Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SUSUNAN MENU MAKAN UNTUK IBU HAMIL


DENGAN KASUS ANEMIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi
Dosen Pengampu : Ibu Berlina Putrianti, S.ST, M.Kes

Disusun oleh :

1. Lina Rustianingsih (21809)


2. Fibriana Ratna Dwi A (21812)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KARYA HUSADA YOGYAKARTA

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu dipanjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
beserta hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Susunan Menu
Makan Ibu Hamil dengan Anemia”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi
dalam Kesehatan Reproduksi.

Terimakasih kepada Ibu Berlina Putrianti, S.ST,M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Gizi
dalam Kesehatan Reproduksi yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya. Semoga segala
bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Kami menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi, maupun
sistematika. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran untuk
perbaikan dari kesalahan makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata kami hanya dapat
mengucapkan terima kasih dan semoga Allah selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua.

Yogyakarta, 29 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................................2

BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................3

A. Anemia pada Ibu Hamil .............................................................................................3


B. Jenis-jenis Anemia .....................................................................................................4
C. Faktor-faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil ......................................................4
D. Akibat Anemia pada Abu Hamil................................................................................4
E. Tanda dan Gejala Anemia ..........................................................................................5
F. Gizi untuk Ibu Hamil .................................................................................................5
G. Suplementasi untuk Ibu Hamil...................................................................................8
H. Susunan Menu Makan untuk Ibu Hamil dengan Anemia ..........................................9

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................13

A. Kesimpulan ................................................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehamilan merupakan masa kritis di mana gizi ibu yang baik adalah faktor penting
yang mempengaruhi kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil bukan hanya harus dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk janin yang dikandung.
Risiko komplikasi selama kehamilan atau kelahiran paling rendah bila pertambahan berat
badan sebelum melahirkan memadai.
Kecukupan gizi ibu di masa kehamilan banyak disorot sebab berpengaruh sangat
besar terhadap tumbuh-kembang anak. Khusus untuk ibu hamil, jika janin dalam
kandungannya mengalami kekurangan gizi, maka anaknya kelak pada usia dewasa akan
berisiko lebih tinggi untuk menderita penyakit degeneratif (diabetes, hipertensi, penyakit
jantung, stroke) dibandingkan dengan yang tidak mengalami kekurangan gizi.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017,
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia terbilang tinggi, yakni 359 dari 100.000 kelahiran
hidup dengan kasus sebesar 14.623 kasus. Penyebab langsung kematian ibu (AKI) yaitu
disebabkan karena preeklampsi dan perdarahan. Sedangkan Angka kematian bayi (AKB)
terdapat 24 dari 1.000 kelahiran hidup dengan kasus sebesar 151.200 kasus disebabkan
oleh bayi berat lahir rendah (BBLR) dan asfiksia.
Perdarahan yang terjadi saat proses persalinan / perdarahan postpartum pada ibu
bisa disebabkan karena adanya anemia saat kehamilan, kadar Hb yang kurang dapat
mempengaruhi kerja otot rahim dan mengakibatkan gangguan kontraksi saat persalinan.
Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%- 25% kematian ibu sehingga
merupakan risiko yang paling serius.
Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal kehidupan generasi
penerus. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses reproduksi sehat adalah terpenuhinya
kebutuhan energi, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral serta serat. Kurangnya asupan
zat gizi makro (karbohidrat, protein, dan lemak) maupun zat gizi mikro (asam folat, zat

1
besi, seng, kalsium, iodium, dan lain-lain) dapat menimbulkan masalah gizi dan kesehatan
pada ibu dan bayinya.
Untuk mencegah terjadinya kondisi tersebut dibutuhkan pelayanan kesehatan yang
memadai, selain tentunya harus ada kesadaran ibu akan pentingnya gizi baik. Ibu yang
mengalami malnutrisi tidak hanya berisiko terancam jiwanya tapi juga terhadap
keselamatan janin yang dikandungnya. Wanita yang bersikeras hamil saat status gizinya
buruk akan menghadapai risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah, sampai
dengan kematian bayi.

B. Rumusan Masalah
A. Bagaimana anemia yang terjadi pada ibu hamil?
B. Apa saja jenis-jenis anemia?
C. Apa saja faktor-faktor penyebab anemia pada ibu hamil?
D. Apa akibat anemia pada ibu hamil?
E. Apa saja tanda dan gejala anemia?
F. Bagaimana gizi untuk ibu hamil?
G. Apa saja suplementasi untuk ibu hamil?
H. Bagaimana susunan menu makan untuk ibu hamil dengan anemia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui anemia yang terjadi pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis anemia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anemia pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui akibat anemia pada ibu hamil.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia.
6. Untuk mengetahui gizi untuk ibu hamil.
7. Untuk mengetahui suplementasi untuk ibu hamil.
8. Untuk mengetahui susunan menu makan untuk ibu hamil dengan anemia.

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Anemia pada Ibu Hamil


Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah
(eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin
yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Hendra Sadewa, 2020).
Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan perubahan fisiologis yang
terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat
hamil, tubuh akan mengalami perubahan yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh
meningkat sekitar 20 - 30 %, sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi
dan vitamin untuk membuat hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat
lebih banyak darah untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30 %
lebih banyak dari pada sebelum hamil (Hendra Sadewa, 2020).
Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan ketika sel darah merah atau
Hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal (< 11 g/dl). Kekurangan zat besi
menyebabkan pembentukkan sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh,
terutama pada kondisi hamil dimana banyak terjadi perubahan fisiologis tubuh (Didit
Damayanti, 2017).
Tingkatan anemia pada ibu hamil menurut Tarwoto (2017), terbagi menjadi 3
trimester, yaitu kadar Hb < 11 gr% pada trimester I (0-12 minggu), kadar Hb < 10,5 gr%
pada trimester II (13-28 minggu) dan kadar Hb < 11 gr% pada Trimester III (Bunga Tiara,
2021).
Anemia pada ibu hamil terjadi karena adanya peningkatan jumlah plasma dan
eritrosit. Peningkatan plasma sebanyak tiga kali pada jumlah eritrosit akan menyebabkan
penurunan perbandingan hemoglobin hematokrit dan meningkatkan risiko anemia
fisiologis. Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, kekurangan zat besi pada ibu hamil
dapat menyebabkan keguguran, pendarahan, depresi setelah melahirkan, infeksi yang
berhubungan dengan intrapartum dan postpartum. Untuk itulah ibu hamil dengan anemia
dikatakan sebagai kehamilan risiko tinggi (Ida Mardalena, 2021).

3
B. Jenis-jenis Anemia
Menurut Prawirohardjo (2002),anemia dapat di golongkan menjadi :
1. Anemia defisiensi besi (Fe) yaitu anemia disebabkan kekurangan zat besi.
2. Anemia megaloblastik yaitu anemia disebabkan kekurangan asam folat.
3. Anemia hipoplastik yaitu anemia disebabkan karena hipofungsi sumsum tulang.
4. Anemia hemolitik yaitu anemia disebabkan karena penghancuran seldarah merah yang
lebih cepat dari pembuatannnya (Hendra Sadewa, 2020).

C. Faktor-faktor Penyebab Anemia pada Ibu Hamil


1. Makanan yang dikonsumsi kurang mengandung protein, zat besi, vitamin B12 dan
asam folat.
2. Meningkatnya kebutuhan tubuh selama hamil akan zat-zat gizi karena perubahan
fisiologis ibu hamil dan pertumbuhan serta perkembangan janin.
3. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh karena perdarahan akut dan kronis.
Perdarahan akut dapat disebabkan misalnya kecelakaan. Perdarahan kronis, yaitu
pendarahan yang berlangsung lama karena infeksi penyakit, kecacingan, dan malaria.
4. Ibu hamil KEK (kurang energi kronik).
5. Jarak persalinan terlalu dekat (Didit Damayanti, 2017).

D. Akibat Anemia pada Ibu Hamil


Akibat anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan abortus, partus prematurus,
partus lama, retensio plasenta, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi
intrapartum maupun postpartum. Anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4 g/dl
dapat menyebabkan dekompensasi kordis. Akibat anemia terhadap janin dapat
menyebabkan terjadinya kematian janin intrauterin, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi
cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal (Hendra Sadewa,
2020).
Dampak yang terjadi pada ibu hamil yang mengalamai anemia dapat
mengakibatkan terjadinya abortus, persalinan pre maturitas, hambatan tubuh kembang
janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
(KPD) saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung

4
lama, terjadi partus terlantar, pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan postpartum dan memudahkan infeksi puerperium dan pengeluaran ASI
berkurang (Oktaviance, 2022).

E. Tanda dan Gejala Anemia


Tanda dan gejala anemia yang dirasakan oleh penderita, antara lain: keletihan,
mengantuk, pusing, sakit kepala, malaise, pica, nafsu makan kurang, perubahan dalam
kesukaan makanan, perubahan mood, dan perubahan kebiasaan tidur (Hendra Sadewa,
2020).
Gejala umum dari anemia adalah kelelahan, sesak napas, nyeri dada, sakit kepala,
kulit pucat, ekstramitas dingin, kuku sendok, dan lidah pucat pada pemeriksaan fisik.
Anemia pada kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu anemia ringan (hemoglobin 8- 9,9 g/dL),
anemia sedang (hemoglobin 6,0 – 7,9 g/dL), dan anemia berat (hemoglobin < 6,0 g/dL)
(Oktaviance, 2022).

F. Gizi untuk Ibu Hamil


Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan dibandingkan dengan
ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi perempuan sebelum hamil sekitar 1.900 kkal/hari
untuk usia 19-29 tahun dan 1.800 kkal untuk usia 30-49 tahun, maka kebutuhan ini akan
bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III.
Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan mineral, akan meningkat
selama kehamilan.
Prinsip PGS (Pedoman Gizi Seimbang), asupan zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil
sebagai berikut :
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan serat. Gula dan pati
merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah, otak, sistem saraf
pusat, plasenta, dan janin. Pemenuhan kebutuhan energi yang berasal dari karbohidrat
dianjurkan sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan, terutama yang berasal
dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi, sereal, roti, dan pasta, juga jagung, sagu,
singkong, dan ubi jalar.

5
2. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan sel-sel tubuh,
pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan plasenta. Kebutuhan protein
untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis protein yang dikonsumsi seperlimanya
sebaiknya berasal dari protein hewani, seperti daging, ikan, telur, susu, yogurt, dan
selebihnya berasal dari protein nabati, seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-
lain.
3. Lemak
Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan pada perkembangan
janin dan pertumbuhan awal pasca lahir. Asam lemak omega-3 DHA penting untuk
perkembangan dan fungsi saraf janin selama kehamilan. Konsumsi PUFA selama
kehamilan memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan ASI. Kebutuhan energi yang
berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi
total per hari. Selain memperhatikan proporsi energi yang berasal dari lemak, penting
juga memerhatikan proporsi asam lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh
(lemak hewani) adalah 8% dari kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%)
berasal dari asam lemak tak jenuh. Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan
omega 3 , EPA, dan DHA sebaiknya lebih banyak. Asam linoleat banyak terdapat pada
minyak kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak biji kapas. DHA dan
ALA banyak terdapat dalam minyak ikan (ikan laut seperti lemuru, tuna, salmon),
selain juga terdapat dalam sayuran berdaun hijau tua seperti bayam dan brokoli, minyak
kanola, biji labu kuning, dan minyak flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi
seimbang dinyatakan dalam 4 porsi, di mana satu porsi minyak adalah 5 gram.
4. Vitamin dan Mineral
Ibu hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibandingkan dengan ibu
yang tidak hamil. Vitamin membantu berbagai proses dalam tubuh seperti pembelahan
dan pembentukan sel baru. Contohnya, vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan
dan kesehatan sel serta jaringan janin; vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin
untuk membantu metabolisme energi, sedangkan vitamin B6 untuk membantu protein
membentuk sel-sel baru; vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal
dari bahan makanan nabati; dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.

6
Mineral berperan dalam berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh, termasuk
pembentukan sel darah merah (besi), dalam pertumbuhan (yodium dan seng), serta
pertumbuhan tulang dan gigi (kalsium).
5. Air
Air merupakan zat gizi makro yang berperan sangat penting dalam tubuh. Air berfungsi
untuk mengangkut zat-zat gizi lain ke seluruh tubuh dan membawa sisa makanan keluar
tubuh. Ibu hamil disarankan untuk menambah asupan cairannya sebanyak 500 ml/hari
dari kebutuhan orang dewasa umumnya minimal 2 liter/hari atau setara 8 gelas/hari.
Kebutuhan pada ibu hamil lebih banyak lagi karena perlu memperhitungkan kebutuhan
janin dan metabolisme yang lebih tinggi menjadi 10-13 gelas/hari.

7
G. Suplementasi Untuk Ibu Hamil
Sebagian zat gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil tidak dapat dicukupi hanya dari
makanan yang dikonsumsi ibu hamil sehari-hari, contohnya zat besi, asam folat dan
kalsium. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan menambah zat-zat gizi tersebut dalam
bentuk suplemen, antara lain:
1. Zat Besi Zat besi dibutuhkan untuk pembentukan komponen darah, yaitu hemoglobin,
yang terdapat dalam sel darah merah, yang beredar di dalam darah dan berfungsi antara
lain mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Pada ibu hamil, kebutuhan zat besi
lebih tinggi daripada sebelum hamil, oleh karena dibutuhkan untuk meningkatkan
massa hemoglobin karena adanya penambahan massa tubuh ibu (plasenta, payudara,
pembesaran uterus, dan lain-lain) dan janin. Kebutuhan tambahan total selama
kehamilannya, diperkirakan 1.000 mg. Kekurangan zat besi dapat mengganggu
pembentukan sel darah merah, sehingga terjadi penurunan hemoglobin. Selanjutnya,
dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen di jaringan. Akibatnya, jaringan tubuh
ibu hamil dan janin mengalami kekurangan oksigen, sehingga menurunkan
kemampuan kerja organ-organ tubuhnya. Akibat pada janin antara lain bayi lahir
dengan simpanan besi yang rendah sehingga berisiko menderita anemia, mempunyai
berat badan lahir lebih rendah dari yang seharusnya, dan lain-lainnya. Bahan makanan
sumber zat besi yang terbaik adalah makanan yang berasal dari sumber hewani seperti
daging dan hati. Sementara zat besi yang berasal dari sumber makanan nabati, misalnya
serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, walaupun kaya zat besi, tetapi zat besi
tersebut mempunyai bioavailabilitas (ketersediaan hayati) yang rendah sehingga hanya
sedikit sekali yang dapat diserap di dalam usus. Sumber zat besi nabati ini agar dapat
diserap dengan baik harus dikonsumsi bersama-sama dengan sumber protein hewani,
seperti daging, atau sumber vitamin C, seperti buah-buahan.
2. Asam Folat
Asam folat termasuk dalam kelompok vitamin B. Jumlah yang dibutuhkan hingga
trimester akhir kehamilan adalah 0, 4 mg/hari per orang. Idealnya, zat gizi ini
dikonsumsi sebelum ibu mengalami kehamilan. Asupan asam folat pada saat telah
hamil, biasanya sudah terlambat untuk mencegah terjadinya kelainan yang disebut
“neural tube defect” a.l. spina bifida (sumsum tulang belakang yang terbuka) dan

8
anencephalus (tidak memiliki batok kepala), mengingat perkembangan susunan saraf
pusat, terutama terjadi dalam 8 minggu pertama kehamilan. Sumber asam folat antara
lain sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, telur, dan daging.
3. Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan sel-selnya. Jika kebutuhannya
kurang terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Kejadian
ini tidak akan menimbulkan gejala pada ibu, karena jumlah kalsium yang diambil hanya
sedikit (2,5% dari kalsium yang ada). Namun, kekurangan zat gizi ini pada saat
kehamilan tetap menyimpan beberapa risiko. Penelitian menunjukkan, peluang
terjadinya tekanan darah tinggi dalam kehamilan pada kelompok masyarakat tertentu
(misalnya, kehamilan pada remaja, ibu hamil yang defisiensi kalsium) akan meningkat
bersamaan dengan kurangnya kalsium pada ibu. Jumlah kebutuhan kalsium bagi ibu
hamil sendiri sebesar 1.000 mg/hari selama kehamilan. Sumber kalsium antara lain
telur, susu, keju, mentega, daging, ikan, dan bayam (Didit Damayanti, 2017).

H. Susunan Menu Makan Untuk Ibu Hamil dengan Anemia


1. Menu makan pagi
a. Sumber zat tenaga
- Nasi : merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah,
otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Nasi yang dibutuhkan 200gram
setara dengan 1 piring.
b. Sumber zat pengatur
- Bayam hijau, memiliki manfaat bagi tubuh karena memiliki sumber kalsium,
vitamin A, vitamin E, dan vitamin C, serat, dan juga betakaroten. Selain itu,
bayam juga memiliki kandungan zat besi yang tinggi untuk mencegah anemia.
Berdasarkan data komposisi pangan Indonesia, kandungan zat besi yang
terkandung dalam bayam sangat tinggi sebesar 3,5 mg/100gram.
- Wortel, terkenal dengan kandungan antioksidannya yang memiliki kandungan
zat besi dan juga vitamin C yang mampu membantu penyerapan zat besi.
- Buah jeruk, memiliki kandungan zat besi sebesar 0,4 mg/100gram dan
kandungan vitamin C sebesar 49mg/100gram.

9
c. Sumber zat pembangun
- Tempe (protein nabati), merupakan sumber zat besi dari makanan nabati. Hasil
olahan kacang-kacangan (kedelai).
- Daging ayam (protein hewani), dalam 226gram daging ayam terdapat 1,5 mg
kandungan zat besi.

Susunan menu makan pagi :

- 1 piring nasi putih (200gram)


- Sayur bening bayam dan wortel (100gram)
- Tempe goreng (175gram)
- 1 potong paha daging ayam goreng (40gram)
- Buah jeruk (100gram)
- Air putih atau susu ibu hamil
2. Makanan selingan
- Bubur kacang hijau
Kandungan vitamin B1, B2, dan niacin dalam kacang hijau dapat berperan
dalam mengatasi anemia. Selain itu, besi juga diperlukan untuk pembentukkan
hemoglobin. Kacang hijau mengandung zat besi sebanyak 2,25 mg dalam setiap
setengah cangkir kacang hijau.
3. Menu makan siang
a. Sumber zat tenaga
- Lontong/ketupat (100gram) : : Karbohidrat kompleks yang dikonsumsi manusia
pada umumnya pati (starch). Tumbuhan yang mengandung pati antara lain
beras, gandum, jagung, dan kentang.
- Kentang (100gram) : Kentang juga merupakan pembawa vitamin D, besi, serat
dan elemen-elemen essential makanan yang lain.
b. Sumber zat pengatur
- Aneka sayuran hijau (kangkung, kacang panjang, dan wortel), satu cangkir
sayuran kangkung memiliki kadar gizi zat besi sebesar 6.5 mg. Kacang panjang
mengandung zat besi sehingga dapat membantu dalam proses peningkatan

10
kadar Hb pada ibu hamil. Sayuran hijau mengandung asam folat yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
- Buah pepaya, buah pepaya memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yang
dapat membantu meningkatkan penyerapan tablet zat besi pada ibu hamil.
c. Sumber zat pembangun
- Kacang tanah, tahu (protein nabati), kacang-kacangan dan olahannya adalah
sumber asam folat.
- 1 butir telur ayam (protein hewani) : satu butir telur ayam mengandung zat besi
6,6mg yang terbagi dari 0,3 mg di putih telur dan 6,2 mg ada di kuning telur.

Susunan menu makan siang :


- Gado-gado yang berisi;
• lontong (100gram)
• kentang (100gram)
• kangkung rebus, kacang panjang rebus, wortel rebus, dan bumbu kacang
(100gram)
• tahu goreng (175gram)
• 1 butir telur ayam rebus (40 gram)
- Buah papaya (100gram) atau 2 ¼ potong sedang
- Air putih
4. Makanan selingan
a. Salad buah (pisang, buah naga, dan youghrt)
b. Pisang Ambon: pisang banyak mengandung asam folat atau vitamin B6 yang larut
dalam air, yang diperlukan untuk membuat asam nukleat dan hemoglobin dalam
sel darah merah. Pisang ambon memiliki banyak kandungan baik di dalamnya
yaitu kalium, magnesium, fosfor, kalsium, zat besi, vitamin, karbohidrat, serat,
protein dan lemak.
c. Buah naga: dalam 100 gram buah naga mengandung 0,16 mg zat besi, kebutuhan
zat besi untuk ibu hamil perhari sebesar 0,8 mg. Zat besi ini akan diubah menjadi
sel darah merah.

11
d. Youghrt: Pemenuhan kebutuhan kalsium dapat diperoleh dari produk susu atau
olahan susu seperti keju atau pun yogurt dan mineral kaya kalsium. Konsumsi
kalsium dengan jumlah tepat dapat mengurangi risiko pengembangan preeklamsi.
5. Menu makan malam
a. Sumber zat tenaga
- Nasi : merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-sel darah merah,
otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin. Nasi yang dibutuhkan 200gram
setara dengan 1 piring.
b. Sumber zat pengatur
- Sayuran hijau (brokoli), sayuran hijau mengandung zat besi yang dibutuhkan
untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
- Tomat, mengandung vitamin C yang membantu proses penyerapan zat besi.
- Buah jambu biji: jambu biji mengandung asam askorbat 2 kali lipat dari
jeruk yaitu sekitar 87 mg/100 gram jambu biji. Selain itu setiap100 gram
jambu biji juga mengandung 49 kalori, 0,9 gramprotein, 0,3 gramlemak,
12,2 gram karbohidrat, 14 mg kalsium, 28 mgfosfor, 1,1 mg besi, 25 SI vitamin
A, 0,05 mg vitamin B1 dan 86 gram air.
c. Sumber zat Pembangun
- Hati ayam (protein hewani): Hati ayam mengandung zat besi yang cukup tinggi
yaitu sebesar 8,99 mg/100 gr. Selain itu, mineral yang berasal dari hati ayam
lebih mudah diabsorbsi karena mengandung lebih sedikit bahan pengikat
mineral.
- Kacang merah (protein nabati): Kandungan mineral, seperti zat besi, zinc, dan
tembaga pada kacang merah bermanfaat membantu pembentukan sel darah
merah, enzim, dan tulang.

Susunan menu makan malam:


- 1 piring nasi putih (200gram)
- 1 mangkok sayur ca brokoli dan wortel (100gram)
- 1 potong sedang semur hati ayam dan 2 sendok kacang merah
- 1 buah jambu biji (100gram)
- Air putih

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
• Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan ketika sel darah merah atau Hemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari normal (< 11 g/dl).
• Menurut Prawirohardjo (2002), anemia dapat di golongkan menjadi : anemia defisiensi
besi (Fe), anemia megaloblastic, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik.
• Salah satu penyebab anemia pada ibu hamil yaitu makanan yang dikonsumsi kurang
mengandung protein, zat besi, vitamin B12 dan asam folat.
• Akibat anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan abortus, partus prematurus, partus
lama, retensio plasenta, perdarahan postpartum karena atonia uteri, syok, infeksi
intrapartum maupun postpartum.
• Gejala umum dari anemia adalah kelelahan, sesak napas, nyeri dada, sakit kepala, kulit
pucat, ekstramitas dingin, kuku sendok, dan lidah pucat pada pemeriksaan fisik.
• Kebutuhan gizi pada ibu hamil akan bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I
dan 300 kkal/hari pada trimester II dan III.
• Suplemen yang diberikan pada ibu hamil contohnya zat besi, asam folat dan kalsium.
• Susunan menu makan yang disusun unyuk ibu hamil dengan anemia yaitu bahan
makanan yang tinggi zat besi, asam folat, dan vitamin B12.

B. Saran
Selain mengkonsumsi suplemen, ibu hamil dianjurkan selalu mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang khusunya yang kandungan makanannya tinggi asam folat, zat besi,
dan vitamin B12 untuk membantu meningkatkan kadar hemoglobin. Hal ini untuk
mencegah terjadinya abortus, persalinan pre maturitas, hambatan tubuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini (KPD)
saat persalinan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mardalena, Ida. 2021. Dasar-dasar Ilmu Gizi dalam Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.

Damayanti Didit, dkk. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM
Kesehatan.

Putra, Hendra Sadewa. 2020. Literatur Review Hubungan Konsumsi Tablet Tambah Darah dan
Status Anemia Berdasarkan Status Ekonomi dan Dukungan Suami, (Online),
(http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/5982/, diakses Kamis 29 September 2022).

Simorangkir, Oktaviance dkk. 2022. Gambaran Deteksi Dini Anemia pada Ibu Hamil di Klinik
Helen Tarigan Tahun 2021. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Volume 01. Nomor 1. Halaman 13-19,
(https://doi.org/10.47709/healthcaring.v1i1.1319, diakses Kamis 29 September 2022).

Carolin, Bunga Tiara & Shinta Novelia. 2021. Penyuluhan dan Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Sebagai Upaya Deteksi Dini Anemia Pada Ibu Hamil. Journal of Community Engagement in
Health. Volume 04. Nomor 01. Halaman 245-248, (https://doi.org/10.30994/jceh.v4i1.159,
diakses Jum’at 30 September 2022).

Putri, Pratiwi Hariyani dkk. 2021. Efektifitas Bayam dan Buah Bit Terhadap Kadar Hemoglobin
Ibu Hamil. Medical Technology and Public Health Journal. Volume 05. Nomor 01.
(https://doi.org/10.33086/mtphj.v5i1.1839, diakses Jum’at 30 September 2022).

Amalina, Nurul & Ayu Jumai Sari. 2020. Pengaruh Rebusan Kacang Panjang dan Wortel Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trismester III. Maternal Child Health Care
Journal. Volume 02. Nomor 03. (http://dx.doi.org/10.32883/mchc.v2i3.1050, diakses Jum’at 30
September 2022).

14
Abdullah, Vera Iriani dkk. 2022. Perbedaan Kadar Hemoglobin Antara Ibu Hamil yang
Mengkonsumsi Telur Ayam Rebus dan Buah Pepaya. Malahayati Hursing Journal. Volume 04.
Nomor 05. (http://dx.doi.org/10.33024/mnj.v4i5.6332, diakses Jum’at 30 September 2022).

Tarigan, Novriani. 2021. Asupan Energi, Protein, Zat Besi, Asam Folat dan Status Anemia Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Petumbukan. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
UISU. Volume 10. Nomor 01. (https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/wahana/article/view/4325/3103,
diakses Jum’at 30 September 2022).

Rimawati, Eti dkk. 2018. Intervensi Suplemen Makanan Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin
pada Ibu Hamil. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Volume 09. Nomor 03. Halaman 161-170.
(https://doi.org/10.26553/jikm, diakses Jum’at 30 September 2022).

Luftbis, Achmad Abdul & Febi Ratnasari. 2020. Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap
Peningkatan Kadar HB Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan. Volume 09. Nomor 01.
(https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i1.128, diakses Jum’at 30 September 2022).

Aulya, Yenny dkk. 2021. Efektifitas Jus Buah Naga Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobinpada Ibu Hamil Trismester III. Jurnal Smart Kebidanan. Volume 08. Nomor 01.
Halaman 54-63. (http://dx.doi.org/10.34310/sjkb.v8i1.430, diakses Jum’at 30 September 2022).

Adyani, Kartika. 2020. Diet Kalsium pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan. Volume 12. Nomor 1.
(https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/embrio/article/view/2278/2085, diakses Jum’at 30
September 2022).

Umrah, Andi St & Andi Kasrida Dahlan. 2018. Pengaruh Konsumsi Kacang Merah terhadap
Pengobatan Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Sendana Kota Palopo. Jurnal Voice Of
Midwifery. Volume 08. Nomor 01. Halaman 688-695.
(https://journal.umpalopo.ac.id/index.php/VoM/article/view/35/30, diakses Jum’at 30 September
2022).

15

Anda mungkin juga menyukai