TERPADU/ANTAR PROFESI
Disusun Oleh :
YUNI LESTARI
P07120115040
D III KEPERAWATAN
KESEHATAN YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya laporan
akhir yang berjudul “Laporan Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat
Terpadu/Antar Profesi”. Sebagai pertanggung jawaban kegiatan Pengabdian
Masyarakat Terpadu, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Kegiatan Pengabdian
Masyarakat Terpadu ini dilaksanakan di Dusun Nogosaren, Nogotirto, Gamping
RW 23 pada tanggal 25 Juli 2017s.d 25 Agustus 2017
Tim Pelaksana
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lansia menurut WHO merupakan orang usia 60 keatas yang terdiri dari
(1) orang lanjut usia (elderly), 60-74 tahun, (2) usia tua old 75-90 tahun, (3)
usia sangat lanjut (very old) diatas 90 tahun. Indonesia merupakan salah satu
negara berkembang yang jumlah penduduk usia 60 tahun keatas semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
terjadi usia harapan hidup (UHH). Pada tahun 2000 UHH di Indonesia adalah
64,5 tahun (dengan presentasi populasi lansia adalah 7,18%). Angka ini
meningkat menjadi 69,43 tahun pada 2010 (dengan presentasi lansia adalah
7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan presentasi populasi
lansia adalah 7,58%) (Kemenkes, 2017). Peningkatan usia harapan hidup bisa
disebabkan oleh kemajuan tekhnolog
Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit
demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia
banyak menghadapi berbagai masalah kesehatn yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah
mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa
dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia
merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan
dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ
tubuh sejalan dengan waktu, Tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun
sampai meninggal. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan
kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan
manusiawi dan sosial sanfgat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak
memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang
yang homogen. Pada usia lansia sering muncul masalah penyakit-penyakit
sehingga perlu untuk melakukan penyuluhan bagi lansia untuk mengetahui
penyakit yang sering muncul dan tahu cara pencegahan.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana kegiatan pengabdian masyarakat melalui gerakan masyarakat
hidup sehat (germas) dengan pendekatan keluarga pada keluarga bapak Alif?
C. Tujuan Pengabdian Masyarakat.
1. Tujuan umum
Keluarga Bapak Alif mendapatkan pendampingan khusus dalam
pencegahan dari penyakit yang sering muncul pada Lansia.
2. Tujan Khusus
a. Bapak Alif mendapatkan penyuluhan PHBS.
b. Bapak alif mendapatlan penyuluhan tentang penyakit yang sering
muncul pada lansia sehingga bisa mencegah dalam upatya preventif.
D. Manfaat Pengabdian Masyarakat
1. Dapat menyelesaikan masalah dengan saling bekerjasama antar 6 profesi
untuk memecahkan masalah di Dusun Nogosaren dengan melakukan
penyuluhan pada kegiatan yang diadakan seperti pertemuan dan pengajian.
2. Meningkatkan kesadaran keluarga binaan untuk mengikuti penyuluhan
sebagai upaya preventif.
3. Membantu Keluarga Binaan yang sudah terpilih melalui survey untuk
terus memperbaiki dan meningkatkan status kesehatan sehingga dapat
tercapainya taraf kesehatan yang optimal.
4. Meningkatkan hubungan yang erat antara Dusun Binaan dengan Tim
Pelaksana Pengabdian Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. METODE KEGIATAN
1. Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini sudah terlaksana selama 1 bulan
terhitung dari 25 Juli 2017 s.d 25 Agustus 2017. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara :
a. Survey lokasi Dusun Binaan
Survey dilakukan untuk mengetahui lokasi Dusun Binaan. Langkah
awal ini kami mulai dengan bersilaturahmi ke Rumah Dukuh
Nogosaren untuk lebih mengenali daerah yang akan dilakukan
pembinaan. Silaturahmi dengan bapak RW 23 untuk mengetahui Lokasi
sasaran keluarga binaan.
b. Pengumpulan data.
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data keluarga binaan
yang sudah direkomendasikan oleh Ibu Kader Dusun Nogosaren.
Pengumpulan data ini Tim Pelaksana lakukan dengan cara door to door
menggunakan form pendataan.
c. Perencanaan program
Perencanaan program ini dilaksanakan bersama dari tim pelksana 6
profesi bekerjasama untuk menyelesaikan masalah pada keluarga
binaan. Dilakukan penyuluhan tujuannya mengajak masyarakat dan
keluarga binaan untuk sadar akan pentingnya kesehatan dilaksanakan
bersamaan dengan pendataan kependudukan dan dalam perkumpulan
warga seperti pengajian.
2. Sarana dan Alat
Sarana yang digunakan yaitu leaflet.
3. Pihak-pihak yang terlibat
Mahasiswa, keluarga sasaran Bapak Alif yang sudah lansia.
4. Evaluasi Kegiatan dan hasil
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektifitas kegiatan peyuluhan.
Evaluasi dilakukan setelah melakukanpenyuluhan, keluraga binaan yang
sudah diberi penjelasan diberikan waktu untuk menyampaikan kembali
materi yang sudah diberikan untuk mengetahui seberapa paham keluarga
yang disuluh. Saat dievalusi keluarga sudah paham dengan kondisi saat ini
dan mengerti tentang apa yang harus dilakukan
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penyuluhan keluarga sasaran sudah paham tentang
kesehatan hidup bersih dan sehat dan tahu penyakit-penyakit yang
sering timbul terjadi pada lansia.
B. Saran
1. Bagi sasaran
Sebaiknya keluarga sasaran untuk mengimplementasikan tentang
penyuluhan yang sudah diberikan dan bila terjadi masalah dalam
kesehatan segera periksa ke layanan kesehatan terdekat.
2. Bagi Mahasiswa
Lebih menguasai materi, public speaking lebih dekembangkan
sehingga tida meragukan saat memberikan penyuluhan. Lebih
meningkatkan pnegetahuan dari materi yang akan disampaikan dan
harus mengusai matei tersebut.
Daftar Pustaka
Depkes. 2008. Pedoman Teknis Penemuan Dan Tata Laksana Hipertensi. Jakarta
: Badan Litbang Kesehatan