TAHUN 2020
Penanggung Jawab
Penyusun :
Kontributor :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-NYA buku Profil Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun
2020 dapat diselesaikan.
Buku Profil kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020 merupakan gambaran
pembangunan kesehatan di wilayah Kota Palangka Raya berdasarkan indikator-
indikator, Sustainable Development Goals (SDGs), Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya serta kegiatan-kegiatan
pembangunan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat Kota Palangka Raya.
Harapan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi instansi dan masyarakat
yang membutuhkan informasi serta dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan
berdasarkan fakta dan data (evidence based) guna peningkatan derajat kesehatan di
Kota Palangka Raya.
Kami menyadari bahwa Profil Kesehatan ini banyak kekurangan, baik dalam
kelengkapan, ketepatan waktu serta kemampuan analisa data. Guna kesempurnaan
penyusunan dan peningkatan mutu profil kesehatan di masa akan datang, kritik dan
saran pembaca sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada instansi terkait dan semua pihak
yang telah berperan dalam penyusunan profil ini.
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel vi
Daftar Gambar vii
DAFTAR TABEL
7 Tabel VI.2 Indikator DBD Kota Palangka Raya Tahun 2011-2020 104
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar II.7 Net Death Rate (NDR) Di Rumah Sakit Kota Palangka 19
Raya Tahun 2020
Gambar II.10 Bed Turn Over (BTO) Di Rumah Sakit Kota Palangka 22
Raya Tahun 2020
Gambar II.11 Turn Over Interval (TOI) Di Rumah Sakit Kota Palangka 23
Raya Tahun 2020
Gambar II.15 Rasio Posyandu Per 100 Balita di Kota Palangka Raya 26
Tahun 2015-2020
Gambar V.2 Peta Sebaran Kasus Kematian Kota Palangka Raya per 52
Kecamatan
Gambar V.15 Peta Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2020 67
Gambar V.19 Cakupan UCI Desa Kota Palangka Raya Tahun 2010- 71
2020
Gambar VI.6 Cure Rate, Complete Rate, dan Succes Rate (SR) TB di 88
Kota Palangka Raya Tahun 2018-2020
Gambar VI.11 Pasien Diare Pada Balita dan Semua Golongan Umur 95
Yang Ditemukan Dan Ditangani di Kota Palangka Raya
Tahun 2019-2020
Gambar VI.16 Penemuan Kasus AFP (Per 100.000 Penduduk Usia < 102
15 Tahun) di Kota Palangka Raya Tahun 2004-2020
Gambar VI.17 AFP Rate Non-Polio (Per 100.000 Penduduk < 15 102
Tahun) di Kota Palangka Raya Tahun 2010- 2020
Gambar VI.19 Peta Kelurahan Endemis DBD Kota Palangka Raya 106
Tahun 2020
Gambar VI.25 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 112
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
Gambar VII.1 Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada Sarana Air 115
Minum di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Gambar VII.2 Kualitas Air Minum di Kota Palangka Raya Tahun 2014- 117
2020
BAB I
GAMBARAN UMUM
BAB I
GAMBARAN UMUM
A. Luas Wilayah
Palangka Raya merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak
113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035’ – 2024’ Lintang Selatan. Luas wilayah Kota Palangka
Raya adalah 2.853,5 km2. Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan dengan luas wilayah
terbesar yaitu 1.101,95 km2 dan luas wilayah terkecil yaitu Kecamatan Pahandut sebesar
119,41 km2. Batas-batas wilayah adalah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan
Gambar I.1
Peta Wilayah Kota Palangka Raya
Kondisi daerah berupa dataran rendah berpasir, sebagian besar terdiri dari sungai, danau
serta rawa. Beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm3 /tahun, temperatur udara
berkisar antara 270 - 31 0 C dan kelembaban antara 70 – 90 %
B. Jumlah Kelurahan
Secara administratif wilayah Palangka Raya terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 30
kelurahan yaitu : Kecamatan Pahandut yang terdiri dari Kelurahan Langkai, Kelurahan
Pahandut, Kelurahan Pahandut Seberang, Kelurahan Panarung, Kelurahan Tanjung Pinang, dan
Kelurahan Tumbang Rungan. Kecamatan Bukit Batu terdiri dari Kelurahan Banturung,
Kelurahan Habaring Hurung, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Marang, Kelurahan Sei Gohong,
Kelurahan Tangkiling dan Kelurahan Tumbang Tahai. Kecamatan Jekan Raya terdiri dari
Kelurahan Bukit Tunggal, Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka dan Kelurahan Petuk
Ketimpun. Kecamatan Sabangau terdiri dari Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Danau
Tundai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Kereng Bangkirai dan
Kelurahan Sabaru. Kecamatan Rakumpit terdiri dari Kelurahan Bukit Sua, Kelurahan Gaung
Baru, Kelurahan Mungku Baru, Kelurahan Pager, Kelurahan Panjehang, Kelurahan Petuk
Berunai dan Kelurahan Petuk Bukit.
Gambar I.2
Jumlah Kelurahan di Kota Palangka Raya
7 7
7
6 6
6
5
4
4
3
2
1
0
Pahandut Jekan Raya Sebangau Bukit Batu Rakumpit
Komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin, menunjukan penduduk
jenis kelamin laki-laki maupun perempuan terbanyak pada golongan umur 55 - 59 tahun dan
65 – 69 tahun. Penduduk usia muda (0 – 14 tahun) sebesar: 66.237 jiwa (23,15%), usia
produktif (15 – 64 tahun) sebesar 208.657 jiwa (72,94%), usia 65 - 74 tahun sebesar 8.363 jiwa
(2,92%) dan usia > 75 tahun sebesar 2.813 jiwa (0,98%). Gambaran komposisi penduduk
seperti gambar I.3.
Piramida penduduk Kota Palangka Raya menunjukan struktur penduduk muda. Dasar
piramida yang melebar menunjukan bahwa masih tingginya jumlah kelahiran. Hal ini menjadi
tantangan bagi pemerintah Kota Palangka Raya dalam menyediakan layanan kesehatan,
pendidikan dan lapangan kerja yang semakin besar. Sedangkan puncak piramida menunjukan
umur harapan hidup penduduk semakin tinggi dan harapan untuk hidup sampai usia lebih 75
tahun semakin besar.
Gambar I.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Kota Palangka Raya Tahun 2020
60 - 64 4.547 3.738
55 - 59 9.964 6.496
50 - 54 8.127 7.171
45 - 49 11.464 9.814
40 - 44 10.851 11.676
35 - 39 13.084 11.241
30 - 34 9.576 11.313
25 - 29 11.700 11.822
20 - 24 14.788 16.335
15 - 19 11.334 13.616
10 - 14 11.806 11.102
Jumlah keluarga dilihat dari tingkat kesejahteraannya cenderung ada yang bertambah dan
ada yang berkurang. Jumlah rumah yang bertambah akan menyebabkan permintaan
perumahan juga semakin meningkat. Kebutuhan akan perumahan menjadi semakin
bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang juga semakin meningkat. Berikut
jumlah dan rata – rata rumah tangga Kota Palangka Raya tahun 2020, sebagai berikut:
Tabel I.1
Jumlah dan Rata-Rata Rumah Tangga
Kota Palangka Raya Tahun 2020
Berdasarkan tabel I.1 dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga di Kota Palangka Raya
Tahun 2020 paling banyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu 39.947 rumah tangga dan
paling sedikit berjumlah 915 rumah tangga terdapat di Kecamatan Rakumpit.
E. Kepadatan Penduduk/Km2
Berdasarkan hasil estimasi, jumlah penduduk kota Palangka Raya tahun 2020 sebesar
286.070 jiwa, terdiri dari 145.319 laki-laki dan 140.751 perempuan. Angka tersebut
merupakan hasil perhitungan dari Badan Pusat Statistik (BPS). Dibandingkan dengan tahun
2019, terjadi pertambahan jumlah penduduk sebesar 1.458 jiwa (51,2). Gambar I.4 berikut
menunjukan jumlah penduduk selama 14 tahun dari tahun 2006 – 2020.
Gambar I.4
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2006-2020
2020 286,070
2019 284,612
2018 276,011
2017 267,011
2016 259,865
2015 252,105
Tahun
2014 248,244
2013 244,496
2012 229,599
2011 224,663
2010 220,962
2009 200,998
2008 191,014
2007 184,279
2006 182,802
Menurut BPS Kota Palangka Raya pada tahun 2020, dengan jumlah penduduk sebesar
286.070 jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk adalah 100,25 jiwa/km2. Kepadatan
tertinggi adalah di Kecamatan Pahandut yaitu 841,34 jiwa/ km2, dan terendah Kecamatan
Rakumpit dengan rata-rata 3,24 jiwa/ km2. Persebaran penduduk masih tidak merata, antara
daerah perkotaan dengan daerah luar kota dan jalur sungai.
Gambar I.5
Peta Kepadatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2020
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk
mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio.
Angka Beban Tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya
orang berumur tidak produktif (belum produktif/umur di bawah 15 tahun dan tidak produktif
lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur produktif (umur 15-64 tahun). Angka ini
dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi
suatu negara atau wilayah. Semakin tinggi persentase dependency ratio menunjukkan semakin
tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Tabel I.2
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Produktif dan Tidak Produktif
Kota Palangka Raya Tahun 2020
Jenis Kelamin
No Umur %
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 – 14 tahun 33.882 32.355 66.237 23,15
2. 15 – 65 tahun 24.950 13.616 208.657 72,94
3. ≥ 65 tahun 6.002 5.174 11.176 3,91
Jumlah 145.319 140.751 286.070 100
Angka Beban Tanggungan (%) 37,10
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, Tahun 2020
Komposisi penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur menunjukan bahwa
penduduk usia muda (0-14 tahun) sebesar 23,15%, usia produktif (15 – 65 tahun) sebesar
72,94% dan usia tua (≥ 65 tahun) sebesar 3,91%. Angka beban tanggungan sebesar 37,10%, hal
ini menunjukan bahwa 100 penduduk Palangka Raya usia produktif akan menanggung 37
penduduk yang belum/sudah tidak produktif lagi.
akses ke berbagai hal yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak
memiliki kemampuan tersebut, sehingga peluang untuk hidup lebih sejahtera dimiliki oleh
penduduk yang bisa membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis tercermin
dari Angka Melek Huruf (AMH).
Pada wanita diharapkan angka melek huruf mempengaruhi dalam pemilihan alternatif
kesehatan sehingga Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dapat menurun.
Gambar I.6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf
Menurut Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2009-2020
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
L 97.7 89.69 94.91 94.91 93.43 93.5 94.2 51 100 99.96 100
P 97.4 89.16 89.18 89.03 90.79 90.72 93.6 49.09 99.58 99.81 99.93
Di Kota Palangka Raya Angka Melek Huruf tahun 2020 sebesar 99,96%. Angka ini jauh
lebih tinggi dibandingkan Angka Melek Huruf Nasional tahun 2019 yaitu 99,89%. Jika dirinci
menurut jenis kelamin terlihat ada perbedaan yang tidak begitu besar dimana kemampuan
baca tulis antara laki – laki sedikit lebih besar yaitu 111.437 orang (100%) dibandingkan
perempuan yang berjumlah 108.316 orang (99,93%). AMH di Kota Palangka Raya 99,96% yang
artinya hampir semua penduduk Kota Palangka Raya sudah dapat membaca dan menulis serta
mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
I. Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan
Tertinggi Yang Ditamatkan
nasional. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan dalam menyerap informasi
termasuk informasi kesehatan dan lebih pandai dalam menyelesaikan masalah. Tingkat
pendidikan merupakan indikator pokok kualitas penduduk formal, semakin tinggi ijazah/STTB
yang dimiliki oleh rata-rata penduduk mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas
suatu daerah.
Tabel I.3
Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan
Menurut Jenis Kelamin Berusia 15 Tahun Keatas
Kota Palangka Raya Tahun 2020
Jenis kelamin
No Tingkat Pendidikan Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Tidak memiliki ijazah SD 4.940 6.150 11.090
2. SD/MI 17.890 18.160 36.050
3. SMP/MTs 24.410 24.050 48.060
4. SMA/MA
5. Sekolah Menengah Kejuruan
6. Diploma I / Diploma II
7. Akademi / Diploma III
8. S1 / Diploma IV / S2 / S3 (Master/Doktor) 64.220 60.420 124.640
Jumlah 111.460 108.780 219.840
Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2020
Tingkat pendidikan penduduk Kota Palangka Raya tahun 2020 dikelompokkan menjadi
5,04% tidak memiliki ijazah SD, 16,40% tamat SD/MI, 22,04% tamat SMP/MTs. Sedangkan
SMA/MA, Menengah Kejuruan, Diploma I / Diploma II, Akademi / Diploma III tidak dapat
disajikan karena keterbatasan dalam memperoleh data dan informasi. Dan tingkat pendidikan
S1/ Diploma IV, dan S2/S3 (Master/Doktor) sebesar 56,70%.
Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan menerima
informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya
dan keluarganya.
BAB II
SARANA KESEHATAN
BAB II
SARANA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Tabel II.1
Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2020
Tipe Puskesmas Karakteristik Wilayah
Puskesmas Rawat Non Rawat Sangat
PONED Terpencil Perkotaan
Kecamatan Inap Inap Terpencil
Pahandut 1 Pahandut - √ √ - - √
2 Panarung - √ - - - √
Marina
3 - √ - - - √
Permai
Jekan Raya 1 Bukit Hindu - √ - - - √
2 Menteng - √ - - - √
3 Kayon - √ - - - √
4 Jekan Raya - √ - - - √
Sebangau Kereng
1 - √ √ - - √
Bangkirai
2 Kalampangan - √ - - - √
Bukit Batu 1 Tangkiling √ - √ - - √
Rakumpit 1 Rakumpit - √ - √ - -
JUMLAH 1 10 3 1 - 10
Tabel II.1. menunjukan bahwa puskesmas non rawat inap sebagian besar terletak di
dalam kota. Sedangkan puskesmas rawat inap dibangun di wilayah perifer yang cukup jauh
dari pusat kota. Puskesmas rawat inap terletak di jalur lintas kabupaten yang masih bisa
diakses melalui angkutan darat. Selain pelayanan rawat inap, puskesmas tersebut juga wajib
memberikan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED). Semua kelurahan di
Kota Palangka Raya telah mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas
pembantu, polindes atau poskedes.
Tabel II.2
Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2020
No Puskesmas Jejaring Puskesmas
Pustu Poskesdes Polindes
1 Pahandut 4 - -
2 Panarung 1 - -
3 Marina Permai 7 1 -
4 Bukit Hindu 2 - -
5 Menteng 5 - -
6 Kayon 8 - -
7 Jekan Raya 1 - -
8 Kalampangan 2 - 2
9 Kereng Bangkirai - - -
10 Tangkiling 9 3
11 Rakumpit 6 3 1
Jumlah 45 4 6
Sumber: Sub Bagian Keuangan dan Aset Tahun 2020
Gambar II.1
Rasio Puskesmas (per 100.000 penduduk) Kota Palangka Raya Tahun 2020
10 7 – 10 <3
Rakumpit 27,97 Bukit 6,92 Pahandut 2,98
Batu
Sebangau 10,74 Jekan Raya 2,01
Gambar II.2 berikut adalah jumlah sarana pelayanan kesehatan swasta tahun 2020 di
Kota Palangka Raya.
Gambar II.2
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Tk. Alkes 6
Tk. Obat 31
Lab 8
Apotek 102
Klinik Utama 3
Klinik Pratama 18
RS Swasta 5
0 20 40 60 80 100 120
Tahun 2020 jumlah apotik yang semakin menjamur di Kota Palangka Raya melebihi dari
jumlah sarana kesehatan swasta lainnya. Peran Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya harus
semakin ditingkatkan, baik sebagai pengawas maupun sebagai regulator di bidang pelayanan
kesehatan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Peraturan tersebut adalah tindak lanjut dari amanat PP Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pembagian Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Jumlah rumah sakit swasta di Kota Palangka Raya
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan
Angka kunjungan rawat jalan di Puskesmas selama tahun 2020 mencapai 150.760
kunjungan dan di Rumah Sakit mencapai 172.312 kunjungan. Sedangkan kunjungan rawat
inap di Puskesmas tahun 2020 mencapai 467 kunjungan dan di Rumah Sakit mencapai
29.156 kunjungan. Angka ini belum menggambarkan angka kunjungan sebenarnya karena
yang terdata hanyalah penderita yang berkunjung ke sarana kesehatan puskesmas dan
Gambar II.3
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Kota Palangka Raya Tahun 2011-2020
80% 80%
60% 60%
40% 40%
20% 20%
0% 0%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
KOTA 41.02 29.04 58.00 41.80 35.70 40.30 43.20 37.87 47.69 37.64
RENSTRA 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40%
Tahun 2020 cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan Rumah Sakit mencapai
37,64 % mengalami penurunan dibandingkan tahun 2019 sebesar 47,69%. Sedangkan
cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2020 mencapai 3,45% mengalami penurunan dari
tahun 2019 yaitu sebesar 3,85%. Hal ini karena pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19,
terjadi kekhawatiran masyarakat berkunjung ke fasilitas kesehatan. Masyarakat khawatir
tertular covid-19 dari pengunjung lainnya atau dari petugas Puskesmas, sehingga kunjungan
rawat jalan menurun dibandingkan tahun 2019.
Cakupan kunjungan rawat jalan dihitung dengan ratio rate 3-4 kali/tahun atau setiap
pasien diperkirakan berkunjung 3-4 kali/tahun. Target cakupan pelayanan kesehatan dalam
Renstra Kota Palangka Raya sebesar 40%. Pencapaian cakupan kunjungan tersebut juga
mengindikasikan masih adanya kantong-kantong daerah rawan yang memerlukan intervensi
pelayanan kesehatan, baik melalui puskesmas keliling maupun kegiatan sosial lainnya.
Gambar II.4
Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa
Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
2020 1.77
2019 0.37
2018 0.17
%
2017 0.07
2016 0.06
0 0.5 1 1.5 2
Pada tahun 2020 jumlah kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas dan Rumah Sakit
sebanyak 6.232 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2019 jumlah kunjungan
gangguan jiwa di Puskesmas dan rumah sakit sebanyak 3.174. Hal ini terjadi karena pada
tahun 2020 pasien kunjungan gangguan jiwa banyak dari luar Kota Palangka Raya. Namun
jika dilihat dari sisi lainnya, hal ini juga disebabkan oleh kerja sama lintas sektor yang baik
sehingga masyarakat sudah mulai terbuka menginfokan terkait adanya kasus ODGJ di
wilayahnya. Pandemi Covid-19 juga berpengaruh dalam bertambahnya kunjungan gangguan
jiwa, tingginya jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), susahnya mencari pekerjaan
menjadi salah satu distrisbusi kunjungan itu meningkat di tahun 2020. Sedangkan bila dilihat
dari jenis kelaminnya persentase kunjungan gangguan jiwa terbanyak adalah perempuan
70,73% dan laki – laki 29,27%, ini berarti pemanfaatan sarana kesehatan untuk kesehatan
jiwa lebih banyak oleh perempuan dibandingkan laki – laki.
100%
75%
25%
0%
2018 2019 2020
38.44
26.49 27.31
24.25
12.37
5.17
0.00 0.80 0.00
Dari 9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, pada tahun 2020 Rumah Sakit yang
memiliki angka GDR paling tinggi adalah Rumah Sakit Betang Pambelum sebesar 38,44 per
1.000 pasien keluar. Sedangkan Rumah Sakit dengan GDR yang paling rendah yaitu 0 per
1.000 pasien keluar adalah Rumah Sakit TNI-AD, Rumah Sakit Ibu dan Anak Yasmin.
2. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)
Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk setiap 1000
penderita keluar. NDR digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan atau perawatan rumah
sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit
tersebut semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000
pasien keluar.
Gambar II.7
Net Death Rate (NDR) Di Rumah Sakit
Kota Palangka Raya Tahun 2020
33.67
7.55
10.12
1.12 0.00 0.00 0.00 0.00 0.65
Rata - rata NDR di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 20,44 per 1.000 pasien keluar.
Data NDR yang menunjukkan rumah sakit yang paling tinggi NDR nya adalah Rumah Sakit
Doris Sylvanus sebesar 33,67 sedangkan NDR yang paling rendah sebesar 0 (nol) adalah RS
TNI-AD, RS Kota Palangka Raya, RSIA Yasmin, RS Siloam Hospital.
90.00
85 85 85
80.00 76.96
70.00
60.00
BOR
50.00 49.48
%
BOR untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2020
sebesar 46,04% yang artinya masih berada di bawah nilai ideal dengan pemanfaatan
tempat tidur yang rendah. Dari 10 rumah sakit yang mempunyai tingkat pemanfaatan
BOR yang dianggap cukup ideal yaitu Rumah Sakit Doris Sylvanus sebesar 76,96%.
Sedangkan rumah sakit dengan tingkat pemanfaatannya masih kurang atau paling
rendah adalah Rumah Sakit Perluasan Covid-19 yaitu sebesar 0,48%.
RS MUHAMMADIYAH 0.71
RS KOTA PALANGKA RAYA 0.50 ALOS
RS TNI-AD 5.71
RS BHAYANGKARA 5.51
RS DORIS SYLVANUS 4.36
Rata – rata lama rawat seorang pasien di rumah sakit yang ada di wilayah Kota
Palangka Raya tahun 2020 sebesar 3,82 hari. Jumlah ALOS ini lebih rendah dari nilai
ALOS idealnya. Dari 9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa
semua rumah sakit masih memiliki ALOS yang lebih rendah dari idealnya.
Gambar II.10
Bed Turn Over (BTO) Di Rumah Sakit
Kota Palangka Raya Tahun 2020
70.00
60.00 BTO
50.00
40.00
kali
30.00 58.46
52.86 48.38
20.00 41.58
29.14 30.89
10.00 24.43
17.96
12.25 6.12
0.00
BTO untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2020
sebesar 38,86 kali yang berarti berada pada nilai ideal dengan frekeunsi pemakaian
tempat tidur yang tinggi. Dari 9 rumah sakit yang mempunyai frekuensi pemakaian
tempat tidur yang dianggap cukup tinggi yaitu Rumah Sakit Doris Sylvanus sebanyak
58,46 kali dan Rumah Sakit Muhammadiyah sebanyak 52,86 kali sedangkan Rumah Sakit
dengan frekuensi pemakaian Tempat Tidur (TT) ideal adalah Rumah Sakit Permata Hati
sebanyak 48,38 kali dan Rumah Sakit Kota Palangka Raya sebanyak 41,58 kali.
Sedangkan rumah sakit dengan tingkat frekuensi pemakaian tempat tidur paling rendah
adalah RS TNI AD yaitu 12,25 kali.
Gambar II.11
Turn Over Interval (TOI) Di Rumah Sakit
Kota Palangka Raya Tahun 2020
70.00
59.36
60.00
50.00
40.00 TOI
hari
30.00 24.00
20.00
13.08 11.31
8.35 7.30 6.62
10.00 4.23 3.81
1.44
0.00
Rata – rata lama tempat tidur yang tidak ditempati pada rumah sakit yang ada di
wilayah Kota Palangka Raya tahun 2020 sebesar 5,07 hari atau diatas angka ideal. Dari
10 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, ada 2 (dua) rumah sakit dengan TOI
ideal yaitu RS Doris Sylvanus sebesar 1,44 hari dan RS Permata Hati 3,81 hari.
Gambar II.12
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2015 – 2020
120
98.1 98.28
100
80 94.29
60 63.64
%
55 59.22
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Dari gambar II.12 diatas menunjukkan bahwa persentase ketersediaan obat dan vaksin
pada tahun 2020 sebesar 63,64%, lebih rendah dibandingkan tahun 2019 mencapai 94,29%
(sudah berada diatas target Renstra tahun 2019 yaitu 75%).
Gambar II.13
10 Besar Pemakaian Obat di Puskesmas Kota Palangka Raya
Tahun 2020
Tablet Tambah Darah, Kombinasi ; Ferro…
pengadaan obat dan vaksin yang terealisasi di akhir tahun, sehingga pengelola obat harus
cermat menyikapi angka kebutuhan dan angka ketersediaan obat pada awal tahun atau
pertengahan tahun.
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya kesehatan yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan bersama masyarakat, guna memperoleh pelayanan
kesehatan dasar. Upaya Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah melalui
pembentukan berbagai UKBM seperti Posyandu Balita, Posyandu Lansia, dan lain-lain.
100
80
60
42 6
40
20
0
0
Pratama Madya Purnama Mandiri
Jumlah posyandu di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 sebanyak 148 buah,
meningkat jika dibanding tahun 2019 sebanyak tahun 139 buah. Rincian Posyandu
berdasarkan stratanya pada tahun 2020 adalah sebagai berikut; posyandu pratama 42 buah
(28,38%), posyandu madya 100 buah (67,57%), posyandu purnama 6 buah (4,05%) dan
posyandu mandiri 0 (tidak ada). Kategori posyandu pada tahun 2019 adalah sebagai berikut;
posyandu pratama 29 buah (20,86%), posyandu madya 65 buah (46,76%), posyandu
purnama 44 buah (31,65%) dan posyandu mandiri 1 buah (0,72%). Sedangkan Posyandu
yang masuk kategori aktif pada tahun 2020 sebanyak 45 buah. Upaya pengembangan
Posyandu dimasa mendatang dengan revitalisasi Posyandu sehingga jumlah Posyandu aktif
terus meningkat.
0.8
0.7
0.68
0.65
0.6
0.57 0.58 0.57
0.54
0.5
0.4
per 100 balita
0.3
0.2
0.1
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rasio posyandu yang ideal menurut Kementerian Kesehatan RI adalah 1 : 50, sedangkan
di Kota Palangka Raya hanya memiliki rasio 1:7. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan
Posyandu termasuk memadai dalam melayani balita yang ada di Kota Palangka Raya
Pahan Panaru Marina Mente Bukit Kayon Jekan Kereng Kalamp Tangkil Rakum
dut ng Permai ng Hindu Raya angan ing pit
Posbindu 4 7 8 6 4 9 2 2 2 2 6
Gambar II.17
Jumlah Posbindu di Kota Palangka Raya
tahun 2017-2020
52
46
39
24
Posbindu
Dari gambar diatas terlihat bahwa jumlah posbindu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Namun selama tahun 2020, seluruh Posbindu tidak aktif karena pandemi covid-19.
BAB III
TENAGA KESEHATAN
BAB III
TENAGA KESEHATAN
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non
Kesehatan atau tenaga penunjang. Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan, Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
A. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi) di Sarana
Kesehatan
1. Dokter Umum
Dokter umum memiliki kemampuan dalam menguasai dan melakukan pelayanan
kedokteran sesuai metode klinik yang baku seperti melakukan anamnesa dengan baik,
pemeriksaan fisik, membuat diagnosa memberikan terapi yang sesuai, dan melakukan
tindakan emergency. Jumlah dokter umum pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya
pada tahun 2020 sebanyak 165 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun
2019 yaitu sebanyak 142 orang.
Gambar III.1
Jumlah Dokter Umum di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2020
120 112
100 86 86
78
80 66 63
58
60 53 laki-laki
48 48
40 32 35 Perempuan
26
20
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Berdasarkan dari gambar diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2020 jumlah dokter
umum terus meningkat seiring dengan menjamurnya rumah sakit milik swasta yang telah
beroperasi.
Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter umum berjenis kelamin
perempuan lebih banyak (67,88%) dibandingkan dengan dokter umum berjenis kelamin laki
– laki (32,12%).
Rasio dokter umum terhadap penduduk yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun
2020 adalah 57,68 per 100.000 penduduk yang berarti ada 57 orang dokter umum yang
melayani setiap 100.000 penduduk, lebih tinggi dibanding tahun 2019 yaitu 50,07 per
100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun
2011 – 2025, terget rasio dokter umum adalah 45 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti
rasio dokter umum di Kota Palangka Raya tahun 2020 sudah berada pada kondisi ideal.
2. Dokter Spesialis
Dokter spesialis merupakan dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang
kedokteran. Jumlah dokter spesialis pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada
tahun 2020 sebanyak 221 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2019
sebanyak 202 orang. Pada tahun 2014 dan 2015, di sarana kesehatan yaitu Puskesmas
Pahandut terdapat 1 orang dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Namun, pada tahun
2016 – 2018 di Puskesmas tidak ada dokter spesialis. Jika dilihat menurut jenis kelamin,
persentase dokter spesialis berjenis kelamin laki – laki lebih banyak (55,94%) dibandingkan
dengan dokter spesialis berjenis kelamin perempuan (44,06%).
Gambar III.2
Jumlah Dokter Spesialis di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2014 - 2020
140
124
120 113
97
100 89
82
80 72
59 60 laki-laki
60
43 41 Perempuan
40 26 23
24 21
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Rasio dokter spesialis yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 77,25 per
100.000 penduduk yang berarti ada 77 orang dokter spesialis yang melayani setiap 100.000
penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 adalah 71,22 per 100.000 penduduk yang
berarti ada 72 orang dokter spesialis yang melayani setiap 100.000 penduduk. Berdasarkan
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio dokter spesialis
adalah 11 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter spesialis di Kota Palangka Raya
tahun 2019 sudah berada diatas target yang ditetapkan. Namun, pada kenyataannya Kota
Palangka Raya masih memerlukan jenis dokter spesialis yang beragam, bukan hanya
diperhatikan secara kuantitas saja melainkan dari segi kualitas.
3. Dokter Gigi
Dokter gigi bertanggung jawab dalam menyediakan layanan-layanan yang bersifat
pemeliharaan, pencegahan dan pembersihan gigi dan gusi. Jumlah dokter gigi pada sarana
kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 sebanyak 33 orang mengalami penurunan
dari tahun 2019 sebanyak 34 orang. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter
gigi berjenis kelamin perempuan lebih banyak (81,82%) dibandingkan dengan dokter gigi
berjenis kelamin laki – laki (18,18%).
Gambar III.3
Jumlah Dokter Gigi di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2020
40
30
35
29
30 27
26 26
24
25
20
20 laki-laki
15 Perempuan
11
10
6
3 4 3 4
5 2 2 2
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
setiap 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter gigi di Kota Palangka Raya tahun 2020
masih berada dibawah target yang ditetapkan.
B. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana Kesehatan
Jumlah perawat pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 sebanyak
1.023 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebanyak 942 orang.
Menurut jenis kelamin, perawat dengan jenis kelamin perempuan (68,74%) lebih banyak jika
dibandingkan perawat dengan jenis kelamin laki – laki (31,26%). Sedangkan jumlah bidan yang
ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 396 mengalami peningkatan dari tahun 2019
sebanyak 270 orang.
Gambar III.4
Jumlah Perawat dan Bidan di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2020
2020 1023
400
2019 942
270
2018 846
351 Perawat
2017 758 Bidan
293
2016 668
267
2015 678
256
2014 696
230
2013 542
215
Rasio perawat yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 357,60 per 100.000
penduduk yang berarti ada 357 orang perawat yang melayani setiap 100.000 penduduk,
sedangkan rasio bidan pada tahun 2020 adalah 139,83 per 100.000 penduduk yang berarti ada
139 orang bidan yang melayani setiap 100.000 penduduk.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54
Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget
rasio perawat adalah 180 per 100.000 penduduk dan target rasio bidan adalah 120 per 100.000
penduduk. Hal ini berarti rasio perawat dan bidan di Kota Palangka Raya tahun 2020 sudah
berada diatas target yang ditetapkan. Meskipun, dari segi kuantitas kebutuhan perawat sudah
tercukupi dan dari segi distribusi perawat dan bidan masih perlu diperhatikan kembali karena
lebih terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
C. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Sarana
Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga kesehatan masyarakat harus mampu menjadi motor penggerak dan agent of
change pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan saat ini. Kewajiban utama
tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya adalah untuk
mengupayakan masyarakat agar hidup sehat dan sejahtera baik dari segi fisik, mental, sosial
dan ekonomi.
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 adalah 49
orang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2019 adalah 43 orang Jika dilihat dari
jenis kelamin, jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan
(89,80%) lebih banyak dibandingkan laki – laki (10,20%).
Gambar III.5
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2020)
50
45 perempuan
40 Laki-laki
35
30 41 40
44
25 39
20 31
30
15 19
18
10
5 9 9
3 4 3 4 4 5
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
kesehatan masyarakat yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 17,13 per 100.000
penduduk yang berarti ada 17 orang tenaga kesehatan masyarakat yang melayani setiap
100.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2019 dengan rasio tenaga kesehatan
masyarakat 15,16 per 100.000 penduduk.
30
perempuan
25 Laki-laki
20
22
15 17 18
18
14
14
10 12
8
5
6 5 5 5
4 3 4
2
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
masyarakat dan promosi kesehatan yang merangkap tugas menjadi tenaga kesehatan
lingkungan sehingga menyebabkan terjadinya double job.
3. Tenaga Gizi
Jumlah tenaga gizi di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 adalah 60 orang, mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2019 adalah 53 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin,
jumlah tenaga gizi yang berjenis kelamin perempuan (91,67%) lebih banyak dibandingkan
laki- laki (8,33%).
Gambar III.7
Jumlah Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 – 2020)
70
perempuan
60
Laki-laki
50
40
51 59 50 55
30 52
37 45 44
20
10
4 2 2 6 2 6 5
0 1
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
D. Jumlah dan Rasio Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Sarana
Kesehatan
Jumlah keterapian fisik di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 20 orang mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2019 adalah 21 orang. Sedangkan teknik biomedika dan
keteknisian medik pada tahun 2020 adalah 21 dan 64 orang, yang berarti teknik biomedika
mengalami peningkatan dari tahun 2019 yaitu 9 orang, sedangkan keteknisan medik mengalami
penurunan jika dibandingkan tahun 2019 yaitu 66 orang.
Gambar III.8
Jumlah Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medik di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit)
Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2020
Jika dilihat dari gambar III.8 diatas maka jumlah tenaga biomedik, keterapian fisik dan
keteknisian medik mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Rasio keterapian fisik yang ada di Kota
Palangka Raya tahun 2020 yaitu 6,99 per 100.000 penduduk, sedangkan rasio keteknisian medik
pada tahun 2020 adalah 22,37 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana
Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio keterapian fisik adalah 5 per
100.000 penduduk dan target rasio keteknisian medik adalah 16 per 100.000 penduduk. Hal ini
berarti rasio keterapian fisik dan keteknisian medik di Kota Palangka raya tahun 2020 masih
berada diatas target yang telah ditetapkan.
E. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknis Kefarmasian dan Apoteker) di Sarana
Kesehatan
Tenaga kefarmasian bertanggung jawab terhadap pelayanan kefarmasian yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dalam rangka meningkatkan mutu kehidupan pasien. Tenaga
kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Jumlah tenaga kefarmasian di
Kota Palangka Raya pada tahun 2020 adalah 198 orang, dibandingkan tahun 2019 adalah 156
orang. Pada tahun 2020 jumlah apoteker sebanyak 83 orang (41,92%) dan jumlah tenaga teknis
kefarmasian berjumlah 115 orang (58,08%).
Gambar III.9
Jumlah Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2020)
43,59%
56,41%
Rasio tenaga teknis kefarmasian yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 adalah 40,20
per 100.000 penduduk, sedangkan rasio apoteker pada tahun 2020 adalah 29,01 per 100.000
penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor
54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget
rasio tenaga teknis kefarmasian adalah 24 per 100.000 penduduk dan target rasio apoteker
adalah 12 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio tenaga teknis kefarmasian dan apoteker
di Kota Palangka Raya tahun 2020 sudah 1 berada pada kondisi yang ideal artinya jika dilihat
dari kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk maka tenaga kefarmasian sudah tercukupi
namun distribusinya masih harus diperhatikan.
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN
miskin. Salah satu faktor meningkatnya jumlah penduduk miskin adalah pandemi covid-19 yang
berdampak pada perubahan perilaku, aktivitas sosial ekonomi, dan pendapatan penduduk.
Cakupan Kesehatan Semesta (UHC) atau jumlah masyarakat Kota Palangka Raya yang
terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2020 sebanyak 237.215 jiwa atau 82,92%
dari total penduduk Kota Palangka Raya. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan
tahun 2019, Cakupan Kesehatan Semesta (UHC) atau jumlah masyarakat Kota Palangka Raya
yang terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 240.296 jiwa (84,73%). Proporsi
kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Gambar IV.1
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
Menurut Jenis Jaminan di Puskesmas Kota Palangka Raya
Tahun 2014 – 2020
300000
250000
200000
158220 160274
150000 158971 155,824 Non-PBI
124606 PBI
100000
57032
62378
50000
69979 74491 82076 76941
62427 60349
42216
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar IV.1 diatas memperlihatkan bahwa Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 76.941
(26,90%), dimana kuota kapitasi yang dibiayai oleh pemerintah pusat (APBN) sebesar 14,20%
dan dibiayai Pemerintah Daerah maupun Kota Palangka Raya (APBD) sebesar 12,70%. Sistem
pengelolaan pelayanan peserta JKN melalui BPJS berdasarkan ikatan kerjasama yang telah
disepakati oleh puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama dan juga BPJS
Kesehatan sebagai penyelenggara jaminan kesehatan.
Gambar IV.2
Persentase Dana Kelurahan Yang Dimanfaatkan
Untuk Kesehatan Tahun 2020
10%
90%
Sumber : BPKAD Kota Palangka Raya
Pada tahun 2020 jumlah dana kelurahan yang dimanfaatkan untuk kesehatan adalah 90%,
sisanya 10% digunakan untuk kepentingan lainnya di kelurahan. Pada gambar IV.2, dari 30
kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya, 27 kelurahan (90%) memanfaatkan dana desa /dana
kelurahan untuk bidang kesehatan. Rata-rata sana yang dimanfaatkan untuk kesehatan berupa
kegiatan fisik pada peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana seperti
pembangunan ruang posyandu, meja kursi posyandu, serta lainnya penunjang pelayanan
kesehatan di posyandu balita, posyandu usila, serta posbindu.
Gambar IV.3
Distribusi Sumber Pembiayaan Kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2020
DBH-CHT DAK
0.0000 20%
BLUD
3%
JKN
9%
DAU
DID
57%
11%
INA CBGs
0.003
Total APBD Kota Palangka Raya pada Tahun 2020 mencapai Rp1.221.103.150.076,04 dan
anggaran bidang kesehatan dalam APBD tahun 2020 mencapai Rp151.756.402.452,78. Proporsi
anggaran kesehatan terhadap total APBD Kota Palangka Raya sebesar 9,8%, mengalami
peningkatan dibanding tahun 2019 yaitu 5,8%. Biaya kesehatan tersebut secara keseluruhan,
terdiri dari Belanja Tidak Langsung (gaji pegawai) dan Belanja Langsung (operasional rutin dan
program kesehatan).
Gambar IV.4
Proporsi APBD Kesehatan terhadap Total APBD
Kota Palangka Raya Tahun 2007-2020
12
9.8
10
7.8
8
6.4
5.69 5.7 5.8
6 5.12
%
2
% APBD Kes
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Proporsi APBD Kesehatan terhadap Total APBD Pemerintah Kota Palangka Raya,
menunjukkan trend naik dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020 seperti tampak pada
gambar di atas, pendanaan untuk pandemi Covid-19 mendapatkan prioritas dari pemerintah
daerah
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan dikategorikan menjadi DAK Fisik (regular dan
penugasan) dan DAK Non-Fisik (BOK, Jampersal, dan Akreditasi Puskesmas). DAK Bidang
Kesehatan mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2020. Hal tersebut terjadi karena mulai tahun 2016, Kota Palangka Raya mendapatkan DAK
Pelayanan Kesehatan Rujukan untuk RSUD Kota Palangka Raya.
Dengan adanya anggaran DAK Bidang Kesehatan Tahun 2020 untuk kegiatan fisik dan
nonfisik, diharapkan dapat mendukung pembangunan kesehatan di daerah yang sinergis
dengan prioritas nasional. Pengalokasan DAK Bidang Kesehatan ini tidak untuk mengambil alih
tanggungjawab pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan kesehatan di
daerah sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Gambar IV.5
Komposisi Belanja Langsung (BL) Pada APBD Kesehatan
Kota Palangka Raya Tahun 2012-2020
35,000,000,000
30,000,000,000
25,000,000,000
20,000,000,000
15,000,000,000
10,000,000,000
5,000,000,000
-
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
DAK 3,248,52 6,486,79 6,668,32 15,212,1 15,412,1 18,611,4 21,233,8 19,843,2 31,437,1
DAU BL 8,168,80 8,191,68 16,965,5 12,474,4 16,557,2 27,021,7 30,086,2 20,171,8 Rp26,429,
TP 1,173,20 1,213,30 1,213,30 3,540,71 - - - - -
KTR - 128,379, 850,000, 850,000, - 3,182,65 - - -
GF 211,201, 167,153, 145,700, - - - - - -
Jamkesmas/JKN 497,692, 995,796, 4,658,74 7,876,60 9,293,28 18,176,1 14,187,0 13,758,0 Rp14,311,
INA-CBGs Rp391,219
DBH-CHT - - - - - 292,745, 449,418, 168,556, Rp6,336,9
BLUD - - - - - - - - Rp4,545,4
Pada gambar IV.5 dana kapitasi JKN mulai masuk pada struktur APBD Kota Palangka Raya
sejak tahun 2014, sedangkan sebelumnya merupakan dana Jamkesmas di tahun 2012 dan 2013.
Biaya Operasional Puskesmas (BOP) untuk 11 puskesmas dipenuhi dari APBD Kota Palangka
Raya pada tahun 2020 berjumlah Rp2.347.842.925 atau 1,96% dari total APBD Kesehatan. .
Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2019 berjumlah Rp1.501.708.040,-
(2,12%), tahun 2018 berjumlah Rp1.163.770.000,- (1,55%), tahun 2017 mencapai
Rp1.727.283.750,- (2,49%), serta tahun 2016 sebesar Rp1.587.970.750,- (1,94%)
Gambar IV.6
Biaya Operasional Puskesmas (BOP) di Kota Palangka Raya
Tahun 2007–2020
2,400,000,000
1,900,000,000
1,400,000,000
900,000,000
400,000,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Bersumber
1,879 1,505 1,525 1,793 2,140 1,961 1,587 1,727 1,163 1,501 2,34
APBD Murni
Gambar IV.7
Biaya Operasional Kesehatan (BOK)
di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2020
2020 5,860,245,000
2019 5,261,000,000.00
2018 5,277,741,000
2017 4,536,657,000
2016 2,240,000,000
2015 2,169,402,355
2014 1,213,300,000
2013 1,213,300,000
2012 1,173,200,000
2011 752,540,000
2010 90,000,000
Gambar diatas memperlihatkan bahwa alokasi BOK untuk 11 puskesmas pada tahun 2020
bejumlah Rp5.860.245.000,- atau 84,1% dari Total BOK Tahun 2020. Angka tersebut mengalami
peningkatan jika dibandingkan tahun 2019 berjumlah Rp5.261.000.000,-. Alokasi BOK sebagai
komitmen pemerintah pusat dalam pembiayaan pembangunan prioritas nasional yang
dilaksanakan di Kab/Kota. BOK utamanya diarahkan untuk upaya kesehatan bersifat promotif
dan preventif di setiap jenjang pelayanan kesehatan.
Anggaran Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang disalurkan langsung ke rekening
puskesmas, dimana puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memperoleh
dana kapitasi yang nilainya sesuai jumlah kepesertaan JKN di wilayah kerja masing-masing.
Kapitasi JKN pada tahun 2020 mencapai Rp14.311.979.451.38. Angka tersebut mengalami
peningkatan dari tahun 2019 yaitu sebesar Rp13.758.012.074,39. Pemanfaatan dana tersebut
sesuai dengan PMK No. 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional untuk Jasa pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah. Dana kapitasi tersebut dapat di gunakan
untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan sebesar 60%, sisanya 40% digunakan untuk
pembelian obat dan biaya operasional puskesmas lainnya.
Gambar IV.8
Alokasi Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2020
20,000,000,000
Rp18,176,157,087
18,000,000,000
16,000,000,000 14,187,069,937.50
14,000,000,000 11,962,459,314
12,000,000,000 13,758,012,074.39
10,000,000,000 7,876,650,000 Rp
8,000,000,000 14,311,979,451.38
6,000,000,000 4,613,811,000
4,000,000,000
2,000,000,000
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Penyerapan anggaran JKN selalu mengalami kendala, karena harus masuk sistem APBD
Kota Palangka Raya, sehingga pemanfaatannya harus mengacu juga kepada aturan keuangan
dari Pemerintah Kota Palangka Raya. Jika terjadi realisasi anggaran lebih daripada nilai proyeksi
kapitasi yang sudah menjadi DPA Tahun 2020, maka kelebihan anggaran (Dana Silpa) tersebut
harus mendapatkan rekomendasi hasil audit dari BPK terlebih dahulu baru bisa dipergunakan
atau masuk pada anggaran perubahan tahun berikutnya. Dana Silpa JKN tidak bisa langsung
masuk pada APBD murni, namun masuk pada APBD-P yang pengesahannya pada triwulan IV,
sehingga kurang waktu pelaksanaan pengadaan untuk puskesmas.
Gambar IV.9
Anggaran Kesehatan Per Kapita
Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2020
600,000.00 530,486.95
401,158.23
500,000.00
409,078.56
368,366.92
400,000.00 318,759.53 313,554.38
275,230.04
300,000.00 Rp
200,000.00
100,000.00
-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada gambar diatas dapat dilihat, anggaran kesehatan per kapita di Kota Palangka Raya
pada tahun 2020 berjumlah Rp530.486,95, dan ini mengalami trend kenaikan setiap tahunnya.
Menurut rekomendasi World Health Organization (WHO) tahun 2015, jumlah belanja kesehatan
yaitu sebesar $60 atau Rp780.000,- namun untuk Kota Palangka Raya masih berkisar dibawah
atau kurang dari Rp500.000,-. Sehingga anggaran kesehatan per kapita Kota Palangka Raya
tahun 2020 masih berada dibawah target rekomendasi dari WHO.
bahwa 40% anggaran BOK bisa dianggarkan untuk pengendalian Covid-19 di puskesmas
dalam bentuk pembelian APD dan BMHP sebagai penunjang pelayanan kesehatan di
puskesmas. Sumber anggaran lainnya adalah BOK tambahan sebesar Rp1.080.000 (1,66%
dari total anggaran penanggulangan Covid-19) yang direncanakan untuk pembayaran
Insentif Tenaga Kesehatan (Inakes), namun tidak terserap karena Inakes dibayarkan melalui
dana BTT Kota Palangka Raya Tahun 2020
Gambar IV.10
Proporsi Pemanfaatan DID dalam Pengendalian Covid-19
Di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Kegiatan
Peningkatan
Surveilance
Epidemiologi dan Peningkatan
Penanggulangan Mutu Pelayanan
Peningkatan Wabah Kefarmasian,
Kualitas 16% Sediaan Farmasi,
Pelayanan Alkes dan
Kesehatan Perbekalan
Rujukan dan Kesehatan
Kegawatdarurata 19%
n (RS Kota & RS Peningkatan
Perluasan) Kualitas
64% Pelayanan
Kesehatan
Rujukan dan
Kegawatdarurata
n (Bid. Yankes
Dinkes)
1%
2. Dana yang berada di luar DPA Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2020
Penetapan Covid-19 sebagai bencana di Kota Palangka Raya sesuai dengan Peraturan
Walikota Palangka Raya, memberikan implikasi kepada pemerintah Kota Palangka Raya
untuk mengalokasikan anggaran dalam pengendaliannya. Anggaran penanggulangan
bencana yang teralokasi di BPKAD Kota Palangka Raya, digelontorkan dalam bentuk Belanja
Tak Terduga (BTT) sebesar Rp44.864.276.825,- (68,89% dari total anggaran
penanggulangan Covid-19) yang diluncurkan menjadi 8 tahap.
Jumlah anggaran keseluruhan untuk pengendalian Covid-19 di Kota Palangka Raya pada
Tahun 2020 sebesar Rp65.121.130.325,- dengan proporsi terlihat pada gambar IV.11 berikut.
Sumber anggaran dari DAK Non-Fisik (BOK), DID, serta BTT, yang dimanfaatkan sesuai petunjuk
tehnis dari masing-masing sumber dana.
Gambar IV.11
Anggaran Kesehatan Untuk Penanggulangan Covid-19
Dinas Kesehatan Tahun 2020 per Sumber Dana
DID
27%
BTT
69%
BAB V
KESEHATAN KELUARGA
BAB V
KESEHATAN KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Depkes RI,1988). Pengertian kesehatan keluarga itu adalah pengetahuan tentang
keadaan sehat fisik, jasmani dan sosial dari individu-individu yang terdapat dalam satu keluarga.
Antara individu yang satu dengan lainnya saling mempengaruhi dalam lingkaran siklus keluarga
untuk mencapai derajat kesehatan keluarga yang optimal. Keluarga yang sehat adalah salah satu
kekayaan yang tak terhingga. Tapi tak sedikit dari kita yang masih mencari formulasi yang tepat
untuk mengajak seluruh anggota keluarga memiliki kebiasaan hidup sehat. Pembinaan kesehatan
keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan menumbuhkan
kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi masalah kesehatan dengan dukungan dan
bimbingan tenaga profesional, menuju terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan
keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera.
Alasan utama meninjau keluarga sebagai sasaran pelayanan kesehatan menurut Ruth B
Freemen, (1981), adalah sebagai berikut:
Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompok
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu anggota
keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lain
Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan dalam
pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha
kesehatan masyarakat
Sedangkan menurut Spradley & Allender (1997), Alasan mengapa keluarga menjadi penting
bagi kesehatan adalah:
Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti halnya
individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan
Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu pun
sebaliknya; dan
Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat mempengaruhi
derajat kesehatan sistem atasnya.
A. KESEHATAN IBU
Peran ibu sangat strategis dalam pembangunan suatu bangsa. Sosok ibu-lah yang
melahirkan dan mengantarkan generasi penerus menjadi manusia yang kelak berguna bagi
negara. Karena itu, kesehatan ibu menjadi penting seperti pepatah “dalam tubuh yang sehat
terdapat jiwa yang kuat”. Ibu yang sehat lebih bisa menjalankan fitrahnya untuk menghasilkan
cikal bakal yang berkualitas, dan indikator kesehatan ibu yang utama bisa dilihat dari angka
kematian ibu (AKI) di suatu daerah, oleh karena itu AKI masuk sebagai goal ke-5 dalam
Sustainability Development Goals (SDGs).
72.6
90 79.07 75
80 70
per 100.000 KH
70
53.9
60 52.99
50
35
40 50 38.46
19.1 45 25
30 38.48
20
25
10 25 19.65 19.15 15
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
AKI Renstra
ibu. Angka tersebut menurun dibanding 2019 mencapai 38,48/100.000 KH, dan tahun 2018
(79,07/100.000 KH), dan dibawah target Renstra (75/100.000KH) maupun target SDGs
(Sustainable Development Goals). Target SDGs secara Nasional pada tahun 2030,
mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per- 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan target nasional untuk AKI pada tahun 2024 adalah 183 per- 100.000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2020 di Kota Palangka Raya terdapat 2 (dua) ibu meninggal, dengan
penyebab kematian adalah perdarahan dan gangguan metabolik (Diabetes Mellitus).
Gambar V.2
Peta Sebaran Kasus Kematian Kota Palangka Raya per Kecamatan tahun 2020
Pada peta Angka Kematian Ibu di Kota Palangka Raya tahun 2020, kasus kematian ibu
ada di 2 (dua) kecamatan yaitu kecamatan Bukit Batu dan kecamatan Jekan Raya. Kecamatan
Jekan Raya merupakan kecamatan terpadat nomor 2 setelah Kecamatan Pahandut, begitu
juga dengan keberadaan sarana pelayanan kesehatan di wilayah ini cukup memadai. Dengan
demikian penyebab kematian ibu melahirkan bukan hanya dipengaruhi keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan diwilayah tersebut, namun ada hal lain yang harus diperhatikan,
seperti penyakit bawaan (Diabetes Mellitus) pada ibu melahirkan tersebut.
100
90
80
70 97,5
96,1 96,3 96,28 98,72 93.22
60 94,5
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada gambar V.3 Cakupan K1 pelayanan ibu hamil di Kota Palangka Raya pada tahun
2020 sebesar 93,22% menurun jika dibanding tahun 2014 – 2019. Hal ini berhubungan
dengan kondisi Kota Palangka Raya dengan status pandemi Covid-19. Ibu hamil merasa tidak
aman (unsafe) jika berkunjung ke puskesmas, khawatir tertular Covid-19 dari petugas
puskesmas atau pengunjung lain yang tanpa gejala (OTG). Cakupan K1 Tahun 2019 sebesar
98,72, tahun 2018 sebesar 96,28% dan tahun 2017 sebesar 96,3%.
Gambar V.4
Cakupan K4 Kota Palangka Raya Tahun 2011 – 2020
Target K4:100%
100 90.2 87,88 90.15
87.9 82,3 87.2
90 82.74
92.4
80 92.9
70
60
50
40
30
20
10
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada gambar V.4, secara umum cakupan K4 dari tahun 2012 sampai tahun 2020 masih
dibawah 95%. Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada SPM Bidang Kesehatan, dinyatakan bahwa
setiap ibu hamil (100%) wajib mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar. Tantangan
bagi pengelola program kesehatan ibu hamil baik di puskesmas maupun di dinas kesehatan,
guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu hamil.
Gambar V.5
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2020
140
120
100
Persentase (%)
80
60
40
20
0
Marina
Pahandut Panarung Menteng B.Hindu Kayon Jekan R Klp Kereng B Tangkiling Rakumpit
Permai
2020 92.75 79.8 59.21 88.82 97.38 91.07 130.71 77.78 69.55 75.76 85.92
Menurut data pada gambar V.5 kunjungan ibu hamil ke fasilitas kesehatan atau
puskesmas setempat Kota Palangka Raya tahun 2020 belum mencapai target 100%, walau
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan
lainnya.
akan mendapatkan sanksi denda. Ketentuan persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan kebijakan Pemerintah dalam menjaga kesehatan ibu dan mengurangi
angka kematian ibu. Di samping adanya pengecualian pada kondisi tertentu dapat dilakukan
di luar fasilitas pelayanan kesehatan.
Gambar V.6
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Persalinan di Fasyankes
di Kota Palangka Raya Tahun 2013– 2020
40 Linakes
30
20 Linfasyankes
10
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
substansi dalam permenkes merupakan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah
pada pelayanan kesehatan ibu. Dengan demikian apabila ditemukan ada Peraturan Daerah
yang memberikan sanksi denda kepada tenaga kesehatan dalam melakukan pertolongan
persalinan di luar fasyankes adalah berlebihan dan tidak sesuai dengan NSPK (Norma,
Standar, Prosedur, dan Kriteria) yang disusun oleh pemerintah, yakni PP Nomor 61 Tahun
2014, dan PMK Nomor 97 Tahun 2014.
50 41.46
40 35.48 Bumil
Persentase (%)
30 WUS
20
11.66
10 1.28 5,40 5.39 4.62
0.33 0.19 0.12
0
Td 1 Td 2 Td 3 Td 4 Td 5
Pada gambar V.7 cakupan imunisasi pada wanita usia subur (WUS) Tahun 2020
sangat rendah, hal ini perlu dikaji secara holistik terkait kesadaran golongan WUS dalam
mendapatkan imunisasi dibanding dengan kesadaran imunisasi saat ibu hamil. Hal ini
perlu inovasi pada metode penyuluhan bagi WUS dan ibu hamil agar mereka lebih
menyadari akan pentingnya imunisasi atau vaksinasi sebelum atau dalam masa hamil
karena semua vaksin tersebut berguna mencegah penyakit menular berbahaya yang
bisa saja menular ke janin (bayi) selama dalam kandungan. Khusus bagi wanita usia
subur lebih banyak edukasi dan penyuluhan sebelum mereka merencanakan kehamilan
yang sehat.
Vaksinasi tertentu sebaiknya dilaksanakan pada wanita usia subur atau pada fase
sebelum hamil, hal ini untuk menghindari efek samping vaksin pada bayi jika diberikan
saat fase kehamilan (dapat mengganggu perkembangan janin dalam kandungan hingga
mengakibatkan keguguran). Adapun vaksinasi yang sebaiknya diberikan pada fase
sebelum hamil adalah vaksinasi MMR (Mumps Measles Rubella), Varisella (Cacar).
Sedangkan vaksinasi pada fase kehamilan antara lain adalah Hepatitis B, Flu, dan
Tetanus, Difteri, Pertusis (TDaP). Ibu yang mengalami hepatitis saat hamil sangat
mungkin menularkan penyakit ini pada bayinya di dalam kandungan. Jadi, sebaiknya
lakukan imunisasi hepatitis B ketika masa kehamilan untuk mencegah terjadinya
penyakit ini pada ibu dan janin. Biasanya imunisasi ini dilakukan 3 kali di sepanjang usia
kehamilan. Imunisasi kedua dan ketiga akan dilakukan setelah 1-6 bulan setelah
imunisasi pertama dilakukan.
Penyakit flu memang terlihat ringan, namun ketika seorang ibu mengalaminya saat
masa kehamilan, tentu akan mengganggu kesehatan ibu hamil secara keseluruhan.
Virus flu bisa saja membuat sistem kekebalan tubuh serta fungsi jantung menjadi
menurun, sehingga ibu hamil mudah untuk terserang penyakit lainnya.
Zat besi diperlukan untuk membuat haemoglobin, yaitu sebuah protein dalam sel
darah merah yang membawa oksigen ke seluruh sel dalam tubuh.
Zat besi juga sebagai senyawa penting dalam mioglobin, yaitu protein yang
membantu menyediakan oksigen pada otot. Selain itu, juga sebagai komponen
untuk membentuk kolagen (protein dalam tulang, tulang rawan, dan jaringan
konektif lainnya), dan dibutuhkan untuk membentuk banyak enzim.
Zat besi diperlukan untuk membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.
Pada saat kehamilan, tentu kebutuhan zat besi makin meningkat karena jumlah sel
darah pada tubuh meningkat selama kehamilan. Peningkatan ini mencapai 50% atau
lebih dari jumlah darah biasanya. Jadi ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi
untuk membentuk hemoglobin dan untuk pertumbuhan bayi serta plasenta dalam
rahim, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Banyak wanita membutuhkan zat besi dalam jumlah lebih karena mereka hamil
dalam keadaan kekurangan cadangan zat besi dalam tubuh.Kekurangan cadangan zat
besi sebelum hamil dapat berkembang menjadi anemia defisiensi besi pada saat
kehamilan. Selain itu, risiko anemia defisiensi besi juga tinggi pada ibu yang hamil anak
kembar atau mempunyai jarak kehamilan yang pendek dengan kehamilan sebelumnya.
Untuk mencegah anemia saat hamil, ibu hamil dapat mengonsumsi tablet besi atau
tablet tambah darah. Walaupun ada banyak cara untuk mendapatkan zat besi dari
makanan, tetapi ada baiknya ibu hamil juga mengonsumsi tambahan zat besi yang bisa
didapatkan dari tablet tambah darah.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan konsumsi tablet tambah darah (TTD)
atau tablet besi untuk ibu hamil sebanyak 90 tablet atau lebih selama kehamilan, guna
mencegah anemia defisiensi besi saat hamil. TTD bisa didapatkan secara gratis di
Puskesmas.
Gambar V.8
Cakupan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Kota Palangka Raya Tahun 2016 – 2020
100 93.65
75.61
85.94
80 82.97
60
40 35.43
20
0
2016
2017
2018
2019
2020
Capaian pemberian TTD (FE3) kepada ibu hamil pada tahun 2020 mencapai 82,97
mengalami penurunan jika dibanding tahun 2019 mencapai 85,94% dan tahun 2018
yaitu 93,65%. Penurunan capaian tersebut merupakan dampak dari kondisi pandemi
Covid-19 dimana pemerintah harus mengambil kebijakan pembatasan sosial serta
berbagai kebijakan lainnya guna mencegah penyebaran penyakit, hal inilah yang
mempengaruhi distribusi Fe kepada para ibu hamil, dimana pelayanan posyandu libur,
kunjungan bumil ke puskesmas juga menurun, selain itu sekolah turut dil liburkan
sehingga tidak ada pemberian tablet FE kepada Remaja Putri (Rematri) di sekolah.
5. Pelayanan KB
Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat di gambarkan melalui cakupan
peserta KB, baik peserta KB aktif maupun peserta KB baru. Di Kota Palangka Raya partisipasi
masyarakat dalam KB aktif berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pelayanan KB dilakukan baik di
puskesmas maupun di pelayanan kebidanan seperti bidan praktek swasta dan dokter
praktek swasta.
Pelayanan terhadap peserta KB aktif, dipengaruhi beberapa hal antara lain
ketersediaan alat kontrasepsi di puskesmas yang masih mengandalkan dari Dinas
Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (DISDALDUK, KB, P3A) Kota Palangka Raya dalam pengadaan dan pemenuhan alat
kontrasepsi.
Gambar V.9
Cakupan Pelayanan KB Aktif dan KB Pasca Persalinan
Menurut Jenis Kontrasepsi
Kota Palangka Raya Tahun 2020
Suntik Suntik
72.61% 66.32%
Jenis kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB bervariasi. Gambar V.9 menunjukkan
bahwa alat kontrasepsi yang paling diminati oleh peserta KB aktif dan peserta KB Baru
adalah suntik dan pil. Kepesertaan pria dalam penggunaan alat kontrasepsi mulai terlihat
dengan penggunaan alat kontrasepsi kondom walau hanya sedikit yang menggunakannya.
Penggunaa KB aktif angka pencapaiannya yaitu MOW 0,02%,MOP 0,0%, Pil 21,98%, suntik
72,6%, AKDR/IUD 0,92%, suntik 72,6%, kondom 2,15%. Dan Peserta KB Pasca Persalinan
dengan pencapaian angka MOW 0,06%, Implant 4,29%, kondom 0,65%, suntik 66,32%, Pil
27,05%, AKDR/IUD 1,6%. Dimana penyuluhan tentang alat kontrasepsi kepada masyarakat
terutama para pria sangat begitu kurang, karena dari segi kesehatan pria juga harus menjaga
kesehatannya dari penyakit kelamin menular. Alat kontrasepsi tidak hanya digunakan oleh
wanita saja tapi juga kaum pria sebagai antisipasi penyebaran penyakit kelamin menular.
Karena dari banyak survei penelitian kesehatan penyakit kelamin menular banyak dibawa
oleh kaum pria. Alat kontrasepsi di sini bukan hanya untuk menekan angka kelahiran tapi
juga menekan angka penyakit menular seksual. Maka harus banyak penyuluhan dari pihak
dinas kesehatan masyarakat untuk memberikan penyuluhan ke para pria wanita usia
produktif antara umur 20-50 tahun untuk lebih mengenal manfaat dan kegunaan alat
kontrasepsi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya alat kontrasepsi dalam
kehidupan rumah tangga, penting bagi kehidupan remaja kaum urban guna pencegahan
penyakit menular seksual dan untuk mengendalikan angka kelahiran baru.
B. KESEHATAN ANAK
90 81
80
71
70 71
60 75
56 62
50 Bayi
40
30 20 Balita
20 10 5 10 11
7
10 19 9 9
7 5
0 6
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah kasus kematian bayi dan balita dari tahun 2011 sampai tahun 2019 mulai
menurun jumlah kasusnya, namun meningkat kembali pada tahun 2020. Jumlah kasus bayi
meninggal mencapai 9 bayi pada tahun 2020, sedangkan tahun 2019 kasus meninggal bayi
hanya 5 kasus. Sedangkan kasus kematian balita, hanya pada golongan umur <12 bulan atau
pada kategori bayi . Hal ini sesuai definisi operasional dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa
balita dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu golongan usia bayi atau baduta (bawah dua
tahun) dengan usia 0-2 tahun, golongan batita (bawah tiga tahun dengan usia 2-3 tahun,
dan golongan pra sekolah (> 3-5 tahun).
Angka kematian bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal setiap 1000
kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi merupakan indikator yang paling
penting dalam menentukan status kesehatan masyarakat karena indikator ini
mencerminkan pelayanan kesehatan dasar yang paling awal dan juga menentukan
kualitas pelayanan kebidanan yang juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan
datang.
Angka kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 mencapai 1,73/1000KH
yang berarti setiap seribu kelahiran hidup terdapat 1 atau 2 kematian bayi. Angka
tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2019 tercatat 0,96/1000KH, namun
masih lebih rendah dibanding dengan angka kematian bayi tahun 2018 yaitu 1,78/1000
KH. Jumlah kematian bayi di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 adalah 9 bayi.
Penyebab kematian bayi antara lain adalah : bayi berat lahir rendah (BBLR), Asfiksia,
Anencephal (kelainan bawaan), postdate, gagal nafas, sesak nafas, dan gawat janin
Gambar V.11
AKB di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2020
13 12
14
12 13.3 10.5
11.1 9
10
7 7
Per 1.000 KH
10.1 7
8
6
4 1.3 1.78
1.3 1.18 1.34
2 0.96
3 1.73
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
AKB
tercatat namun ada kemungkinan bertambah karena sistem pencatatan dan pelaporan
yang kurang intensif dari RS dan Klinik Swasta. Kesalahan (mistake) data sangat
dimungkinkan karena data kematian dari RS dan kilinik swasta tidak masuk dalam
sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas. PWS-KIA perlu mendapatkan perhatian
dari pemegang program di Dinas Kesehatan.
Dalam rangka pencapaian SDGs, target AKB secara nasional pada tahun 2019 adalah
24/1000 KH dan target Renstra/RPJMD Kota Palangka Raya Tahun 2019 sebesar 7/1000
KH, maka AKB Kota Palangka Raya masih dalam batas toleransi. Namun memperhatikan
angka tersebut dan berbagai penyebab kematian bayi, diharapkan kepada pengelola
program kesehatan anak/bayi tidak terlena. Kemampuan teknis tenaga kesehatan
dalam pertolongan dan pendampingan persalinan perlu terus ditingkatkan, disamping
pemantapan supervisi dan bimbingan teknis dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
Kematian Balita adalah kematian yang terjadi pada bayi/anak usia 0-59 bulan
(bayi+anak balita) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera atau
bunuh diri. Angka Kematian Balita di Kota Palangka Raya yang tercatat pada tahun 2020
mencapai 1,73/1000KH mengalami kenaikan dari tahun 2019 mencapai 0,96/1000 KH,
sedangkan pada tahun 2018 mencapai angka 2,17/1000 KH.
Gambar V.12
AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2012 – 2020
40 35 35
35
30
Per 1000 KH
25
20
15 10 10
8 8 7
10 14.6 6 5
10.7 4
5 0.73 0.19
0.2 2.17 0.96 1.73
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
AKABA Renstra
Walaupun angka kematian balita di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 mencapai
1,73/1000KH, angka tersebut masih lebih rendah dari target SDGs yakni 32/1000KH.
Namun demikian perlu adanya perhatian karena angka kematian balita mengalami
kenaikan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah bimbingan teknis pada sistem
pelaporan kasus kematian balita perlu ditingkatkan, khususnya kerjasama dengan
fasyankes swasta di wilayah kerja Puskesmas. Selain itu, keterampilan tenaga kesehatan
dan kompetensi tehnis dalam pelayanan kesehatan anak yang berkualitas juga perlu
mendapat perhatian. Penyuluhan kepada ibu balita tentang pola asuh perlu
ditingkatkan. AKABA memiliki kemungkinan akan bertambah karena kasus kematian
anak balita kategori pra-sekolah sering tidak dilaporkan ke puskesmas oleh masyarakat
setempat dan fasyankes swasta.
Gambar V.13
Penanganan Komplikasi Pada Neonatal
di Kota Palangka Raya Tahun 2015– 2020
30 25.66
25
Prosentase (%)
20
15 8.6
10
1.4 1.05 1.28
5 0.51
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
3. BBLR
Berat badan bayi baru lahir merupakan tolok ukur status gizi bayi dan status gizi ibu
hamil. Pada tahun 2020 tercatat kasus Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 13 (0,28%)
di Kota Palangka Raya dari jumlah bayi yang lahir. Perbandingan kasus BBLR tahun 2010 –
2020 seperti tampak pada gambar berikut ini.
Gambar V.14
Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2010 – 2020
40
38
35
BBLR
30
25
Jml. Kasus
25
20 16
15 12
10
8
10 14 13
3
5 1
4
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 20172 2018 2019 2020
Sumber : Bidang Kesmas
Berdasarkan gambar V.14 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus BBLR pada
tahun 2020. Data tersebut merupakan angka yang hanya tercatat oleh dinas kesehatan dan
puskesmas, ada kemungkinan angka lebih dari itu. Diharapkan kepada pengelola program
gizi masyarakat yang berintegrasi dengan pengelola KIA, untuk meningkatkan sistem
pencatatan dan pelaporan terkait BBLR, baik di puskesmas, RS, Praktek Mandiri Nakes,
maupun di Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
Gambar V.15
Peta Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2019
Pada gambar V.15 kasus BBLR tertinggi yakni 5 kasus terdapat di Kecamatan Pahandut,
yang diikuti oleh Kecamatan Jekan Raya dengan 4 kasus, Kecamatan Sebangau 3 kasus, dan
Kecamatan Bukit Batu 1 kasus, sementara itu di Kecamatan Rakumpit Rakumpit tidak
ditemukan kasus BBLR.
Kunjungan neonatus bertujuan untuk mengurangi risiko gangguan kesehatan pada bayi
baru lahir hingga usia kurang sebulan yang merupakan kelompok paling rentan terhadap
gangguan kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah pertolongan
persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (usia
0-28 hari) minimal dua kali, yaitu pada umur 0-7 hari dan pada umur 8-28 hari.
Pada tahun 2020 kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) di Kota Palangka Raya mencapai
84,64% menurun jika dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 98,86%. Pada tahun 2018
kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) di Kota Palangka Raya mencapai 89,4%, tahun 2017
sebesar 95% dan tahun 2016 sebesar 96,2%. Gambar V.16 berikut menunjukan pencapaian
kunjungan neonatus dari tahun 2012 - 2020.
Gambar V.16
Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) dan Penanganan Neonatus Risti di Kota
Palangka Raya Tahun 2013 – 2020
80
Cakupan Kunj. Neonatus
60
33.9 30.6 Penanganan Neonatus Risti
40
25.66
20 16.28 1.05 8.6
0.51 1.28
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada tahun 2020 penangan neonatus risiko tinggi mencapai 1,28%, menurun
dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 25,66% neonatus risiko tinggi yang ditangani.
Sedangkan tahun 2018 neonatus risiko tinggi yang ditangani di Kota Palangka Raya mencapai
8,6%, tahun 2017 sebesar 0,51%, tahun 2016 sebesar 8 (1,05%), dan tahun 2015 ditangani
sebesar 219 (16,28%).
Angka kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan neonatus, akan menjamin mutu
layanan neonatus. Hal ini terkait dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun
2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan, dinyatakan bahwa setiap bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar.
5. ASI Eksklusif
Pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara
eksklusif sejak lahir sampai dengan umur enam bulan dan meneruskan menyusui sampai
anak umur 24 bulan dengan mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi dan sesuai
dengan kebutuhannya. Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi beberapa hal seperti: belum
adanya peraturan tentang pemberian ASI Eksklusif, belum maksimalnya kegiatan edukasi,
sosialisasi dan advokasi, serta masih terbatasnya sarana dan prasarana KIE ASI dan MP ASI.
Gambar V.17
Cakupan ASI Eksklusif Kota Palangka Raya
Tahun 2011 – 2020
90 Target, 80
80
70
Persentase (%)
60
49.25
50 45.82
39.3 41.9 41.69
40 33.2
30
19.5 18.8 16.79
20 14.99
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar V.17 terlihat Cakupan ASI Eksklusif di Kota Palangka Raya Tahun 2020 (45,82%)
mengalami penurunan dibanding tahun 2019 (49,25%). Kondisi tahun 2011 sampai tahun
2019 Cakupan ASI Eksklusif mengalami trend naik, walau pada tahun 2016 dan 2017 sempat
mengalami penurunan.
Rendahnya cakupan ASI eksklusif, merupakan tantangan bagi para bidan puskesmas
dan pengelola KIA di Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, untuk lebih giat melakukan
promosi kesehatan tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi pertumbuhan bayi, capaian Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) pada tahun 2020 mencapai 68,89% dari total bayi baru lahir. Juga
tantangan bagi para bidan untuk melawan arus informasi/iklan penggunaan susu formula,
dan komitmen para bidan untuk menolak penghargaan dari distributor susu formula di
tempat praktek swasta atau di sarana layanan kesehatan. Bagi pengelola laporan untuk lebih
teliti dalam sistem pencatatan dan pelaporan, juga lebih meningkatkan koordinasi dengan
pengelola program terkait, terutama tentang persamaan persepsi terhadap definisi
operasional tentang ASI eksklusif
Pelayanan kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah ditujukan untuk meningkatkan
kelangsungan dan kualitas hidup Bayi, Anak Balita dan Prasekolah. Pelayanan Kesehatan
Bayi, Anak Balita dan Prasekolah, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 25 Tahun
2014 tentang Upaya Kesehatan Anak, harus dilakukan melalui :
o Pemberian ASI Eksklusif hingga usia 6 bulan;
o Pemberian ASI hingga 2 (dua) tahun;
o Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) mulai usia 6 (enam) bulan;
o Pemberian imunisasi dasar lengkap bagi Bayi;
o Pemberian imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib pada anak usia 18 bulan dan imunisasi
campak pada anak usia 24 bulan;
o Pemberian Vitamin A;
o Upaya pola mengasuh Anak;
o Pemantauan pertumbuhan;
o Pemantauan perkembangan;
o Pemantauan gangguan tumbuh kembang;
o MTBS; dan
o Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil, tepat waktu ke ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
Cakupan Pelayanan kesehatan kepada bayi di Kota Palangka Raya dari tahun 2015 –
2020 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar V.18
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Bayi Kota Palangka Raya
Tahun 2015 – 2020
110
105.08
105
100.43 Target 100%
Persentase (%)
98.9
100
95
91.4 91.5
89.55
90
85
80
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Cakupan pelayanan kesehatan pada bayi di Kota Palangka Raya tahun 2020 sebesar 89,55%
menurun jika dibandingkan tahun 2019 sebesar 105,08%. Pandemi Covid-19 yang melanda
Kota Palangka Raya dan daerah lain di Indonesia, mempengaruhi kekhawatiran ibu untuk
membawa bayinya melakukan pemeriksaan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan di
Kota Palangka Raya.
7. Imunisasi
Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang cost effective, karena
merupakan kegiatan yang berorientasi pada pencegahan dan dapat diterapkan di semua
daerah. Tujuan dari program imunisasi adalah untuk menurunkan angka kesakitan penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Upaya program imunisasi dilaksanakan
melalui imunisasi rutin dan imunisasi tambahan.
Untuk dapat menekan angka PD3I, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan
merata. Pencapaian imunisasi dasar lengkap (UCI=Universal Child Immunization) merupakan
upaya untuk menekan angka PD3I. Bila cakupan UCI dihubungkan dengan suatu wilayah
maka akan menggambarkan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Agar
terbentuk kekebalan di masyarakat diharapkan cakupan imunisasi dasar lengkap di suatu
wilayah minimal 80%.
Gambar V.19
Cakupan UCI Desa Kota Palangka Raya
Tahun 2015 – 2020
100
Target :80%
80
Persentase (%)
60 53.3
46.7
36.67 33.33 33.33
40
26.67
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada gambar V.19, Pelayanan UCI di Fasyankes tahun 2020 hanya mencapai angka
26,67% (8 kelurahan UCI dari 30 kelurahan di Kota Palangka Raya), terjadi penurunan
persentase dibandingkan 5 tahun ke belakang, di tahun 2015 mencapai 46,7%, tahun 2016
yang bisa mencapai angka 53,3% lalu di tahun 2017 mencapai 36,67% kemudian terjadi
penurunan lagi di tahun 2018 yang hanya mencapai 33,33%.
Pelayanan imunisasi menggunakan 3 (tiga) indikator yaitu : indikator jangkauan
pelayanan, indikator efektifitas program dan indikator efisiensi program. Pada tahun 2020,
cakupan imunisasi dasar lengkap, imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-HIB3, imunisasi polio dan
campak, dengan capaian 82,49%. Perlu dilaksanakan kajian dan evaluasi program imunisasi
lebih detail untuk mengetahui apakah penetapan target tidak sesuai dengan fakta
dilapangan, kemudian bagaimana sistem pencatatan dan pelaporan dari Puskesmas dan
praktek swasta/mandiri tenaga kesehatan juga dari klinik swasta. Sasaran bayi (surviving
infant) pada tahun 2020 sebesar 5.197 bayi, realisasi 82,49%, dengan kondisi pandemi Covid-
19 dimana terjadi kekhawatiran ibu membawa bayinya ke Puskesmas, dan beberapa
Posyandu libur saat pandemi berlangsung di Kota Palangka Raya. Capaian IDL pada Tahun
2019 sebesar 103,5%, tahun 2018 mencapai 105,64%, tahun 2017 mencapai 101,07%
meningkat tajam dibandingkan tahun 2016 sebesar 81,98%, tahun 2015 mencapai 61,04%
dan tahun 2014 yaitu 94,14%.
Indikator jangkauan pelayanan imunisasi adalah cakupan imunisasi DPT1-HB1 dengan
target 90%, imunisasi ini merupakan antigen kontak pertama imunisasi yang diberikan pada
bayi. Jangkauan pelayanan imunisasi kontak pertama sampai ketiga (DPT-HB-Hib3) di Kota
Palangka Raya Tahun 2020 mencapai 87,95% , tahun 2019 mencapai 108,37%, tahun 2018
mencapai 106,67%. Capaian DPT-HB-Hib4 pada tahun 2020 mencapai 39,6%, tahun 2019
mencapai 56,17 tahun 2018 mencapai 50,38%, menurun jika dibandingkan tahun 2017
mencapai 107,37% tahun 2016 sebesar 80,29% ,tahun 2015 mencapai 82,43% dan tahun
2014 mencapai 96,82%.
Indikator efektifitas program atau kualitas pelayanan imunisasi adalah cakupan
imunisasi Campak yang merupakan kontak terakhir imunisasi dasar pada bayi dengan target
80%. Pada Tahun 2020 capaian imunisasi Campak mencapai 87,70% menurun dibanding
dengan capaian tahun 2019 yaitu 102,92%, tahun 2018 mencapai 106,45% meningkat
dibandingkan tahun 2017 (103,83%) meningkat jika dibandingkan tahun 2016 (81,71%), dan
tahun 2015 mencapai 79,7%
Gambar V.20
Cakupan Imunisasi Campak/MR2 pada Baduta
Di Kota Palangka Raya Tahun 2018-2020
90
80
70
Target:80% 60
50
40
30
20
%
10
0
2018 2019 2020
% Cakupan 47.82 45.84 34.1
Target 80 80 80
Indikator efisiensi program imunisasi adalah angka drop out yaitu imunisasi DPT1 - HB1 -
Campak dengan target maksimal 10%. Angka drop out imunisasi bayi di Kota Palangka Raya
Tahun 2020 mencapai 4% menurun dari 2019 mencapai 5%, tahun 2018 sebesar 6%, dan
tahun 2017 sebesar 9,9%.
Gambar V.21
Angka Drop Out Immunisasi DPT/HB(1)-Campak
Di Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2020
12
10
Persentase (%)
8
6
4
2
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
%DO 5.2 5.8 6.2 9.9 6 5 4
Target 10 10 10 10 5 5 5
120
101.81
93.36
100 86.6 84.99 84.66
Porsentase (%)
Cakupan Pelayanan kesehatan kepada balita tahun 2020 di Kota Palangka Raya
mencapai 46,12%, menurun signifikan dibanding tahun 2019 mencapai 78,06%. Angka
tersebut jauh dibawah target SPM bidang Kesehatan, dimana semua balita harus
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart atau wajib 100% sesuai amanat PMK
nomor 4 Tahun 2019.
Gambar V.23
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Balita Kota Palangka Raya
Tahun 2016 – 2020
120
80 70.9 67.71
60
46.12
40
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Kondisi pandemi Covid-19 memicu kekhawatiran ibu untuk membawa balita ke fasilitas
pelayanan kesehatan, hal tersebut diikuti liburnya Posyandu dan tidak aktifnya survey PIS-PK
pada masa pandemi, sehingga kunjungan pelayanan kesehatan balita menurun.
Status gizi balita adalah tolak ukur yang paling penting dalam menentukan status gizi
masyarakat di suatu wilayah. Status gizi balita dapat diukur berdasarkan umur, berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB). Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang
sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi buruk dan gizi
kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan
indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.
Dengan ada atau tidaknya kasus gizi buruk, hal ini harus tetap diperhatikan dan menjadi
fokus guna peningkatan pelayanan kesehatan gizi balita dari berbagai aspek. Pola asuh balita
oleh ibu, dan asupan gizi pada balita perlu mendapatkan perhatian, dengan meningkatkan
penyuluhan gizi yang lebih intensif di posyandu maupun puskesmas.
Indikator TB/U serta BB/TB mulai dilaksanakan secara rutin di posyandu di Kota
Palangka Raya, walaupun ada beberapa kendala antara lain keberadaan peralatan ukur,
ketelatenan kader posyandu, serta minimnya bimbingan teknis. Pemantauan status gizi
bayi/balita dapat dilakukan melalui penimbangan setiap bulannya baik di posyandu ataupun
di sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti di puskesmas, pustu dan polindes.
Gambar V.24
Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U,TB/U,BB/TB
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
1800 1708
1600
1400
1200
1000
800
600
403
400 312
189
200
0
Balita ditimbang BB/U (Gizi Kurang) TB/U(Balita BB/TB (Balita
Pendek) Kurus)
Dari gambar V.24, status gizi balita Kota Palangka Raya tahun 2020 dari total bayi
ditimbang (1.708) terdapat 18,27% (312 balita) gizi kurang, 23,59% (403 balita) dengan
kategori pendek, dan 11,07% (189 balita) dengan kategori kurus. Angka absolut jumlah balita
ditimbang pada tahun 2020 menurun jika dibandingkan pada tahun 2019 yaitu 9.358 balita.
Sedangkan kasus gizi kurang dan pendek, makin meningkat jika dibanding tahun 2019 yaitu
kasus balita gizi kurang sebesar 2,96%, kasus balita pendek sebesar 2,27%, dan kasus balita
kurus 1,13%. Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya, memaksa Posyandu
balita tidak operasional, sehingga pemantauan gizi balita hanya dilaksanakan di Puskesmas
secara pasif. Untuk mengurangi kasus tersebut Fasyankes harus menciptakan inovasi
pemantauan gizi balita pada era pandemi, dan mendorong pihak ketiga untuk berpartisipasi
dalam perbaikan gizi balita di setiap wilayah kerjanya.
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis untuk pelaksanaan program kesehatan, selain jumlahnya
yang besar (25%) di antara jumlah penduduk, mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau
karena terorganisir dengan baik. Anak dengan disabilitas merupakan salah satu sasaran dari kelompok
anak Indonesia yang memiliki hak yang sama untuk memperoleh layanan kesehatan. Hal ini sudah digariskan
didalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan sehingga upaya
pelayanan kesehatan perlu dikembangkan unttuk memberikan akses bagi anak dengan disabilitas sesuai
dengan permasalahannya. Upaya perlindungan bagi anak dengan disabilitas adalah sama dengan anak lainnya
yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dasar anak, agar mereka dapat hidup, tumbuh dan
berkembangsecara optimal serta berpartisipasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan dasar
anak tersebut meliputi asah, asih dan asuh yang dapat diperoleh melalui upaya dibidang
kesehatan maupun pendidikan dan sosial.
Masalah kesehatan yang dialami peserta didik sangat kompleks dan bervariasi. Pada
usia sekolah dasar, permasalahan kesehatan peserta didik umumnya berhubungan dengan
ketidakseimbangan gizi, kesehatan gigi, kelainan refraksi, kecacingan, dan penyakitmenular
yang terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Pada peserta didik di tingkat lanjutanSekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Umum (SMU)
dan Madrasah Aliyah (MA) SLB (Sekolah Luar Biasa) pada umumnya lebih banyak terkait
dengan perilaku berisiko di antaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman
beralkohol dan melakukan hubungan seksual di luar nikah
Melihat permasalahan yang ada, pelayanan kesehatan di sekolah melalui program UKS
diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif.
Sedangkan untuk Pengembangan program yang dilakukan bagi Anak Dengan
Disabilitasmelalui dua pendekatan yaitu 1) melalui program UKS di SLB dan melalui
pembinaan kesehatan anak dengan disabilitas di tingkat keluarga. Upaya preventif antara
lain kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) peserta didik. Penjaringan
kesehatan merupakan suatu prosedur pemeriksaan kesehatan yang dilakukan untuk
memilah (skrining) anak yang sehat dan tidak sehat, serta dapat dimanfaatkan untuk
pemetaankesehatan peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dalam program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Untuk menentukan jenis pemeriksaan, selain memprioritaskan penjaringan
terhadap gangguan kesehatan yang dapat mengganggu proses belajar juga perlu
memperhatikan prinsip skrining diantaranya merupakan masalah kesehatan yang penting,
tersedia pengobatan untuk kondisi tersebut, tersedia fasilitas untuk diagnosis dan
pengobatan. Ada pemeriksaan untuk kondisi tersebut, tes harus dapat diterima oleh
masyarakat, total biaya untuk menemukan kasus harus ekonomis, penemuan kasus dan
pengobatan berkesinambungan
Gambar V.25
Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
Kota Palangka Raya Tahun 2020
PAUD 93.63
88 90 92 94 96 98 100
Persentase (%)
Pada gambar V.25. diatas menunjukkan cakupan penjaringan atau pelayanan kesehatan
kepada usia pendidikan dasar baru mencapai 93,3%. Hal tersebut belum memenuhi target
SPM bidang kesehatan amanat PMK RI nomor 4 tahun 2019 yang menyatakan setiap anak
pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar (100%).
Pada Peraturan Menteri Kesehatan nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
disebutkan bahwa yang masuk kategori usia produktif adalah umur 15 tahun sampai 59
tahun. Adapun pernyataan standart pada pelayanan kesehatan pada usia produktif adalah
setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan kesehatan
dalam bentuk edukasi dan skrining kesehatan sesuai standar kepada warga negara usia 15-
59 tahun di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun
Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun sesuai standar adalah: a) Pelayanan
skrining kesehatan usia 15–59 tahun diberikan sesuai kewenanganya oleh: (1) dokter; (2)
bidan; (3) perawat; (4) nutrisionis/tenaga gizi; (5) petugas pelaksana posbindu PTM terlatih.
b) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun dilakukan di puskesmas dan jaringannya
(Posbindu PTM) serta fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan
pemerintah daerah. c) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun minimal dilakukan
satu tahun sekali. d) Pelayanan skrining kesehatan usia 15–59 tahun meliputi: (1) deteksi
kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa tinggi badan dan berat badan serta
lingkar perut. (2) deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan
primer. (3) deteksi kemungkinan diabetes melitus menggunakan tes cepat gula darah. (4)
deteksi gangguan mental emosional dan perilaku. (5) pemeriksaan ketajaman penglihatan
(6) pemeriksaan ketajaman pendengaran (7) deteksi dini kanker dilakukan melalui
pemeriksaan payudara klinis dan pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30–59 tahun.
Pengunjung yang ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
Gambar V.26
Usia Produktif Mendapatkan Layanan Skrining Sesuai Standar
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
45000
40000 38581
26.62
35000 33409
30000
25000
20000
15000 11654
10000 7507
5000 73.38
0
Perempuan Laki-laki % Berisiko
Mendapat Layanan Skrining Berisiko % Tidak Berisiko
Pada gambar V.26. usia produktif yang mendapatkan pelayanan skrining kesehatan
pada tahun 2020 mencapai 71.990 (35,26%) meningkat dibandingkan tahun 2019 mencapai
57.361 (19,67%). Usia Produktif dengan kategori resiko mencapai 26,62% pada tahun 2020,
meningkat dibandingkan tahun 2029 hanya 3,93% dari total sasaran skrining. Menurut jenis
kelamin untuk skrining kesehatan di usia produktif pada laki-laki sangat kurang, hanya
33.409 orang, dibanding jumlah pada wanita yang lebih banyak melakukan skrining
kesehatan mencapai 38.581 orang
Tujuan pelayanan kesehatan usia lanjut (Usila) adalah meningkatkan derajat kesehatan
dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan. Selain itu juga meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina
sendiri kesehatannya; meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut; meningkatkan jenis
dan jangkauan kesehatan usia lanjut; serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia
lanjut.
Pembinaan kesehatan keluarga ditujukan kepada upaya menumbuhkan sikap dan
perilaku yang akan menumbuhkan kemampuan keluarga itu sendiri untuk mengatasi
masalah kesehatan dengan dukungan dan bimbingan tenaga profesional, menuju
terwujudnya kehidupan keluarga yang sehat. Juga kesehatan keluarga diselenggarakan
untuk mewujudkan keluarga sehat kecil, bahagia dan sejahtera. Dalam keluarga, usia lanjut
merupakan figur tersendiri dalam kaitannya dengan sosial budaya bangsa sedangkan dalam
kehidupan nasional, usia lanjut merupakan sumber daya yang bernilai sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman kehidupan yang dimilikinya yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat keseluruhannya. Sebagai hasil pembangunan
terlihat adanya peningkatan umur harapan hidup waktu lahir yang membawa dampak
peningkatan jumlah usia lanjut dengan berbagai kebutuhan khusus dibidang kesehatan.
Adanya dasar hukum dan pembinaan kesehatan usia lanjut maka setiap warga negara
berhak mewujudkan derajat kesehatannya yang optimal termasuk usia lanjut. Usia lanjut
adalah sesuatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Umur manusia sebagai makhluk
hidup terbatas oleh suatu peraturan alam maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai
dewasa, atau 6 x 20 tahun = 120 tahun. Saat ini masih banyak usia lanjut yang produktif
belum dimanfaatkan dalam menunjang pembangunan dan belum terselenggaranya
kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam mendukung pembinaan kesehatan
usia lanjut yang mantap. Oleh sebab itu pembinaan dan pelayanan kesehatan usia lanjut
perlu dilakukan sebaik mungkin dalam terciptanya keluarga yang sejahtera
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di
puskesmas ataupun rumah sakit serta panti dan institusi lainya. Teknologi tepat guna dalam
upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu pada masa usia lanjut
setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat, terjangkau oleh
masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat
dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai pemberi
peJayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi
sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat. Sasaran pembinaan
meliputi: Kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) atau masa virilitas dalam
keluarga maupun masyarakat luas; Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium (55-64
tahun) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat umumnya;
Kelompok usia lanjut dalam masa senescens (>65 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi
(lebih dari 70 tahun) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit berat,
cacat dan lain-lain. Sedangkan sasaran pembinaan tidak langsung adalah keluarga dimana
usia lanjut berada; organisasi sosial yang bergerak didalam pembinaan kesehatan usia lanjut;
dan masyarakat luas.
Pada tahun 2020 era pandemi Covid-19, pelayanan posyandu usila tidak operasional di
mulai bulan April 2020, sehingga pelayanan kesehatan untuk usila menurun jika
dibandingkan dengan tahun 2019. Pada tahun 2020 terdapat 6.481 usila mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar, sedangkan tahun 2019 mencapai 10.040 usila baik ke
Fasyankes maupun ke Posyandu Lansia.
Gambar V.27
Cakupan Pelayanan Kesehatan pada Lansia
di Kota Palangka Raya Tahun 2015-2020
40%
4000
620
30%
4766 21%
2000 4063
2560 2839 20%
1718 1763
0 10%
2015 2016 2017 2018 2019 2020
0%
Laki-laki Perempuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada gambar V.27 diatas, cakupan pelayanan kesehatan pada usila di Kota Palangka
Raya mengalami penurunan secara signifikan. Jika dianalisis sesuai jenis kelamin, ternyata
Usila perempuan lebih aktif ke posyandu, atau lebih peduli terhadap masalah kesehatannya.
Hal ini dapat dilihat pada jumlah kunjungan rata-rata 51,38% dari total usila yang hadir di
posyandu atau memeriksakan kesehatannya di puskesmas adalah usila perempuan. Ini jadi
perhatian bagi usia lanjut pada laki-laki untuk lebih sadar lagi untuk memeriksakan
kesehatan diri ke fasyankes terdekat demi terhndar dari penyakit berbahaya di usila.
Persentase usila yang melakukan skrining kesehatan ke fasyankes di tahun 2020
mencapai 43,78% menurun dibanding tahun 2019 mencapai 50,74%, tahun 2018 (79,47%)
diikuti tahun 2017 (49,59%) dan tahun 2016 (43%). Skrining bisa dikembangkan di posbindu
dan posyandu lansia, atau bahkan terintegrasi dengan kegiatan PIS-PK jika kondisi
memungkinkan. Diharapkan kepada puskesmas lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
dan edukasi kepada para usia lanjut, agar lebih perduli memeriksa kesehatannya ke
fasyankes terdekat sehingga terpantaunya penyakit degeneratif di usia lanjut.
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit adalah upaya penurunan insidens, prevalensi, morbiditas atau mortalitas
dari suatu penyakit hingga level yang dapat diterima secara lokal. Angka kesakitan dan kematian
penyakit merupakan indikator dalam menilai derajat kesehatan suatu masyarakat. Gambaran kondisi
umum, potensi dan permasalahan pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
dipaparkan berdasarkan hasil pencapaian program dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan. Potensi
dan permasalahan pengendalian penyakit menular maupun tidak menular menjadi input dalam
menentukan arah kebijakan dan strategi Dinas Kesehatan dalam bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (surveilans epidemiologi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa
dan NAPZA)
Prioritas penyakit menular, masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, Malaria,
Demam Berdarah, Influenza dan Flu Burung. Disamping itu Indonesia juga belum sepenuhnya
berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis, leptospirosis, dan
lain-lain. Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik
pada maternal maupun neonatal sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014, Indonesia
telah dinyatakan bebas polio.
1. TB Paru
Tuberculosis atau sering disebut TB Paru adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang
yang terinfeksi basil TB. Umumnya menyerang organ paru, namun dapat juga menyerang
organ tubuh lainnya. Bersama dengan Malaria dan HIV / AIDS, penyakit TB menjadi salah
satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDG’s (Sustainabel
Development Goals)
Penemuan penderita merupakan langkah pertama dalam kegiatan program
penanggulangan TB. Upaya penemuan penderita dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif, artinya penjaringan penderita dilakukan di unit pelayanan kesehatan pada saat
penderita datang untuk berobat didukung dengan penyuluhan aktif. Keberhasilan
pengobatan TB Paru diukur antara lain melalui penemuan dan pengobatan penderita dan
tingkat kesembuhan penderita yang diobati dengan menggunakan strategi Directly Observed
Treatment Shortcourse (DOTS). Indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah
Case Notification Rate (CNR), Case Detection Rate (CDR), Cure Rate, Complete Rate dan
Succes Rate (SR)
Case Notification Rate (CNR) adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien baru yang
ditemukan dan tercatat di antara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu. Angka ini bila
dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke
tahun atau kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien di wilayah
tersebut.
Gambar VI.1
Case Notification Rate (CNR) TB Paru
di Kota Palangka Raya Tahun 2015-2020
250
226.7
200 187
Per-100.000 pddk
150
113
98.13
100 78.54 76
50
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pada tahun 2020, CNR semua kasus Tuberkulosis (TBC) mencapai 76 per-100.000
penduduk, dari seluruh kasus (996). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun
2019 CNR seluruh kasus mencapai 113 per-100.000 penduduk, Tahun 2018 dengan CNR
seluruh kasus mencapai 187 per 100.000 penduduk dan CNR kasus baru sebesar 49 per
100.000 penduduk. Pada tahun 2017 CNR seluruh kasus mencapai 226,7 per 100.000
penduduk, dan CNR kasus baru sebesar 64,98 per 100.000 penduduk. Tahun 2016 CNR
seluruh kasus mencapai 98,13 per 100.000 penduduk, dengan CNR kasus baru sebesar 41,94
per 100.000 penduduk. Tahun 2015 CNR seluruh kasus mencapai 78,54 per 100.000
penduduk, dengan CNR kasus baru sebesar 37,68 per 100.000 penduduk.
Case Detection Rate (CDR) yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam
wilayah tersebut. Target minimal CDR yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan adalah
70%. Berikut adalah penemuan kasus (CDR) sejak tahun 2013-2020.
Gambar VI.2
Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate) TB Paru
di Kota Palangka Raya Tahun 2013-2020
100 86.72
Target:70%
80
Persentase (%)
60 53.78
48
40 28.39 30.91 26.86
25 25
20
0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Angka CDR Tahun 2020 mencapai 26,86% mengalami penurunan jika dibanding tahun
2019 yaitu mencapai 53,78% masih dibawah angka target program (70%). Pada tahun 2018
melampui target (CDR 86,72%) sedangkan di tahun 2013 dan 2016 paling rendah angkanya
(CDR 25%). Capaian CDR BTA baru positif yang ditangani dan diobati di tahun 2014 mencapai
48% lalu di tahun 2015 mencapai 28,39%, kemudian menurun di tahun 2016 hanya 25% dan
mulai meningkat di tahun 2017 mencapai 30,91%. CDR berada di bawah target dikarenakan
masih sulitnya dalam mendiagnosa BTA (+) pada pasien saat melakukan pengecekan di
laboratorium yaitu tata cara dalam pengeluaran dahak, dan masih perlunya peningkatan
pengetahuan tenaga kesehatan dalam program pengendalian TB terutama pada
pelaksanaan Pengawas Minum Obat (PMO). Pandemi Covid-19 pada tahun 2020,
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada rendahnya angka CDR. Resiko tinggi
petugas laboratorium saat mengambil sample sputum TB Paru, membuat capaian CDR
rendah pada tahun 2020
Gambar VI.3
Peta Sebaran Kasus TB Paru di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2020
Pada Gambar VI.3 terlihat daerah dengan padat penduduk seperti Kecamatan Jekan
Raya (110 kasus), mempunyai angka kasus tertinggi dibanding kecamatan lainnya, disusul
Kecamatan Pahandut (77 kasus). Kecamatan lainnya yang mempunyai jumlah penduduk
dengan kepadatan rendah (Kecamatan Rakumpit, Bukit Batu, dan Kecamatan Sebangau).
Acuan target penanganan TB Paru jelas tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, serta Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan,
dimana salah satu indikatornya menyatakan bahwa setiap orang dengan TB mendapatkan
pelayanan TB sesuai standar di suatu wilayah kab/kota pada waktu tertentu. Hal tersebut
dipertegas dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan, disebutkan bahwa setiap orang terduga Tuberkulosis (TBC) mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Pemerintah kabupaten/kota wajib memberikan
pelayanan kesehatan sesuai standar kepada orang terduga TBC di wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu tahun.
Gambar VI.4
Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
120
80 73.45
60 48.81
42.74
40 28.66 30.39
20
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Di Kota Palangka Raya jumlah terduga Tuberkulosis pada tahun 2020 mencapai 1.053
kasus, dan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standart sebanyak 996 kasus (94,59%).
Penderita TB paru yang berobat di unit pelayanan kesehatan (UPK) serta mendapat
pengobatan pada tahun 2020 sebanyak 486 kasus, meningkat jika dibandingkan dengan
tahun 2019 (sebanyak 320 kasus) dan yang mendapat pelayanan sesuai standar sebesar
30,39%. Pada tahun 2018 sebanyak 517 kasus dan yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar sebesar 48,81%. Sedangkan cakupan penemuan kasus Tuberkulosis anak mencapai
19,61%. Tahun 2017 sebanyak 607 kasus dan yang mendapat pengobatan sebanyak 174
kasus. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2016 sebanyak 255 kasus dan yang
mendapat pengobatan sebanyak 109 kasus. Tahun 2015, kasus mencapai 113 kasus dan 83
kasus mendapatkan obat TB Paru. Tahun 2014 sebanyak 74 kasus, dan pada tahun 2013
sebanyak 117 kasus dengan prevalensi 53,1/100.000 penduduk. Hal ini disebabkan pada
tahun 2017 rumah sakit di wilayah Kota Palangka Raya banyak menyumbangkan penemuan
kasus TB sehingga jumlah kasus TB di Kota Palangka Raya mengalami kenaikan yang cukup
signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang datanya hanya dari puskesmas.
Selain CDR, Keberhasilan pelaksanaan penanggulangan TB diukur dari pencapaian angka
kesembuhan, angka pengobatan lengkap, dan angka keberhasilan pengobatan penderita.
Angka kesembuhan ini menunjukan persentase pasien baru TB dengan BTA (+) yang telah
berhasil menyelesaikan pengobatan baik sembuh maupun pengobatan lengkap (success
rate/SR).
Gambar VI.5
Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate/SR) TB di Kota Palangka Raya
Tahun 2011-2020
100
89.3 79.07
90 Target SR, 85
76.6 77.85
80 69.5 71.43
Persentase
70
60
50
40 33 77.16
29.89
30 19.28
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber : Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)
Gambar VI.6
Cure Rate, Complete Rate, dan Succes Rate (SR) TB
di Kota Palangka Raya Tahun 2018-2020
90 77.16
80 68.36 71.43
63.2 2018
70 77.85
60 52.26
Persentase(%)
50 41.73 2019
40 53.3 59.45
30 2020
20
10 0 0.33 1.23
0
Angka Kesembuhan Angka Pengobatan Angka Keberhasilan Jml Kematian selama
(Cure Rate) Lengkap (Complete Pengobatan (Success pengobatan
Rate) Rate)
2. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi akut yang menyerang jaringan paru (alveoli). Infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi akibat
kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang
Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau
orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi).
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan
balita. Namun perhatian dunia selama ini terhadap pneumonia sangat sedikit sehingga ISPA
dikenal sebagai the forgotten pandemic. Oleh karena itu dunia memasukan pneumonia
kedalam komitmen global SDGs untuk ditanggulangi bersama. Diperkirakan 10% dari seluruh
balita pernah menderita pneumonia. Untuk tahun 2020 jumlah kasus pneumonia
diperkirakan sebesar 1.275 balita/kasus, Tahun 2019 sebanyak 1.274 kasus, tahun 2018
sebanyak 1.239 balita/kasus, sedangkan tahun 2017 jumlah perkiraan penderita pneumonia
sebanyak 2.535 penderita.
Gambar VI.7
Proporsi Penemuan Penderita Pneumonia Balita
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Perempuan; Laki-laki;
48,2% 51,8%
Pada gambar VI.7 penderita pneumonia balita pada tahun 2020 sebagian besar berjenis
kelamin laki-laki mencapai 51,8% menurun dibanding tahun 2019 mencapai 56,4%.
Penderita yang ditemukan dan ditangani/diobati sesuai dengan tata laksana standar pada
sarana pelayanan dasar tahun 2020 sebesar 78,84%, meningkat tajam dibanding tahun 2019
sebesar 7,93%, pada tahun 2018 sebesar 7,26%, dan tahun 2017 sebesar 3,91%. Sedangkan
Puskesmas yang memberikan pelayanan sesuai dengan tata laksana standar minimal >60%
pada tahun 2020 adalah 4 puskesmas (Jekan Raya, Kayon, Tangkiling, dan Kereng Bangkirai).
Secara nasional penderita pnemonia balita yang ditemukan dan diobati ditargetkan sebesar
86%, dengan demikian capaian penemuan kasus pneumonia di Kota Palangka Raya tahun
2020 sangatlah rendah.
Gambar VI.8
Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Balita
di Kota Palangka Raya Tahun 2011-2020
100
90
Target,
80 86
70
Penemuan
60
50
40
30
20 8.8
7.8 9.5 7.26 7.93
10 5.23 3.28 3.91
1.68 2.12
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Berbagai kendala yang ditemui dalam penanggulangan ISPA pneumonia adalah cara
penularannya yang lintas udara (air borne desease), sulitnya mengidentifikasi gejala
pneumonia oleh masyarakat serta masih minimnya pelatihan tenaga kesehatan dalam
tatalaksana penderita pneumonia balita (MTBS). Dan banyak orang tua yang tidak mengenali
gejala atau tanda pneumonia pada bayi. Hal ini menyebabkan penyakit ini sering kali
terlambat ditangani, serta menyebabkan kematian pada balita. Untuk pencegahannya
setidaknya orang tua rajin memeriksakan kesehatan bayinya ke fasilitas pelayanan
kesehatan setidaknya minimal sebulan sekali. Hal ini bertujuan mengindari penyakit yang
fatal pada pertumbuhan balita dan pencegahan meningkatnya kematian pada usia balita.
Setidaknya orang tua bisa mengenali sedikit tentang gejala penyakit pneumonia sejak dini
agar bisa ditangani dan diobati. Ini beberapa gejala pneumonia pada balita yang harus
diwaspadai sebagai berikut :
Demam tinggi.
Sesak nafas atau bayi tampak kesulitan bernafas.
Hidung bayi kembang kempis saat bernafas.
Nafas bayi berbunyi.
Batuk pilek.
Bayi tidak mau menyusu dan makan.
Nyeri dada atau perut.
Bayi tampak gelisah dan lemas.
Bibir dan kuku tampak membiru.
3. HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit. Obat
atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Dengan menjalani pengobatan tertentu,
pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa
menjalani hidup dengan normal. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah
kondisi di mana HIV sudah pada tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS,
maka tubuh tidak lagi memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.
Kebijakan nasional penanggulangan AIDS telah diatur sejak diterbitkannya Keputusan
Presiden No. 36 Tahun 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS yang diperbarui melalui
Peraturan Presiden No. 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.
Di beberapa kota besar pencegahan dan pengobatan dalam penanggulangan HIV/AIDS
pada umumnya masih jauh dari harapan penanggulangan HIV/AIDS, sehingga berdampak
pada meningkatnya orang terinfeksi dari tahun ke tahun. Di Kota Palangka Raya pada tahun
2020 jumlah kasus HIV mencapai 17 kasus dengan jumlah estimasi orang dengan risiko
terinfeksi HIV sebesar 7.325 orang. Tahun 2019 jumlah kasus HIV mencapai 63 dengan
jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV sebesar 5.967 kasus. Sedangkan tahun
2018, jumlah kasus HIV mencapai 75 dengan jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi
HIV sebesar 2.957 orang, dan persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan
pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar sebesar 49,6%.
Proporsi kumulatif kasus HIV pada tahun 2020 tertinggi berada pada kelompok umur
25-49 tahun (64,71%), diikuti kelompok umur 20-24 (35,29%). Sedangkan Proporsi kumulatif
kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 20-29 (33,93%) diikuti dengan kelompok
umur 30-39 tahun (30,36%) dan kelompok umur 40-49 tahun (25%). Pada tahun 2020, kasus
kumulatif AIDS mencapai 56 kasus, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun
2019 mencapai 80. Pandemi Covid-19 yang melanda Kota Palangka Raya pada tahun 2020,
berpengaruh terhadap menurunnya pelaksanaan kegiatan deteksi kasus, semua energi
pengelola program surveillance tercurah untuk penanggulangan Covid-19
Kasus HIV/AIDS di Kota Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir jumlah orang
terinfeksinya terus meningkat. Kondisi tersebut disebabkan pencegahan dan perawatan di
Kota Palangka Raya dan Indonesia pada umumnya belum terintegrasi dengan baik, sebagai
contoh belum meratanya kapasitas lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam
melakukan pencegahan dan belum terciptanya layanan yang kompherensif dan terintegrasi
(IMS, VCT, CD4, ARV).
Melihat kondisi diatas dapat kita lihat beberapa hal yang harus ditanggulangi bersama,
antara lain :
a. Status kualitas pencegahan dan pengobatan,
b. Status sistem penanggulangan HIV/AIDS,
c. Status pengetahuan dan kesadaran masyarakat,
d. Status penataan institusi dan peraturan yang berhubungan dengan penanggulangan
HIV/AIDS.
Kondisi pertama : tentang status kualitas pencegahan dan pengobatan, kedua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan sebab pencegahan dan perawatan saling berhubungan. Misalnya :
pencegahan dampak buruk pada ODHA yang membutuhkan perawatan
Kondisi kedua : tentang status sistem penanggulangan HIV/AIDS, pada beberapa daerah
belum terbangun sistem penanggulangan HIV/AIDS. Pada kondisi tersebut pencegahan dan
pengobatan pada daerah yang belum memiliki sistem tersebut akan terjadi peningkatan
kasus-kasus baru HIV/AIDS di daerah tersebut, hal ini dikarenakan pemerintah daerah tidak
dapat memonitoring laju epidemi HIV/AIDS di daerah tersebut. Pada daerah yang sudah
mempunyai sistem penanggulangan HIV/AIDS juga masih banyak kekurangan antar institusi
terkait, hal ini dikarenakan kurang koordinasi diantara institusi yang berhubungan dengan
penanggulangan HIV/AIDS.
Kondisi ketiga : tentang status pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Masyarakat adalah
bagian penting dan strategis dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Karena
masyarakat dapat menjadi objek sebagai dampak HIV/AIDS sekaligus dapat menjadi subjek
sebagai pelaku penanggulangan HIV/AIDS. Sehubungan dengan peran masyarakat sebagai
subjek status pengetahuan dan kesadaran HIV/AIDS pada masyarakat perlu ditingkatkan.
Kondisi keempat : status penataan institusi dan peraturan. Sejak Undang-Undang RI No. 22,
Tahun 1999, tentang Otonomi Daerah dilaksanakan pada bulan Januari 2000, pemerintah
kota atau kabupaten mempunyai kewenangannya sendiri dalam mengelola sumber daya
yang ada di dalam wilayahnya dan juga untuk menata kelembagaannya. Berhubungan
dengan itu pemerintah kota dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS membentuk instansi
yang disebut Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang bertanggung jawab secara teknis
terhadap penanggulangan HIV/AIDS pada masing – masing kota atau kabupaten. Namun
instansi penanggulangan HIV/AIDS dipisahkan dengan instansi Dinas Kesehatan, dimana
pelayanan kesehatan masyarakat kota atau kabupaten dikelola oleh Dinas Kesehatan
setempat. Instansi lainnya yang berkaitan dengan penanggulangan HIV/AIDS seperti
Pariwisata, Keamanan daerah, dll dikelola oleh instansi.
Penataan institusi pemerintah dalam penanggulangan HIV/AIDS masih ada kekurangan
dalam implementasi dilapangan, dimana KPA sebagai lembaga koordinasi belum dapat
melakukan koordinasi dengan baik terhadap pihak – pihak yang terkait dalam
penanggulangan AIDS, padahal dampak penanggulangan AIDS berhubungan erat pada
kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Berdasarkan kondisi tersebut nampak bahwa penanggulangan HIV/AIDS merupakan
suatu prioritas untuk dilakukan dalam upaya memitigasi dampaknya didaerah perkotaan dan
kabupaten. Tujuan penanggulangan HIV/AIDS ini adalah (1) Menurunnya prevalensi
HIV/AIDS. (2) Meningkatkannya kualitas hidup ODHA. (3) Menurunnya stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA. Untuk itu dalam konsep penanggulangan HIV/AIDS maka
beberapa tindakan strategis perlu dilakukan dengan mempertimbangkan Rumusan; (1)
karakteristik penularan HIV/AIDS pada daerah kota atau kabupaten; (2) mengkombinasikan 2
konsep yaitu konsep pencegahan dan konsep perawatan bagi orang terinfeksi HIV/AIDS.
Gambar VI.9
Proporsi Penderita HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin
di Kota Palangka Raya Tahun 2015-2020
120 120
25.93
100 28.6 100
35 28.57
29.63 23.5
80 29.6 80 34.21 26.25
50 41.67
60 perempuan 60 50 perempuan
70.4 65
74.07 76.5 Laki-laki Laki-laki
40 40 58.33 73.75
71.4
70.37 65.79
20 20 71.43
50 50
0 0
HIV
2019
2020
2015
2016
2017
2018
2015
2016
2017
2018
2019
2020
AIDS
Pada gambar VI.9 menunjukan proporsi penderita HIV/AIDS berdasarkan jenis kelamin
dari tahun 2015-2020. Penderita HIV maupun AIDS didominasi oleh kaum pria, atau
penderita HIV/AIDS kaum pria lebih banyak dibanding kaum wanita. Angka persentase pada
jenis kelamin laki-laki selalu >50%, peningkatan kasus di kalangan kaum pria memperlihatkan
betapa kurangnya kesadaran akan pentingnya keamanan dan kesehatan seksualitas.
Penyebab lainnya adalah efek domino dari penggunaan jarum suntik narkoba secara
bergantian, akan memicu penularan HIV/AIDS di kalangan pemakai narkoba.
Tuntutan kepada pengelola program pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS dimasa
depan harus lebih menekankan kepada mutu pelayanan berdasarkan standart pelayanan
minimal. Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 Tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan dinyatakan bahwa setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, waria/transgender, pengguna NAPZA, dan warga binaan lembaga
pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.
4. Diare
Diare merupakan penyakit ketika terjadi perubahan konsistensi feses dan peningkatan
frekuensi buang air besar. Diare merupakan penyakit yang potensial menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB). Kejadian diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain : faktor
lingkungan, gizi, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku
masyarakat. Secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada golongan balita.
Upaya menurunkan angka kesakitan diare di Kota Palangka Raya adalah dengan
tatalaksana penderita diare seperti melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada
penderita diare balita, ketersediaan logistik serta pengamatan terhadap peningkatan kasus
diare.
Penderita Diare yang berobat dan ditangani di puskesmas pada tahun 2020 sebesar 754
dengan angka kesakitan 270/1000 penduduk pada semua golongan umur. Sedangkan tahun
2019 sebesar 2.591 dengan angka kesakitan sebesar 270/1000 penduduk pada semua
golongan umur. Pada tahun 2018 sebesar 4.675, tahun 2017 sebanyak 2.662, dan tahun
2016 sebanyak 2.879 dengan angka kesakitan diare sebesar 214/1000 penduduk.
Gambar VI.10
Jumlah Penderita Diare dilayani dan mendapat Oralit
di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2015 - 2020
5000 4675
4500
Dilayani
4000
3500 3275 Dapat Oralit
2879
3000 2662 2591
2500
2000 2591
1500
1000 754
500 302
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Sedangkan kasus Diare ditemukan dan ditangani pada balita dan semua golongan umur
di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 sesuai pada gambar VI.11 berikut :
Gambar VI.11
Pasien Diare pada Balita dan Semua Golongan Umur
yang ditemukan dan ditangani
di Kota Palangka Raya Tahun 2019-2020
3000
2591
2500
2000
500 289
0
2019 2020
Pada gambar VI.11 kasus diare yang ditemukan dan ditangani tahun 2020 pada Balita
sebanyak 289 atau 6,48% dari total target penemuan (4.457 kasus), dan mendapatkan oralit
sebanyak 0 (0%). Sedangkan pada semua golongan umur, kasus diare ditemukan dan
ditangani sebanyak 754 atau 9,76% dari total target penemuan (7.724 kasus), dan
mendapatkan oralit sebanyak 302 (40,05%).
5. Kusta
Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh Mycobacterium Leprae
yang menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini dapat menyebabkan
stigma sosial di masyarakat akibat cacat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut. Upaya
pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain pemeriksaan intensif penderita
yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau pernah kontak erat dengan
penderita.
Tahun 2020 kasus baru kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 3 kasus dan tipe Pausi
Basiler sebanyak 0 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 1,05 /100.000
penduduk. Sedangkan tahun 2019 kasus baru kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 0 kasus
dan tipe Pausi Basiler sebanyak 3 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR)
1,06 /100.000 penduduk. Tahun 2018 kasus baru t[pe Multi Basiler sebanyak 2 kasus dan
tipe Pausi Basiler sebanyak 0 kasus dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 0,72
/100.000 penduduk. Pada tahun 2017 kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 3 kasus dan
tipe Pausi Basiler sebanyak 1 kasus, dengan dengan Newly Case Detection Rate (NDCR) 1,49
/100.000 penduduk. Sedang tahun 2016 ditemukan kasus baru tipe Multi Basiler sebanyak 1
kasus dan tipe Pausi Basiler sebanyak 2 kasus, dengan Newly Case Detection Rate (NDCR)
1,15 /100.000 penduduk. Mengalami penurunan jika dibanding dengan tahun 2015, dengan
ditemukannya 7 kasus baru tipe Multi Basiler dengan Newly Case Detection Rate (NDCR)
sebesar 2,78/100.000 penduduk. Mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014
yaitu kasus baru type Multi Basiler sebanyak 2 kasus dengan Newly Case Detection Rate
(NDCR) sebesar 0,82/100.000 penduduk.
Tingkat penularan di masyarakat menggunakan indikator proporsi anak (< 15 tahun)
diantara pederita baru. Di Kota Palangka Raya kusta ditemukan pada penderita usia ≥ 15
tahun. Dari 3 penderita Kusta, 2 (66,6%) penderita yang dinyatakan selesai pengobatannya
pada tahun 2020. Sedangkan keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru diukur dari proporsi
cacat tingkat II, pada tahun 2020 proporsi cacat tingkat II sebesar 0%.
Gambar VI.12
Penderita Kusta Selesai Berobat
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
70
63 66.6
Persentase(%)
60 50 50 50
50
40
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020
6. COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi Covid-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus Covid-19 yang
berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan
kematian. Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada
tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru
coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health
Emergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah
menetapkan Covid-19 sebagai pandemi.
Berkaitan dengan kebijakan penanggulangan wabah penyakit menular, Indonesia
telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular,
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penangulangan Wabah Penyakit
Menular, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang
Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangan. Untuk itu dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah Covid-19,
Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-
nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya. Penetapan didasari oleh pertimbangan bahwa Infeksi Novel
Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public Health Emergency of International
Concern (PHEIC). Selain itu meluasnya penyebaran COVID-19 ke berbagai negara dengan
risiko penyebaran ke Indonesia terkait dengan mobilitas penduduk, memerlukan upaya
penanggulangan terhadap penyakit tersebut.
Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar ke berbagai
negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020, WHO melaporkan
11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia (Case Fatality
Rate/CFR 4,6%). Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020. Kasus
meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan
tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus konfirmasi Covid-19
dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%). Dilihat dari situasi penyebaran Covid-19 yang
sudah hampir menjangkau seluruh wilayah provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus
dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan berdampak pada aspek politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di
Indonesia, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun
2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(Covid-19).
Keputusan Presiden tersebut menetapkan Covid-19 sebagai jenis penyakit yang
menimbulkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) dan menetapkan KKM Covid-19 di
2200 2004
2000
1800 1913
1451
1600
1400 1219
1200 1108
1223
1000 918
1098 KASUS
800 KONFIRMASI
648 907
SEMBUH
600
349 668
400 MENINGGAL
104 415
200 49 130 62 68 74 91
10 53 54
9
0 0 2 6 26 47
Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Pada gambar VI.13, dari 2004 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 pada tahun 2020,
terdapat kasus meninggal sebanyak 91 dengan case fatality rate (CFR) sebesar 5% dan
angka kesembuhan mencapai 95% (1.913 kasus). Case Fatality Rate (CFR) adalah jumlah
orang yang meninggal dunia dari total orang yang sakit atau mempunyai gejala suatu
penyakit. Kalau dihubungkan dengan pandemi Covid-19, sebagian besar negara
melaporkan CFR sebagai jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang sudah
terkonfirmasi (biasanya dengan hasil tes PCR yang positif) dan kasus probable Covid-19
(dimana Covid menjadi penyebab pasti atau salah satu sebab kematian tapi belum
terkonfirmasi oleh pemeriksaan laboratorium) sebagai numerator, dan jumlah orang yang
sudah terkonfirmasi Covid (dengan hasil tes PCR yang positif) sebagai denominator. CFR
dipengaruhi oleh akses serta ketersediaan pelayanan kesehatan juga kemampuan tenaga
kesehatan dalam melakukan pemeriksaan/pelayanan kesehatan kepada pasien Covid-19.
Berbagai upaya penanggulangan dan pengendalian Covid-19 telah dilaksanakan,
sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona virus desease (Covid-19)
dari Kementerian Kesehatan RI. Salah satu upaya pengendalian adalah dengan membentuk
Rumah Sakit Perluasan (RSP) untuk menampung dan isolasi bagi pasien Covid-19
terkonfirmasi positif dengan gejala ringan dan sedang. Pasien dengan gejala berat dan
memiliki kormobid, dirawat di RSUD Kota Palangka Raya. Jumlah laboratorium penunjang
pemeriksaan RT-PCR sebanyak 6 laboratorium, pemeriksaan TCM sebanyak 2
laboratorium, dan pemeriksaan RT-PCR & TCM sebanyak 2 laboratorium.
Gambar VI.14
Peta Zona Merah Kasus Covid-19 di Kelurahan
Kota Palangka Raya Tahun 2020
Zona Covid-19 Pada 4 Juli 2020 Zona Covid-19 Pada 31 Desember 2020
Dari 30 kelurahan yang ada di Kota Palangka Raya, 13 (43,3%) kelurahan masuk kategori
zona merah, 12 (40%) Kelurahan masuk kategori zona kuning, dan 5 (16,7%) Kelurahan
masuk zona Hijau. Rincian kelurahan sesuai peta zona kasus covid-19 pada akhir Desember
2020, adalah sebagai berikut :
Tabel VI.1
Zona Kelurahan berdasarkan kasus Covid-19
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Kecamatan/ Zona Kecamatan/ Zona
No. Kelurahan Merah Kuning Hijau No. Kelurahan Merah Kuning Hijau
I. PAHANDUT IV. BUKIT BATU
1 Pahandut 1 Tangkiling
Seberang
2 Tb. Rungan 2 Banturung
3 Pahandut 3 Tb.Tahai
4 Panarung 4 Habaring
Hurung
5 Langkai 5 Sei Gohong
6 Tanjung Pinang 6 Marang
7 Kanarakan
II. JEKAN RAYA
1 Menteng V. RAKUMPIT
2 Palangka 1 Mungku Baru
3 Bukit Tunggal 2 Bukit Sua
4 Pt. Katimpun 3 Pt. Barunai
4 Pt. Bukit
III. SEBANGAU 5 Gaung Baru
1 Kereng B 6 Takaras
2 Kalampangan 7 Panjehang
3 Sabaru
4 Bereng Bengkel
5 Kameloh Baru
6 Danau Tunday
Gambar VI.15
Kasus Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Campak
Difteri
0 5 10 15 20 25 30
Tetanus
Difteri Pertusis Neonatoru Campak Polio Hepatitis B
m
Jumlah Kasus 0 0 0 24 0 0
Meninggal 0 0 0 0 0 0
AFP berbeda dengan polio, AFP merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan
lumpuh layuh akut. Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan
surveilans AFP. Survailans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya akut dan
layuh (flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik tidak
disertai manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik menunjukkan
adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Surveilans AFP merupakan salah satu upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
polio. Kelompok rentan terhadap kasus polio adalah anak-anak sehingga pelaksanaan
program Surveilans AFP difokuskan pada anak usia < 15 tahun yang menderita kelumpuhan
mirip polio (lumpuh layuh akut).
Selama pelaksanaan Surveilans AFP di Kota Palangka Raya, tidak ditemukan ada kasus
kelumpuhan akibat polio paralitik. Di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 ditemukan kasus
AFP Non-Polio 1 kasus dengan AFP Rate pada usia <15 tahun sebesar 1,51 per-100.000
penduduk. Sedangkan Tahun 2019 ditemukan kasus AFP Non-Polio 1 kasus dengan AFP Rate
usia <15 tahun mencapai 1,74 per-100.000 penduduk. Pada 2018 ditemukan 3 kasus AFP
Non-Polio dengan AFP Rate penduduk usia <15 sebesar 4,58 per-100.000 penduduk.
Sedangkan pada tahun 2017 ditemukan 6 penderita, berarti berhasil dipenuhi target dengan
AFP Rate > 1/100.000 penduduk usia <15 tahun. Jumlah anak usia < 15 tahun belum
mencapai 100.000 jiwa hanya 67.797 jiwa sehingga target penemuan adalah 1 penderita
setiap tahun. Untuk sensitifitas kegiatan maka target penemuan penderita AFP menjadi 2
penderita.
Gambar VI.16
Penemuan Kasus AFP (per 100.000 penduduk usia < 15 tahun)
Kota Palangka Raya Tahun 2004-2020
7
6 6
6
(per 100.000 pddk usia < 15 thn)
5 5 5
5
4 4
Jml. Kasus
4
3 3
3
2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2
1 1 1
1
0 0 0
1
0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Penemuan Target (per 100.000 pddk usia < 15 th)
Dalam rangka eradikasi polio, seluruh negara (global) melaksanakan surveilans AFP.
Diketahui bahwa AFP berbeda dengan Polio, karena Polio disebabkan oleh infeksi virus yang
menyerang sistem saraf sehingga penderita mengalami kelumpuhan. Umumnya menyerang
anak-anak yang ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku leher
dan sakit ditungkai dan lengan. Sedangkan AFP (Acute Flaccid Paralysis) merupakan kondisi
abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas
dan berakibat pada kelumpuhan. AFP merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai
dengan lumpuh layuh akut. Surveilans AFP difokuskan pada penyakit-penyakit yang sifatnya
akut dan layuh (flaccid) seperti pada kasus polio. Sebagian besar kasus polio non paralitik
tidak disertai manifestasi klinis yang jelas. Ditemukannya kasus polio paralitik menunjukkan
adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut.
Gambar VI.17
AFP Rate Non-Polio (per 100.000 penduduk < 15 tahun)
Kota Palangka Raya Tahun 2010 – 2020
Kasus AFP per-100.000 pddk <15 tahun
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Penemuan 6 5 4.6 4.6 7 1 3.11 6 3 1.74 1.51
Target 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2. Campak
Program pemberantasan Penyakit Campak di Indonesia saat ini telah memasuki tahap
reduksi, suatu tahap dimana kita diharapkan dapat mengendalikan Penyakit Campak
sehingga tidak terjadi suatu kejadian luar biasa (KLB). Strategi yang dilaksanakan dalam
tahap reduksi ini adalah pengendalian dan pencegahan Penyakit Campak melalui
peningkatan cakupan imunisasi Campak serta mempertahankan cakupan yang tinggi dan
merata.
Reduksi Campak mempunyai 5 strategi yaitu:
Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas I (belum
dilaksanakan secara nasional) dan Imunisasi Tambahan atau Suplemen.
Surveilans Campak.
Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
Manajemen Kasus
Pemeriksaan Laboratorium
Berikut capaian Cakupan imunisasi Campak pada Baduta di 11 puskesmas Kota Palangka
Raya pada tahun 2020, tampak pada gambar VI.18 berikut
Gambar VI.18
Cakupan Imunisasi Campak pada Baduta Menurut Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2020
79.49
80 90.00
70 70.49 78.07 80.00
62.39 60.49
60 70.00
64.48 60.00
50 37.5 67.35 39.6
63.56 33.67 64.53 50.00
40 30.99 36.36
Persentase (%)
40.00
30 51.75
37.5 47.7 32.65 30.00
20 5.82 32.73 34.1
20.00
10 25.8225.17 10.00
0 2.55 0.00
Campak/MR2
DPT-HB-HB4
Pada tahun 2020 penderita suspek Campak mencapai 24 kasus, dengan Insidens Rate
8,39 per-100.000 penduduk. Angka tersebut menurun jika dibanding tahun 2019 penderita
Suspek Campak di puskesmas mencapai 53 kasus dengan Insidens Rate Suspek Campak
mencapai 18,69. Tahun 2018 penderita Suspek Campak di puskesmas mencapai 137 kasus
dengan Insidens Rate Suspek Campak mencapai 49,64. Pada tahun 2017 mencapai 282
kasus. Kendala utama yang dihadapi adalah, belum semua unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta ikut berkontribusi melaporkan bila menemukan Campak.
Dukungan dana yang belum memadai, terutama untuk melaksanakan aktif surveilans ke
rumah sakit dan pengembangan surveilans Campak pada umumnya. Surveilans Campak
sangat penting untuk menilai perkembangan pemberantasan Campak dan untuk
menentukan strategi pemberantasannya di setiap daerah.
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan
ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegpyty. Penyakit DBD cenderung meningkat dan
menyebar luas dan seringkali disertai kejadian luar biasa (KLB), sehingga menimbulkan
keresahan di masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian.
Penderita DBD di Kota Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir disertai dengan
kematian, sebagaimana tabel berikut.
Tabel VI.2
Indikator DBD Kota Palangka Raya
Tahun 2011 – 2020
Indikator Tahun
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Standar
DBD
Angka
Kesakitan
10 89 40,9 97,8 111,8 84,7 59,8 128,98 34,20 31,11 50
/IR
(100.000
pddk)
Angka
Kematian 4,5 1,5 3,2 0,4 1,1 0,9 2,5 < 1%
1,97 3,09 2,25
CFR (%)
Angka
Bebas 85,6 85,2 86,7 85,6 85,1 - 33,3 95%
? ? ?
Jentik/ABJ
(%)
Tabel VI.2 menunjukkan bahwa angka kesakitan DBD pada tahun 2020 sebesar
31,11/100.000 penduduk dengan 89 kasus, angka tersebut mengalami penurunan dibanding
tahun 2019 (34,20/100.000 penduduk), dan tahun 2018 yaitu 128,98/100.000 penduduk
dengan 356 kasus DBD, tahun 2017 mencapai 59,8/100.000 penduduk dengan 160 kasus
DBD, tahun 2016 mencapai 84,7/100.000 penduduk dan tahun 2015 mencapai 11,7/100.000
penduduk, dimana angka kesakitan tersebut masih diatas standar yang ditetapkan yaitu
50/100.000 penduduk dengan angka kematian (CFR) sebesar <1%. Masalah justru pada
kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) sejak tahun 2016 tidak dilaksanakan, sehingga
monitoring terhadap pertumbuhan serta penyebaran nyamuk DBD tidak bisa dipantau.
Namun pada tahun 2017 beberapa puskesmas melaksanakan PJB bersumberkan dana BOK,
dengan ABJ rata-rata mencapai 33,3%. PJB juga membantu kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) di lingkungan masyarakat. Dengan Angka Bebas Jentik yang rendah, memicu
suatu lingkungan harus segera diadakan PSN, baik melalui partisipasi dengan masyarakat,
maupun dengan mengendalikan pemberantasan nyamuk melalui fogging yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya.
Kemudahan transportasi dan tingkat mobilitas penduduk mempengaruhi penyebaran
penyakit DBD karena di Kota Palangka Raya sebaran kasus umumnya terjadi di daerah
perkotaan, sebagaimana terlihat pada gambar VI.19 tentang daerah endemis DBD. Peran
serta masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sangatlah rendah.
Pengelolaan sampah belum berjalan sesuai ketentuan, hal ini terlihat dari sampah anorganik
yang belum terkelola dengan baik akan berpotensi sebagai perindukan vektor. Penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat sangatlah diperlukan, dengan metode yang tepat, sistematis,
dan dengan frekuensi yang lebih gencar sehingga menciptakan suatu gebrakan di
masyarakat dalam PSN, diharapkan akan berhasil menurunkan kasus DBD secara signifikan.
Gambar VI.19.
Peta Kelurahan Endemis DBD Kota Palangka Raya
Tahun 2020
Pada kasus DBD, Kota Palangka Raya mempunyai 7 kelurahan endemis, 9 kelurahan
sporadis dan 5 kelurahan potensial DBD. Penularan Kasus DBD pada tahun 2020 terjadi
hampir pada semua kecamatan kecuali Kecamatan Rakumpit. Penularan umumnya terjadi di
daerah padat penduduk dengan mobilitas cukup tinggi.
2. Malaria
Pada tahun 2020 terdapat 1 kasus Malaria dengan angka kesakitan (API) sebesar 0,01
per-1.000 penduduk. Kasus tersebut merupakan kasus Impor dari Kab Gunung Mas. Kasus
suspect sebesar 840, dengan konfirmasi laboratorium mikroskopis sebesar 231, dan RDT
sebesar 609. Tahun 2019, tidak ada kasus malaria di Kota Palangka Raya, hanya ada suspek
sebanyak 815, RDT 745, Mikroskopis 70. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk
adalah 0/1.000 penduduk, dengan konfirmasi laboratorium pada suspek malaria sebesar
100%, dan pengobatan standar kasus malaria positif sebesar 0%, serta Case fatality rate
malaria sebesar 0%
Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2020 dan 2019 Kota Palangka Raya telah bebas dari
penularan kasus Malaria di wilayah setempat (kasus indigenous). Namun, dinas kesehatan
beserta peran lintas sektor harus tetap melakukan KIE tentang pencegahan dan
pemberantasan malaria sesuai dengan strategi 125. Upaya pengendalian yang dilaksanakan
adalah dilakukannya pembagian kelambu terhadap daerah yang memiliki risiko terjadinya
kasus Malaria.
1. Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Hipertensi ditengarai sebagai penyebab utama
stroke dan jantung. Penyakit ini sudah jadi epidemi di zaman modern, menggantikan Diare
dan TBC.
Kunjungan penderita hipertensi di Kota Palangka Raya dalam 5 tahun terakhir
menunjukan peningkatan yang cukup tajam. Pada tahun 2020 dilaporkan estimasi penderita
hipertensi sebesar 26.407 pada usia ≥15 tahun dan hanya 48,24% mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar. Tahun 2019 dilaporkan estimasi penderita hipertensi mencapai
27.639 pada usia ≥15 tahun dan hanya 57,27% mendapatkan pelayanan kesehatan. Angka
tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan estimasi tahun 2018 mencapai 47.664
pada usia ≥15 tahun, dan hanya 28,72% yang mendapatkan pelayanan sesuai standart. Pada
tahun 2017 dilaporkan terdapat 12.606 penderita meningkat dibandingkan tahun 2016 yaitu
12.038 penderita. Penderita hipertensi seringkali mengabaikan atau kurang menyadari
karakter penyakit yang timbul tenggelam. Ketika tekanan darah sudah kembali normal, maka
penderita cenderung menganggap kesembuhannya permanen. Padahal, sekali divonis
hipertensi, penyakit tersebut akan terus membelit tubuh penderita.
Gambar VI.20
Penderita Hipertensi yang Berobat ke Puskesmas
di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2020
18000
15829
16000
13147 12919 13689
12738
14000 12038 12606
12000
Jml. Penderita
10000
7541 7272
8000 6696 6447
6000
4000
2000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Gambar VI.21
Proporsi Penderita Hipertensi Menurut Jenis Kelamin
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
Laki-Laki
Perempuan 38.92%
61.08%
Pada gambar VI.21 terlihat bahwa gender perempuan beresiko 61,08% menderita
hipertensi. Berdasarkan penelitian bahwa perempuan dua kali lebih berisiko mengalami
stres dari laki-laki sehingga menyebabkan hipertensi dan perempuan juga cenderung
memiliki masalah hormonal yang dapat memicu penyakit hipertensi. Distribusi penderita
hipertensi menurut puskesmas di Kota Palangka Raya pada tahun 2020 terlihat seperti
gambar VI.22.
Gambar VI.22
Penderita Hipertensi Yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan sesuai standar
di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2020
100
80
60 49.55 49.03 48.83 48.31 51.75 49.37 49.01 50.19 48.2 48.24
44.41
38.48
Persentase (%)
40
20
Pada gambar VI.22 terlihat bahwa, distribusi hipertensi terlihat linier di 11 puskesmas
sesuai dengan trend kunjungan pasien ke puskesmas tersebut. Dengan jumlah kunjungan
hipertensi yang masih dibawah 100%, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan pada setiap penderita hipertensi sesuai standar seperti amanat PMK Nomor
Diabetes Mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai dengan kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal. Apabila dibiarkan tidak terkendali, penyakit ini dapat
menimbulkan penyakit-penyakit yang dapat berakibat fatal termasuk penyakit jantung, ginjal
dan impotensi. Dewasa ini penderita diabetes mellitus atau diabetisi terjadi tidak hanya pada
masyarakat berpenghasilan tinggi, tetapi juga masyarakat menengah dan rendah, baik yang
bermukim di perkotaan maupun di perdesaan. Prevalensi diabetisi di Indonesia menunjukan
kecenderungan meningkat. Pada tahun 2000 diabetisi yang berusia diatas 20 tahun sebesar
5,6 juta. Pada tahun 2020 diabetisi diperkirakan sebesar 8,6 juta jiwa.
Di Kota Palangka Raya penyandang diabetisi yang datang dan berobat ke puskesmas
meningkat cukup tajam dalam 6 tahun terakhir, ambar VI.23 di bawah ini menunjukan
peningkatan penyandang diabetisi dalam kurun waktu 2006-2020. Pada tahun 2020 terjadi
peningkatan secara signifikan di angka 7.615 kasus penderita diabetes mellitus, ini
menunjukkan promosi kesehatan belum dapat menekan jumlah penderita diabetes mellitus
di Kota Palangka Raya.
Gambar VI.23
Penderita Diabetes Mellitus di Kota Palangka Raya
Tahun 2006 – 2020
8000 7615
7000
6000
Jml. Penderita
5000
3965
4000 3228
2732
3000
2000 1372
635 703 864 887
1000 379 474 482 624 517 578
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
Proporsi penyandang diabetisi umumnya pada usia produktif, hal ini dipengaruhi oleh
faktor risiko diabetes mellitus yang umumnya banyak dijumpai pada umur produktif. Faktor
risiko diabetes mellitus antara lain pola hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang
cenderung kelebihan kalori, kurang aktivitas (olah raga) dan obesitas yang akan berdampak
pada menurunnya produktifitas, meningkatnya ketergantungan penderita pada keluarga dan
masyarakat serta kebutuhan biaya untuk pengobatan yang cukup tinggi.
Pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan dinyatakan bahwa setiap penderita Diabetes Melitus wajib mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pengelola
program penyakit tidak menular, untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi setiap penderita
hipertensi.
Gambar VI.24
Persentase Penderita DM yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar
di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2020
100
90 82.31
80
70
60 52.78
50
40
30.52
30 21.24
20
10
3. Kanker
Penyakit kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak normal dan terus menerus
membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Penyakit kanker sebenarnya bukan
penyakit yang datang seketika, namun perlu proses untuk menggerogoti tubuh. Sel-sel
kanker, karsinoma atau sarkoma bersifat infiltratif, akan terus bertumbuh menyusup ke
jaringan di sekitarnya, lalu menyebar ke tempat yang lebih jauh melalui pembuluh darah dan
pembuluh getah bening. Secara teori kanker menyerang orang dewasa yang berusia >40
tahun, namun kenyataannya kanker menyerang siapa saja dari berbagai golongan umur, dan
kanker bisa tumbuh di semua bagian tubuh.
Deteksi dini terhadap kanker, telah dilaksanakan sejak tahun 2015 di Kota Palangka
Raya, dan pada prioritas paling atas adalah deteksi kanker kanker leher rahim dan kanker
payudara pada wanita usia 30 – 50 tahun. Berikut hasil pemeriksaan pada deteksi dini kanker
leher rahim dengan metode IVA serta kanker payudara dengan metode pemeriksaan klinis
(CBE) di Kota Palangka Raya dari tahun 2015 – 2020.
Gambar VI.25
Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2020
IVA(+)
Positif 1.16%
6,06% IVA
Negatif Benjolan Negatif 4,7%
93.62% 5.22% 94,8%
Positif
5,2%
Benjolan
0,6%
Berdasarkan gambar VI.23 pada tahun 2020 terdapat 4,68% (8 kasus) IVA Positif dan
penemuan benjolan mencapai 0,58% (1 kasus), meningkat jika dibandingkan pada tahun
2019 terdapat 1,16% (8 kasus) IVA Positif dan penemuan benjolan sebesar 5,22% (36 kasus).
Pada tahun 2018 terdapat 1% (6 kasus) IVA Positif dan 2% (8 kasus) penemuan
tumor/benjolan, dari 444 total sample (pada perempuan usia 30-50 tahun, dan tahun 2017
tampak penemuan IVA positif sebanyak 8 kasus (0,90%) dan penemuan tumor/benjolan
sebanyak 1 kasus (0,10%) dari total pemeriksaan sebanyak 893 orang (pada perempuan usia
30-50 tahun). Pada tahun 2020 terjadi kenaikan kasus dengan total sampel pemeriksaan dini
sebanyak 171 orang (pada perempuan usia 30-50) dengan penemuan 8 kasus (4,68%) IVA
Positif dan 1 kasus (0,58%) tumor/benjolan.Harus ada penangan untuk pencegahan penyakit
kanker dinding rahim dan tumor payudara karena jika tidak ditangani dengan serius akan
menyebabkan kematian pada wanita usia produktive.Ini akan menjadi tugas Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya untuk lebih meningkatkan fasilitas alat dan pelayanan bagi
pasien penderita kanker dinding rahim dan tumor payudara lebih baik lagi dan ditunjang
dengan alat pemeriksaan yang lebih canggih lagi untuk bisa mendeteksi dini gejala-gejala
kanker dinding leher rahim dan tomor payudara, agar di tahun selanjutnya akan ada
penurunan jumlah kasusnya.
4. Kesehatan Jiwa
Gambar VI.26
Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat
di Kota Palangka Raya Tahun 2019-2020
500
439
450
388
400
345 346
350
300 Sasaran ODGJ Berat
250
200 Mendapatkan Yankes
88,92%
150 sesuai Standar
78,82%
100
50
0
2019 2020
BAB VII
KEADAAN LINGKUNGAN
BAB VII
KEADAAN LINGKUNGAN
A. Sarana Air Minum Dengan Risiko Rendah + Sedang
Pemantauan kualitas air merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan kualitas air disuatu daerah tertentu. Berdasarkan hasil
pemantauan tersebut, dapat diperkirakan risiko suatu daerah atas kemungkinan
terjadinya out break penyakit yang ditularkan melalui air. Untuk menilai potensi dan
tingkat resiko pencemaran air bersih, antara lain dapat dilakukan dengan kegiatan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL). Berdasarkan hasil IKL tersebut ditetapkan tingkat
risiko pencemaran sarana air bersih dalam empat kategori yaitu Rendah (R), Sedang
(S), Tinggi (T), dan Amat Tinggi (AT). Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilaksanakan
terhadap semua sarana yang ada, sedangkan pengambilan sampel hanya dilakukan
terhadap sarana air bersih dengan tingkat risiko kategori rendah dan sedang.
Gambar VII.1
Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada Sarana Air Minum
di Kota Palangka Raya Tahun 2020
3,16%
96,43%
Pada gambar VII.1, menunjukkan bahwa cakupan sarana air minum dengan risiko
Rendah dan Sedang pada tahun 2020 sebesar 96,43% dari 1.288 sarana air minum
yang di inspeksi kesehatan lingkungan. Sedangkan jumlah seluruh sarana air minum
yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2020 sebanyak 40.052 unit. Ada 3 (tiga)
Puskesmas yang belum melakukan inspeksi kesehatan lingkungan pada sarana air
minum di tahun 2020 adalah Puskesmas Rakumpit, Tangkiling, dan Jekan Raya
Gambar VII. 2
Kualitas Air Minum di Kota Palangka Raya Tahun 2014 – 2020
60
M.Syarat
40 Tdk M. Syarat
9 20
7.2 15.87 12.86 12
20 10.05
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Berbasis Masyarakat (STBM). Pada tahun 2020 terdapat 57.751 keluarga (81,74%) yang
mempunyai akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat). Hal tersebut
mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2019 terdapat 61.944 keluarga
(82,46%) penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat). Tahun 2018 dimana
penduduk dengan akses sanitasi layak jamban (jamban sehat) sebesar 77,24% dan
tahun 2017 sebesar 74,6%.
D. Desa STBM
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan salah satu program
pencapaian SDGs pada tahun 2020. STBM sebagai pilihan pendekatan, strategi dan
program untuk mengubah perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan menggunakan metode pemicuan. Dalam pelaksanaan STBM
mencakup 5 (lima) pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai
sabun, pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga, pengelolaan
sampah dengan benar dan pengelolaan limbah cair rumah tangga dengan aman.
Gambar VII.4
Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Dirinci Per-Kecamatan di Kota Palangka Raya Tahun 2020
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Pahandut Jkn Raya Sebangau Bukit Batu Rakumpit
Jumlah Total Kelurahan 6 4 6 7 7
Kelurahan Melaksanakan STBM 1 2 2 1 0
Kelurahan Stop BABS 0 1 0 0 0
Kelurahan STBM 0 0 0 0 0
sedangkan kelurahan Stop BABS (SBS) hanya ada 1 kelurahan yang melaksanakan
(Kelurahan Menteng). Sehingga desa/kelurahan yang melaksanakan STBM di Kota
Palangka Raya pada tahun 2020 sebanyak20% dari 30 kelurahan yang ada.
120 18.18
30.82 44.44 58.15
44.44
88.89
100
80 Tidak M.Syarat
60
81.82 M. Syarat
40 69.18
55.56 55.56 41.85
20
0 11.11
0
SD
Tempat Ibadah
SMP/MTS
SMA/MA
Pasar
Rumah Sakit
Puskesmas
memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2020 sebesar 69,18%, menurun jika
dibandingkan tahun 2019 sebesar 76,98 % . Pada SMP/MTs yang memenuhi syarat
Tahun 2020 sebesar 55,56% menurun jika dibandingkan tahun 2019 sebesar 59,68%.
SMA/MA yang memenuhi syarat pada tahun 2020 sebesar 55,56% dan tahun 2019
sebesar 55,32%.
120 87.28
86.36 81.65 91.27
100
80
Tidak M.Syarat
60
M. Syarat
40
20
13.64 12.72 18.35 8.73
0
Resto/RM
DAM
Jajanan/kantin
Jasa Boga
Makanan
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tempat pengelolaan makanan yang
memenuhi syarat pada tahun 2020 sebanyak 134 unit (13,35%) dari total TPM yang
ada yaitu 1.004 unit. Angka tersebut menurun jika dibanding tahun 2019, TPM yang
memenuhi syarat sebanyak 588 unit (56,81%) dari total TPM yang ada yaitu 1.035 unit
yang terdiri dari 32 unit jasa boga, 170 unit rumah makan/restoran, 378 unit DAM dan
462 unit makanan jajanan kantin. Ada 1 (satu) Puskesmas yang belum melaksanakan
inspeksi tempat pengelolaan makanan (TPM) yaitu Puskesmas Rakumpit.
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah 2.854 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 30 Desa/Kelurahan Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 145.319 140.751 286.070 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,8 Jiwa Tabel 1
2 2
5 Kepadatan Penduduk /Km 100,3 Jiwa/Km Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 37,1 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 103,2 Tabel 2
8 Penduduk 15 tahun ke atas melek huruf 100,0 99,9 100,0 % Tabel 3
9 Penduduk 15 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs 21,9 22,2 22,0 % Tabel 3
b. SMA/ MA 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
f. S1/Diploma IV 57,6 55,7 56,7 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3
II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 9 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 1 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 10 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 6 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 46 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 110 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,0 % Tabel 6
IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 82,9 % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 90,0 % Tabel 18
46 Total anggaran kesehatan Rp151.756.402.453 Rp Tabel 19
47 APBD kesehatan terhadap APBD kab/kota 9,8 % Tabel 19
48 Anggaran kesehatan perkapita Rp530.487 Rp Tabel 19
V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
49 Jumlah Lahir Hidup 2.958 2.239 5.197 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0,7 0,4 0,6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
51 Jumlah Kematian Ibu 2 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 38,5 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 93,2 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 82,7 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 83,0 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 83,9 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 81,4 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 80,6 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 82,8 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 17,0 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 69,6 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 93,1 % Tabel 29
VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar 94,59 % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 76 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC 26,86 % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak 19,60 % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 60,6 79,5 68,4 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 52,8 51,5 52,3 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua
kasus TBC 74,5 81,1 77,2 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan tuberkulosis 1,2 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita 2,1 % Tabel 53
102 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% 0,4 % Tabel 53
103 Jumlah Kasus HIV 13 4 17 Kasus Tabel 54
104 Jumlah Kasus Baru AIDS 40 16 56 Kasus Tabel 55
105 Jumlah Kematian akibat AIDS 3 2 5 Jiwa Tabel 55
106 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 6,5 % Tabel 56
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 9,8 % Tabel 56
108 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 2 1 3 Kasus Tabel 57
109 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1 1 1 per 100.000 penduduk Tabel 57
110 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun 0,0 % Tabel 58
111 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta 100,0 % Tabel 58
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
112 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 % Tabel 58
113 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,0 per 100.000 penduduk Tabel 58
114 Angka Prevalensi Kusta 0,2 per 10.000 Penduduk Tabel 59
115 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 60
116 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 66,7 0,0 50,0 % Tabel 60
117 Kasus Covid-19 Kota Palangka Raya % Tabel 77
118 Jumlah Laboratorium dan Pemeriksaan Spesimen % Tabel 78
119 Kasus Covid-19 Berdasarkan Jenis Kelamin 1.008 996 2.004 Tabel 79
VIIKESEHATAN LINGKUNGAN
142 Sarana air minum dengan risiko rendah dan sedang 96,4 % Tabel 72
143 Sarana air minum memenuhi syarat 89,0 % Tabel 72
144 Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak 81,7 % Tabel 73
(jamban sehat)
145 Desa STBM 0,0 % Tabel 74
146 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 51,0 % Tabel 75
147 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 13,3 % Tabel 76
TABEL 1
TAHUN 2020
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 1 1 2 0 5 9
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 1 0 0 0 1
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 6 0 0 0 6
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 10 0 0 0 10
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 6 0 0 0 6
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 46 0 0 0 46
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH SAKIT BERSALIN 0 0 0 0 0 0 0
2 KLINIK PRATAMA 0 0 0 7 0 18 25
3 KLINIK UTAMA 0 0 0 0 0 3 3
4 BALAI PENGOBATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 11 22 9 6 28 76
2 PRAKTIK DOKTER UMUM PERORANGAN 0 0 0 0 0 65 65
7 PRAKTIK DOKTER GIGI PERORANGAN 0 0 0 0 4 19 23
8 PRAKTIK DOKTER SPESIALIS PERORANGAN 0 0 0 0 0 8 8
9 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 30 30
10 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 1 1
11 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 1 0 0 0 2
12 LABORATORIUM KESEHATAN 0 1 0 0 0 8 9
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
3 USAHA MIKRO OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 2 2
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 2 4 6
6 APOTEK 0 0 0 0 8 102 110
7 APOTEK PRB 0 0 0 0 7 0 7
8 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 31 31
9 TOKO ALKES 0 0 0 0 0 6 6
Sumber: Bidang Sumber Daya Kesehatan
TABEL 5
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KABUPATEN/KOTA 10 10 100,00
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Pahandut 0 0 0 3 3 6 3 3 6 0 2 2 0 0 0 0 2 2
2 Puskesmas Panarung 0 0 0 0 4 4 0 4 4 0 2 2 0 0 0 0 2 2
3 Puskesmas Marina Permai 0 0 0 0 3 3 0 3 3 0 2 2 0 0 0 0 2 2
4 Puskesmas Menteng 0 0 0 1 4 5 1 4 5 0 1 1 0 0 0 0 1 1
5 Puskesmas Bukit Hindu 0 0 0 1 4 5 1 4 5 0 2 2 0 0 0 0 2 2
6 Puskesmas Kayon 0 0 0 0 4 4 0 4 4 0 2 2 0 0 0 0 2 2
7 Puskesmas Jekan Raya 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
8 Puskesmas Kereng Bangkirai 0 0 0 1 3 4 1 3 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Kalampangan 0 0 0 0 2 2 0 2 2 1 1 2 0 0 0 1 1 2
10 Puskesmas Tangkiling 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Puskesmas Rakumpit 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 0 0 0 9 32 41 9 32 41 1 13 14 0 0 0 1 13 14
1 RS Doris Sylvanus 36 32 68 18 28 46 54 60 114 0 6 6 1 3 4 1 9 10
2 RS Bhayangkara 14 2 16 2 6 8 16 8 24 0 1 1 0 0 0 0 1 1
3 RS TNI AD 2 1 3 3 7 10 3 10 13 0 2 2 0 0 0 0 2 2
4 RS Yasmin 4 4 8 0 6 6 4 10 14 1 1 2 0 3 3 1 4 5
5 RS Muhammadiyah 10 12 22 4 5 9 14 17 31 1 1 2 0 0 0 1 1 2
6 RS Kota Palangka Raya 5 4 9 7 7 14 12 11 23 1 0 1 0 1 1 1 1 2
7 RS Betang Pambelum 29 17 46 5 10 15 34 27 61 0 2 2 1 1 2 1 3 4
8 RS Permata Hati 5 7 12 1 4 5 6 11 17 1 0 1 0 0 0 1 0 1
9 RS Siloam Hospital 19 18 37 4 4 8 23 22 45 0 1 1 1 1 2 1 2 3
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 124 97 221 44 77 121 166 176 342 4 14 18 3 9 12 7 23 30
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 3 3 0 3 3 1 1 0 1 0 1
JUMLAH (KAB/KOTA)b 124 97 221 53 112 165 177 209 386 6 27 33 3 9 12 9 36 45
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 77,25 57,68 134,93 11,54 4,19 15,73
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Pahandut 1 3 4 1 2 3 2 5 7
2 Puskesmas Panarung 0 2 2 0 1 1 0 3 3
3 Puskesmas Marina Permai 0 3 3 0 2 2 0 5 5
4 Puskesmas Menteng 0 2 2 0 1 1 0 3 3
5 Puskesmas Bukit Hindu 0 2 2 0 2 2 0 4 4
6 Puskesmas Kayon 0 2 2 1 1 2 1 3 4
7 Puskesmas Jekan Raya 0 2 2 1 0 1 1 2 3
8 Puskesmas Kereng Bangkirai 0 2 2 0 0 0 0 2 2
9 Puskesmas Kalampangan 0 1 1 0 1 1 0 2 2
10 Puskesmas Tangkiling 1 0 1 0 2 2 1 2 3
11 Puskesmas Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 19 21 3 12 15 5 31 36
1 RS Doris Sylvanus 7 24 31 4 23 27 11 47 58
2 RS Bhayangkara 0 10 10 1 3 4 1 13 14
3 RS TNI AD 0 4 4 0 1 1 0 5 5
4 RS Yasmin 0 5 5 0 2 2 0 7 7
5 RS Muhammadiyah 2 5 7 0 6 6 2 11 13
6 RS Kota Palangka Raya 6 9 15 1 4 5 7 13 20
7 RS Betang Pambelum 0 5 5 0 8 8 0 13 13
8 RS Permata Hati 2 3 5 2 3 5 4 6 10
9 RS Siloam Hospital 2 4 6 1 3 4 3 7 10
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 19 69 88 9 53 62 28 122 150
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 4 4 0 1 1 0 5 5
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 2 2 1 4 5 1 6 7
JUMLAH (KAB/KOTA)b 21 94 115 13 70 83 34 164 198
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUKb 40,20 29,01 69,21
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
NON PBI
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS YG MEMANFAATKAN DANA
JUMLAH %
DESA UNTUK KESEHATAN
1 2 3 4 5 6
1 Pahandut Pahandut 3 3 100,0
Panarung 1 1 100,0
Marina Permai 2 2 100,0
2 Jekan Raya Menteng 1 0 0,0
Bukit Hindu 1 1 100,0
Kayon 1 1 100,0
Jekan Raya 1 0 0,0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 2 2 100,0
Kalampangan 4 4 100,0
4 Bukit Batu Tangkiling 7 6 85,7
5 Rakumpit Rakumpit 7 7 100,0
Sumber: ……................
Kelurahan Kota (sebutkan)
Palangka Raya
TABEL 19
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 332 0 332 354 0 354 686 0 686
Panarung 287 0 287 268 0 268 555 0 555
Marina Permai 398 0 398 245 1 246 643 1 644
2 Jekan Raya Menteng 476 1 477 406 0 406 882 1 883
Bukit Hindu 653 0 653 447 0 447 1.100 0 1.100
Kayon 420 0 420 277 0 277 697 0 697
Jekan Raya 30 0 30 19 0 19 49 0 49
3 Sebangau Kereng Bangkirai 102 0 102 81 0 81 183 0 183
Kalampangan 116 0 116 59 0 59 175 0 175
4 Bukit Batu Tangkiling 109 0 109 64 0 64 173 0 173
5 Rakumpit Rakumpit 35 1 36 19 0 19 54 1 55
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.958 2 2.960 2.239 1 2.240 5.197 3 5.200
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 0,68 0,45 0,58
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Pahandut Pahandut 686 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 555 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 644 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 883 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bukit Hindu 1.100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 697 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Jekan Raya 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 183 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 175 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 173 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
5 Rakumpit Rakumpit 55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.200 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 2
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 38,46
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS
IBU NIFAS
PERSALINAN PERSALINAN DI
K1 K4 KF1 KF2 KF3 MENDAPAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS DITOLONG NAKES FASYANKES
JUMLAH JUMLAH VIT A
JUMLA
JUMLAH % JUMLAH % JML % JML % JML % JML % JML % %
H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Pahandut Pahandut 717 717 100,00 665 92,75 695 620 89,21 620 89,21 620 89,21 620 89,21 620 89,21 620 89,21
Panarung 589 563 95,59 470 79,80 563 329 58,44 329 58,44 317 56,31 273 48,49 236 41,92 329 58,44
Marina Permai 722 660 91,41 547 75,76 659 517 78,45 488 74,05 460 69,80 460 69,80 452 68,59 460 69,80
2 Jekan Raya Menteng 934 716 76,66 553 59,21 892 638 71,52 637 71,41 638 71,52 638 71,52 638 71,52 638 71,52
Bukit Hindu 1.127 1.021 90,59 1.001 88,82 1.116 1.001 89,70 1.001 89,70 1.001 89,70 1.001 89,70 1.001 89,70 1.001 89,70
Kayon 840 840 100,00 818 97,38 781 781 100,00 781 100,00 781 100,00 781 100,00 781 100,00 781 100,00
Jekan Raya 56 56 100,00 51 91,07 54 51 94,44 51 94,44 51 94,44 51 94,44 51 94,44 51 94,44
3 Sebangau Kereng Bangkirai 234 218 93,16 182 77,78 223 220 98,65 217 97,31 220 98,65 220 98,65 220 98,65 220 98,65
Kalampangan 140 185 132,14 183 130,71 134 175 130,60 171 127,61 175 130,60 172 128,36 170 126,87 175 130,60
4 Bukit Batu Tangkiling 289 284 98,27 201 69,55 276 185 67,03 138 50,00 185 67,03 175 63,41 174 63,04 185 67,03
5 Rakumpit Rakumpit 71 71 100,00 61 85,92 68 63 92,65 11 16,2 63 92,65 63 92,65 61 89,71 63 92,65
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.719 5.331 93,22 4.732 82,74 5.461 4.580 83,87 4.444 81,4 4.511 82,60 4.454 81,56 4.404 80,64 4.523 82,82
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PUS
KONDOM % SUNTIK % PIL % AKDR % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Pahandut Pahandut 5.679 0 0,00 1.544 59,41 1.048 40,32 0 0,00 0 0,00 0 0,00 7 0,27 2.599 45,76
Panarung 3.971 0 0,00 385 63,22 224 36,78 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 609 15,34
Marina Permai 5.415 6 0,16 3.168 84,17 568 15,09 5 0,13 0 0,00 0 0,00 17 0,45 3.764 69,51
2 Jekan Raya Menteng 7.295 135 3,14 2.101 48,82 1.295 30,09 239 5,55 0 0,00 5 0,12 529 12,29 4.304 59,00
Bukit Hindu 8.041 288 4,05 6.017 84,67 755 10,62 12 0,17 0 0,00 0 0,00 34 0,48 7.106 88,38
Kayon 6.598 103 1,83 4.814 85,75 660 11,76 13 0,23 0 0,00 0 0,00 24 0,43 5.614 85,08
Jekan Raya 418 50 8,98 429 77,02 52 9,34 6 1,08 0 0,00 2 0,36 18 3,23 557 133,33
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1.755 12 0,76 757 48,16 800 50,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 0,19 1.572 89,58
Kalampangan 1.036 20 1,36 784 53,19 647 43,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 23 1,56 1.474 142,23
4 Bukit Batu Tangkiling 2.167 29 1,81 1.275 79,59 277 17,29 1 0,06 0 0,00 0 0,00 20 1,25 1.602 73,93
5 Rakumpit Rakumpit 536 0 0,00 416 61,72 241 35,76 0 0,00 0 0,00 0 0,00 17 2,52 674 125,72
JUMLAH (KAB/KOTA) 42.911 643 2,15 21.690 72,60 6.567 21,98 276 0,92 0 0,00 7 0,02 692 2,32 29.875 69,62
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Pahandut Pahandut 717 156 2 1,28 332 354 686 50 53 103 1 2,01 0 0,00 1 0,97
Panarung 589 162 3 1,85 287 268 555 43 40 83 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Marina Permai 722 70 24 34,29 398 245 643 60 37 96 2 3,35 3 8,16 5 5,18
2 Jekan Raya Menteng 934 186 37 19,89 476 406 882 71 61 132 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Bukit Hindu 1.127 199 5 2,51 653 447 1.100 98 67 165 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Kayon 840 150 12 8,00 420 277 697 63 42 105 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Jekan Raya 56 66 17 25,76 30 19 49 5 3 7 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 234 95 47 49,47 102 81 183 15 12 27 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Kalampangan 140 70 12 17,14 116 59 175 17 9 26 0 0,00 1 11,30 1 3,81
4 Bukit Batu Tangkiling 289 58 32 55,17 109 64 173 16 10 26 1 6,12 1 10,42 2 7,71
5 Rakumpit Rakumpit 71 19 3 15,79 35 19 54 5 3 8 1 19,05 0 0,00 1 12,35
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.719 1.144 194 16,96 2.958 2.239 5.197 444 336 780 5 1,13 5 1,49 10 1,28
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALITA BALITA BALITA
NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH NEONATAL ANAK JUMLAH
a a a
BAYI BAYI BAYI
BALITA TOTAL BALITA TOTAL BALITA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
Bukit Hindu 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Kayon 1 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 1 0 1 4 1 0 1 7 2 0 2
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 1,01 0,34 0,00 0,34 1,79 0,45 0,00 0,45 1,35 0,38 0,00 0,38
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL (0-28 HARI) PENYEBAB KEMATIAN POST NEONATAL (29 HARI-11 BULAN) PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA (12-59 BULAN)
TETANUS KELAINAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELAINAN LAIN- PNEUMO KELAINAN PNEUMO
BBLR ASFIKSIA NEONATO SEPSIS DIARE MALARIA TETANUS SALURAN LAIN-LAIN DIARE MALARIA CAMPAK DEMAM DIFTERI LAIN-LAIN
BAWAAN LAIN NIA SARAF NIA
RUM CERNA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 1 2 0 0 0 4 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Ket.lain-lain : Puskesmas Menteng 1 karena prematur dengan kelainan bawaan (Anencephal), JK: Perempuan, usia 0 hari
Sumber: Bidang Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kayon 1 orang karena postdate dan gagal nafas, JK : laki-laki, usia 0 hari
Puskesmas Tangkiling 1 orang karena sesak nafas, JK : perempuan, usia 14 hari
Puskesmas Kereng Bangkirai 1 orang karena gawat janin, JK : perempuan, usia 0 hari
TABEL 33
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
1 2 3 4 5 6
1 Pahandut Pahandut 3 2 66,67
Panarung 2 1 50,00
Marina Permai 1 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 1 0 0,00
Bukit Hindu 1 0 0,00
Kayon 1 1 100,00
Jekan Raya 1 1 100,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 2 2 100,00
Kalampangan 4 1 25,00
4 Bukit Batu Tangkiling 7 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 7 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 30 8 26,67
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
BAYI DIIMUNISASI
HB0
JUMLAH LAHIR HIDUP BCG
NO KECAMATAN PUSKESMAS < 24 Jam 1 - 7 Hari
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Pahandut Pahandut 354 332 686 329 92,94 376 113,25 705 102,77 0 0,00 0 0,00 0 0,00 320 90,40 318 95,78 638 93,00
Panarung 286 274 560 343 119,93 342 124,82 685 122,32 0 0,00 0 0,00 0 0,00 395 138,11 391 142,70 786 140,36
Marina Permai 322 317 639 197 61,18 213 67,19 410 64,16 2 0,62 2 0,63 4 0,63 208 64,60 189 59,62 397 62,13
2 Jekan Raya Menteng 452 431 883 245 54,20 250 58,00 495 56,06 0 0,00 0 0,00 0 0,00 324 71,68 284 65,89 608 68,86
Bukit Hindu 560 540 1.100 553 98,75 513 95,00 1.066 96,91 0 0,00 0 0,00 0 0,00 465 83,04 428 79,26 893 81,18
Kayon 350 347 697 402 114,86 390 112,39 792 113,63 0 0,00 0 0,00 0 0,00 504 144,00 465 134,01 969 139,02
Jekan Raya 24 25 49 33 137,50 20 80,00 53 108,16 0 0,00 0 0,00 0 0,00 27 112,50 32 128,00 59 120,41
3 Sebangau Kereng Bangkirai 95 88 183 135 142,11 137 155,68 272 148,63 0 0,00 0 0,00 0 0,00 166 174,74 155 176,14 321 175,41
Kalampangan 60 54 114 53 88,33 43 79,63 96 84,21 0 0,00 0 0,00 0 0,00 66 110,00 64 118,52 130 114,04
4 Bukit Batu Tangkiling 122 112 234 27 22,13 37 33,04 64 27,35 5 4,10 7 6,25 12 5,13 125 102,46 144 128,57 269 114,96
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 13 44,83 10 38,46 23 41,82 0 0,00 0 0,00 0 0,00 18 62,1 16 61,54 34 61,82
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.654 2.546 5.200 2.330 87,79 2.331 91,56 4.661 89,63 7 0,26 9 0,35 16 0,31 2.618 98,6 2.486 97,64 5.104 98,15
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
1 Pahandut Pahandut 332 354 686 325 97,89 309 87,29 634 92,42 325 97,89 325 91,81 650 94,75 324 97,59 326 92,09 650 94,75 285 85,84 276 77,97 561 81,78
Panarung 287 268 555 307 106,97 328 122,39 635 114,41 277 96,52 288 107,46 565 101,80 271 94,43 279 104,10 550 99,10 268 93,38 282 105,22 550 99,10
Marina Permai 398 245 643 197 49,50 176 71,84 373 58,01 196 49,25 177 72,24 373 58,01 207 52,01 227 92,65 434 67,50 211 53,02 213 86,94 424 65,94
2 Jekan Raya Menteng 476 406 882 274 57,56 262 64,53 536 60,77 280 58,82 256 63,05 536 60,77 286 60,08 248 61,08 534 60,54 285 59,87 249 61,33 534 60,54
Bukit Hindu 653 447 1.100 427 65,39 413 92,39 840 76,36 428 65,54 411 91,95 839 76,27 434 66,46 407 91,05 841 76,45 431 66,00 410 91,72 841 76,45
Kayon 420 277 697 427 101,67 401 144,77 828 118,79 426 101,43 399 144,04 825 118,36 437 104,05 435 157,04 872 125,11 423 100,71 423 152,71 846 121,38
Jekan Raya 30 19 49 22 73,33 28 147,37 50 102,04 22 73,33 29 152,63 51 104,08 31 103,33 32 168,42 63 128,57 31 103,33 32 168,42 63 128,57
3 Sebangau Kereng Bangkirai 102 81 183 151 148,04 142 175,31 293 160,11 147 144,12 129 159,26 276 150,82 125 122,55 125 154,32 250 136,61 123 120,59 125 154,32 248 135,52
Kalampangan 116 59 175 57 49,14 61 103,39 118 67,43 57 49,14 61 103,39 118 67,43 67 57,76 56 94,92 123 70,29 49 42,24 38 64,41 87 49,71
4 Bukit Batu Tangkiling 109 64 173 102 93,58 110 171,88 212 122,54 103 94,50 107 167,19 210 121,39 110 100,92 104 162,50 214 123,70 60 55,05 63 98,44 123 71,10
5 Rakumpit Rakumpit 35 19 54 34 97,14 18 94,74 52 96,30 30 85,71 12 63,16 42 77,78 19 54,29 8 42,11 27 50,00 6 17,14 4 21,05 10 18,52
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.958 2.239 5.197 2.323 78,53 2.248 100,40 4.571 87,95 2.291 77,45 2.194 97,99 4.485 86,30 2.311 78,13 2.247 100,36 4.558 87,70 2.172 73,4 2.115 94,46 4.287 82,49
TAHUN 2020
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
BADUTA DIIMUNISASI
JUMLAH BADUTA DPT-HB-Hib4 CAMPAK/MR2
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pahandut Pahandut 354 332 686 221 62,43 207 62,35 428 62,39 221 62,43 215 64,76 436 63,56
Panarung 286 274 560 113 39,51 97 35,40 210 37,50 112 39,16 98 35,77 210 37,50
Marina Permai 322 317 639 97 30,12 101 31,86 198 30,99 87 27,02 78 24,61 165 25,82
2 Jekan Raya Menteng 451 431 882 179 39,69 118 27,38 297 33,67 124 27,49 98 22,74 222 25,17
Bukit Hindu 559 540 1.099 34 6,08 30 5,56 64 5,82 11 1,97 17 3,15 28 2,55
Kayon 350 346 696 217 62,00 204 58,96 421 60,49 171 48,86 161 46,53 332 47,70
Jekan Raya 24 25 49 11 45,83 5 20,00 16 32,65 18 75,00 15 60,00 33 67,35
3 Sebangau Kereng Bangkirai 95 88 183 68 71,58 61 69,32 129 70,49 60 63,16 58 65,91 118 64,48
Kalampangan 60 54 114 49 81,67 40 74,07 89 78,07 30 50,00 29 53,70 59 51,75
4 Bukit Batu Tangkiling 122 112 234 89 72,95 97 86,61 186 79,49 80 65,57 71 63,39 151 64,53
5 Rakumpit Rakumpit 29 26 55 10 34,48 10 38,46 20 36,36 11 37,93 7 26,92 18 32,73
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.652 2.545 5.197 1.088 41,03 970 38,11 2.058 39,60 925 34,88 847 33,28 1.772 34,10
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 350 149 42,57 3.499 2.471 70,61 3.849 2.620 68,06
Panarung 334 154 46,11 3.336 1.734 51,96 3.670 1.888 51,43
Marina Permai 245 158 64,49 2.447 1.227 50,14 2.692 1.385 51,45
2 Jekan Raya Menteng 450 519 115,33 4.494 3.018 67,15 4.944 3.537 71,53
Bukit Hindu 495 288 58,18 4.953 3.095 62,48 5.448 3.383 62,09
Kayon 406 186 45,69 4.066 2.098 51,59 4.472 2.283 51,05
Jekan Raya 26 52 200,00 258 398 154,26 284 450 158,45
3 Sebangau Kereng Bangkirai 108 92 84,72 1.081 1.002 92,69 1.189 1.094 91,97
Kalampangan 64 58 89,84 638 398 62,38 702 456 64,89
4 Bukit Batu Tangkiling 133 130 97,74 1.335 997 74,68 1.468 1.127 76,77
5 Rakumpit Rakumpit 33 38 115,15 330 232 70,30 363 270 74,38
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.644 1.823 68,93 26.437 16.668 63,05 29.081 18.490 63,58
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
BALITA
DITIMBANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SASARAN BALITA (S)
JUMLAH (D) % (D/S)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 1.924 1.575 3.499 197 161 358 10,22 10,21 10,22
Panarung 1.345 1.101 2.446 149 122 271 11,10 11,09 11,09
Marina Permai 1.835 1.501 3.336 178 146 324 9,71 9,72 9,71
2 Jekan Raya Menteng 2.472 2.023 4.495 112 92 204 4,55 4,55 4,55
Bukit Hindu 2.725 2.229 4.954 327 267 594 12,00 12,00 12,00
Kayon 2.236 1.829 4.065 309 252 561 13,80 13,80 13,80
Jekan Raya 142 116 258 52 43 95 36,92 36,98 36,95
3 Sebangau Kereng Bangkirai 595 486 1.081 49 40 89 8,21 8,23 8,22
Kalampangan 351 287 638 55 45 100 15,72 15,73 15,73
4 Bukit Batu Tangkiling 734 601 1.335 116 95 211 15,79 15,77 15,78
5 Rakumpit Rakumpit 181 149 330 100 82 182 55,43 55,09 55,28
JUMLAH (KAB/KOTA) 14.540 11.897 26.437 1.645 1.346 2.990 11,31 11,31 11,31
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
PUSKESMAS
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN
MELAKSANAKAN MELAKSANAKAN PENJARINGAN PENJARINGAN
KEGIATAN PENJARINGAN
KELAS IBU HAMIL ORIENTASI P4K KESEHATAN KELAS 7 KESEHATAN KELAS 1,
KESEHATAN REMAJA KESEHATAN KELAS 1
DAN 10 7, 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pahandut Pahandut 1 0 1 1 1 1
Panarung 1 1 1 1 1 1
Marina Permai 0 0 1 1 1 1
2 Jekan Raya Menteng 1 1 1 1 1 1
Bukit Hindu 0 1 0 1 1 1
Kayon 0 0 0 1 1 1
Jekan Raya 1 1 0 1 1 1
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1 1 0 1 1 1
Kalampangan 1 1 0 1 1 1
4 Bukit Batu Tangkiling 0 1 0 1 1 1
5 Rakumpit Rakumpit 1 1 0 1 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 7 8 4 11 11 11
PERSENTASE 63,64 72,73 36,36 100,00 100,00 100,00
TAHUN 2020
DAN CASE DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
JUMLAH TERDUGA
JUMLAH SEMUA KASUS TUBERKULOSIS KASUS
TUBERKULOSIS YANG
NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPATKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN TUBERKULOSIS
LAKI-LAKI +
PELAYANAN SESUAI ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % PEREMPUAN
STANDAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pahandut Pahandut 100 15 53,57 13 46,43 28 1
Panarung 43 0 0,00 2 100,00 2 0
Marina Permai 10 3 75,00 1 25,00 4 0
2 Jekan Raya Menteng 107 15 57,69 11 42,31 26 3
Bukit Hindu 95 8 61,54 5 38,46 13 0
Kayon 20 19 57,58 14 42,42 33 1
Jekan Raya 7 2 40,00 3 60,00 5 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 61 6 54,55 5 45,45 11 0
Kalampangan 2 2 66,67 1 33,33 3 0
4 Bukit Batu Tangkiling 46 9 69,23 4 30,77 13 1
11 Rakumpit Rakumpit 5 1 33,33 2 66,67 3 0
12 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah 38 21 63,64 12 36,36 33 0
RS Bhayangkara 0 0 0,00 0 0,00 0 0
RS Doris Sylvanus 462 30 69,77 13 30,23 43 13
JUMLAH (KAB/KOTA) 996 131 60,37 86 39,63 217 19
JUMLAH TERDUGA TUBERKULOSIS 1.053
% ORANG TERDUGA TUBERKULOSIS (TBC) MENDAPATKAN PELAYANAN TUBERKULOSIS SESUAI STANDAR 94,59
CNR SEMUA KASUS TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK 76
PERKIRAAN INSIDEN TUBERKULOSIS (DALAM ABSOLUT) BERDASARKAN MODELING TAHUN 2020 808
CASE DETECTION RATE (%) 26,86
CAKUPAN PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS ANAK (%) 19,60
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
BALITA BATUK ATAU KESUKARAN BERNAPAS REALISASI PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA PADA BALITA
PERSENTASE PERKIRAAN BATUK BUKAN PNEUMONIA
JUMLAH DIBERIKAN PNEUMONIA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH YANG PNEUMONIA PNEUMONIA JUMLAH
BALITA TATALAKSANA BERAT
KUNJUNGA DIBERIKAN BALITA %
STANDAR (DIHITUNG
N NAPAS / LIHAT TDDK*) TATALAKSANA
STANDAR L P L P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Pahandut Pahandut 3.499 0 0 0,00 168 9 6 0 0 9 6 15 8,93 508 464 972
Panarung 2.446 576 273 47,40 175 0 0 0 0 0 0 0 0,00 143 136 279
Marina Permai 3.336 0 0 0,00 104 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 4.495 0 0 0,00 215 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0
Bukit Hindu 4.954 0 0 0,00 214 0 0 0 0 0 0 0 0,00 211 185 396
Kayon 4.065 323 323 100,00 163 1 4 0 0 1 4 5 3,07 126 138 264
Jekan Raya 258 231 231 100,00 70 0 0 0 0 0 0 0 0,00 102 129 231
3 Sebangau Kereng Bangkirai 1.081 293 242 82,59 43 4 2 0 1 4 3 7 16,28 155 138 293
Kalampangan 638 0 0 0,00 40 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 1.335 250 250 100,00 66 0 0 0 0 0 0 0 0,00 128 120 248
5 Rakumpit Rakumpit 330 0 0 0,00 17 0 0 0 0 0 0 0 0,00 37 31 68
JUMLAH (KAB/KOTA) 26.437 1.673 1.319 78,84 1.275 14 12 0 1 14 13 27 2,12 1.410 1.341 2.751
Prevalensi pneumonia pada balita (%)
Jumlah Puskesmas yang melakukan tatalaksana Standar minimal 60% 4
Persentase Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar minimal 60% 36,4%
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
HIV
NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI KELOMPOK
L P L+P
UMUR
1 2 3 4 5 6,00
1 ≤ 4 TAHUN 0 0 0 0,00
2 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,00
3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00
4 20 - 24 TAHUN 6 0 6 35,29
5 25 - 49 TAHUN 7 4 11 64,71
6 ≥ 50 TAHUN 0 0 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 4 17
PROPORSI JENIS KELAMIN 76,5 23,5
Jumlah estimasi orang dengan risiko terinfeksi HIV 7325
Jumlah orang dengan risiko terinfeksi HIV yang mendapatkan pelayanan sesuai standar 5334
Persentase orang dengan risiko terinfeksi HIV mendapatkan pelayanan deteksi dini HIV sesuai standar 72,8
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 55
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru ditemukan yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 56
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
DIARE
JUMLAH JUMLAH TARGET MENDAPAT ZINC
DILAYANI MENDAPAT ORALIT
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDU PENEMUAN SEMUA UMUR BALITA SEMUA UMUR BALITA BALITA
K SEMUA
BALITA JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Pahandut
Pahandut 37.862 1.022 590 245 23,97 96 16,27 95 38,78 0 0,00 77 80,21
Panarung 26.471 715 412 62 8,67 21 5,09 10 16,13 0 0,00 21 100,00
Marina Permai 36.098 975 562 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 48.633 1.313 758 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
Bukit Hindu 53.604 1.447 835 120 8,29 29 3,47 90 75,00 0 0,00 29 100,00
Kayon 43.989 1.188 685 151 12,71 67 9,78 53 35,10 0 0,00 67 100,00
Jekan Raya 2.785 75 43 40 53,20 25 57,47 0 0,00 0 0,00 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 11.699 316 182 112 35,46 40 21,95 54 48,21 0 0,00 36 90,00
Kalampangan 6.909 187 108 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 14.446 390 225 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 3.574 96 56 24 24,87 11 19,77 0 0,00 0 0,00 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 286.070 7.724 4.457 754 9,76 289 6,48 302 40,05 0 0,00 230 79,58
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 270 843
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 1 1 2 1 1 2
Bukit Hindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kayon 0 0 0 1 0 1 1 0 1
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 2 1 3 2 1 3
PROPORSI JENIS KELAMIN 0,0 0,0 66,67 33,33 66,67 33,33
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,38 0,71 1,05
TAHUN 2020
MENURUT KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KASUS BARU
PENDERITA
KUSTA
ANAK<15
PENDERITA KUSTA ANAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 0 CACAT TINGKAT 2 TAHUN
<15 TAHUN
KUSTA DENGAN
CACAT
TINGKAT 2
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Pahandut Pahandut 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Panarung 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Marina Permai 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
2 Jekan Raya Menteng 2 2 100,00 0 0,00 0 0,00 0
Bukit Hindu 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Kayon 1 1 100,00 0 0,00 0 0,00 0
Jekan Raya 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
Kalampangan 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3 3 100,00 0 0,00 0 0,00 0
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 1.000.000 PENDUDUK 0,00
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KASUS TERDAFTAR
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pahandut Pahandut 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Panarung 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Marina Permai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0 2 1 3 2 1 3
Bukit Hindu 0 1 1 0 0 0 0 1 1
Kayon 0 0 0 1 0 1 1 0 1
Jekan Raya 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Kalampangan 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 1 1 3 1 4 3 2 5
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,17
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Pahandut Pahandut 0 0 0,00
Panarung 0 0 0,00
Marina Permai 0 0 0,00
2 Jekan Raya Menteng 0 0 0,00
Bukit Hindu 0 0 0,00
Kayon 0 0 0,00
Jekan Raya 0 0 0,00
3 Sebangau Kereng Bangkirai 0 0 0,00
Kalampangan 0 0 0,00
4 Bukit Batu Tangkiling 0 0 0,00
5 Rakumpit Rakumpit 0 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0,00
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
MALARIA
KONFIRMASI LABORATORIUM POSITIF MENINGGAL CFR
% KONFIRMASI %
NO KECAMATAN PUSKESMAS RAPID PENGOBATA
SUSPEK MIKROSKOPI LABORATORIU PENGOBATA
DIAGNOSTIC TOTAL L P L+P N STANDAR L P L+P L P L+P
S M N STANDAR
TEST (RDT)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Pahandut Pahandut 8 8 0 8 100,00 1 0 1 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Panarung 161 0 161 161 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Marina Permai 96 37 59 96 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 Jekan Raya Menteng 205 42 163 205 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Bukit Hindu 38 38 0 38 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Kayon 12 0 12 12 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Jekan Raya 12 12 0 12 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 Sebangau Kereng Bangkirai149 4 145 149 100,00 0 1 1 1 100,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
Kalampangan 31 0 31 31 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 Bukit Batu Tangkiling 88 88 0 88 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Rakumpit Rakumpit 40 2 38 40 100,00 0 0 0 0 0,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 840 231 609 840 100,00 1 1 2 1 50,00 0 0 0 0,0 0,0 0,0
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK 0,00 0,00 0,01
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
Banyak masyarakat yang tidak berani memeriksakan diri ke puskesmas pada masa pandemi Covid 19,
Terlebih untuk metode IVA yang terkait pemeriksaan organ dalam wanita, petugas pun takut melakukan pemeriksaan
TABEL 71
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KOTA PALANGKA RAYA
TAHUN 2020
ANGKA
KASUS ANGKA
NO KABUPATEN/KOTA SEMBUH MENINGGAL KESEMBUHAN
KONFIRMASI KEMATIAN (CFR)
(RR)
1 2 3 4 5 7 8
1 Palangka Raya 2.004 1.913 91 95 5
Kota Palangka Raya 2.004 1.913 91 95 5
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
TABEL 78
JUMLAH LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN SPESIMEN COVID-19
TAHUN 2020
TAHUN 2020
JUMLAH LAB YANG MEMERIKSA JUMLA JUMLAH SPESIMEN JUMLAH JUMLAH JUMLAH
KABUPATEN/ JUMLAH POSITIVITY
NO RT- RT-PCR DAN H LAB INKONKL ORANG ORANG ORANG
KOTA TCM DIPERIKSA POSITIF NEGATIF INVALID PENDUDUK RATE (%)
PCR TCM YANG USIF DIPERIK DIPERIK DIPERIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Palangka Raya 6 2 2 3 18.740 3.694 6.827 13 0 6.247 2004 286.707 21789 32,1
Kota Palangka Raya 6 2 2 3 18.740 3.694 6.827 13 0 6247 2004 286.707 21789 32,1
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya
Catatan: kolom E bukan merupakan penjumlahan C dan D
TABEL 79
KASUS COVID-19 BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
TAHUN 2020
TAHUN 2020
KABUPATEN/ 0-2 TAHUN 3-6 TAHUN 7-12 TAHUN 13-15 TAHUN 16-18 TAHUN 19-30 TAHUN 31-45 TAHUN 46-59 TAHUN 60+ TAHUN TOTAL
NO
KOTA L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 Palangka Raya 10 11 27 24 51 46 27 27 36 35 257 275 302 307 215 203 83 68 1.008 996
Kota Palangka Raya 10 11 27 24 51 46 27 27 36 35 257 275 302 307 215 203 83 68 1.008 996
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya