Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN MOBILITAS FISIK


(UJIAN RUANG CEMPAKA, 19 FEBRUARI 2021)

Nama : Markus Leonardo

NIM : PO.62.20.1.19.416

Pembimbing Klinik : Lidia Amiani Sanja, S.Kep., Ns.

Pembimbing Institusi : Ns. Bernadetta Germia A, S.Kep., M.Kep.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN REGULER V

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA

TAHUN 2021
1. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN GANGGUAN MOBILITAS FISIK
Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik dari suatu
atau lebih ekstremitas secara mandiri (SDKI, 2016:124).
Berdasarkan urayan di atas, seorang yang mengalami masalah gangguan mobilitas
fisik akan mengalami sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hal tersebut
menandakan bahwa bagian ekstremitas sangat penting dalam melakukan kegian
sehari-sehari.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS FISIK


1. gaya hidup
2. ketidak mampuan
3. tingkat energi
4. usia
5. sistem neuro muskular

C. PENYEBAB/MASALAH PADA GANGGUAN MOBILITAS FISIK


1. Kerusakan integritas struktur tulang
2. Perubahan metabolisme
3. Ketidak bugaran fisik
4. Penurunan kendali otot
5. Penurunan masa otot
6. Penurunan kekuatan otot
7. Keterlambatan perkembangan
8. Kekakuan sendi
9. Kontraktur
10. Malnutrisi
11. Gangguan muskulos keletal
12. Ganggan neuromuscular
13. Indek masa tubuh diatas presentil ke 75 sesuai usia
14. Efek agen farmakologis
15. Program pembatasan gerak
16. Nyeri
17. Kurang terpapar informasi tentang aktifitas fisik
18. Kecemasan
19. Gangguan kognitif
20. Keaangan melakukan pergerakan
21. Gangguan sensori presepsi (SDKI, 2016:124)
D. PATHWAY

Post operasi SC

Post anastesi spinal Nifas

Penurunan saraf ekstremitas bawah uterus

kelumpuhan Kontraksi uterus

cemas mobilitas

Tidak adekuat
adekuat

Pengelupasan Atonia uteri


desidua

perdarahan
lochea

anemi
hipovolemik

HBO2 menurun
Kekurangan olume cairan

Asam laktat meningkat

Suplai O2 ke jaringan menurun kelahan

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG Nekrose Intoleransi aktivitas


1. CT scan kepela
2. MRI (magnetic resonance imaging)
3. Pemeriksaan laboratorium

F. PENATALAKSANAN PADA GANGGUAN MOBILITAS FISIK


Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan gangguan
mobilitas fisik dengan memberikan latihan rentang gerak. Latihan rentang gerak
yang dapat dilakukan antaralain :
1. Latihan range of motion (ROM)
Merupakan latihan gerak sendi dimana pasien akan menggerakan
masing-masing persendianya sesuai gerakan normal baik secara pasif
maupun aktif.
Dikarenakan pasien tidak dapat melakukanya sendiri yang tentusaja
pasien membutuhkan bantuan perawat ataupun keluarga keluarga.
2. Pengaturan posisi sesuai kebutuhan pasien seperti memiringkan badan
pasien, posisi fowler, posisi sims, posisi Trendelenburg, posisi
genupecetoral, dan posisi litotomi.
3. Ambulasi dini
Salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan
otot serta meningkatkan kardiovaskular. Tindakan ini dapat dilakukan
dengan melatih posisi duduk ditempat tidur, turun dari tempat tidur,
bergerak ke kursi roda dan yang lainya.
4. Melakukan aktivitas sehari-hari
Melakukan aktivitas sehari-hari dilakukan untuk melatih kekuatan,
ketahanan dan kemampuan sendi agar mudah bergerak, serta
meningkatkan pungsi kardiovaskular
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat
2. Data yang dikumpulkan perawat dari pasien
3. Riwayat kesehatan

B. Analisa Data
Nama Pasien : Ny. B
diagnosa keperawatan selama dirawat :
a. Gangguan mobilitas fisik

Data faktor Penyebab Masalah


DS : Px mengatakan sulit untuk - Krkakuan sendi - Gangguan mobilitas
bergerak - Gerakan terbatas fisik

DO : gerakan terbatas dengan


posisi supin (terlentang)

TTV :
TD : 130/80 MmHg
N : 90 x/m
RR : 20 x/m
SpO2 : 99%
S : 36,4◦C

Prioritas Diagnosa
a. Gangguan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi dan gerakan terbatas

A. Diagnosa Keperawatan
No Prioritas Keperawatan Paraf
1. Gangguan mobilitas fisik b/d kekakuan sendi dan gerakan terbatas

B. Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan Intervensi Paraf
Kriteria hasil
Gangguan Setelah dilakuakan - memberikan dukungan ambulasi untuk
mobilitas fisik b/d tindakan meningkatkan aktivitas berpindah
kekakuan sendi keperawatan - memberikan dukungan mobilisasi
dan gerakan selama 1x4 jam
terbatas pada Ny, B,
diharapkan
gangguan
mobilitas fisik
menurun dengan
kriteria hasil :
1. Kaku sendi
menurun (5)
2.Kelemahan fisik
menurun
3.Gerakan terbatas
menurun

C. Pelaksanaan
No Implementasi Evaluasi Paraf
1. Observasi S: - px mengatakan kaku sendi dan gerakan
- Monitor frekuensi terbatas sudah membaik dari sebelumnya
jantung dan tekanan
darah
- Monitor keadaan umum
selama melakukan
tindakan O: - kekuatan otot px sudah mulai meningkat
- Identifikasi toleransi dengan skala 5 dan tidak mengalami
fisik keterbatasan gerak
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas TTV
engan alat bantu TD : 120/80 MmHg
- Fasilitasi melakukan N : 90 x/m
pergerakan mobilisasi RR : 20 x/m
- Libatkan keluarga untuk SpO2 : 100%
membantu px dalam S : 35,5◦C
meningkatkan tindakan
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan A: - masalah belum teratasi
prosedur P:- lanjutkan intervensi,
- Anjurkan ambulasi dan
mobilisasi dini
- Berikan penkes
ambulasi dan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan seperti mika
miki, latihan
menggerakan sendi-
sendi lengan dan kaki,
duduk ditempat tidur
secara mandiri tanpa
adanya topangan atau
senderan dengan
perlahan dan berpindah
posisi secara perlahan
dan bertahap

D. Evaluasi
Diagnosa Tanggal Catatan perkembangan (SOAP) paraf
Gangguan mobilitas fisik 19 Februari 2021 S: - px mengatakan kaku sendi dan
b/d kekakuan sendi dan gerakan terbatas sudah
gerakan terbatas membaik dari sebelumnya

O: - kekuatan otot px sudah mulai


meningkat dengan skala 5 dan
tidak mengalami keterbatasan
gerak

TTV
TD : 120/80 MmHg
N : 90 x/m
RR : 20 x/m
SpO2 : 100%
S : 35,5◦C

A: - masalah belum teratasi


P:- lanjutkan intervensi,
DAFTAR PUSTAKA

Agusti, A. (2017). Upaya peningkatan mobilisasi pada pasien post operasi jurnal
keperawatan.

Hernawilly. (2012). Faktor-faktor yang berkontribusi pada pelaksanaan ambulasi


pada pelaksanaan ambulasi dini pasien ekstremitas bawah. Jurnal
keperawatan. Volume VIII, No. 2.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2016).standar diagnose keperawatan Indonesia. in


dewan pengurus pusat

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia :
definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta selatan. Dewan pengurus pusat
PPNI.

Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan Indonesia :
definisi dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta selatan: dewan pengurus
pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai