Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KERJA

“PENYULUHAN KURANG ENERGI KRONIK PADA REMAJA”


DI DESA PATALAN KECAMATAN JETIS
KABUPATEN BANTUL PROVINSI DI YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Eri Yuliastuti P07131215011
Mario Zagola P07131215026
Nikita Sari Susanti P07131215032
Rifqa Amalia Ahsani P07131215039
Erina Novita Putri P07131116012
Deas Maharani P P07131116015
Dian Novitasari P07131116037
Ari Dwi Lestari P07131116039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN GIZI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi yang sering terjadi pada remaja putri adalah
kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang
energi kronis, kurang energi protein dan dapat terjadi anemia. Masalah
tersebut akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat,
misalnya terdapat masalah penurunan konsentrasi belajar, pada WUS
berisiko melahirkan bayi dengan berat badan bayi rendah (BBLR) maupun
penurunan kesegaran jasmani. Di Indonesia banyak terjadi kasus
kekurangan energi kronis terutama yang disebabkan karena adanya kurang
asupan gizi seperti energi protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh tidak tercukupi. Menurut FAO (1988), jika seseorang mengalami
sekali atau lebih kekurangan energi, maka dapat terjadi penurunan berat
badan dengan aktivitas ringan sekalipun dan pada tingkat permintaan
energi BMR yang rendah sehingga harus mengurangi sejumlah aktivitas
untuk menyeimbangkan masukan energi yang lebih rendah tersebut.
Ketidakseimbangan energi yang memicu rendahnya berat badan dan
simpanan energi dalam tubuh akan menyebabkan kurang energi kronis.
Guyton dan hall (2008) menyatakan asupan protein yang cukup
berkaitan dengan gizi normal yaitu memperkecil faktor risiko terjadinya
kurang energi kronis yang berhubungan dengan LLA. Terkait dengan
tingkat kecukupan konsumsi protein maka protein akan berfungsi sebagai
energi alternatif yang menunjukan dominasi protein sebagai sumber energi
akan dilakukan sebagai kompensasi apabila terjadi defisit energi. Terjadi
peningkatan zat gizi pada remaja putri berkaitan dengan percepatan
pertumbuhan yang dialaminya, dimana zat gizi yang diserap tubuh
digunakan untuk meningkatkan berat badan dan tinggi badan, disertai
dengan meningkatnya jumlah ukuran jaringan sel tubuh untuk mencapai
pertumbuhan yang optimal (Waryono, 2009). Banyak remaja yang
bertubuh sangat kurus akibat kekurangan gizi atau sering disebut gizi
buruk, jika sudah terlalu lama maka akan terjadi kurang energi kronik
(KEK) ( Wuryani, 2007).
Kurang energi kronismerupakan keadaan dimana seseorang
menderita kurang asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama
atau menahun. Seseorang dikatakan menderita risiko kurang energi kronis
bilamana lingkar lengan atas LLA <23,5 cm. Kurang energi kronis
mengacu pada lebih rendahnya masukan energi, dibandingkan besarnya
energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode tertentu, bulan
hingga tahun (Syahnimar, 2004). LLA adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko kekurangan energi kronis pada wanita usia subur termasuk remaja
putri. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kurang energi kronik (KEK)
pada remaja maka diharapkan remaja dapat memahami pentingnya
asupan energi dan protein bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai kurang energi kronik
(KEK) pada remaja diharapkan sasaran mampu :
a. Memahami definisi, tanda-tanda dan penyebab KEK
b. Mendeteksi dini KEK
c. Mencegah dan mengatasi KEK
C. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan mengenai kurang energi kronik (KEK) pada
remaja.
BAB II
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Pokok Bahasan
Kurang Energi Kronik (KEK) pada remaja.
B. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian KEK
2. Tanda - Tanda KEK
3. Penyebab KEK
4. Mendeteksi dini KEK
5. Mencegah KEK
6. Mengatasi Resiko KEK
C. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan ini adalah remaja di Desa Patalan,
Jetis, Bantul, Yogyakarta.
D. Rencana Pelaksana
Hari/tanggal : Sabtu, 30 Maret 2019
Waktu : 20.00 – 21.00 WIB
Tempat : Pos remaja di desa Patalan
Narasumber : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang kurang energi kronik (KEK)
pada remaja maka diharapkan remaja dapat memahami pentingnya
asupan energi dan protein bagi remaja.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan mengenai kurang energi kronik
(KEK) pada remaja diharapkan sasaran mampu :
a. Memahami definisi, tanda-tanda dan penyebab KEK
b. Mendeteksi dini KEK
c. Mencegah dan mengatasi KEK
F. Kegiatan
1. Materi : Kurang Energi Kronik (KEK) pada
remaja (terlampir)
2. Metode yang digunakan : Ceramah dan tanya jawab
3. Media yang digunakan : Power point dan leaflet
4. Langkah Kegiatan
a. Kegiatan pra-pembelajaran
1) Mempersiapkan materi, media, dan tempat.
2) Kontrak waktu.
b. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/Wak Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
tu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
: 10 menit pembukaan. salam.
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud perkenalkan.
dan tujuan.
2. Penyampai 1. Mengadakan persamaan 1. Mendengarkan
an materi persepsi. dan
inti : 45 2. Menjelaskan tujuan memperhatikan.
menit penyuluhan. 2. Mengajukan
3. Memberikan materi pertanyaan.
penyuluhan.
4. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya mengenai hal
yang belum jelas.
3. Penutupan 1. Menyimpulkan hasil 1. Mendengarkan
dan : 5 penyuluhan. dan
menit 2. Mengevaluasi peserta memperhatikan.
3. Salam penutup 2. Menjawab
salam.
G. Evaluasi
1. Prosedur : Tanya jawab
2. Soal :
a. Apa pengertian Kurang Energi Kronik (KEK)?
b. Apa tanda-tanda Kurang Energi Kronik (KEK)?
c. Apa penyebab Kurang Energi Kronik (KEK)?
d. Bagaimana cara mendeteksi diniKurang Energi Kronik
(KEK)?
e. Bagaimana cara mencegah Kurang Energi Kronik (KEK)?
f. Bagaimana cara mengatasi Kurang Energi Kronik (KEK)?
Lampiran
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Kurang Energi Kronik (KEK)


Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. Istilah Kurang Energi Kronik
(KEK) merupakan istilah lain dari Kurang Energi Protein (KEP) yang
diperuntukkan untuk wanita yang kurus dan lemak akibat kurang energi
yang kronis. Definisi ini diperkenalkan oleh World Health Organization
(WHO). Kurang energi kronik merupakan jenis KEP akibat kurang
energi yang lebih menonjol dari kurang proteinnya.WHO juga
menggunakan istilah kurus untuk KEK ini. Kurus berdasarkan tingkat
keparahannya terbagi menjadi tiga, yaitu kurus tingkat ringan (mild),
sedang (moderate), dan berat (severe) atau orang yang kurus sekali.
Risiko Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana
remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK.
Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana LILA <23,5 cm.
Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi Makro
menyatakan bahwa Kurang Energi Kronis merupakan keadaan dimana
ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis)
yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Kurang
Energi Kronik (KEK) dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS).

B. Tanda-tanda Kurang Energi Kronik (KEK)


Adapun tanda-tanda terjadinya Kurang Energi Kronik (KEK), yaitu :
1. Lingkar Lengan Atas sebelah kiri kurang dari 23,5 cm.
2. Kurang cekatan dalam bekerja.
3. Sering terlihat lemah, letih, lesu, dan lunglai.
C. Penyebab Kurang Energi Kronik (KEK)
Dari tanda-tanda ini, dapat diketahui penyebab dari kekurangan energi
kronik (KEK), yaitu :
1. Faktor ekonomi, seperti kemiskinan sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
2. Keinginan untuk kurus demi pekerjaan atau obsesi terhadap tubuh
yang kurus.
3. Faktor pola konsumsi, pola konsumsi dapat mempengaruhi status
kesehatan remaja putri, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat
menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada remaja.
Penyakit infeksi dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang
gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan
penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat
gizi oleh adanya penyakit.
4. Faktor perilaku, seperti kebiasaan merokok dan mengkonsumsi
kafein. Kafein bukan merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh, karena efek yang ditimbulkan kafein lebih banyak yang
negative daripada positifnya, salah satunya adalah gangguan
pencernaan. Dengan adanya gangguan pencernaan makanan maka
akan menghambat penyerapan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
5. Faktor asupan, tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang
cukup atau makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama
untuk mendapatkan kalori dan protein dalam jumlah yang cukup
6. Faktorpendidikan, kurangnya pengetahuan mengenai konsumsi
makanan yang baik dan benar

D. Mendeteksi Dini Kurang Energi Kronik (KEK)


Dalam mendeteksi dini Kekurangan Energi Kronik (KEK), terdapat cara-
cara atau tehnik pendeteksian yaitu :
1. Dilakukan setiap tahun dengan mengukur Lingkar Lengan Kiri Atas
(LILA) dengan memakai pita LILA.
2. Pada Remaja Putri/Wanita yang LILA-nya <23,5 cm berarti menderita
Risiko Kurang Energi Kronik (KEK), yang harus dirujuk ke
Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan lain, untuk mendapatkan
konseling dan pengobatan.
3. Pengukuran LILA dapat dilakukan oleh Remaja Putri atau wanita itu
sendiri, kader atau pendidik. Selanjutnya konseling dapat dilakukan
oleh petugas gizi di Puskesmas (Pojok Gizi), sarana kesehatan lain
atau petugas kesehatan/gizi yang datang ke sekolah, pesantren dan
tempat kerja.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pendeteksian:


1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan
kiri.
2. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang.
3. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah
dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.

E. Mencegah Kurang Energi Kronik (KEK)


Indeks massa tubuh yang normal pada usia remaja dapat
menghindarkan dari kondisi penyakit yang terkait gizi pada usia
remaja. Hal ini dapat diwujudkan denganmakan makanan yang bervariasi
dan cukup mengandung kalori dan protein, termasuk makanan pokok
seperti nasi, ubi, kentang, daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu
sekurang-kurangnya sehari sekali. Minyak dari kelapa atau mentega
dapat ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan pasokan kalori,
terutama pada anak-anak atau remaja yang tidak terlalu suka makan.
Remaja dan anak-anak yang sedang sakit sebaiknya tetap diberikan
makanan dan minuman yang cukup.Kurang gizi juga dapat dicegah
secara bertahap dengan mencegah cacingan, infeksi, muntaber melalui
sanitasi yang baik dan perawatan kesehatan, terutama mencegah
cacingan.
Selain itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka
mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam mencukupi
kebutuhan akan makanan bergizi. Memberikan pengertian bagi mereka
dengan profesi yang menuntut memiliki tubuh kurus tentang bahaya
tubuh yang terlalu kurus apalagi jika mereka menguruskan badan dengan
cara tidak lazim, seperti anoreksia atau bulimia.

F. Mengatasi Resiko Kurang Energi Kronik (KEK)


Salah satu ukuran untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronik
(KEK) pada WUS adalah ukuran lingkar lengan atas (LILA)
< 23.5 cm. Caranya denganmenggunakan pengukuran Lingkar Lengan
Atas (LILA).
LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kurang Energi
Kronik (KEK) wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran
LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi
dalam jangka pendek. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan
ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara
merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan pita
sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya
remaja putri mempunyai risiko Kurang Energi Kronik (KEK). Bila
remaja putri menderita risikoKurang Energi Kronik (KEK)  segera
dirujuk ke puskesmas/sarana kesehatan lain untuk mengetahui apakah
remaja putri tersebut menderita Kurang Energi Kronik (KEK) dengan
mengukur IMT. Selain itu remaja putri tersebut harus meningkatkan
konsumsi makanan yang beraneka ragam.

Anda mungkin juga menyukai