogspot.co.id/2014/06/media-penyuluhan-dan-konseling-gizi.html

Anda mungkin juga menyukai